Anda di halaman 1dari 15

Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.

1 (1): 1 - 13

DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

KONSTANTA PEGAS
Hasrawati1, Ahmad Fadil2, Eka Putriani Umar3, Fadel4, Fitri Wulandari5, Farha
Purnama Sakir6
123456
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
email: hasra9546@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Status artikel :- Telah dilakukan percobaan yang berjudul konstanta


Diterima :- pegas. Tujuanya untuk mengetahui faktor-faktor yang
Disetujui :- mempengaruhi getaran selaras, menentukan konstanta
Tersedia online :- gaya pegas pada grafik hubungan antara periode dengan
massa beban dan hubungan antara gaya pegas dengan
Keywords: Period, Spring Constant, pertambahan gaya pegas. Metode Percobaan yang
Style. dilakukan dengan cara statis adalah dengan terlebih
dahulu menimbang massa beban. Kemudian mengukur
panjang pegas terlebih dahulu menggunakan penggaris
dan pasang pegas pada statif, kemudian gantung beban
pada ujung pegas. Mengukur panjang pegas setelah diberi
beban, lalu hitung pertambahan panjang pegas dari
panjang awalnya. Hasil percobaan pada hubungan antara
periode dengan massa beban dengan massa 0,05 kg
membutuhkan waktu sebesar 6,7 s untuk berayun
sebanyak 10 kali, diperoleh periode sebesar 0,67 dengan
sebesar 0,4489 s. Hubungan antar gaya pegas dengan
pertambahan panjang pegas yang dimana panjang mula -
mula pegas adalah 0,18 m dan gravitasi sebesar 10
cm/s2 , dengan massa sebesar 0,05 kg, diperoleh panjang
akhir pegas sebesar 0,235 m dan ∆x sebesar 0.055 m
serta F sebesar 0,5 N. Kesimpulannya semakin berat
massa beban yang digunakan maka waktu yang
dipelukan pegas untuk berayun akan semakin lama dan
pertambahan pegasnya juga akan semakin panjang.

JFT | 1
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman

JFT | 2
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13

1. PENDAHULUAN
Pegas merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam industri seperti
pada otomotif, transportasi dan industri lainnya. Pegas digunakan untuk sistem suspensi,
peralatan, perabot dan sebagainya. Industri otomotif sangat berkembang pesat saat ini,
sehingga mempunyai kebutuhan pegas yang banyak. Hal ini berimbas pada peningkatan
jumlah produksi pegas. Elastis adalah kemampuan benda untuk kembali ke bentuk
semula setelah gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Ketika pegas ditarik yang
berarti ada gaya luar yang bekerja maka ia akan molor atau memannjang. Ketika gaya
luar itu dihilangkan ia akan kembali ke bentuk semula (Hatimah, 2013).
Tujuan adanya pegas dalam shockbreaker adalah untuk melihat kejutan ketika
sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata. Ketika sepeda
motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja pada pengendara (dan gaya
berat motor) akan menekan pegas jadi pegas mengalami mampatan. Akibat sifat yang
ditarik, pegas meregang kembali setelah termapatkan. Perubahan panjang pegas ini
menyebabkan pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa
sangat nyaman saat mengendarai sepeda motor.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang melatarbelakangi percobaan ini adalah
bagaimana hubungan anatar T2 dengan massa benda m dan hubungan antara gaya pegas
dengan pertambahan panjang pegas. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara T2 dengan massa beban m dan untuk mengetahui
hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas.
Ayat dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan percobaan konstanta gaya pegas
yaitu Surah Ar-Rahman ayat 7 yang berbunyi :
‫َو الَّسَم ٓاَء َر َفَعَها َوَو َضَع اۡل ِم ۡي َز اَۙن‬

Terjemah-Nya:
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca
(keadilan)”.(Q.S Ar-Rahman:7)
Langit diciptakan-Nya begitu tinggi. Dia menetapkan keadilan agar kalian tidak
melampaui batas (Tafsir Quraish Shihab). Dalam ayat ini tersirat yang berhubungan
dengan kenyataan yang telah diketahui manusia dari berbagai gejala yang terlihat atau
telah dilakukan percobaan dan pengukurannya. Dalam kaitan masalah yang akan di

