Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018

BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

BAB 2
PENGUKURAN

2.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum pengukuran adalah :
1 Melakukan pengukuran menggunakan jangka sorong, mikrometer sekrup,
gelas ukur dan neraca.
2 Mengukur besaran turunan massa jenis logam

2.2 Dasar Teori


Sebuah benda dengan bentuk sembarang, apabila volume (V) dan massa (m)
benda tersebut diketahui maka massa jenis benda dinyatakan dengan :
m
 =
V
dengan demikian, berdasar perumusan di atas kita dapat menentukan massa jenis
beberapa benda.
2.2.1 Penggunaan Alat
a. Jangka sorong
Mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam digunakan untuk
mengukur diameter bagian dalam. Rahang luar digunakan untuk mengukur
diameter bagian luar, sedangkan penduga digunakan untuk mengukur
kedalaman. Roda penggerak digunakan untuk menggeser-geser rahang agar
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat. Pengunci rahang digunakan untuk
mengunci setelah besaran yang diukur dapat terukur supaya tidak bergeser-
geser.
b. Mikrometer Sekrup
Hanya dapat digunakan untuk mengukur bagian luar saja. Cara
menggunakannya adalah putarkan roda bagian pemutar kasar, jika sudah
mendekat, putarkan bagian pemutar halus. Jika sudah pas, ditandai dengan
bunyi “klik”, kunci dengan menggunakan pengait. Skala besarnya adalah
bagian horizontal, sedangkan skala penghalusnya bagian vertikal terdiri dari 50

5
6
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

skala, sedangkan satu putaran bagian vertikal akan mengubah skala horizontal
sebesar 0,5 mm.
c. Neraca
Neraca menggunakan prinsip keseimbangan karena bidang kerjanya harus
mendatar. Ketelitiannya adalah 0,1 gram.
Cara pengukuran massa benda dengan neraca adalah:
1. Letakkan benda pada cawan penimbang.
2. Geser beban-beban pada lengan-lengannya hingga terjadi keseimbangan
terhadap angka nol di ujung paling kanan.
3. Baca berapa gram massa benda tersebut.

2.2.2 Pelaporan Hasil Pengukuran


a. Pengukuran Tunggal
Apabila pengukuran hanya dilakukan satu kali, ketidakpastian pengukuran
diperkirakan berdasarkan skala terkecil alat ukur yang digunakan, yaitu:
∆X = ½ nilai skala terkecil alat ukur
Hasil pengukuran biasanya ditulis:
X = (Xo ± ∆X) [satuan besaran yang diukur]
Keterangan:
X = besaran yang diukur
Xo = nilai besaran yang diperoleh pada pengukuran tunggal
∆X = ketidakpastian pada pengukuran tunggal(ketidakpastian mutlak)
Ketidakpastian ini disebut ketidakpastian mutlak dan berkaitan dengan
ketepatan pengukuran. Makin kecil ∆X, makin tepat pengukuran tersebut.
Selain itu, terdapat juga ketidakpastian relatif (∆X/X) yang dinyatakan dalam
prosentase. Semakin kecil ketidakpastian relatif, maka makin tinggi tingkat
ketelitiannya.
7
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

b. Pengukuran Berulang
Apabila pengukuran dilakukan beberapa kali, akan diperoleh informasi yang
lebih baik tentang nilai yang sebenarnya. Untuk pengukuran berulang, Xo di

peroleh melalui harga rata-rata ( X ) dari seluruh hasil pengukuran:

Xo= X =ΣXi/N =
(X1+X2+X3+…+Xn)/N…...................................................(2.3)
Sedang ketidakpastian menggunakan:

( Xi  X ) 2
X 
( N  1) ……..............................................................................(2.4)

Sumber : ( Paul A. Tipler,FISIKA Untuk Sains dan Teknik,Edisi Ketiga )

2.2.3 Angka Berarti yang Dilaporkan


Jika:
a. Ketidakpastian relatif 10%, maka 2 angka berarti.
b. Ketidakpastian relatif 1%, maka 3 angka berarti.
c. Ketidakpastian relatif 0,1%, maka 4 angka berarti.

