1 (1): 1 - 13
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
KONSTANTA PEGAS
Hasrawati1, Ahmad Fadil2, Eka Putriani Umar3, Fadel4, Fitri Wulandari5, Farha
Purnama Sakir6
123456
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
email: hasra9546@gmail.com
JFT | 1
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
JFT | 2
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13
1. PENDAHULUAN
Pegas merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam industri seperti
pada otomotif, transportasi dan industri lainnya. Pegas digunakan untuk sistem suspensi,
peralatan, perabot dan sebagainya. Industri otomotif sangat berkembang pesat saat ini,
sehingga mempunyai kebutuhan pegas yang banyak. Hal ini berimbas pada peningkatan
jumlah produksi pegas. Elastis adalah kemampuan benda untuk kembali ke bentuk
semula setelah gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Ketika pegas ditarik yang
berarti ada gaya luar yang bekerja maka ia akan molor atau memannjang. Ketika gaya
luar itu dihilangkan ia akan kembali ke bentuk semula (Hatimah, 2013).
Tujuan adanya pegas dalam shockbreaker adalah untuk melihat kejutan ketika
sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata. Ketika sepeda
motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja pada pengendara (dan gaya
berat motor) akan menekan pegas jadi pegas mengalami mampatan. Akibat sifat yang
ditarik, pegas meregang kembali setelah termapatkan. Perubahan panjang pegas ini
menyebabkan pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa
sangat nyaman saat mengendarai sepeda motor.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang melatarbelakangi percobaan ini adalah
bagaimana hubungan anatar T2 dengan massa benda m dan hubungan antara gaya pegas
dengan pertambahan panjang pegas. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara T2 dengan massa beban m dan untuk mengetahui
hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas.
Ayat dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan percobaan konstanta gaya pegas
yaitu Surah Ar-Rahman ayat 7 yang berbunyi :
َو الَّسَم ٓاَء َر َفَعَها َوَو َضَع اۡل ِم ۡي َز اَۙن
Terjemah-Nya:
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca
(keadilan)”.(Q.S Ar-Rahman:7)
Langit diciptakan-Nya begitu tinggi. Dia menetapkan keadilan agar kalian tidak
melampaui batas (Tafsir Quraish Shihab). Dalam ayat ini tersirat yang berhubungan
dengan kenyataan yang telah diketahui manusia dari berbagai gejala yang terlihat atau
telah dilakukan percobaan dan pengukurannya. Dalam kaitan masalah yang akan di
JFT | 2
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
bahas di sini, bukan peristiwa pemuaianya atau keseimbanganya , namun suatu sifat
yang menertai dalam peristiwa itu yaitu sifat kelenturan atau elastis.
Konstanta pegas adalah besarnya gayayang dibutuhkan atau yang harus
diberikansehingga terjadi perubahan panjang sebesar satusatuan panjang. Satuan SI
km. /s 2
untuk konstanta pegasadalah N/m atau . Sebuah gaya pemulihyang ditimbulkan
m
oleh sebuah pegas ditentukan oleh Hukum Hooke. Hukum Hooke adalah hukum atau
ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisikayang terjadi karena sifat elastisitas suatu
pegas.Hubungan antara gaya (F) yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang
pegas (∆x) didaerah yang ada dalam batas kelenturan adalah,
F = k.∆x
…(1)
Keterangan :
F = gaya pegas (N)
k = konstanta pega
Δx = penambahan pegas (m)
Yang dimana ini merupakan suatu perbandingan yang disebut tetapan pegas.
Gerak benda yang terjadi secara berulang dan dalam selang waktu yang sama disebut
gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur, maka gerak ini di sebut juga
sebagai gerak harmonik. Periode (T) suatu gerak harmonik adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan lengkap dari geraknya, yaitu satu
getaran penuh atau satu putaran sehingga dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut.