JFT | 2
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman

bahas di sini, bukan peristiwa pemuaianya atau keseimbanganya , namun suatu sifat
yang menertai dalam peristiwa itu yaitu sifat kelenturan atau elastis.
Konstanta pegas adalah besarnya gayayang dibutuhkan atau yang harus
diberikansehingga terjadi perubahan panjang sebesar satusatuan panjang. Satuan SI
km. /s 2
untuk konstanta pegasadalah N/m atau . Sebuah gaya pemulihyang ditimbulkan
m
oleh sebuah pegas ditentukan oleh Hukum Hooke. Hukum Hooke adalah hukum atau
ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisikayang terjadi karena sifat elastisitas suatu
pegas.Hubungan antara gaya (F) yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang
pegas (∆x) didaerah yang ada dalam batas kelenturan adalah,
F = k.∆x
…(1)
Keterangan :
F = gaya pegas (N)
k = konstanta pega
Δx = penambahan pegas (m)
Yang dimana ini merupakan suatu perbandingan yang disebut tetapan pegas.
Gerak benda yang terjadi secara berulang dan dalam selang waktu yang sama disebut
gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur, maka gerak ini di sebut juga
sebagai gerak harmonik. Periode (T) suatu gerak harmonik adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan lengkap dari geraknya, yaitu satu
getaran penuh atau satu putaran sehingga dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut.
t …(2)
T=
m

Keterangan :
T = Periode (s)
t = waktu (s)
n = Jumlah getaran
Untuk mencari konstanta pegas dapat dicari menggunakan cara statis
dan dengan cara dinamis. Suatu pegas yang digantungkan mempunyai nilai konstanta
pegas k, yang merupakan besar gaya tiap pertambahan panjang(∆x) sebesar satu satuan
panjang. Maka jika pegas kita tarik dengan gaya F tangan, maka pada pegas akan terjadi

JFT | 3
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13

gaya pegas (Fp) yang arahnya berlawanan dengan arah gaya (∑F). Hal ini sesuai dengan
Hukum Hooke, dimana :
…(3)

Keterangan :
k = Konstanta pegas (N/m),
F = Gaya pada pegas (N/m),
∆x = Pertambahan Panjang Pegas (m
Sehingga untuk mencari nilai k dapat dicaridengan persamaan,

F
k= =
∆x …(4)
Keterangan :
k = Konstanta pegas (N/m),
F = Gaya pada pegas (N/m),
∆x = Pertambahan Panjang Pegas (m)
Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam keadaan setimbang, kemudian
diberi sedikit usikan dengan menarik massa kebawah atau menekannya keatas kemudian
melepaskannya kembali, maka pegas akan mengalami getaran. Getaran ini
akan menyebabkan adanya periode dan amplitudo dan juga percepatan yang arahnya
selalu menuju ketitik setimbang (Giancoly Daugla C. 2001).
Hukum Hooke menyatakan bahwa besar gaya berbanding lurus dengan
pertambahan panjang. Semakin besar gaya yang bekerja pada pegas, semakin besar
pertambahan panjang pegas. Perbandingan antara besar gaya terhadap pertambahan
panjang pegas bernilai koonstan. Hukum Hooke berlaku ketika gaya tidak melampaui
batas elastisitas. Pada saat pegas ditarik atau ditekan (pada pegs bekerja gaya F) pegas
bertambah panjang atau mungkin bertambah pendek. Pegas tersebut juga memeberikan
gaya perlawanan terhadap gaya yang bekerja pada pegas yang dinamakan gaya lenting
pulih (Fp). Besarnya gaya lenting pulih sama dengan gaya penyebabnya tetapi arahnya
berlawan dengan penyebabnya. Sehingga hukum hooke disebut keelastisitasan suatu
benda. Bila pegas ditarik melebihi batas tertentu maka benda itu tidak akan elastis lagi
(Krodkiewski, 2009).

