Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

MENGUKUR VOLUME
NAMA KELOMPOK : CYGNUS
NOMOR KELOMPOK : 13
ANGGOTA KELOMPOK & NPM :
Ashyfa 1406556753
Bimo 1406601744
Dawud 1406529254
Hafiz 1406570732
Rinda 1406564143
Wulan 1406519140


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2014
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum mengukur volume adalah untuk membandingkan pengukuran
volume suatu benda menggunakan rumus matematika dengan pengukuran volume suatu
benda menggunakan teori fisika dan pengukuran langsung.

Teori dasar praktikum
Teori dasar yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
volume air yang tumpah setelah dimasukkan suatu benda kepada wadah yang terisi penuh
dengan air akan sama dengan volume benda yang dimasukkan kedalam wadah tersebut

Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1. Gelas ukur
2. Penggaris
3. Alat tulis
4. Kelereng
5. Batu
6. Kertas
7. Kalkulator
8. Air
9. Kamera

Cara kerja
Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Ukur diameter kelereng
2. Setelah itu cari volume kelereng menggunakan rumus untuk mencari volume bola
3. Setelah mendapatkan volume kelereng menggunakan rumus matematis, tuliskan
hasil yang didapat dalam sebuah kertas
4. Kemudian isi gelas ukur dengan air
5. Tentukan skala acuan yang akan dianggap sebagai nol millimeter jika skala dalam
gelas ukur tidak dimulai dengan nol millimeter
6. Setelah menentukan skala acuan maka mulailah mengukur volume kelereng
7. Setelah mendapatkan data dari kenaikan volume air dalam gelas ukur, catat hasil
yang diperoleh dalam sebuah kertas
8. Lanjutkan percobaan selanjutnya untuk mengukur batu dengan langkah yang sama
dengan pengukuran kelereng
9. Tuliskan data yang didapat di sebuah kertas
10. Kembalikan alat-alat ke tempat semula

Data pengamatan
nama
benda
jumlah
benda
kenaikan volume benda
volume satuan
benda
kelereng 5 10 ml 2 ml
batu 1 20 ml 20 ml

Analisa percobaan
Pertama kita menghitung volume kelereng menggunakan rumus matematika. Sebelum itu
kita perlu mengetahui berapa radius atau diameter kelereng tersebut. Setelah mendapatkan
data-data yang dibutuhkan untuk mencari volume bola dengan menggunakan persamaan
matematis, tuliskan data yang didapat pada sebuah kertas. Setelah itu isikan air pada gelas
ukur. Kemudian tentukan skala awal atau skala acuan pada gelas ukur. Dalam percobaan
yang telah kami lakukan, kami akan membuat asumsi bahwa titik 300 mililiter adalah batas
awal sebagai titik acuan. Maksudnya adalah karena gelas ukur yang kami punyai tidak
dimulai dengan nol milliliter, maka kami membuat asumsi bahwa pada suatu titik yang lain
dapat dianggap sebagai titik nol millimeliter. Kemudian untuk melakukan percobaan
pertama yaitu mengamati volume kelereng saya mendapati bahwa diameter kelereng yang
saya hitung adalah 1,5 centimeter. Kemudian menggunakan rumus volume bola maka dapat
dihitung volume kelereng tersebut yaitu 2.355 centimeter kubik atau 2.355 mililiter. Setelah
mendapatkan volume dari sebuah kelereng menggunakan metode matematis, maka kita
bandingkan dengan mencari volume kelereng menggunakan pengamatan kenaikan volume
air dalam gelas ukur. Dalam percobaan ini karena skala terkecil pada gelas ukur yang saya
gunakan adalah sepuluh milliliter, maka saya menggunakan beberapa kelereng yang sama
dan memiliki diameter yang sama. Saya memasukkan beberapa kelereng ke dalam gelas
ukur hingga saya mendapatkan nilai kenaikan volume yang saya inginkan agar mudah
dihitung. Dalam percobaan ini, saya memilih kenaikan sepuluh milliliter sebagai batas
untuk menghentikan pemasukan kelereng dalam gelas ukur. Setelah dilakukan percobaan,
maka hasil yang didapat adalah ketika saya memasukkan kelereng kelima dalam gelas ukur
maka terjadi kenaikan volume sebesar sepuluh milliliter. Karena data yang diinginkan
sudah didapat maka saya menghentikan memasukkan kelereng ke dalam gelas ukur dan
mencatat data yang saya dapat. Dari percobaan pertama dapat diambil sebuah data bahwa
volume tiap kelereng dapat dicari dengan membagi kenaikan volume air dalam gelas ukur
dengan jumlah kelereng yang ada dalam gelas ukur. Dalam percobaan ini didapatkan
bahwa kenaikan volume sepuluh milliliter disebabkan oleh masuknya lima buah kelereng
dalam gelas ukur. Oleh karena itu volume tiap kelereng adalah sepuluh dibagi dengan lima
yaitu dua millimeter. Jadi data yang dapat disimpulkan dari percobaan pertama adalah
volume tiap kelereng adalah dua millimeter.
Kemudian percobaan yang kedua yaitu mengukur volume sebuah batu. Seharusnya saya
menggunakan kerikil sebagai objek yang akan dicari volumenya. Alasan saya memilih batu
sebagai objek adalah karena skala yang ditampilkan oleh gelas beker terlalu kecil maka
dengan terpaksa saya menggunakan objek yang lebih besar agar memiliki volume yang
lebih besar pula supaya dapat diamati dengan jelas kenaikan volumenya. Untuk memulai
percobaan kedua saya memasukkan batu tersebut kedalam gelas ukur yang telah terisi air
pada skala acuan. Kemudian setelah diamati terjadi kenaikan volume air dalam gelas ukur
sebanyak dua puluh milliliter dari tiga ratus milliliter hingga tiga ratus dua puluh milliliter.
Setelah mendapatkan data maka saya menuliskan data tersebut pada kertas agar tidak lupa.
Setelah semua data yang diinginkan pada percobaan pengukuran volume telah didapatkan
maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang ada. Hal pertama yang perlu
dipikirkan adalah mengapa ada perbedaan volume kelereng menggunakan metode
matematis dengan volume kelereng menggunakan pengukuran langsung. Jika dihitung
secara manual volume kelereng akan didapatkan sebagai berikut



