Terapi yang digunakan untuk membunuh sel kanker dan tumor serta kelainan lainnya disebut
gamma knife. Gamma knife ialah suatu metode terapi sinar gamma (radiosurgery) yang
digunakan untuk pengobatan tumor dan kelainan-kelainan lainnya di otak tanpa membuka
tulang tengkorak. Radiasi sinar gamma ini digunakan untuk menghancurkan sel-sel yang sakit
sementara menjaga sel-sel lainnya yang masih sehat.
Dalam operasi gamma knife dipancarkan sebanyak 200 sinar radiasi yang difokuskan ke tumor
atau target lainnya stiap pancaran sinar memiliki dampak kecil terhadap sel otak yang
dilaluinya, namun memiliki dosis radiasi yang cukup besar pada lokasi target dimana semua
pencaran-pancaran bertemu. Keterangan Prof. Eka J. Wahjoepramono, MD, PhD. Doketr ahli
bedah syaraf dari Siloam Hospital, Jakarta.
Keakuratan operasi gamma knife hampir tidak menyebabkan kerusakan pada sel-sel yang
berada disekitar target penyinaran dan dalam beberapa kasus hanya menyebabkan sedikit efek
samping dibandingkan dengan perawatan radiasi biasa [2]
(Allah cahaya langit dan bumi) yakni pemberi cahaya langit dan bumi dengan matahari
dan bulan. (Perumpamaan cahaya Allah) sifat cahaya Allah di dalam kalbu orang
Mukmin (adalah seperti misykat yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam
kaca) yang dinamakan lampu lentera atau Qandil. Yang dimaksud Al Mishbah adalah
lampu atau sumbu yang dinyalakan. Sedangkan Al Misykaat artinya sebuah lubang
yang tidak tembus. Sedangkan pengertian pelita di dalam kaca, maksudnya lampu
tersebut berada di dalamnya (kaca itu seakan-akan) cahaya yang terpancar darinya
(bintang yang bercahaya seperti mutiara) kalau dibaca Diriyyun atau Duriyyun berarti
berasal dari kata Ad Dar'u yang artinya menolak atau menyingkirkan, dikatakan
demikian karena dapat mengusir kegelapan, maksudnya bercahaya. Jika dibaca
Durriyyun dengan mentasydidkan huruf Ra, berarti mutiara, maksudnya cahayanya
seperti mutiara (yang dinyalakan) kalau dibaca Tawaqqada dalam bentuk Fi'il Madhi,
artinya lampu itu menyala. Menurut suatu qiraat dibaca dalam bentuk Fi'il Mudhari'
yaitu Tuuqidu, menurut qiraat lainnya dibaca Yuuqadu, dan menurut qiraat yang
lainnya lagi dapat dibaca Tuuqadu, artinya kaca itu seolah-olah dinyalakan (dengan)
minyak (dari pohon yang banyak berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah Timur dan pula tidak di sebelah Barat) akan tetapi tumbuh di antara keduanya,
sehingga tidak terkena panas atau dingin yang dapat merusaknya (yang minyaknya saja
hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api) mengingat jernihnya minyak
itu. (Cahaya) yang disebabkannya (di atas cahaya) api dari pelita itu. Makna yang
dimaksud dengan cahaya Allah adalah petunjuk-Nya kepada orang Mukmin,
maksudnya hal itu adalah cahaya di atas cahaya iman (Allah membimbing kepada
cahaya-Nya) yaitu kepada agama Islam (siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
memperbuat) yakni menjelaskan (perumpamaan-perumpamaan bagi manusia) supaya
dapat dicerna oleh pemahaman mereka, kemudian supaya mereka mengambil pelajaran
daripadanya, sehingga mereka mau beriman (dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu) antara lain ialah membuat perumpamaan-perumpamaan ini [5]
Allah adalah sumber segala cahaya di langit dan di bumi. Dialah yang menerangi
keduanya dengan cahaya yang bersifat materiil yang dapat kita lihat dan berjalan di
bawah cahayanya. Cahayanya juga ada yang bersifat maknawi seperti cahaya
kebenaran, keadilan, pengetahuan, keutamaan, petunjuk dan keimanan. Dia juga
menerangi langit dan bumi dengan bukti-bukti yang terkandung di dalam alam raya ini
dan segala sesuatu yang menunjukkan wujud Allah serta mengajak untuk beriman
kepada-Nya. Kejelasan cahaya-Nya yang agung dan bukti-buktinya yang
mengagumkan adalah seperti cahaya sebuah lampu yang sangat terang. Lampu itu
diletakkan di sebuah celah dinding rumah yang dapat membantu mengumpulkan cahaya
dan memantulkannya. Lampu itu berada dalam kaca yang bening dan bersinar seperti
matahari, mengkilap seperti mutiara. Bahan bakar lampu itu diambil dari minyak pohon
yang banyak berkahnya, berada di tempat dan tanah yang baik, yaitu pohon zaitun.
