Anda di halaman 1dari 8

MODUL PRAKTIKUM FISIKA 2017

BAB 2
PENGUKURAN

2.1 Maksud dan Tujuan


1 Melakukan pengukuran menggunakan jangka sorong, mikrometer sekrup,
gelas ukur dan neraca.
2 Mengukur besaran turunan massa jenis logam

2.2 Dasar Teori


Sebuah benda dengan bentuk sembarang, apabila volume (V) dan massa (m)
benda tersebut diketahui maka massa jenis benda dinyatakan dengan :

 =

dengan demikian, berdasar perumusan di atas kita dapat menentukan massa jenis
beberapa benda.

2.2.1 Penggunaan Alat


a. Jangka sorong
Mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam digunakan untuk
mengukur diameter bagian dalam. Rahang luar digunakan untuk mengukur
diameter bagian luar, sedangkan penduga digunakan untuk mengukur
kedalaman. Roda penggerak digunakan untuk menggeser-geser rahang
agar mendapatkan hasil pengukuran yang tepat. Pengunci rahang
digunakan untuk mengunci setelah besaran yang diukur dapat terukur
supaya tidak bergeser-geser.
b. Mikrometer Sekrup
Hanya dapat digunakan untuk mengukur bagian luar saja. Cara
menggunakannya adalah putarkan roda bagian pemutar kasar, jika sudah
mendekat, putarkan bagian pemutar halus. Jika sudah pas, ditandai dengan
bunyi “klik”, kunci dengan menggunakan pengait. Skala besarnya adalah
bagian horizontal, sedangkan skala penghalusnya bagian vertikal terdiri
dari 50 skala, sedangkan satu putaran bagian vertikal akan mengubah skala
horizontal sebesar 0,5 mm.

5
MODUL PRAKTIKUM FISIKA 2017
c. Neraca
Neraca menggunakan prinsip keseimbangan karena bidang kerjanya harus
mendatar. Ketelitiannya adalah 0,1 gram.
Cara pengukuran massa benda dengan neraca adalah:
1. Letakkan benda pada cawan penimbang.
2. Geser beban-beban pada lengan-lengannya hingga terjadi
keseimbangan terhadap angka nol di ujung paling kanan.
3. Baca berapa gram massa benda tersebut.

2.2.2 Pelaporan Hasil Pengukuran


a. Pengukuran Tunggal
Apabila pengukuran hanya dilakukan satu kali, ketidakpastian pengukuran
diperkirakan berdasarkan skala terkecil alat ukur yang digunakan, yaitu:
∆X = ½ nilai skala terkecil alat ukur
Hasil pengukuran biasanya ditulis:
X = (Xo ± ∆X) [satuan besaran yang diukur]
Keterangan:
X = besaran yang diukur
Xo = nilai besaran yang diperoleh pada pengukuran tunggal
∆X = ketidakpastian pada pengukuran tunggal(ketidakpastian mutlak)
Ketidakpastian ini disebut ketidakpastian mutlak dan berkaitan dengan
ketepatan pengukuran. Makin kecil ∆X, makin tepat pengukuran tersebut.
Selain itu, terdapat juga ketidakpastian relatif (∆X/X) yang dinyatakan
dalam prosentase. Semakin kecil ketidakpastian relatif, maka makin tinggi
tingkat ketelitiannya.
b. Pengukuran Berulang
Apabila pengukuran dilakukan beberapa kali, akan diperoleh informasi
yang lebih baik tentang nilai yang sebenarnya. Untuk pengukuran
berulang, Xo di peroleh melalui harga rata-rata ( ) dari seluruh hasil
pengukuran:
Xo= =ΣXi/N = (X1+X2+X3+…+Xn)/N…........................................(2.3)
Sumber : ( Paul A. Tipler,FISIKA Untuk Sains dan Teknik,Edisi Ketiga )
Sedang ketidakpastian menggunakan:
MODUL PRAKTIKUM FISIKA 2017

……..............................................................................(2.4)

Sumber : ( Paul A. Tipler,FISIKA Untuk Sains dan Teknik,Edisi Ketiga )

2.2.3 Angka Berarti yang Dilaporkan


Jika:
a.Ketidakpastian relatif 10%, maka 2 angka berarti.
b. Ketidakpastian relatif 1%, maka 3 angka berarti.
c.Ketidakpastian relatif 0,1%, maka 4 angka berarti.

2.3 Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran ini adalah
sebagai berikut :
2.3.1 Alat
Alat yang dibutuhkan adalah:
1. Jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
3. Gelas ukur
4. Neraca
2.3.2 Bahan
Benda dengan bentuk yang berbeda-beda.seperti :
a. Silinder pejal d. Kerucut
b. Silinder berongga e. Benda tak beraturan (kerikil)
c. Silinder bersusun
MODUL PRAKTIKUM FISIKA 2017

2.4 Gambar Alat dan Bahan

1 2 3 4
Gambar 2.1 Alat dan Bahan Praktikum Pengukuran

Keterangan:
1. Silinder bersusun
2. Silinder pejal
3. Kerucut
4. Silinder berongga
5. Benda tak beraturan (kerikil)
Gambar 2.2 Jangka Sorong Gambar 2.3 Mikrometer Sekrup
MODUL PRAKTIKUM FISIKA 2017
Gambar. 2.4 Neraca Gambar 2.5 Gelas Ukur

