Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PRAKTIKUM FISIKA
PENGUKURAN BENDA PADAT

Disusun Oleh :
Daffa Primatifar

NPM. 0516104021

Muhammad Rifqy Firdaus

NPM. 0516104019

Sri Mulyani

NPM. 0516104076

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS WIDYATAMA
KOTA BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan

rahmat

dan

karunia-Nya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.


Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pengukuran benda padat yang meliputi benda
statis dan dinamis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, sesuai dengan kata pepatah Tak Ada Gading yang
Tak Retak. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya
yang bersifat membangun untuk makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya bagi penulis.

Bandung, September 2016

Penyusun

2 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan mengukur merupakan pendahuluan pembelajaran fisika
yang sangat penting. Mengukur pada hakekatnya membandingkan suatu
besaran yang belum diketahui nilainya dengan besaran lain yang sudah
diketahui nilainya sebagai satandar. Untuk keperluan tersebut diperlukan
alat ukur, yaitu sebuah alat untuk menentukan nilai atau besaran dari
suatu kuantitas atau variable.
Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran
atau mengukur itu sendiri. Mengukur adalah membandingkan suatu
besaran dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya untuk
mengukur diameter sebuah koin maka kita bisa menggunakan jangka
sorong. Dalam hal ini besaran yang dibandingkan adalah panjang dari
diameter koin tersebut. Sedangkan besaran pembandingnya adalah
centimeter.
Oleh karena itu sangatlah penting dalam pengukuran kita
mengetahui alat-alat ukur yang sesuai dengan besaran-besaran serta
satuannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi pengukuran?
2. Bagaimana struktur atau bagian mikrometer dan jangka
sorong?
3. Apa saja fungsi mikrometer dan jangka sorong?
4. Bagaimana cara mengukur dengan menggunakan mikrometer
dan jangka sorong?
1 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

5. Bagaimana pemeliharaan mikrometer dan jangka sorong?


6. Bagaimana penyelesaian soal dari jangka sorong?
7. Bagaimana penyelesaian soal dari mikrometer?
8. Bagaimana cara penyelesaian soal tentang pengukuran secara
statis?
9. Apa bunyi Hukum Archimides?
10. Bagaimana penyelesaian soal tentang pengukuran secara
dinamis menggunakan Hukum Archimides?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pengukuran.
2. Untuk mengetahui struktur atau bagian mikrometer dan jangka
sorong.
3. Untuk mengetahui fungsi mikrometer dan jangka sorong.
4. Untuk mengetahui cara megukur menggunakan mikrometer
dan jangka sorong.
5. Untuk mengetahui cara pemeliharaan mikrometer dan jangka
sorong.
6. Untuk mengetahui cara penyelesaian soal dari jangka sorong.
7. Untuk mengetahui cara penyelesaian soal dari mikrometer.
8. Untuk mengetahui cara penyelesaian soal tentang pengukuran
secara statis.
9. Untuk mengetahui apa itu Hukum Archimides.
10. Untuk mengetahui penyelesaian soal tentang pengukuran
secara dinamis menggunakan Hukum Archimides.

BAB II
ISI

2 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

2.1 Definisi Pengukuran


Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang
diukur dengan suatu besaran tertentu. Volume zat padat dapat
ditentukan dengan dua cara pengukuran, yaitu pengukuran
langsung (untuk benda dengan bentuk teratur) dan pengukuran tak
langsung. Pengukuran langsung merupakan metode statis yaitu
dengan melakukan pengukuran dimensi (panjang, lebar, tinggi,
diameter dan sebagainya) terhadap benda, sedangkan pengukuran
tak langsung merupakan metode dinamis dengan menggunakan
prinsip archimides sebagai acuannya. Volume benda padat dapat
ditentukan dengan mengurangi massa benda di udara dengan
massa benda di dalam air dan massa jenis zat padat dapat
ditentukan dari volume dan massa zat padat tersebut.
2.2 Struktur atau Bagian Mikrometer dan Jangka Sorong
Mikrometer adalah alat ukur langsung untuk mengukur
benda dengan satuan ukuran yang memiliki ketelitian 0.01 mm.
Mikrometer

memiliki

jenis

umum

pengelompokan

yang

didasarkan pada aplikasi berikut :


1. Mikrometer luar, yang digunakan untuk ukuran memasak
kawat, lapisan-lapisan, blok-blok, dan batang - batang.

Gambar 2.1 Mikrometer Luar

2. Mikrometer dalam, yang digunakan untuk mengukur garis


tengah dari lubang suatu benda.