2.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran ini adalah
sebagai berikut :
2.3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
3. Gelas ukur
4. Neraca
8
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

2.3.2 Bahan
Benda dengan bentuk yang berbeda-beda.seperti :
1. Silinder pejal 4. Kerucut
2. Silinder berongga 5. Benda tak beraturan (kerikil)
3. Silinder bersusun

2.3.3 Gambar Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan praktikum ini adalah jangka
sorong, mikrometer sekrup, dan gelas ukur. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah silinder pejal, silinder berongga, silinder bersusun, kerucut logam dan
benda tidak beraturan (batu). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
2.3.1 – 2.3.2 di bawah ini :

Gambar 2.3.1a Alat dan bahan praktikum pengukuran dasar

Keterangan :

1. Jangka sorong
2. Bahan sampel uji
3. Mikrometer sekr[up
9
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

Gambar 2.3.1b Gelas Ukur Gambar 2.3.1c Neraca Ohauss

Gambar 2.3.2a SIlinder Pejal Gambar 2.3.2b Gambar 2.3.2a SIlinder Susun
SIlinder Berongga

Gambar 2.3.2d Kerucut Gambar 2.3.2e Batu kerikil,


sebagai sampel benda tidak teratur
23
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

2.4 Prosedur Kerja


Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Mengukur panjang benda uji pada 5 tempat yang berbeda. Mengisikan hasil
pengukuran ke dalam tabel. Menghitung panjang benda uji rata-rata p dan
simpangan bakunya Sd.

Gambar 2.4.1 Mengukur Tinggi Benda Uji Menggunakan Jangka Sorong

2. Mengukur diameter benda uji di 5 tempat yang berbeda. Mengisi hasil


pengukuran ke dalam tabel. Menghitung diameter benda uji rata-rata dan
simpangan bakunya.

Gambar 2.4.2 Mengukur Diameter Benda Uji Menggunakan Mikrometer Sekrup

3. Menghitung volume rata-rata benda uji dan simpangan bakunya.


24
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

4. Menimbang benda uji tersebut.

Gambar 2.4.3 Mengukur Massa Benda Uji Menggunakan Neraca Ohauss

5. Mencatat hasil praktikum ke laporan sementara.


25
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

2.5 Diagram Alir


Alur kerja dalam pengukuran adalah :

Mulai

Menyediakan alat dan bahan

Mengukur diameter silinder pejal, silinder berongga, kerucut, silinder


bersusun dan benda tidak beraturan dengan micrometer sekrup atau
jangka sorong

Mengukur diameter silinder pejal, silinder berongga, kerucut, silinder


bersusun dan benda tidak beraturan dengan micrometer sekrup atau
jangka sorong

Mengukur massa semua benda

Mengulangi langkah 1-4 sebanyak tiga kali

Memasukan data hasil pengamatan ke dalam tabel yang tersedia

Menganalisis data dengan menghitung volume dan massa jenis benda

Kesimpulan

Selesai

Gambar 2.1Alur Kerja Percobaan Pengukuran


26
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

2.6 Data Hasil Percobaan


Resolusi Alat Ukur :
1. Jangka Sorong : 0.1 mm
2. Mikrometer Sekrup : 0.01 mm
3. Neraca : 0.1 g
Pengukuran dimensi dan massa benda :
1. Silinder Pejal
Untuk lebih jelasnya pengukuran pada silinder pejal bias dilihat pada Tabel 2.1,
Tabel 2.2 , Tabel 2.3 dan Tabel 2.4
Tabel 2.1 Pengukuran Panjang Silinder Pejal

Pengukuran Panjang (p) p1  p p1  p


2

ke (...×10-2 m) (m) (m)