2.5 Prosedur Percobaan


1. Perhatikan baik-baik semua alat ukur yang hendak digunakan dan pahami cara
menggunakannya.
a. Jangka sorong
Bagian-bagian jangka sorong:

- Skala
- Nonius
- Rahang
- Pengunci.
- Penggeser jangka sorong bagian bawah.
- Skala metrik.
- Skala imperial.
Cara membaca skala jangka sorong :

1. Jangka sorong terdiri dari dua bagian “rahang”, bagian atas dan bagian
bawah yang dapat digeser. Pada masing – masing rahang terdapat garis –
garis tegak skala.
2. Amati garis-garis skala rahang bagian atas dan bawah. Skala rahang bagian
bawah menggunakan sistem metrik, sedangkan skala bagian bawah
menggunakan sistem imperial / inci.
3. Geserlah jangka sorong bagian bawah sehingga kedua rahang berimpit.
Garis tegak angka nol pada nonius HARUS tepat segaris dengan garis tegak
angka nol pada skala metric.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA 2017
4. Perhatikan angka yang tertera pada nonius skala metrik. Hitunglah
banyaknya garis-garis tegak yang terdapat di dalam nonius.
5. Dalam posisi seperti di atas carilah skala pada rahang atas yang segaris
dengan skala nonius. Tulislah hasil pengamatan dan simpulan apa yang anda
peroleh.
6. Geserlah sedikit micrometer bagian bawah agar garis tegak angka nol skala
nonius tepat segaris dengan skala angka 1 mm pada skala rahang bawah,
kemudian carilah skala pada rahang atas yang segaris dengan skala nonius.
7. Dari pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa skala 1 mm pada jangka
sorong dapat dibagi lagi menjadi 10 skala nonius.
8. Bukalah rahang micrometer dengan cara menggeser bagian bawah jangka
sorong. Misalkan skala jangka sorong terlihat seperti di bawah ini.
9. Pada gambar terlihat bahwa skala nol pada nonius terletak di antara skala …
dengan … pada rahang bawah. Sedangkan skala nonium yang tepat segaris
dengan skala rahang bawah adalah angka …..Dengan demikian panjang
benda adalah …. + ….. mm

b. Mikrometer sekrup.
1. Pahami cara menggunakan serta membaca skala jangka sorong dan
mikrometer sekrup.
2. Catatlah resolusi alat ukur jangka sorong dan mikrometer yang digunakan.

c. Neraca.
1. Pahami cara menggunakan serta membaca skala neraca.
2. Aturlah agar dalam keadaan tanpa beban, skala neraca menunjukkan angka
nol.
3. Catatlah resolusi neraca yang digunakan.

d. Gelas ukur.
1. Pahami cara menggunakan serta membaca skala gelas ukur.
2. Catatlah resolusi gelas ukur yang anda gunakan.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA 2017

2. Pengukuran volume dan massa benda yang berbentuk teratur.


a. Silinder pejal
1. Ukurlah panjang silinder pada 3 tempat yang berbeda. Isikan hasil
pengukuran ke dalam tabel di bawah ini. Hitunglah panjang silinder rata-rata
p dan simpangan bakunya Sd.
2. Ukurlah diameter silinder di 3 tempat yang berbeda. Isikan hasil pengukuran
ke dalam tabel di bawah ini. Hitunglah diameter silinder rata-rata dan
simpangan bakunya, kemudian hitung jari-jari silinder rata-rata dan juga
simpangan bakunya.
3. Hitunglah volume rata-rata silinder dan simpangan bakunya.
4. Timbanglah silinder tersebut.

b. Silinder berongga
Ulangi prosedur percobaan nomer 2.a di atas untuk benda silinder berongga..

c. Kerucut
1. Ukurlah diameter alas kerucut pada 3 tempat yang berbeda. Isikan hasil
pengukuran ke dalam tabel di bawah ini. Kemudian hitunglah diameter rata-
rata serta jari-jari ratata-rata beserta simpangan bakunya.
2. Ukurlah tinggi kerucut pada 3 tempat yang berbeda dan hitunglah tinggi
rata-rata beserta simpangan bakunya.
3. Hitunglah volume rata-rata kerucut dan simpangan bakunya.
4. Timbanglah kerucut tersebut.

d. Silinder Bersusun
MODUL PRAKTIKUM FISIKA 2017
1. Ukurlah diameter silinder bersusun pada 3 tempat yang berbeda. Isikan hasil
pengukuran ke dalam tabel di bawah ini. Kemudian hitunglah diameter rata-
rata serta jari-jari ratata-rata beserta simpangan bakunya.
2. Ukurlah tinggi silinder bersusun pada 3 tempat yang berbeda dan hitunglah
tinggi rata-rata beserta simpangan bakunya.
3. Hitunglah volume rata-rata silinder bersusun dan simpangan bakunya.
4. Timbanglah silinder bersusun tersebut.
3. Pengukuran volume dan massa benda yang berbentuk tidak teratur.
Cara pengukuran volume benda tak beraturan:
i. isilah gelas ukur dengan air kira-kira setengah penuh dan catatlah volume
air.
ii. Dengan hati-hati, masukkan benda ke dalam gelas ukur. Catatlah posisi
permukaan air.
iii.Hitunglah volume benda tersebut.
iv.Timbanglah benda tersebut.

Anda mungkin juga menyukai