Sementara dari hasil observasi kenaikan volume karena jumlah kelereng didapatkan hasil
bahwa setiap kelereng mempunyai volume dua milliliter. Kemungkinan yang dapat terjadi
yang menimbulkan ketidak sesuaian antara penghitungan matematis dengan penghitungan
langsung adalah ketidak akuratan volume yang diukur menggunakan volume dari gelas
ukur. Kita tahu bahwa ketelitian sebuah alat ukur adalah skala terkecil dibagi dengan dua.
Ketelitian alat ukur yang saya gunakan adalah lima milliliter. Oleh karena itu maka hasil
yang didapat sangatlah mungkin tidak akurat karena alat ukur yang digunakan juga tidak
akurat. Selain itu factor yang dapat menimbulkan perbedaan adalah factor internal dari
peneliti yang sedang melakukan penelitiannya. Yang dimaksud dengan factor internal
adalah factor kondisi fisik dari yang meneliti. Beberapa kemungkinan yang dapat
menimbulkan ketidak akuratan data yang diukur adalah factor mata, tingkat focus, dan
kondisi kesehatan peneliti. Walaupun terdapat banyak factor menimbulkan ketidakakuratan
data, tetapi secara garis besar volume yang didapatkan menggunakan rumus matematis
hamper sama dengan pengukuran langsung.

Kesimpulan penelitian
Setelah dilakukan beberapa percobaan maka dapat ditarik beberapa poin penting
kesimpulan yaitu
1. Volume yang didapat menggunakan penghitungan matematis tidak jauh berbeda
dengan volume yang didapat menggunakan pengukuran langsung
2. Keakuratan data adalah factor penting untuk menunjang keabsahan dari penelitian
atau pengambilan data
3. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan data yang diperoleh tidak akurat yaitu
factor alat dan factor internal
4. Selain menggunakan metode matematis, kita juga dapat memanfaatkan prinsip
hokum Archimedes untuk menghitung volume dari suatu benda. Hokum ini akan
sangat berguna jika benda tidak dapat dihitung menggunakan rumus karena bentuk
benda yang tidak simetris seperti batu.

Referensi
www.google.com

Anda mungkin juga menyukai