1 5.09 0 0
2 5.09 0 0
3 5.09 0 0
4 5.09 0 0
5 5.09 0 0
Jumlah ∑p = 25.45
p = ∑p/5 ∑ ( p1  p) =
2
∑ p1  p =0
= 5.09 0 Sp = 0
27
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

Tabel 2.2 Pengukuran Diameter Silinder Pejal


2
Pengukuran Diameter (d) d1  d d1  d
ke (...×10-2 m) (m) (m)

1 1.68 0 0
2 1.68 0 0
3 1.68 0 0
4 1.68 0 0
5 1.68 0 0
∑d = 8.4
2
d =∑d/5 ∑ (d1  d ) = ∑ p1  p = 0
= 1.68 × 10−2 0 Sd = 0

Tabel 2.3 Perhitungan Luas dan Volume Silinder Pejal


No P d A V
(...×10-2 m) (...×10-2 m) (m2) (…×10-6 m3)
1. 5.09 1.68 0.02215584 1127.732
2. 5.09 1.68 0.02215584 1127.732
3. 5.09 1.68 0.02215584 1127.732
4. 5.09 1.68 0.02215584 1127.732
5. 5.09 1.68 0.02215584 1127.732
Jumlah 25.45 8.4 0.1107792 5638.661
Rata-rata 5.09 1.68 0.02215584 1127.732

d 2
Luas Silinder 𝐴̅ = π .( ) =
221.5584 ×10-4 m2
2

∑ (Ai-A) ̅ 2
Simpangan Baku A SA =√ (n-1) = 0 m2

Volume rata-rata silinder 𝑉̅ =Axp


= 1127.732 × 10−6 𝑚3

̅ )2
∑ (Vi-V
Simpangan Baku Volume = SV = √ = 0 𝑚3
(n-1)
28
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

Tabel 2.4 Pengukuran Massa Silinder Pejal

Pengukuran ke Massa (kg) m1  m m1  m


2

1. 0.085 -0.02 ×10-3 0.0004 × 10−6


2. 0.085 -0.02 × 10−3 0.0004 × 10−6
3. 0.085 -0.02 × 10−3 0.0004 × 10−6
4. 0.085 -0.02 × 10−3 0.0004 × 10−6
5. 0.0851 0.08 × 10−3 0.0064 × 10−6
∑m = 0.4251

∑ (m1  m )
2
m = ∑m/5 ∑ m1  m = 0.008 × 10−6
= 0.08502 = -5.68434E-14 Sm = 0.044721

2. Silinder Berongga
Untuk lebih jelasnya pengukuran pada silinder berongga dapat dilihat pada tabel
2.5
29
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

Tabel 2.5 Pengukuran Panjang Silinder Berongga


No Panjang Tinggi
Diameter Diameter
silinder silinder Massa
luar dalam
Berongga berongga silinder
(a) (b)
(p) (P)
-2 -2
(…×10-3 kg)
(…×10 m) (…×10 m)
(…×10-2 m) (…×10-2 m)
1. 4.39 2.49 1.68 0.935 58.2
2. 4.4 2.5 1.675 0.93 58.1
3. 4.4 2.5 1.685 0.935 58.2
4. 4.4 2.5 1.68 0.935 58.1
5. 4.4 2.495 1.68 0.93 58.2

∑p = 21.99 ∑P = 12.485 ∑a = 8.4 ∑b = 4.665 ∑m = 290.8

𝑝̅= ∑p/5= 𝑃̅= ∑P/5= a = ∑a/5 b = ∑a/5 m = ∑m/5


4.398 2.497 = 1.68 = 0.933 = 58.16

Sp = SP =
Sa = 3.535 Sb = 2.738 Sm = 5.477
4.472 4.472

2 ̅ 2
̅ =p̅.π. (a̅) -P̅ .π. (b) = 6.738855775 c𝑚3
Volume rata-rata silinder berongga V 2 2

2
̅)
∑ (Vi-V
Simpangan baku volume Sv=√ = 0.034729585 cm3
(n-1)