3 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

Gambar 2.2 Mikrometer Dalam

3. Mikrometer kedalaman, yang digunakan untuk mengukur


kerendahan dari langkah-langkah dan slot - slot.

Gambar 2.3 Mikrometer Kedalaman

Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti dari


pada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0.01 mm. Mikrometer
terdiri dari (1) poros tetap (anvil); (2) Poros geser / putar (spindle);
(3) Skala utama (sleeve); (4) skala nonius (thimble); (5) Pemutar
(ratchet knob) (6) Pengunci (lock).

Gambar 2.4 Bagian-Bagian Mikrometer

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat


mencapai persepuluh, seperdua puluh, sepertiga puluh, seperlima
puluh, dan seperseratus milimeter.

4 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bergerak. Jangka


sorong juga terdiri dari dua bagian, yaitu skala utama yang terdapat
pada bagian diam (ragang diam) dan skala nonius (vernier) yang
terdapat pada bagian bergerak (rahang geser).

Gambar 2.5 Bagian-Bagian Jangka Sorong

Keterangan :
1. Rahang Luar
Digunakan untuk mengukur bagian luar dari suatu benda. Terdiri
atas rahang tetap dan rahang geser.
2. Rahang Dalam
Digunakan untuk mengukur bagian dalam dari suatu benda.
Terdiri dari atas rahang tetap dan rahang geser.
3. Dept Bar
Digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.
4. Step
Digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda.
5. Skala Utama
Dalam cm : pada skala utama, angka 0-17 menunjukan skala
dalam centimeter, sedangkan garis-garis yang lebih pendeknya
dalam milimeter. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm
sehingga dua skala utama yang berdekatan berukuran 0,1 cm
atau sama dengan 1 mm.

5 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

Dalam inchi : pada skala utama, angka 0-6 menunjukan skala


dalam inchi, sedangkan garis-garis yang lebih pendeknya dalam
fraksi.
6. Skala Nonius
1
Dalam 10 mm : jangka sorong pada Gambar 2.5, untuk

setiap garis skala menunjukan

memiliki skala

1
20

1
10

mm. Tetapi ada juga yang

mm, dan lain-lain. Sepuluh skala nonius

memiliki panjang 9mm, sehingga jarak dua skala nonius yang


saling berdekatan adalah 0.9mm. Dengan demikian, perbedaan
satu skala utama dan satu skala nonius adalah 1mm - 0,9mm =
0,1mm atau 0,01cm. Dengan melihat skala terkecil dari jangka
sorong ini, maka ketelitian dari jangka sorong adalah setengah

dari skala terkecil jangka sorong tersebut, yaitu

5
1000

atau

0,0005cm.
Dalam inchi : menunjukan skala pengukuran fraksi dari inchi.
7. Pengunci
Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak ketika
pengukuran seperti rahang atau dept bar.

2.3 Fungsi Mikrometer dan Jangka Sorong


Fungsi mikrometer :
1. Mengukur ketebalan benda tipis misalnya uang koin logam,
bahkan untuk mikrometer yang sangat teliti bisa digunakan untuk
mengukur tebal kertas. Ketelitian mikrometer yang sangat teliti

6 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

bisa

digunakan

untuk

mengukur

tebal

2016

kertas.

Ketelitian

mikrometer skrup yaitu antara 0,01 mm atau 0,05 mm.


2. Mengukur diameter luar sebuah benda yang kecil misalnya
bantalan peluru, atau silinder kecil.
3. Untuk mikrometer tertentu yang memiliki rahang geser bisa juga
digunakan untuk mengukur kedalaman benda yang kecil seperti
jangka sorong.