JFT | 4
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman

Getaran merupakan fenomena fisika yang banyak terjadi di dalam kehidupan.


Terjadinya getaran disebabkan karena adanya usikan atau gangguan yang diberikan
kepada benda sehingga benda dapat bergetar. Setiap gerak yang berulang dalam selang
waktu yang sama disebut gerak periodik. Jika suatu partikel dalam gerak periodik
bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama, maka geraknya disebut gerak osilasi
atau getaran (D.Halliday,1999:443).
2. METODE PERCOBAAN
Percobaan ini dilakukan pada hari jum’at, 20 Oktober 2022 pukul 10:00-12:00
Wita, di Laboraturium Fisika Dasar, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar. Adapun Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu pegas spiral, mistar, statif dan klem, pengait bandul, dan beberapa beban.
Prosedur kerja pada percobaan hubungan antara T2 dengan massa beban m yaitu
menggantungkan pegas beban pada sebuah statif kemudian menggantungkan beban
pada ujung bawah pegas. Kemudian mencatat hasil pada tabel pengamatan dan menarik
pegas tersebut kebawah secara sedikit setelah itu lepas pegas tersebut sehingga pegas
pegas bergetar. Setelah itu, mengukur waktu dengan 10 ayunan pegas dengan
menggunakan stopwatch lalu mencatat hasilnya kedalam hasil pengamatan. Ulangi
langkah tersebut dengan setiap pengulangan ditambah 0,5 N. Kemudian tentukan
periode ayun T dengan rumus perbandingan waktu ayun dengan banyaknya ayunan.
Prosedur kerja pada percobaan Hubungan antara gaya pegas dengan
pertambahan Panjang pegas yaitu memilih salah satu pegas yang telah disediakan,
kemudian menggantungkan penggaris bersama pegas pada statif mengusahakan agar
pegas tidak bersinggungan dengan penggaris. Kemudian, mengukur dan mencatat
panjang awal Xo ketika belum diberi beban, usahakan hindari kesalahan paralaks.
Setelah itu, memberikan beban pegas dengan beban gantung yang telah diketahui
massanya, kemudian ukur dan catat massa beban gantung dan panjang pegas pada
keadaan itu. Dan mengulangi langkah tersebut sebanyak 6 kali dengan penambahan
beban gantung (usahakan penambahan beban gantung dengan massa beban yang
digantung yang terkecil +5 gr, 10 gr, dan seterusnya) menghitung besar gaya pegas
dengan menggunakan g = 10 m/s2. Membuat grafik hubungan antara gaya pegas F
dengan pertambahan panjang pegas AX, kemudian menghitung besar konstanta pegas

JFT | 5
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13

dari grafik yang di buat. Bandingkan hasil antara nilai konstanta pegas menurut
perhitungan rumus Krata rata dengan nilai konstanta pegas menurut grafik yang di peroleh.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hubungan antara T2 dengan massa beban m.
No Massa beban (kg) Waktu 10 ayunan (s) Periode T (s) T²
1. 0,05 6,7 0,67 0,4489
2. 0,06 6,46 0,646 0,417316
3. 0,07 7,35 0,735 0,540225
4. 0,08 7,62 0,762 0,580664
5. 0,09 7,81 0,781 0,609961
6. 0,1 8,59 0,859 0,737881
Analisis data:
Dik n = 10 kali
t = 6,7s
Dit T ...?
T2 ...?
Penyelesaian:
t
T =
n
6 ,7
= s
10
= 0,67
T2 = 0,672
= 0,4489
Anlisis data untuk percobaan 2, 3, 4, 5 dan 6 menggunakan persamaan yang sama.