3. Silinder Bersusun
Untuk lebih jelasnya pengukuran pada silinder bersusun dapat dilihat pada tabel
2.6
Tabel 2.6 Pengukuran Diameter Panjang dan Massa Silinder Susun
30
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

diameter (.... ×10-2 m) panjang (.... ×10-2 m) massa


(.... 10-3 kg)
A B C A B C

1. 1.585 1.208 1.68 0.825 2.84 0.816 54


2. 1.585 1.206 1.678 0.825 2.838 0.818 54.1
3. 1.585 1.206 1.68 0.825 2.848 0.816 53.9
4. 1.58 1.204 1.682 0.825 2.836 0.818 54
5. 1.585 1.204 1.68 0.825 2.836 0.818 53.9
∑a = ∑b = ∑c = ∑pa = ∑pb = ∑pc = ∑m =
7.92 6.028 8.4 4.125 14.198 4.086 269.9
𝑎̅=
𝑏̅= 𝑐̅= 𝑝̅ 𝑏= 𝑝̅𝑐 =
∑a 𝑝̅ 𝑎=
=1.584 ∑ b ∑c ∑p ∑p ∑m
5 =2.8396 =0.817 𝑚
=1.205 =1.68 ∑p 5 5
̅= =52.58
5 5 =0.825 5
𝑆𝑎 = 5
𝑆𝑏 = 𝑆𝑐 = 𝑆𝑝𝑏 = 𝑆𝑝𝑐 𝑆𝑚 =
0.0022 𝑆𝑝𝑎 =
0.00167 0.00141 0.00498 = 0.00109 0.083666003
36 0
332 4214 0

Volume benda rata-rata (𝑉̅ )


 Silinder A
∑ VA
̅ A=
Volume rata-rata silinder A V =1.624929983 ×10-6 m3
3

 Silinder B
∑ VB 3
̅ B=
Volume rata-rata silinder B V =3.239923405 ×10-6 m
3

 Silinder C
̅ C = ∑ VC =1.810576272 ×10-6 m3
Volume rata-rata silinder C V 3

Simpangan baku volume (Sv )


 Silinder A
31
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

̅ )2
∑(Vi -V
Simpangan baku volume Sv =√ (n-1)
= 0.004583343

 Silinder B
̅ )2
∑(Vi -V
Simpangan baku volume Sv =√ (n-1)
= 0.012637454

 Silinder C
̅ )2
∑(Vi -V
Simpangan baku volumeSv =√ (n-1)
= 0.003899389

∑m
Massa benda rata-rata m
̅= = 53.98 g
5

̅ )2
∑(mi -m
Simpangan baku massa benda Sm =√ (n-1)
= 0.083666003

4. Kerucut
Untuk lebih jelasnya pengukuran pada kerucut dapat dilihat pada tabel 2.7
Tabel 2.7Pengukuran Diameter, Massa dan Volume Kerucut
Pengukuran Diameter Tinggi Massa Volume
Ke kerucut (... kerucut (... Kerucut (... ×10-6 m3)
32
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

×10-2 m) ×10-2 m) (... ×10-3 kg)


1. 1.575 4.36 32.2 2.830062
2. 1.565 4.36 32.2 2.794239
3. 1.57 4.36 32.3 2.812122
4. 1.565 4.36 32.3 2.794239
5. 1.575 4.36 32.3 2.830062
∑m = 161.3
∑D = 7.85 ∑h= 21.8 ∑V= 14.06