Gambar 2.6 Kegunaan Mikrometer

Fungsi jangka sorong :


1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara dicapit.
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa
lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur.
3. Untuk mengukur kedalaman celah/ lubang pada suatu benda
dengan cara menancapkan / menusukan bagian pengukur.
4. Mengukur panjang sebuah benda.
Gambar 2.7 Kegunaan Jangka Sorong

7 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

2.4 Cara Mengukur Menggunakan Mikrometer dan Jangka Sorong


Cara menggunakan mikrometer
1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
2. Buka rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar
hingga benda dapat masuk ke rahang.
3. Letakan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali
sampai tepat.
4. Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan
dan terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat, cukup
sampai benda tidak jatuh saja.
5. Kunci mikrometer agar rahang geser tidak bergerak.
6. Keluarkan benda dari mikrometer dan baca skalanya.

Cara membaca mikrometer

8 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

1.

2016

Posisikan mikrometer tegak lurus terhadap pandangan.


2. Bacalah skala utama pada mikrometer. Garis bada bagian
atas menunjukan angka bulat dalam milimeter, contohnya
1mm, 2mm, 3mm, dst. Sedangkan garis skala bagian bawah
adalah skala tengah yang menunjukan 0,5.
3. Bacalah skala nonius yaitu garis yang tepat segaris dengan
garis pembagi pada skala utama. Setiap satu garis pada
skala nonius menunjukan 0,01mm.
4. Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan hasil
pengukuran dari skala nonius.

Gambar 2.8 Cara Membaca Mikrometer

Cara mengukur sisi luar suatu benda menggunakan jangka


sorong :
1. Tempatkan besi pada bagian ujung alat jangka sorong.
2. Lakukan pergeseran skala geser hingga diameter besi sudah
tepat bersinggungan di kedua sisi bagian ukur jangka sorong
3. Kuncikan alat pengunci pada skala geser.
4. Untuk mendapatkan nilai diameter besi dapat dilihat sebagai
berikut. Lihat angka di skala diam dimana tepat dikiri angka

9 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

nol skala geser (titik A). Kemudian lihat angka di skala geser
dimana tepat garis bersinggungan dengan garis di skala
diam (titik B).
5. Maka nilai diameter besi adalah A + (0,01 x B).

Gambar 2.9 Cara Mengukur Diameter Luar Suatu Benda

Cara mengukur sisi dalam suatu benda mengguanakan jangka


sorong :
1. Putar pengunci berlawanan dengan arah jarum jam.
2. Masukan rahang bagian atas kedalam benda yang akan di
ukur.
3. Geser rahang sampai tepat pada sisi bagian dalam benda.
4. Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak
bergeser.
5. Baca skala utama dan skala noniusnya.

10 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

Gambar 2.10 Cara Mengukur Diameter dalam Suatu Benda

Cara mengukur panjang suatu benda menggunakan jangka


sorong.
1. Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
2. Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh
dasar benda.
3. Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak
bergeser.
4. Baca skala utama dan skala noniusnya.
Gambar 2.11 Cara Mengukur Panjang Suatu Benda

Cara mengukur kedalaman suatu benda menggunakan jangka


sorong.
1. Tempatkan benda yang akan diukur kedalamannya pada tangkai
ukur.

2. Tarik rahang geser hingga menyentuh permukaan dalam benda.


3. Baca skala utama dan noniusnya.

11 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

Gambar 2.12 Mengukur Kedalaman Suatu Benda

2.5 Fungsi Mikrometer dan Jangka Sorong


Pemeliharaan mikrometer :
a. Sebelum digunakan, mikrometer harus dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran dan karat pada bagian mulut ukurannya,
yaitu oada landasan tetap dan juga landasan jalan.
b. Pemeriksaan kedudukan nol dengan cara memutarkan tabung
putar sampai mulut ukur rapat dan garis referensinya atau skala
ukurnya menunjukan angka nol, bila perlu distel menggunakan
kunci penyetel.
c. Gunakan mikrometer dengan memutarkan tabung sampai
berbunyi trek setelah itu jangan diputar atau dipaksakan.
d. Periksa gerakan poros ukur apakah terjadi goyangan akibat
arusnya ulir utama.
e. Periksa kesejajaran muka ukur atau permukaan landasan, baik
pada landasan tetap maupun landasan gesernya.
f. Periksa kebenaran skala ukuran mikrometer.
g. Jangan menyalah gunakan mikrometer, misalnya di jadikan
penjepit atau klem.
h. Jangan digunakan untuk mengukur benda-benda yang sedang
berjalan atau berputar.
i. Jangan digunakan sebagai alat pemukul.
j. Simpanlah mikrometer dalam keadaan bersih, cukup dilap dan
dilapisi vaseline pada poros ukur dan kedua permukaan
landasannya, setelah itu masukan pada kotak khusus untuk
menyimpan alat - alat ukur.
12 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

