BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
BAB 2
PENGUKURAN
2.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum pengukuran adalah :
1 Melakukan pengukuran menggunakan jangka sorong, mikrometer sekrup,
gelas ukur dan neraca.
2 Mengukur besaran turunan massa jenis logam
5
6
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
skala, sedangkan satu putaran bagian vertikal akan mengubah skala horizontal
sebesar 0,5 mm.
c. Neraca
Neraca menggunakan prinsip keseimbangan karena bidang kerjanya harus
mendatar. Ketelitiannya adalah 0,1 gram.
Cara pengukuran massa benda dengan neraca adalah:
1. Letakkan benda pada cawan penimbang.
2. Geser beban-beban pada lengan-lengannya hingga terjadi keseimbangan
terhadap angka nol di ujung paling kanan.
3. Baca berapa gram massa benda tersebut.
b. Pengukuran Berulang
Apabila pengukuran dilakukan beberapa kali, akan diperoleh informasi yang
lebih baik tentang nilai yang sebenarnya. Untuk pengukuran berulang, Xo di
Xo= X =ΣXi/N =
(X1+X2+X3+…+Xn)/N…...................................................(2.3)
Sedang ketidakpastian menggunakan:
( Xi X ) 2
X
( N 1) ……..............................................................................(2.4)
2.3.2 Bahan
Benda dengan bentuk yang berbeda-beda.seperti :
1. Silinder pejal 4. Kerucut
2. Silinder berongga 5. Benda tak beraturan (kerikil)
3. Silinder bersusun
Keterangan :
1. Jangka sorong
2. Bahan sampel uji
3. Mikrometer sekr[up
9
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
Gambar 2.3.2a SIlinder Pejal Gambar 2.3.2b Gambar 2.3.2a SIlinder Susun
SIlinder Berongga
Mulai
Kesimpulan
Selesai
1 1.68 0 0
2 1.68 0 0
3 1.68 0 0
4 1.68 0 0
5 1.68 0 0
∑d = 8.4
2
d =∑d/5 ∑ (d1 d ) = ∑ p1 p = 0
= 1.68 × 10−2 0 Sd = 0
d 2
Luas Silinder 𝐴̅ = π .( ) =
221.5584 ×10-4 m2
2
∑ (Ai-A) ̅ 2
Simpangan Baku A SA =√ (n-1) = 0 m2
̅ )2
∑ (Vi-V
Simpangan Baku Volume = SV = √ = 0 𝑚3
(n-1)
28
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
∑ (m1 m )
2
m = ∑m/5 ∑ m1 m = 0.008 × 10−6
= 0.08502 = -5.68434E-14 Sm = 0.044721
2. Silinder Berongga
Untuk lebih jelasnya pengukuran pada silinder berongga dapat dilihat pada tabel
2.5
29
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
Sp = SP =
Sa = 3.535 Sb = 2.738 Sm = 5.477
4.472 4.472
2 ̅ 2
̅ =p̅.π. (a̅) -P̅ .π. (b) = 6.738855775 c𝑚3
Volume rata-rata silinder berongga V 2 2
2
̅)
∑ (Vi-V
Simpangan baku volume Sv=√ = 0.034729585 cm3
(n-1)
3. Silinder Bersusun
Untuk lebih jelasnya pengukuran pada silinder bersusun dapat dilihat pada tabel
2.6
Tabel 2.6 Pengukuran Diameter Panjang dan Massa Silinder Susun
30
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
Silinder B
∑ VB 3
̅ B=
Volume rata-rata silinder B V =3.239923405 ×10-6 m
3
Silinder C
̅ C = ∑ VC =1.810576272 ×10-6 m3
Volume rata-rata silinder C V 3
̅ )2
∑(Vi -V
Simpangan baku volume Sv =√ (n-1)
= 0.004583343
Silinder B
̅ )2
∑(Vi -V
Simpangan baku volume Sv =√ (n-1)
= 0.012637454
Silinder C
̅ )2
∑(Vi -V
Simpangan baku volumeSv =√ (n-1)
= 0.003899389
∑m
Massa benda rata-rata m
̅= = 53.98 g
5
̅ )2
∑(mi -m
Simpangan baku massa benda Sm =√ (n-1)
= 0.083666003
4. Kerucut
Untuk lebih jelasnya pengukuran pada kerucut dapat dilihat pada tabel 2.7
Tabel 2.7Pengukuran Diameter, Massa dan Volume Kerucut
Pengukuran Diameter Tinggi Massa Volume
Ke kerucut (... kerucut (... Kerucut (... ×10-6 m3)
32
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
∑D
̅=
Diameter kerucut rata-rata 𝐷 = 1.57 × 10−2 m
5
̅ )2
∑(Di -D
Simpangan baku D. SD=√ (n-1)
= 0.005
∑h
Tinggi kerucut rata-rata ℎ̅ = = 4.36 × 10−2 m
3
2
∑(hi -h̅ )
Simpangan baku h. Sh=√ (n-1)
=0
∑V
Volume kerucut rata-rata = 𝑉̅ = = 2.812145064 × 10−6 m3
3
̅ )2
∑(Vi -V
Simpangan bakuSv =√ (n-1)
= 0.017911611
∑m
Massa kerucut rata-rata 𝑚
̅= = 32.26 × 10−3 g
3
̅ )2
∑(mi -m
Simpangan bakuSm =√ (n-1)
= 0.054772256
∑V
Volume kerikil rata-rata = 𝑉̅ = 3 = 4 × 10−6 m3
(Vi V ) 2
Simpangan baku Sv = ( n 1) =0
∑𝑚
Massa kerikil rata-rata 𝑚
̅= = 16.34 × 10−3 kg
5
(mi m) 2
d =
d
n 0.933
1.68
1.68 1.57
d = (d d ) 2
0.003535534 0.002738613 0 0.005
(n 1)
KR =
d
0.210448447 0.29352763 0 0.318471338
100 0 0
d
Ket = 100 0 0 -
99.78955155 99.70647237 100 99.68152866
KR
Silinder Bersusun
A B C
(diameter I) (diameter II) ( diameter III)
(… × 10−2m) (… × 10−2m) (… × 10−2m)
1.584 1.2056 1.68
m=
m
58.16 85.02 53.98 32.26 16.34
n
m =
(m m) 2
0.054772256 0.044721 0.083666 0.054772 0.054772
(n 1)
KR =
m 0.09417513 0.052601 0.154994 0.169784 0.335204
100 0 0
m
Ket =
100 0 0 - KR
99.90582487 99.9474 99.84501 99.83022 99.6648
mo = m +
0.065067 0.071578 0.052839 0.031581 0.005324
m
36
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
v =
v
n 6.738855775 1127.732256 2.812145064
v =
(v v ) 2
0.03473 0 0.017912
(n 1)
v
KR = 100 0 0 0.515363 0 0.636938
v
v =
v
n 1.624929983 3.239923405 1.810576272 4
v =
0
(v v ) 2
0.004583 0.012637 0.003899
(n 1)
KR =
v 0.282064 0.390054 0.215367 0
100 0 0
v
Ket = 100 0 0 - 100
99.71794 99.60995 99.78463
KR
vo = v + v 1.55028× 3.17066×
1.525× 10−6 0.000002
10−6 10−6
38
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
2.8 Pembahasan
Berdasarkan data yang kita peroleh sehingga kita dapat menghasilkan
perbandingan antara volume dan massa jenis benda.
2.8.1 Perbandingan hasil perhitungan volume pada percobaan 1 sampai 3:
Berdasarkan pengukuran sehingga kita dapat menghasilkan perbandingan volume
pada percobaan 1 sampai 3 dapat dilihat pada tabel 2.12
Tabel 2.12 Perbandingan volume pada percobaan 1 – 5
Percobaan ke 1 2 3 4 5.