∑D
̅=
Diameter kerucut rata-rata 𝐷 = 1.57 × 10−2 m
5

̅ )2
∑(Di -D
Simpangan baku D. SD=√ (n-1)
= 0.005

∑h
Tinggi kerucut rata-rata ℎ̅ = = 4.36 × 10−2 m
3

2
∑(hi -h̅ )
Simpangan baku h. Sh=√ (n-1)
=0

∑V
Volume kerucut rata-rata = 𝑉̅ = = 2.812145064 × 10−6 m3
3

̅ )2
∑(Vi -V
Simpangan bakuSv =√ (n-1)
= 0.017911611

∑m
Massa kerucut rata-rata 𝑚
̅= = 32.26 × 10−3 g
3

̅ )2
∑(mi -m
Simpangan bakuSm =√ (n-1)
= 0.054772256

5. Benda Tidak Beraturan


Untuk lebih jelasnya pengukuran pada benda tak beraturan dapat dilihat pada
tabel 2.8
Tabel 2.8 Pengukuran Massa dan Volume Kerikil
33
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

Volume Massa Kerikil


Pengukuran ke
(× 10−6m3) (× 10−3 𝑘g)
1. 4 16.4
2. 4 16.3
3. 4 16.3
4. 4 16.3
5. 4 16.4
∑V = 20 ∑m = 81.7

∑V
Volume kerikil rata-rata = 𝑉̅ = 3 = 4 × 10−6 m3

 (Vi  V ) 2

Simpangan baku Sv = ( n  1) =0
∑𝑚
Massa kerikil rata-rata 𝑚
̅= = 16.34 × 10−3 kg
5

 (mi  m) 2

Simpangan baku Sm = ( n  1) = 0.054772256

2.7 Analisis Data


Berdasarkan data yang telah disusun pada sub-bab 2.6 diperoleh data untuk
mencari massa rata-rata. volume benda. massa jenis benda.berat jenis benda.
kesalahan relative dan prosentase ketelitian dalam melakukan percobaan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.

2.7.1 Perhitungan data diameter


Perhitungan dan diameter dapat dilihat pada tabel 2.9
34
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

Tabel 2.9 Analisis diameter setiap benda


Silinder Berongga
Silinder Pejal Kerucut
Diameter Luar Dalam
(… × 10−2m) (… × 10−2m)
−2 −2
(… × 10 m) (… × 10 m)

d =
d
n 0.933
1.68
1.68 1.57

d =  (d  d ) 2
0.003535534 0.002738613 0 0.005
(n  1)

KR =
d
0.210448447 0.29352763 0 0.318471338
 100 0 0
d

Ket = 100 0 0 -
99.78955155 99.70647237 100 99.68152866
KR

d o = d + d 0.015337 0.010141 0.01541 0.015189

Silinder Bersusun
A B C
(diameter I) (diameter II) ( diameter III)
(… × 10−2m) (… × 10−2m) (… × 10−2m)
1.584 1.2056 1.68

0.002236068 0.00167332 0.001414214


35
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

0.141165908 0.138795625 0.084179379

99.85883409 99.86120438 99.91582062

15.33082 12.05637 15.3174

2.7.2 Perhitungan data massa


Untuk perhitungan data massa dapat dilihat pada tabel 2.10
Tabel 2.10 Analisis massa setiap benda
Silinder Silinder Benda Tidak
Silinder Kerucut
Berongga Pejal Beraturan
Massa Bersusun (… ×
(… × (… × (… ×
(… × 10−3 𝑘g) 10−3 𝑘g)
10−3 𝑘g) 10−3kg) 10−3 𝑘g)

m=
m
58.16 85.02 53.98 32.26 16.34
n
m =
 (m  m) 2
0.054772256 0.044721 0.083666 0.054772 0.054772
(n  1)

KR =
m 0.09417513 0.052601 0.154994 0.169784 0.335204
 100 0 0
m

Ket =
100 0 0 - KR
99.90582487 99.9474 99.84501 99.83022 99.6648

mo = m +
0.065067 0.071578 0.052839 0.031581 0.005324
m
36
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