Pemeliharaan jangka sorong :


a. Hindari penempatan alat pada temoat-tempat yang panas
karena dapat menyebabkan alat akan memuai sehingga hasil
ukur tidak normal.
b. Hindari penempatan ukuran yang di bebani oleh benda lainnya
karena akan bisa jadi melengkung.
c. Setiap selesai pemakaian usahakan alat selalu dibersihkan dan
diolesi oleh dengan minyak supaya tidak lekas berkarat.
2.6 Penyelesaian Soal dari Mikrometer
Contoh soal :
Suatu benda berbentuk bola kecil

diukur

diameternya

menggunakan mikrometer sekrup seperti terlihat pada gambar di


bawah ini.

Bacaan skala

yang tepat

dari pengukuran diameter benda tersebut adalah.


Pembahasan :
Pada mikrometer sekrup ada dua skala yaitu skala utama dan skala
nonius. Panjang benda yang diukur merupakan jumlah dari skala
utama dan skala nonius.
x = skala utama + skala nonius
Untuk membaca skala pada mikrometer sekrup perhatikan garis
yang berimpit pada skala nonius dan garis mendatar pada skala
utama. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.

13 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

Dari gambar di atas, jelas terlihat bahwa skala nonius dan garis
skala utama berhimpit pada 0,31 mm (31 x 0,01) sedangkan skala
utama menunjukkan 7 mm. Dengan demikian panjang diameter
benda yang diukur adalah :
d = skala utama + skala nonius
d = 7,00 + 0,31
d = 7,31 mm
2.7 Penyelesaian Soal dari Jangka Sorong
Contoh Soal :
Sebuah benda diukur dengan jangka sorong. Jika skala pada
pengukuran ditunjukkan pada gambar di bawah ini, maka panjang
benda tersebut adalah.

Pembahasan :
Pada jangka sorong juga terdapat skala utama dan skala nonius.
Perhatikan garis yang berimpit pada skala utama dan skala nonius.
Perhatikan gambar di bawah ini.

14 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

Tentukan

skala

utama dan

skala

noniusnya :
Skala utama = 5,6 cm
Skala nonius = 6 x 0,01 = 0,06 cm
Dengan demikian panjang benda adalah :
Panjang benda = skala utama + skala nonius
Panjang benda = 5,6 + 0,06 = 5,66 cm
2.8 Penyelesaian Soal Pengukuran Secara Statis
Contoh soal :
Dilakukan percobaan terhadap silinder besi, dengan uraian sebagai
berikut :
1. Diukur panjang dan lebar silinder besi dengan tempat yang
berlainan (dua kali pengukuran).
2. Diukur tebalnya dengan mikrometer sekrup

dan

diulang

sebanyak dua kali pengukuran di tempat yang berbeda.


3. Ditentukan massa silinder besi dengan cara menimbang cukup
sekali saja.
4. Dicatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai
berikut :
Keadaan Ruangan
Sebelum percobaan
Sesudah percobaan

P (cm)Hg
75,5 Hg
75,5 Hg

T (oC)
26oC
26oC

Massa silinder besi = 61,4 gram


Percobaan ke1.
2.
X

D (cm)
1,580
1,580
1,580

r (cm)
0,790
0,790
0,790

Literatur massa jenis ( ) besi = 7,8 g/cm3

15 | Universitas Widyatama Bandung

t (cm)
4,040
4,040
4,040

C (%)
75 %
72 %

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

Tentukan volume dari silinder besi tersebut dan tingkat ketelitiannya


:
Pembahasan :
Massa

= 61, 4 gram
massa
volume
61,4 gram

7,924 cm 3

Massa jenis ( p)