JFT | 6
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman

Tabel 2. Hubungan antara gaya pegas. dengan pertambahan panjang pegas (∆x).
(X0) = 0,18 g = 10 m/s2
No Massa beban m (kg) Xakhir (m) ∆X (m) F = m.g(N)
1. 1. 0,05 0,235 0,055 0,5
2. 0,06 0,255 0,75 0,6
3. 0,07 0,27 0,09 0,7
4. 0,08 0,28 0,1 0,8
5. 0,09 0,305 0,125 0,9
6. 0,1 0,315 0,135 1
7. 0,11 0,32 0,14 1,1
8. 0,12 0,345 0,165 1,2
9. 0,13 0,36 0,18 1,3
10. 0,14 0,38 0,2 1,4
Analisis data:
Menentukan gaya pegas (F)
Dik m = 0,05 kg
g = 10 m/s2
Dit F ...?
Penyelesaian:
F = m .g
= 0,05 . 10
= 0,5
Menentukan Konstanta Pegas (k)
f
K =
∆x
0,5
=
0,055
= 9,09

JFT | 7
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13

Tabel 3. Rambat ralat konstanta pegas


No ∆k KR DK AB PF
1 4,43 0,487% 99,513 1,312 │9,09±4,43│
2 2,968 0,317% 99,629 1,43 │8±2,968│
3 2,38 0,306% 99,694 1,51 │7,77±2,38│
4 2,228 0,2785% 99,72 1,55 │ 8±2,228│
5 1,65 0,229% 99,789 1,64 │7 ,2 ±1,65│
6 1,5614 0,211% 99,789 1,67 │7 , 40±1,5614│
7 1,57 0,2% 99,8 1,69 │7,85±1,57│
8 1,26 0,173% 99,827 1,76 │7,27±1,26│
9 1,14076 0,158% 99,842 1,80 │7,22±1,14076│
10 1,015 0,145% 99,855 1,83 │7±1,015│
Analisis data dengan ketidakpastian
Menghitung pertambahan panjang pegas

∆∆X =
n√
1 n(∑ ∆ x ²)−(∑ ∆ x )²
n−1

=
10 √
1 10 (0,180)−(0,032)
10−1

=
10 √
1 1 , 8−0,032
10−1
=0,0196
Menghitung gaya pegas

∆F =
n√
1 n(∑ F ²)−(∑ F )²
n−1

=
10 √
1 10 (9 , 36)−(87 , 60)
10−1

=
10 √
1 93 ,6−87 , 60
10−1
=0,066
Rambat ralat konstanta pegas
f
K=
∆x
K = F.∆X-1

JFT | 8
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman

∂k ∂k
∆k =│ .∆F│+ .∆(∆x)│
∂F ∂F
∂(∆ x ⁻¹) ∂(F . ∆ x ⁻¹)
=│ . ∆f│+│ │
∂ ∆F ∂∆ x
=│∆x⁻1 . ∆F│+ │F.∆x-2 . ∆∆x│
∆k ∆ x ⁻ ¹. ∆ F F .∆ x⁻ ²
=│ │+│ . ∆∆x│
k K k
∆ x ⁻¹ F .∆ x⁻ ²
=│ .∆F │+│ . ∆∆x│
F . ∆ X ⁻¹ F.∆ x⁻ ¹
∆F ∆∆ X
∆k =│ │+ │ │k
F ∆X
Menghitung ∆k, KR, DK, AB dan PF
Untuk data 1
Menghitung ketidakpastian mutlak (∆k)
∆f ∆∆ X
∆k =│ │+│ │K
F ∆X
0,066 0,0196
=│ │+│ │ .9,09
0,5 0,055
= 4,43
Menghitung Kepercayaan relatif (KR)
∆K
KR = ×100%
K
4 , 43
= ×100%
9 , 09
= 0,487 %
Menghitung derajat kepercayaan(DK)
DK = 100- KR
= 100- 0,487
= 99,513
Menghitung angka berarti (AB)
∆K
AB = 1-log
K

JFT | 9
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13

4 , 43
AB = 1-log
9 , 09
= 1- log 0,487
= 1,312

Menghitung pelaporan fisika (PF)


PF min =│K-∆k│
=│9,09-4,43│
=4,66
PF mak =│K+∆k│
=│9,09+4,43│
=13,52
b. Grafik
Grafik 1. Hubungan antara T2 dengan massa beban