Volume Silinder
Berongga 6.713703 6.713703 6.713703 6.713703 6.713703
−6 3
(… × 10 m)
Volume Silinder
Pejal 11.277322 11.277322 11.277322 11.277322 11.277322
−6 3
(… × 10 m)
Volume Kerucut
2.830062 2.830062 2.830062 2.830062 2.830062
(… × 10−6m3)
Volume Silinder
Bersusun A 1.62698 1.62698 1.62698 1.62698 1.62698
(… × 10−6m )3
Volume Silinder
Bersusun B 3.253283 3.253283 3.253283 3.253283 3.253283
−6 3
(… × 10 m )
Volume Silinder
Bersusun C 1.807917 1.807917 1.807917 1.807917 1.807917
−6 3
(… × 10 m )
Volume Benda
Tidak Beraturan 4 4 4 4 4
−6 3
(… × 10 m )
39
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
Percobaan ke 1 2 3 4. 5.
Massa jenis
Silinder
Berongga 8668.837 8668.837 8668.837 8668.837 8668.837
kg⁄
m3
Massa jenis
Silinder Pejal 75.3725 75.3725 75.3725 75.3725 75.3725
kg⁄
m3
Massa jenis
Kerucut 11377.84 11377.84 11377.84 11377.84 11377.84
𝑘𝑔⁄
𝑚3
Massa jenis
Silinder 33190.333 33190.333 33190.333 33190.333 33190.333
Bersusun A 89 89 89 89 89
kg⁄
m3
Massa jenis
Silinder
Bersusun B 16598.62 16598.62 16598.62 16598.62 16598.62
kg⁄
m3
Massa jenis
Silinder
Bersusun C 29868.64 29868.64 29868.64 29868.64 29868.64
kg⁄
m3
Massa jenis
Benda Tidak
Beraturan 4100 4100 4100 4100 4100
𝑘𝑔⁄
𝑚3
𝑘𝑔⁄
𝜌̅𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎 = 8630.708354 𝑚3
41
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
𝑘𝑔⁄
𝜌̅𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛 = 26565.01384 𝑚3
𝑘𝑔⁄
𝜌̅𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑗𝑎𝑙 = 75.39023518 𝑚3
𝑘𝑔
𝜌̅𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 = 4085 ⁄𝑚3
𝑘𝑔
𝜌̅𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 = 11472.04218 ⁄𝑚3
2.10 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum tersebut adalah :
1. Untuk setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda
2. Hasil pengukuran terhadap besaran panjang, massa, dapat dilakukan secara
langsungdengan menggunakan jngka sorong, micrometer sekrup, mistar, dan
neraca.
3. Hasil pengukuran berbeda walaupun besaran menggunakan alat yang sama
dan dalam keadaan yang serupa. Hal ini berarti hasil pengukuran tak
seluruhnya terjamin ketepatannya.
4. Walaupun volume merupakan besaran turunan, tetapi pengukuran terhadap
besaran volume dapat dilakukan secara langsung menggunakan gelas ukur.
5. Pengukuran terhadap besaran turunan dapat dilakukan setelah mengetahui
besaran dasarnya. Dan data-data percobaan praktikum sebelumnya, ditemukan
42
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17
2.11 Saran
Dalam melaksanakan praktikum “Bab Pengukuran”, bayak kesalahan terjadi
akibat faktor teknis maupun no teknis, untuk mengurangi kesalahan, sebaiknya :
1. Mempelajari dan memahami terlebih dahulu modul praktiukum sebelum
melaksanakan kegiatan praktik di laboratorim.
2. Mempethatikan ketelitian ketika melakukan pengukuran dalam praktikum
tersebut.
3. Menggunakan alat ukur dengan baik dan benar.
4. Memperbaiki alat ukur yang sudah rusak, sehingga dapat mengurangi
kesalahan dalam melakukan pengukuran.
5. Mengerti benar cara menggunakan dan membaca alat ukur dengan baik.