2.7.3 Perhitungan Data Volume


Untuk perhitungan data volume dapat dilihat pada tabel 2.11
Tabel 2.11 Analisis volume setiap benda
Silinder
Silinder Pejal Kerucut (… ×
Volume Berongga
(… × 10−6m3) 10−6m3)
(…×10-6 m3)

v =
v
n 6.738855775 1127.732256 2.812145064

v =
 (v  v ) 2

0.03473 0 0.017912
(n  1)

v
KR =  100 0 0 0.515363 0 0.636938
v

Ket = 100 0 0 - KR 99.48464 100 99.36306

vo = v + v 0.000526 8.27558× 10−6 2.6924× 10−6


37
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

Silinder bersusun (… × 10−6m3) Tidak beraturan


Volume
(… × 10−6m3)
A B C

v =
v
n 1.624929983 3.239923405 1.810576272 4

v =
0
 (v  v ) 2
0.004583 0.012637 0.003899
(n  1)

KR =
v 0.282064 0.390054 0.215367 0
 100 0 0
v
Ket = 100 0 0 - 100
99.71794 99.60995 99.78463
KR

vo = v + v 1.55028× 3.17066×
1.525× 10−6 0.000002
10−6 10−6
38
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

2.8 Pembahasan
Berdasarkan data yang kita peroleh sehingga kita dapat menghasilkan
perbandingan antara volume dan massa jenis benda.
2.8.1 Perbandingan hasil perhitungan volume pada percobaan 1 sampai 3:
Berdasarkan pengukuran sehingga kita dapat menghasilkan perbandingan volume
pada percobaan 1 sampai 3 dapat dilihat pada tabel 2.12
Tabel 2.12 Perbandingan volume pada percobaan 1 – 5

Percobaan ke 1 2 3 4 5.

Volume Silinder
Berongga 6.713703 6.713703 6.713703 6.713703 6.713703
−6 3
(… × 10 m)
Volume Silinder
Pejal 11.277322 11.277322 11.277322 11.277322 11.277322
−6 3
(… × 10 m)
Volume Kerucut
2.830062 2.830062 2.830062 2.830062 2.830062
(… × 10−6m3)
Volume Silinder
Bersusun A 1.62698 1.62698 1.62698 1.62698 1.62698
(… × 10−6m )3

Volume Silinder
Bersusun B 3.253283 3.253283 3.253283 3.253283 3.253283
−6 3
(… × 10 m )
Volume Silinder
Bersusun C 1.807917 1.807917 1.807917 1.807917 1.807917
−6 3
(… × 10 m )
Volume Benda
Tidak Beraturan 4 4 4 4 4
−6 3
(… × 10 m )
39
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

̅silinder berongga = 6.738855775 × 10−6 m3


V

𝑉̅𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛 𝐴 = 1.624929983 × 10−6 m3

𝑉̅𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛 𝐵 = 3.239923405 × 10−6 m3

𝑉̅𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛 𝐶 = 1.810576272 × 10−6 m3

𝑉̅𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑗𝑎𝑙 = 11.27732256 × 10−6 m3

𝑉̅𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 = 2.812145064 × 10−6 m3

𝑉̅𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 = 4 × 10−6 m3

2.8.2 Perbandingan hasil perhitungan massa jenis benda pada percoban 1


sampai 3 :
Berdasarkan pengukuran sehingga kita dapat menghasilkan perhitungan massa
jenis benda pada percobaan 1 sampai 3 dapat dilihat pada tabel 2.13
40
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

Tabel 2.13 Perbandingan massa jenis pada percobaan 1 - 3

Percobaan ke 1 2 3 4. 5.

