Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar, karena

berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Bidang fisika biasanya

dibagi menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik dan magnet, dan

topik-topik modern seperti relativitas, struktur atom, fisika zat padat, fisika

nuklir, partikel elementer, dan astrofisika, Serta pengukuran. tanpa adanya

pengukuran kita tidak akan tau satuan-satuan dari bidang fisika tersebut,

Dan cara mengukur benda-benda tersebut.(MA Syari. 2016)

Dalam melakukan suatu percobaan tentu diperlukannya sebuah alat

untuk mengetahui perubahan yang terjadi. Istilah satu jengkal, satu hasta,

dan satu kaki merupakan istilah yang sering digunakan oleh masyarakat

zaman dahulu untuk mengukur panjang suatu benda. Jika diperhatikan,

penggunaan alat ukur tersebut kurang efektif ya, mengingat ukuran jengkal,

hasta, maupun kaki setiap individu berbeda-beda. Oleh karena itu, para

ilmuwan Fisika mulai membuat suatu alat ukur yang baku, misalnya

penggaris, meteran, jangka sorong, dan sebagainya. Alat-alat ukur tersebut

digunakan untuk mengukur suatu besaran, contohnya panjang. Nah, Oleh

karena itu, perlu untuk memahami mengenai pengukuran karena pengukuran

dibutuhkan dalam banyak hal. Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari

kegiatan praktikum diantaranya Praktikum “pengukuran” kali ini akan

mengenalkan beberapa alat ukur dan cara pengukuran terhadap suatu

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

menggunakan alat ukur, contohnya jangka sorong dan mikrometer skrup

(Indira, 2020)

1.2 Tujuan Praktikum

Setelah melakukan percobaan ini di harapkan :

1. Mengetahui cara penggunaan dan membaca alat-alat ukur; jangka

sorong, dan mikrometer sekrup.

2. Membaca dan menuliskan skala dengan benar dan hasil pengukuran

atau perhitungan.

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pengukuran adalah suatu kegiatan yang dilakukan terhadap suatu

objek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang bersesuaian dengan

objek yang diukur. Jadi, mengukur adalah membandingkan suatu objek yang

akan diukur dengan suatu alat yang dianggap sebagai ukuran standar.

Melakukan pengukuran dalam suatu besaran fisika, sangat dibutuhkan

dengan namanya alat ukur, dengan adanya alat ukur dapat membantu kita

mendapatkan data hasil pengukuran. Faktor lain selain alat ukur untuk

mendapatkan hasil yang akurat perlu adanya faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi proses pengukuran antara lain benda yang diukur, proses

dalam pengukuran, kondisi suatu lingkungan dan orang yang melakukan

pengukuran. Apabila orang tersebut tidak fokus, hasil pengukuran pun tidak

tepat (Mikrajuddin, 2016).

Alat ukur yang digunakan haruslah memperhatikan nilai objek yang

akan diukur agar sesuai dengan peruntukannya. Misalnya, apabila kita ingin

mengukur lebar sebuah buku tulis maka alat ukur yang tepat digunakan

adalah mistar atau penggaris. jika alat ukur yang digunakan penggaris maka

hasil yang akan diperoleh tidak akan sahih, jadi yang paling tepat digunakan

adalah mikrometer. Pengukuran besaran fisis dalam fisika dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

langsung. Pengukuran langsung dapat dilakukan dengan menggunakan alat

langsung hingga diperoleh besaran fisis yang dikehendaki secara langsung

pula. Misalnya, untuk mengukur kedalaman, dan Panjang benda (Indira

2020)

2.2 Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai

seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian

bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian

dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah

dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat

ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorong dibawah 30cm dan 0.01 untuk

yang diatas 30cm.

angka sorong disebut juga dengan Vernier dan caliper. (Wahyuni,dkk,2022)

Gambar. 2.1 Jangka Sorong


Sumber : (dokumentasi pribadi praktikum fisika dasar 2023)

Keterangan:

1. Rahang dalam : untuk mengukur diameter suatu benda.

2. Rahang luar : untuk mengukur panjang suatu benda.

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3. Sekrup pengunci : untuk mengunci jangka sorong agar tidak bergeser

ketika melakukan pengukuran.