t …(2)
T=
m
Keterangan :
T = Periode (s)
t = waktu (s)
n = Jumlah getaran
Untuk mencari konstanta pegas dapat dicari menggunakan cara statis
dan dengan cara dinamis. Suatu pegas yang digantungkan mempunyai nilai konstanta
pegas k, yang merupakan besar gaya tiap pertambahan panjang(∆x) sebesar satu satuan
panjang. Maka jika pegas kita tarik dengan gaya F tangan, maka pada pegas akan terjadi
JFT | 3
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13
gaya pegas (Fp) yang arahnya berlawanan dengan arah gaya (∑F). Hal ini sesuai dengan
Hukum Hooke, dimana :
…(3)
Keterangan :
k = Konstanta pegas (N/m),
F = Gaya pada pegas (N/m),
∆x = Pertambahan Panjang Pegas (m
Sehingga untuk mencari nilai k dapat dicaridengan persamaan,
F
k= =
∆x …(4)
Keterangan :
k = Konstanta pegas (N/m),
F = Gaya pada pegas (N/m),
∆x = Pertambahan Panjang Pegas (m)
Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam keadaan setimbang, kemudian
diberi sedikit usikan dengan menarik massa kebawah atau menekannya keatas kemudian
melepaskannya kembali, maka pegas akan mengalami getaran. Getaran ini
akan menyebabkan adanya periode dan amplitudo dan juga percepatan yang arahnya
selalu menuju ketitik setimbang (Giancoly Daugla C. 2001).
Hukum Hooke menyatakan bahwa besar gaya berbanding lurus dengan
pertambahan panjang. Semakin besar gaya yang bekerja pada pegas, semakin besar
pertambahan panjang pegas. Perbandingan antara besar gaya terhadap pertambahan
panjang pegas bernilai koonstan. Hukum Hooke berlaku ketika gaya tidak melampaui
batas elastisitas. Pada saat pegas ditarik atau ditekan (pada pegs bekerja gaya F) pegas
bertambah panjang atau mungkin bertambah pendek. Pegas tersebut juga memeberikan
gaya perlawanan terhadap gaya yang bekerja pada pegas yang dinamakan gaya lenting
pulih (Fp). Besarnya gaya lenting pulih sama dengan gaya penyebabnya tetapi arahnya
berlawan dengan penyebabnya. Sehingga hukum hooke disebut keelastisitasan suatu
benda. Bila pegas ditarik melebihi batas tertentu maka benda itu tidak akan elastis lagi
(Krodkiewski, 2009).
JFT | 4
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
JFT | 5
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13
dari grafik yang di buat. Bandingkan hasil antara nilai konstanta pegas menurut
perhitungan rumus Krata rata dengan nilai konstanta pegas menurut grafik yang di peroleh.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hubungan antara T2 dengan massa beban m.
No Massa beban (kg) Waktu 10 ayunan (s) Periode T (s) T²
1. 0,05 6,7 0,67 0,4489
2. 0,06 6,46 0,646 0,417316
3. 0,07 7,35 0,735 0,540225
4. 0,08 7,62 0,762 0,580664
5. 0,09 7,81 0,781 0,609961
6. 0,1 8,59 0,859 0,737881
Analisis data:
Dik n = 10 kali
t = 6,7s
Dit T ...?
T2 ...?
Penyelesaian:
t
T =
n
6 ,7
= s
10
= 0,67
T2 = 0,672
= 0,4489
Anlisis data untuk percobaan 2, 3, 4, 5 dan 6 menggunakan persamaan yang sama.
JFT | 6
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
Tabel 2. Hubungan antara gaya pegas. dengan pertambahan panjang pegas (∆x).
(X0) = 0,18 g = 10 m/s2
No Massa beban m (kg) Xakhir (m) ∆X (m) F = m.g(N)
1. 1. 0,05 0,235 0,055 0,5
2. 0,06 0,255 0,75 0,6
3. 0,07 0,27 0,09 0,7
4. 0,08 0,28 0,1 0,8
5. 0,09 0,305 0,125 0,9
6. 0,1 0,315 0,135 1
7. 0,11 0,32 0,14 1,1
8. 0,12 0,345 0,165 1,2
9. 0,13 0,36 0,18 1,3
10. 0,14 0,38 0,2 1,4
Analisis data:
Menentukan gaya pegas (F)
Dik m = 0,05 kg
g = 10 m/s2
Dit F ...?
Penyelesaian:
F = m .g
= 0,05 . 10
= 0,5
Menentukan Konstanta Pegas (k)
f
K =
∆x
0,5
=
0,055
= 9,09
JFT | 7
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13
∆∆X =
n√
1 n(∑ ∆ x ²)−(∑ ∆ x )²
n−1
=
10 √
1 10 (0,180)−(0,032)
10−1
=
10 √
1 1 , 8−0,032
10−1
=0,0196
Menghitung gaya pegas
∆F =
n√
1 n(∑ F ²)−(∑ F )²
n−1
=
10 √
1 10 (9 , 36)−(87 , 60)
10−1
=
10 √
1 93 ,6−87 , 60
10−1
=0,066
Rambat ralat konstanta pegas
f
K=
∆x
K = F.∆X-1
JFT | 8
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
∂k ∂k
∆k =│ .∆F│+ .∆(∆x)│
∂F ∂F
∂(∆ x ⁻¹) ∂(F . ∆ x ⁻¹)
=│ . ∆f│+│ │
∂ ∆F ∂∆ x
=│∆x⁻1 . ∆F│+ │F.∆x-2 . ∆∆x│
∆k ∆ x ⁻ ¹. ∆ F F .∆ x⁻ ²
=│ │+│ . ∆∆x│
k K k
∆ x ⁻¹ F .∆ x⁻ ²
=│ .∆F │+│ . ∆∆x│
F . ∆ X ⁻¹ F.∆ x⁻ ¹
∆F ∆∆ X
∆k =│ │+ │ │k
F ∆X
Menghitung ∆k, KR, DK, AB dan PF
Untuk data 1
Menghitung ketidakpastian mutlak (∆k)
∆f ∆∆ X
∆k =│ │+│ │K
F ∆X
0,066 0,0196
=│ │+│ │ .9,09
0,5 0,055
= 4,43
Menghitung Kepercayaan relatif (KR)
∆K
KR = ×100%
K
4 , 43
= ×100%
9 , 09
= 0,487 %
Menghitung derajat kepercayaan(DK)
DK = 100- KR
= 100- 0,487
= 99,513
Menghitung angka berarti (AB)
∆K
AB = 1-log
K
JFT | 9
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13
4 , 43
AB = 1-log
9 , 09
= 1- log 0,487
= 1,312
0.88
0.84
0.8
0.76
0.72
0.68
0.64
0.6
0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
JFT | 10
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
0.2
0.16
0.12
0.08
0.04
0
0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4
F = m.g (N)
C. Pembahasan
Pegas termasuk bahan elastis, yaitu bahan yang mudah diregangkan serta selalu
cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi elastik atas gaya
tegangan yang meregangkan. Tegangan (stress) menyatakan kekuatan dari gaya-gaya
yang menyebabkan penarikan, peremasan atau pemuntiran, dan biasanya dinyatakan
dalam bentuk gaya per satuan luas. Sedangkan regangan (strain) menyatakan hasil
deformasinya. Perbandingan antara tegangan dan regangan (dengan syarat-syarat
tertentu) disebut dengan modulus Young (Young & Freedman, 2002:335).
Pada percobaan pertama hubungan antara T 2 dengan massa beban m dapat
diperoleh hasil dengan beban 0,05 kg membuthkan waktu 6,7 detim dengan periode
0,67 dan T2 adalah 0,4489. Percobaan ini kami lakukan 6 kali dengan massa yang
berbeda.
Percobaan yang kedua yaitu hubungan antara gaya pegas F dengan pertambahan
panjang pegas ∆x. Panjang mula adalah X0 0,18 dengan gravitasi 10 m/s2 percobaan ini
dilakukan berulang sebanyak 10 kali yang dimana setiap pengulangan di tambahkan
beban gantung dengan massa ±10 gr, untuk percobaan pertama digunakan massa 0,05
kg, Xakhir 0,235 m, F yaitu 0,5 N cara menentukanya dengan cara massa beban dikalikan
dengan gravitasi, dan nilai dari K adalah 9,09 N/m. Pada hubungan antara antara gaya
pegas dengan pertambahan panjang pegas (∆x) diperoleh hasil bahwa semakin besar
massa beban yang diberikan, maka semakin kecil gaya pegas dan semakin besar
JFT | 11
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13
5. DAFTAR PUSTAKA
Halliday,David.1999. Fisika. Jakarta: Erlangga.
JFT | 12
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
JFT | 13
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13
JFT | 14