7,748 gram/cm 3

Volume silinder besi Volume tabung


r2 t
22

x (0,790) 2 x(4,040)
7
7,924 cm 3

Volume dan massa

jenis Silinder Besi pada percobaan 1 dan 2 :

16 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

1
x ketelitian alat (mikromete r skrup)
2
1
x 0,001 cm
2
0,0005 cm

* x adalah ketidakpas tian pembacaan alat


x

diameter

dan tinggi silinder besi

Pelaporan ketidakpastian :
(d d) = (1,580 0,0005) cm
(t t) = (4,040 0,0005) cm
Ketelitian Silinder (Besi)

p literatur - p percobaan
x 100%
Ketelitian 1
p
literatur

7,8 g/cm - 7,748 g/cm 3

x 100%
13

7,8
g/cm

99,33 %

2.9 Hukum Archimides


Setiap benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke
dalam fluida (air/gas) akan mendapat gaya keatas sebesar besar
zat cair yang dipindahkan, dijabarkan oleh Archimedes (287 212
SM) yang disebut Hukum Archimedes.
FA = Vb .f.g
Dimana :
FA : gaya ke atas (gaya angkat Archimedes) (Newton)

17 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

Vb : volume benda yang tercelup dalam fluida (m 3)


f : massa jenis fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila di ukur
dalam air dibandingkan di udara karena dalam air benda mendapat
gaya keatas. Sementara ketika diudara, benda memiliki berat yang
sesungguhnya.
Wu = mg
Ketika di dalam air benda dikatakan memiliki berat semu,
dinyatakan dengan
Ws = Wu - Fa
Keterangan :
Ws = berat semu (N)
Wu = berat sesungguhnya (N)
Fa = gaya angkat ke atas (N)
Gaya angkat ke atas ini disebut juga gaya apung. Definisi
gaya apung adalah gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang
timbul karena selisih gaya hidrostatik yang dikerjakan fluida antara
permukaan bawah dan permukaan atas.
2.10

Penyelesaian Soal Pengukuran Secara Dinamis

Berdasarkan Hukum Archimides


Contoh soal :
Dilakukan percobaan terhadap kunci, dengan uraian sebagai
berikut :
1. Ditentukan massa kunci dengan cara menimbang.
2. Ditimbang sekali lagi kunci tersebut tergantung pada tali tipis.

18 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

3. Ditimbang sekali lagi kunci yang tergantung tersebut terendam


seluruhnya di dalam air, dengan ketentuan air tidak ikut
tertimbang dan kunci tidak mengenai dasar bejana.
4. Dicatat suhu air pada ruangan pada awal dan akhir percobaan.
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai
berikut :
No

Benda

1.

Kunci

Mudara
(gram)
13,6

Mair
(gram)
11,55

Literatur massa jenis ( ) besi = 7,8 g/cm3


Tentukan volume dari kunci tersebut dan ketelitiannya
Pembahasan :
Volume massa udara - massa air
13,6 gram - 11,55 gram
2,05 gram
2,05 cm 3
* massa jenis air 1 gram/cm 3
Volume benda (kunci)

Massa jenis ( p )

massa benda
volume benda
13,6 gram
2,05 cm 3

6,63 gram/cm 3

Massa jenis (p) benda

19 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

Ketelitian neraca teknis = 0,1 gram


x = x 0,1 gram = 0,05 gram
Ketelitian neraca analitik = 10 mg = 0,01 gram
x = x 0,01 gram = 0,005 gram
Pelaporan ketidakpastian sebagai berikut :
(mu m) = (13,6 0,05)gram
(ma m) = (11,55 0,005)gram

p literatur - p percobaan
x 100%
Ketelitian 1
p
literatur

7,8 g/cm - 6,63 g/cm 3


1 3
x 100%
7,8
g/cm

85,00%
Ketelitian volume

kunci :