Pohon itu ditanam di tengah-tengah antara timur dan barat yang membuatnya selalu
mendapat sinar matahari sepanjang hari, pagi dan sore. Pohon itu bahkan berada di
puncak gunung atau di tanah kosong yang yang mendapatkan sinar matahari dalam
sehari penuh. Karena teramat jernih, minyak pohon itu seakan hampir menyala,
meskipun lampu tersebut tidak disentuh api. Semua faktor tersebut menambah sinar dan
cahaya lampu menjadi berlipat ganda. Demikianlah bukti-bukti materi dan maknawi
yang terpancar di alam raya ini menjadi tanda-tanda yang jelas yang menghapus
keraguan akan wujud Allah dan kewajiban beriman kepada-Nya serta risalah-risalah-
Nya. Melalui itu semua, Allah merestui siapa saja yang dikehendaki untuk beriman jika
dia mau menggunakan cahaya akalnya. Allah memaparkan contoh-contoh yang bersifat
materiil agar persoalan-persoalan yang bersifat rasionil mudah ditangkap. Allah Swt.
Mahaluas pengetahuan-Nya. Dia mengetahui siapa saja yang memperhatikan ayat-ayat-
Nya dan siapa yang enggan dan sombong. Dia akan memberi balasan kepada mereka
atas itu semua [5]
2. Q.S Yunus Ayat 5
ج ع َ َل ا ل َ ذ ي ه َهوَ س َ ب الس ن ي َن ع َ د َ د َ ل ت َع أ ل َ هم وا َم ن َاز َل َو ق َ د َ َر ه ه ن ه ور ا َو ال أ ق َ َم َر ض ي َ اء ال ش َ أم
َ ۚ َو ال أ ح سَ ا
َ ح ق إ َل ذ َ ل
َ َ ك ّللاَ ه َخ ل
ق َم ا َ اْل ي َ ات ي ه ف َ ص هل ۚ ب ال أ
ي َ ع أ ل َ مه و َن ل ق َ أو م أ
Artinya:
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.
a. Tafsir Jalalyn
(Dialah yang menjadikan matahari bersinar) mempunyai sinar (dan bulan bercahaya
dan ditetapkan-Nya bagi bulan) dalam perjalanannya (manzilah-manzilah) selama dua
puluh delapan malam untuk setiap bulan, setiap malam daripada dua puluh delapan
malam itu memperoleh suatu manzilah, kemudian tidak tampak selama dua malam, jika
jumlah hari bulan yang bersangkutan ada tiga puluh hari. Atau tidak tampak selama
satu malam jika ternyata jumlah hari bulan yang bersangkutan ada dua puluh sembilan
hari (supaya kalian mengetahui) melalui hal tersebut (bilangan tahun dan perhitungan
waktu, Allah tidak menciptakan yang demikian itu) hal-hal yang telah disebutkan itu
(melainkan dengan hak) bukannya main-main, Maha Suci Allah dari perbuatan tersebut
(Dia menjelaskan) dapat dibaca yufashshilu dan nufashshilu, artinya Dia menerangkan
atau Kami menerangkan (tanda-tanda kepada orang-orang yang mengetahui) yakni
orang-orang yang mau berpikir [5]
Tuhan kalianlah yang menciptakan langit dan bumi, yang menjadikan matahari
memancarkan sinar dan bulan mengirimkan cahaya. Dialah yang menjadikan tempat-
tempat beredarnya bulan, sehingga cahayanya berbeda-beda sesuai dengan tempat
edarnya ini, dengan maksud agar kalian dapat mempergunakannya untuk
memperkirakan waktu kalian dan dapat mengetahui bilangan tahun dan hisab(1). Allah
tidak akan menciptakan itu semua kecuali dengan hikmah. Dialah yang menjelaskan
bukti-bukti yang menunjukkan ketuhanan dan kesempurnaan kekuasaan-Nya di dalam
kitab suci-Nya, agar kalian merenunginya dengan akal kalian dan memenuhi tuntutan
ilmu pengetahuan. (1) Matahari adalah benda langit yang menyala dan memancarkan
sinar dari dirinya sendiri serta sebagai sumber kekuatan bagi bumi, seperti sinar dan
panasnya. Sedangkan bulan tidak memancarkan sinar dari dirinya sendiri, tetapi
memantulkan atau mengembalikan sinar matahari yang jatuh di permukaannya,
sehingga terlihat seolah tampak bercahaya. Tempat-tempat beredarnya bulan tidak
sama jika dilihat dari bumi dan matahari. Hal inilah yang menghasilkan bentuk-bentuk
bulan. Dari sini dimungkinkan untuk menentukan bulan-bulan kamariah, yaitu tanda-
tanda angkasa yang jelas untuk menentukan bulan. Dalam mengelilingi bumi, bulan
memakan waktu selama 29 hari, 12 jam, 44 menit, 2,8 persepuluh detik [5]
Referensi
[1] Rahmawati, "PEMANFAATAN SINAR GAMMA DALAM BIDANG KESEHATAN," 28 Februari 2014.
[Online]. Available: https://id.scribd.com/doc/209752193/Manfaat-Sinar-Gamma-Dalam-
Bidang-Kesehatan. [Accessed 1 Maret 2019].
[2] D. Pendidikan, "Penjelasan Sinar Gamma Beserta Manfaat Dan Bahayanya," 3 Februari 2019.
[Online]. Available: https://www.dosenpendidikan.com/penjelasan-sinar-gamma-beserta-
manfaat-dan-bahayanya/. [Accessed 1 Maret 2019].
[4] Supriatna, "Pengertian Sinar Gamma, Sumber, Manfaat, Bahayanya," 15 Desember 2016.