Hubungan Antara T² Dengan Massa Beban


Periode T (s)

0.88
0.84
0.8
0.76
0.72
0.68
0.64
0.6
0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

Massa Beban (kg)

Grafik 2. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan gaya pegas

JFT | 10
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman

Hubungan Antara Gaya Pegas Dengan


Pertambahan Panjang Pegas
0.24
∆X (m)

0.2
0.16
0.12
0.08
0.04
0
0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4

F = m.g (N)

C. Pembahasan
Pegas termasuk bahan elastis, yaitu bahan yang mudah diregangkan serta selalu
cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi elastik atas gaya
tegangan yang meregangkan. Tegangan (stress) menyatakan kekuatan dari gaya-gaya
yang menyebabkan penarikan, peremasan atau pemuntiran, dan biasanya dinyatakan
dalam bentuk gaya per satuan luas. Sedangkan regangan (strain) menyatakan hasil
deformasinya. Perbandingan antara tegangan dan regangan (dengan syarat-syarat
tertentu) disebut dengan modulus Young (Young & Freedman, 2002:335).
Pada percobaan pertama hubungan antara T 2 dengan massa beban m dapat
diperoleh hasil dengan beban 0,05 kg membuthkan waktu 6,7 detim dengan periode
0,67 dan T2 adalah 0,4489. Percobaan ini kami lakukan 6 kali dengan massa yang
berbeda.
Percobaan yang kedua yaitu hubungan antara gaya pegas F dengan pertambahan
panjang pegas ∆x. Panjang mula adalah X0 0,18 dengan gravitasi 10 m/s2 percobaan ini
dilakukan berulang sebanyak 10 kali yang dimana setiap pengulangan di tambahkan
beban gantung dengan massa ±10 gr, untuk percobaan pertama digunakan massa 0,05
kg, Xakhir 0,235 m, F yaitu 0,5 N cara menentukanya dengan cara massa beban dikalikan
dengan gravitasi, dan nilai dari K adalah 9,09 N/m. Pada hubungan antara antara gaya
pegas dengan pertambahan panjang pegas (∆x) diperoleh hasil bahwa semakin besar
massa beban yang diberikan, maka semakin kecil gaya pegas dan semakin besar

JFT | 11
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13

perpanjangannya dan konstanta pegas yang dihasilkan semakin besar.


4. SIMPULAN
Berdasarkan percobaan konstanta pegas yang telah kami lakukan dapat
disimpulkan bahwa gaya yang diberikan kepada pegas berpengaruh terhadap
pertambahan panjang pada pegas dengan kata lain gaya yang bekerja pada pegas
berbanding lurus dengan pertambahan panjangnya. Semakin besar pertambahan panjang
pegas, maka semakin besar pula gaya pada pegas. Begitupun pertambahan panjang juga
sangat dipengaruhi oleh massa beban, karena pada praktikum yang telah dilakukan
massa bebanlah yang menjadi gaya yang diberikan kepada pegas, semakin besar massa
beban (gaya) pada pegas maka semakin besar pula pertambahan panjang yang dialami
pegas.

5. DAFTAR PUSTAKA
Halliday,David.1999. Fisika. Jakarta: Erlangga.

Tim Fisika Dasar.2015.Panduan Praktikum Fisika Dasar 1. Surabaya : Unipress Unesa


Giancoly Daugla C. 2001. Fisika Edisi ke-5.Jakarta : ErlanggaResnick Halliday.1989.
Dasar-Dasar Fisika Jilid1.Jakarta Erlangga
Hatimah, H. 2013. Laporan Pratikum Fisika Dasar I Pengukuran Konstanta Pegas
Dengan Metode Pegas Dinamik. Universitas Udayana.
J.M. Krodkiewski.2009. Mechanical Vibration Departement Of Mechanical And
Manufacturing Engineering. The University Of Melbourne. Mechanics 4 Unit :
436- 431

JFT | 12
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman

JFT | 13
Hasrawati, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. 1 (1): 2 -13

JFT | 14

Anda mungkin juga menyukai