BAB III
PEMBAHASAN
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur
dengan suatu besaran tertentu. Untuk melakukan pengukuran dibutuhkan
alat pengukur. Setiap alat ukur mempunyai ketelitian yang berbeda-beda.
Misalnya jangka sorong memiliki ketelitian 0,1mm sementara mikrometer
sekrup mempunyai ketelitian 0,01mm. Hal inilah yang menyebabkan
perbedaan hasil pengukuran antara alat yang satu dengan yang lainya.
Dalam alat ukur yang mempunyai ketelitian yang tinggi terdapat skala

20 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

nonius. Skala nonius adalah skala yang lebih kecil dari skala utama.
Tujuan dari skala nonius adalah agar alat ukur memiliki ketelitian yang
lebih tinggi karena jarak antaraskala akan lebih kecil.
Suatu pengukuran akan selalu dihinggapi ketidakpastian. Adapun
sebab-sebabnya antara lain :
1. Adanya nilai skala terkecil (least count) yang timbul oleh keterbatasan
alat ukur.
2. Adanya ketidakpastian bersistem.
3. Adanya ketidakpastian titik nol.
4. Keterbatasan pengamat.
Untuk menentukan volume benda padat dapat dilakukan dengan
pengukuran dimensi (untuk yang bentuknya beraturan) dan untuk yang
ukurannya tidak beraturan dengan menggunakan prinsip Archimedes.
Cara pengukuran dimensi ini dapat disebut juga dengan metode statis
yaitu dengan mengukur panjang, lebar dan tebal benda di tempat-tempat
yang berlainan serta menentukan massa benda tersebut (untuk massa
benda cukup menimbang satu kali saja). maka setelah diketahui volume
dan massa jenis benda padat tersebut maka massa jenis zat padat
tersebut dapat diketahui. Sehingga dapat diketahui pula bahan tersebut
terbuat dari bahan apa. Sedangkan untuk prinsip Archimedes disebut juga
dengan cara dinamis yaitu dengan mencelupkan zat padat di luar zat cair
yang diketahui massa jenisnya. Dengan menimbang zat padat di luar zat
cair dan di dalam zat cair maka volume zat padat dapat ditentukan.
Massa jenis termasuk besaran turunan yaitu sama dengan massa
dibagai volume benda. Oleh karena itu, untuk menentukan massa jenis
sebuah benda kita perlu dua alat ukur, yaitu alat ukur massa (neraca) dan
alat ukur volume (penggaris untuk benda yang teratur bentuknya atau
gelas ukur).

21 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

Cara

lain

untuk

mengukur

volume

benda

2016

adalah

dengan

memasukkan benda langsung ke dalam gelas ukur.


Contoh:

Mula-mula air pada gelas ukur menunjuk skala pada 50,4 ml.
Setelah sebuah benda dimasukkan pada gelas ukur, air menunjuk pada
skala 54,4 ml. Jadi volume benda tersebut adalah 54,4 ml 50,4 ml atau
4,0 ml.

22 | Universitas Widyatama Bandung

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

2016

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
IV.1

Kesimpulan
Dari uraian pembahasan mengenai pengukuran benda padat,

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.


1. Mikrometer
suatu benda

sekrup

digunakan

sedangkan

untuk

jangka

mengukur

sorong

ketebalan

digunakan

untuk

mengukur panjang serta lebar suatu benda.


2. Pengukuran volume benda dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu
statis dan dinamis dengan ketentuan :
Syarat cara statis

: benda harus beraturan


tidak elastis

Syarat cara dinamis

: benda tidak beraturan

23 | Universitas Widyatama Bandung

2016

Makalah Praktikum Fisika Pengukuran Benda


Padat

Elastis
3. Ketelitian pengukuran secara statis lebih besar dari pada cara
dinamis.
IV.2

Saran
1. Sebelum

melakukan

percobaan

pengukuran

benda

padat,

sebaiknya mahasiswa memahami dulu konsep besaran dan


satuan.
2. Sebaiknya pengukuran diakukan sebanyak lebih dari dua kali dari
sudut yang berbeda agar mendapat hasil maksimal.

24 | Universitas Widyatama Bandung

Anda mungkin juga menyukai