4. Skala imperial : skala yang tidak baku dalam satuan inchi.

5. Skala metric : skala dengan Satuan Internasional seperti cm atau mm.

6 Pengukur kedalaman : sebagai pengukur kedalaman suatu lubang.

7 Skala utama : skala imperial dan skala metric.( Chusni,2017)

2.2.1 Pedoman Membaca Skala jangka sorong

1. Baca skala utama dengan membaca garis angka nol skala vernier

terletak pada ruas atau garis ke berapa di skala utama. Ini akan

menunjukkan “ANGKA NOMINAL”

2. Baca skala VERNIER dengan membaca garis ke berapa dari skala

vernier yang paling lurus dg garis skala utama. Ini akan menunjukkan

“ANGKA DESIMAL”

3. Menjumlahkan angka nominal dan angka desimal.

2.2.3 Fungsi Jangka Sorong

1. Mengukur benda kerja pada bagian luar, bentuk kubus, persegi

panjang, bujur sangkar atau bulat.

2. Mengukur benda kerja pada bagian dalam, bentuk pipa bulat, segi

empat

3. Mengukur kedalaman lubang.

4. Mengukur ketinggian benda yg bertingkat

2.3 Mikrometer Sekrup

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Micrometer skrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur

panjang sebuah benda kecil secara elektronika. Micrometer scrup memiliki

ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong, ketelitian

micrometer scrup adalah 0,01 cm sehingga 25,00 mm atau ketelitian

micrometer scrup adalah setengah dari skala terkecilnya, jadi ketelitian

micrometer scrup adalah ½ * 0,01 mm= 0,005 mm atau 0,0005 cm

Micrometer sekrup juga digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda.

Karena mikrometer sekrup adalah alat ukur yang melihat dan mengukur

benda dengan suatu ukuran yang sangat kecil dengan ketelitian yang sangat

kecil. (Rizal,dkk2022)

Gambar. 2.2 Mikrometer Sekrup


Sumber: ( Dokumen pribadi praktikum Fisika dasar 2023)

2.3.1 Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup

1. Benda atau plat tipis yang akan diukur ketebalannya diletakkan di

antara landasan dan sumbu. Kemudian gagang pemutar kita atur

sehingga plat tersebut terjepit dengan kuat, baru kita tarik kunci ke

arah kiri agar tidak terjadi pergeseran lagi (mengunci).

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2. Untuk menentukan besarnya pengukuran maka pembacaan skala kita

lakukan dengan membaca skala tetap terlebih dahulu, dengan satuan

milimeter, yaitu garis skala tetap yang tepat berada di depan gagang

pemutar.

3. Pada pembacaan skala putar akan kita peroleh suatu angka tertentu

kemudian kita kalikan dengan 0,01. Jumlah pembacaan skala tetap

dan skala putar inilah yang merupakan hasil akhir

2.3.2 Fungsi Mikrometer Sekrup

1. Mengukur benda kerja dengan lebih teliti (presisi) pada bagian luar,

bentuk kubus, persegi panjang, bujur sangkar atau bulat (Out Side

Micrometer).

2. Mengukur benda kerja dengan lebih teliti (presisi) pada bagian dalam,

bentuk pipa bulat, segi empat dll (Inside Micrometer)

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan tempat.

Praktikum alat ukur ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 26

Februari 2023 pukul 07.00 WITA – selesai, bertempat di laboratorium

Material & Metalurgi, Program Studi S1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Alat dan bahan.

Alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan praktikum kali ini

antara lain :

1. Jangka sorong

2. Mikrometer sekrup

3. SIlinder berongga

4. Koin 500 kuningan

5. Spesimen

6. Penggaris besi

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.3 Prosedur praktikum.

3.3.1 Pengukuran dengan jangka sorong.

1. Ukurlah diameter bagian silinder berongga, diameter bagian dalam

silinder berongga, dan kedalaman silinder berongga, masing-masing

sebanyak 5 kali dan catat hasil pengukurannya dalam tabel dengan

menggunakan jangka sorong.

2. Dari tabel di atas hitung rata-rata diameter ketiga bagian objek yang

diukur.

3. Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata, kemudian

tuliskan hasilnya dalam tabel.

4. Tulislah hasil pengukuran (hasil pengukuran = rata-rata

ketidakpastian)

3.3.2 Pengukuran dengan mikrometer sekrup.

1. Ukurlah ketebalan spesimen, ketebalan koin 500 kuningan dan tebal

penggaris besi masing-masing sebanyak 5 kali dan catat hasil

pengukurannya dalam tabel.

2. Dari tabel di atas hitung rata-rata dari ketebalan spesimen, koin 500

kuningan dan ketebalan penggaris besi.

3. Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata dan catat pada

tabel.

4. Tuliskan hasil pengukuran (hasil pengukuran = rata-rata

ketidakpastian)

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. "Fisika dasar 1." Bandung: Institut Teknologi


Bandung 201 (2016).

Chusni, Muhammad Minan. 2017. Pengenalan Alat Ukur. Bandung. UIN


Sunan Gunung Djati Bandung, 2017

Indira, Ihfa 2020 Fisika Dasar-Pengukuran

Rizal, Syamsul Dkk (2016). Alat ukur dan pengukuran PENERBIT


CV.EUREKA MEDIA AKSARA

Syari, Milli Alfhi (2016),PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN


KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK TERHADAP HASIL BELAJAR
FISIKA DASAR MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI
TEKNIK HARAPAN MEDAN. Masters thesis, UNIMED.

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan

4.1.1 Data Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong

Tabel 4.1 Data Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong

Diameter Dalam Diameter Luar Kedalaman

No. silinder silinder Silinder

Skala Skala Skala Skala Skala Skala

Utama Nonius Utama Nonius Utama Nonius

1. 17 mm 0,6 mm 31 mm 0,5 mm 77 mm 0,4 mm

2. 17 mm 0,7 mm 31 mm 0,5 mm 77 mm 0,4 mm

3. 17 mm 0,7 mm 32 mm 0,3 mm 77 mm 0,2 mm

4. 17 mm 0,8 mm 32 mm 0,3 mm 76 mm 0,5 mm

5. 17 mm 0,9 mm 32 mm 0,5 mm 77 mm 0,5 mm

4.1.2 Data Hasil Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong

Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong

No. Diameter Dalam Diameter Luar Kedalaman

silinder silinder silinder

1. 16,3 mm 32,2 mm 77,2 mm

2. 17,6 mm 32,3 mm 77,4 mm

3. 17,7 mm 31,10 mm 77,45 mm

4. 17,9 mm 32,95 mm 76,65 mm

5. 18,95 mm 32,95 mm 77,55 mm

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

4.1.3 Data Pengukuran Menggunakan Mikrometer Sekrup

Tabel 4.3 Data Pengukuran Menggunakan Mikrometer Sekrup

No Ketebalan Ketebalan Ketebalan Uang

Spesimen Penggaris Logam

Skala Skala Skala Skala Skala Skala

Utama Nonius Utama Nonius Utama Nonius

1 5,5 mm 0,2 mm 1,5 mm 0,09 mm 0,5 mm 0,17 mm

2 5,5 mm 0,21 mm 1,5 mm 0,08 mm 0,5 mm 0,16 mm

3 5,5 mm 0,22 mm 1,5 mm 0,09 mm 0,5 mm 0,16 mm

4 5,5 mm 0,23 mm 1,5 mm 0,05 mm 0,5 mm 0,15 mm

5 6 mm 0,23 mm 1,5 mm 0,09 mm 0,5 mm 0,17 mm

4.1.4 Data Hasil Nilai Pengukuran Dengan Mikrometer Sekrup

Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Menggunakan Mikrometer Sekrup

No Ketebalan Ketebalan Ketebalan Uang

Spesimen Penggaris Logam

1 5,66 mm 2,69 mm 1,51 mm

2 5,69 mm 2,71 mm 1,56 mm

3 5,7 mm 2,75 mm 1,56 mm

4 5,72 mm 2,69 mm 1,57 mm

5 5,75 mm 3,44 mm 1,58 mm

4.2 Rat a-rata Hasil Percobaan Jangka Sorong

4.2.1 Rata-rata Diameter Dalam Silinder Berongga

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Jumlah hasil percobaan / jumlah percobaan = (17 mm + 17 mm + 17

mm + 17 mm + 17 mm) / 5 = 17 mm

4.2.2 Rata-rata Diameter Luar Silinder Berongga

Jumlah hasil percobaan / jumlah percobaan = (31 mm + 32 mm + 32

mm + 31 mm + 32 mm) / 5 = 31,6 mm

4.2.3 Rata-rata Kedalaman Silinder Berongga

Jumlah hasil percobaan / jumlah percobaan = (77 mm + 76 mm + 77

mm + 77 mm + 76,65 mm) / 5 = 76,73 mm

4.3 Rata-rata Hasil Percobaan Mikrometer Sekrup

4.3.1 Rata-rata Ketebalan Spesimen

Jumlah hasil percobaan / jumlah percobaan = (5,5 mm + 5,5 mm + 6

mm + 5,5 mm + 5,5 mm) / 5 = 5,6 mm

4.3.2 Rata-rata Ketebalan Penggaris

Jumlah hasil percobaan / jumlah percobaan = (1,5 mm + 1,5 mm + 1,5

mm + 1,5 mm + 1,5 mm) / 5 = 1,5 mm

4.3.3 Rata-rata Ketebalan Uang Logam

Jumlah hasil percobaan / jumlah percobaan = (0,5 mm + 0,5 mm + 0,5

mm + 0,5 mm + 0,5 mm) / 5 = 0,5 mm

4.4 Nilai Deviasi Rata-Rata Hasil Percobaan Jangka Sorong

4.4.1 Deviasi Rata-rata Diameter Dalam Silinder Berongga

Deviasi rata−rata=¿

( ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N AWAL ) + …+ ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N


¿
JUMLAH PERCOBAAN

=|

((17,69 mm – 17,7 mm) + (17,69 mm – 18,95 mm) + (17,69 mm – 16,3 mm)

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

+ (17,69 mm – 17,6 mm) + (17,69 mm – 17,9 mm)) / 5 | = 0 mm

4.4.2 Deviasi Rata-rata Diameter Luar Silinder Berongga

Deviasi rata−rata=¿

( ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N AWAL ) + …+ ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N


¿
JUMLAH PERCOBAAN

=|((32,3 mm – 31,10 mm) + (32,3 mm – 32,95 mm) + (32,3 mm – 32,2 mm)

+ (32,3 mm – 32,3 mm) + (32,3 mm – 32,95 mm)) / 5 | = 0 mm

4.4.3 Deviasi Rata-rata Kedalaman Silinder Berongga

Deviasi rata−rata=¿

( ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N AWAL ) + …+ ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N


¿
JUMLAH PERCOBAAN

=|

((77,25 mm – 77,45 mm) + (77,25 mm – 77,55 mm) + (77,25 mm – 77,2

mm) + (77,25 mm – 77,4 mm) + (77,25 mm – 76,65 mm)) / 5 | = 0 mm

4.5 Nilai Deviasi Rata-Rata Percobaan Mikrometer Sekrup

4.5.1 Deviasi Rata-rata Ketebalan Spesimen

Deviasi rata−rata=¿

( ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N AWAL ) + …+ ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N


¿
JUMLAH PERCOBAAN

=|

((5,7 mm – 5,72 mm) + (5,7 mm – 5,69 mm) + (5,7 mm – 5,66 mm) + (5,7

mm – 5,75 mm) + (5,7 mm – 5,7 mm)) / 5 | = 0,004 mm

4.5.2 Deviasi Rata-rata Ketebalan Penggaris

Deviasi rata−rata=¿

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

( ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N AWAL ) + …+ ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N


¿
JUMLAH PERCOBAAN

=|

((2,85 mm – 2,69 mm) + (2,85 mm – 2,71 mm) + (2,85 mm – 2,69 mm) +

(2,85 mm – 3,44 mm) + (2,85 mm – 2,75 mm)) / 5 | = 0,006 mm

4.5.3 Deviasi Rata-rata Ketebalan Uang Logam

Deviasi rata−rata=¿

( ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N AWAL ) + …+ ( RATA−RATA DIAMETER−DIAMETER N


¿
JUMLAH PERCOBAAN

=|

((1,55 mm – 1,57 mm) + (1,55 mm – 1,56 mm) + (1,55 mm – 1,51 mm) +

(1,55 mm – 1,58 mm) + (1,55 mm – 1,56 mm)) / 5 | = 0,006 mm

4.6 Nilai Keseksamaan Percobaan Jangka Sorong

4.6.1 Nilai Keseksaman Diameter Dalam Silinder Berongga

RATA−RATA DIAMETER−DEVIASI RATA−RATA


Nilai keseksamaan= X 100 %
RATA−RATA DIAMETER

17 , 69 mm−0 mm
= x 100 %
17 , 69 mm

= 100 %

4.6.2 Nilai Keseksaman Diameter Luar Silinder Berongga

RATA−RATA DIAMETER−DEVIASI RATA−RATA


Nilai keseksamaan= X 100 %
RATA−RATA DIAMETER

32, 3 mm−0 mm
= x 100 %
32 ,3 mm

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

= 100 %

4.6.3 Nilai Keseksamaan Kedalaman Silinder Berongga

RATA−RATA DIAMETER−DEVIASI RATA−RATA


Nilai keseksamaan= X 100 %
RATA−RATA DIAMETER

77 ,25 mm−0 mm
= x 100 %
77 , 25 mm

= 100 %

4.7 Nilai Keseksamaan Percobaan Mikrometer Sekrup

4.7.1 Nilai Keseksamaan Ketebalan Spesimen

RATA−RATA DIAMETER−DEVIASI RATA−RATA


Nilai keseksamaan= X 100 %
RATA−RATA DIAMETER

5 ,7 mm−0,004 mm
= x 100 %
5 , 7 mm

= 100 %

4.7.2 Nilai Keseksamaan Ketebalan Penggaris

RATA−RATA DIAMETER−DEVIASI RATA−RATA


Nilai keseksamaan= X 100 %
RATA−RATA DIAMETER

2 ,85 mm−0,006 mm
= x 100 %
2 , 85 mm

= 100 %

4.7.3 Nilai Keseksamaan Ketebalan Uang Logam

RATA−RATA DIAMETER−DEVIASI RATA−RATA


Nilai keseksamaan= X 100 %
RATA−RATA DIAMETER

1, 55 mm−0,006 mm
= x 100 %
1 , 55 mm

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

= 100 %

4.8 Pembahasan

Pada praktikum pengukuran alat ukur sederhana ini digunakan 2 alat

ukur yang berbeda yaitu jangka sorong dan mikrometer sekrup. Kedua

benda tersebut merupakan alat ukur sederhana yang umumnya sering

digunakan dalam pengukuran dan memiliki fungsi yang berbeda.

Pengukuran yang pertama, yaitu dengan menggunakan Jangka sorong untuk

mengukur sebuah benda yang memiliki diameter luar, diameter dalam, dan

kedalaman. Benda yang digunakan yaitu silinder berongga.

Setelah
penentuan dilakukan
skala pengukuran
utama dan didapatkan
skala nonius padasehingga
harus tepat, setiap benda hasil
hasil yang

yang berbeda
didapat dengan
pun sesuai. Hasilskala utama dan
pengukuran skaladalam
diameter nonius yang berongga
silinder berbeda

pula. 17,7 mm, 18,95 mm, 16,3 mm, 17,6 mm, 17,9 mm. Untuk diameter luar
yaitu

diperoleh 31,10 mm, 32,95 mm, 32,2 mm, 32,3 mm, 32,95 mm. Dan untuk

kedalamannya diperoleh hasil 77,45 mm, 77,55 mm, 77,2 mm, 77,4 mm,

76,65 mm.

Pengukuran yang kedua yaitu dengan menggunakan mikrometer

sekrup untuk mengukur tiga benda yang memiliki ketebalan. Benda yang

digunakan yaitu spesimen, penggaris, uang logam. Pembacaan skala pada

mikrometer sekrup sama seperti jangka sorong yang memiliki skala utama

dan skala nonius. Hasil yang diperoleh dari pengukuran ketebalan silinder

spesimen yaitu, 5,72 mm, 5,69 mm, 5,66 mm, 5,75 mm, 5,7 mm. Untuk

pengukuran ketebalan penggaris yaitu 2,69 mm, 2,71 mm, 2,69 mm, 3,44

mm, 2,75 mm. Untuk pengukuran ketebalan uang logam yaitu 1,57 mm, 1,56

mm, 1,51 mm, 1,58 mm, 1,56 mm.

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Dari hasil perhitungan pada pengukuran jangka sorong hasil rata- rata

diameter dalam, diameter luar, dan kedalaman silinder berongga adalah

17,69 mm, 32,3 mm, dan 77,25 mm. Dan untuk hasil perhitungan mikrometer

sekrup hasil rata-rata ketebalan pada spesimen, penggaris, dan uang logam

adalah 5,7 mm, 2,85 mm, dan 1,55 mm. Deviasi rata– rata diameter dalam,

diameter luar, dan kedalaman silinder berongga dan pejal adalah 0 mm, 0

mm, 0 mm. Dan dari pengukuran mikrometer sekrup dapat diperoleh deviasi

rata-rata ketebalan spesimen 0,004 mm, deviasi rata-rata ketebalan

penggaris 0,006 mm, dan deviasi rata-rata ketebalan uang logam 0,006 mm.

Nilai keseksamaan jangka sorong diameter dalam, diameter luar, dan

kedalaman silinder berongga adalah 100%, 100%, dan 100%. Dan nilai

keseksamaan mikrometer ketebalan spesimen, penggaris, dan uang logam

adalah 100%, 100%, dan 100 %.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan praktikum alat ukur ini adalah sebagai

berikut :

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002
PRAKTIKUM FISIKA REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1. Penggunaan alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup memiliki

cara pembacaan perhitungan yang mirip. Dengan menghitung skala utama

dan nonius, maka didapat perhitungan suatu benda.

2. Agar dapat membaca dan menuliskan skala dengan benar, diperlukan

ketelitian dan konsentrasi dalam melakukan pengukuran. Adapun metode

yang dapat dilakukan bisa dengan melakukan pengukuran berulang kali

hingga dapat ditentukan hasil perhitungan rata-rata.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya alat-alat yang

digunakan bisa di perbarui dan di perbanyak agar Praktikan bisa mencoba

alat-alat tersebut dengan leluasa dan cepat, kemudian tempat praktikum bisa

di tempatkan di ruangan yang terang agar pengukuran dapat dilakukan

dengan baik dan benar.

Evandy Brilliant Putra Fathikah


2210816310002

Anda mungkin juga menyukai