Massa jenis
Silinder
Berongga 8668.837 8668.837 8668.837 8668.837 8668.837
kg⁄
m3
Massa jenis
Silinder Pejal 75.3725 75.3725 75.3725 75.3725 75.3725
kg⁄
m3
Massa jenis
Kerucut 11377.84 11377.84 11377.84 11377.84 11377.84
𝑘𝑔⁄
𝑚3
Massa jenis
Silinder 33190.333 33190.333 33190.333 33190.333 33190.333
Bersusun A 89 89 89 89 89
kg⁄
m3
Massa jenis
Silinder
Bersusun B 16598.62 16598.62 16598.62 16598.62 16598.62
kg⁄
m3
Massa jenis
Silinder
Bersusun C 29868.64 29868.64 29868.64 29868.64 29868.64
kg⁄
m3
Massa jenis
Benda Tidak
Beraturan 4100 4100 4100 4100 4100
𝑘𝑔⁄
𝑚3

𝑘𝑔⁄
𝜌̅𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎 = 8630.708354 𝑚3
41
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

𝑘𝑔⁄
𝜌̅𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛 = 26565.01384 𝑚3
𝑘𝑔⁄
𝜌̅𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑗𝑎𝑙 = 75.39023518 𝑚3
𝑘𝑔
𝜌̅𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 = 4085 ⁄𝑚3
𝑘𝑔
𝜌̅𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 = 11472.04218 ⁄𝑚3

2.9 Aplikasi Dalam Bidang Teknik Sipil


Aplikasi yang dapat dilakukan didalam bidang Teknik Sipil dari praktikum
pengukuran adalah:
a. Mengukur lebar, panjang, tinggi bahan (kayu, besi, dan material lainnya)
dalam pembuatan struktur bangunan.
b. Mengukur dimensi besi/baja.
c. Mengukur diameter (luar, dalam), kedalaman, dan panjang pipa.
d. Pengukuran untuk merencanakan bangunan.
e. Pengukuran untuk mencari luas tanah.
f. Pengukuran volume dan massa sebuah bahan/material.

2.10 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum tersebut adalah :
1. Untuk setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda
2. Hasil pengukuran terhadap besaran panjang, massa, dapat dilakukan secara
langsungdengan menggunakan jngka sorong, micrometer sekrup, mistar, dan
neraca.
3. Hasil pengukuran berbeda walaupun besaran menggunakan alat yang sama
dan dalam keadaan yang serupa. Hal ini berarti hasil pengukuran tak
seluruhnya terjamin ketepatannya.
4. Walaupun volume merupakan besaran turunan, tetapi pengukuran terhadap
besaran volume dapat dilakukan secara langsung menggunakan gelas ukur.
5. Pengukuran terhadap besaran turunan dapat dilakukan setelah mengetahui
besaran dasarnya. Dan data-data percobaan praktikum sebelumnya, ditemukan
42
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2018
BAB 2 Pengukuran
Kelompok 17

bahwa hasil perhitungannya terdapat perbedaan serta besar ketelitian rata-rata


pada percobaan tersebut sebesar 99..%. hal ini disebabkan oleh beberapa
factor, antara lain :
a. Ketelitian manusia dalam membaca.
b. Kesalahan dalam proses membaca.
c. Kekurangan teliti si pengamat.
d. Kesalahan dalam perhitungan.
e. Faktor non teknis yaitu situasi dan koneksi suatu percobaan.
f. Kesalahan pengukuran skala awal sebelum percobaan.
Selain itu, dari data pengamatan dapat diketahui bahwa makin kecil
ketidakpastian mutlak makin tepat pula pengukuran tersebut. Untuk mengatasi
ketidakpastian maka perlu dilakukan pengukuran berulang-ulang.

2.11 Saran
Dalam melaksanakan praktikum “Bab Pengukuran”, bayak kesalahan terjadi
akibat faktor teknis maupun no teknis, untuk mengurangi kesalahan, sebaiknya :
1. Mempelajari dan memahami terlebih dahulu modul praktiukum sebelum
melaksanakan kegiatan praktik di laboratorim.
2. Mempethatikan ketelitian ketika melakukan pengukuran dalam praktikum
tersebut.
3. Menggunakan alat ukur dengan baik dan benar.
4. Memperbaiki alat ukur yang sudah rusak, sehingga dapat mengurangi
kesalahan dalam melakukan pengukuran.
5. Mengerti benar cara menggunakan dan membaca alat ukur dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai