Anda di halaman 1dari 13

METODE PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

(Laporan Praktikum Fisika Dasar)

Oleh :
Kelompok 1
1. A. Velda Reissa Valeska (1814151020)
2. Alan Budi Kusuma (1814151030)
3. Bagus Saputra (1814151022)
4. Belinda Velita Wiasih (1814151044)
5. Khoironi Anwar (1814151018)
6. Salma Mufida (1814151042)

LABOLATORIUM FISIKA DASAR PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Metode Pengukuran Dan Ketidakpastian

Tempat : Labolatorium Teknik Pertanian

Tangal : 07 September 2018

Jurusan : Kehutanan

Fakultas : Pertanian

Kelompok : 1 (Satu)

Bandar Lampung,07 September 2018


Mengetahui,
Asisten Dosen

Yuni Safitri
NPM.1614071006
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika sebagai induk mekanika-mekanika fluida-hidrolik-alat berat memerlukan
pengukuran-pengukuran yang sangat teliti agar gejala yang dipelajari dapat
dijelaskan (dan bisa diramalkan) dengan akurat. Sebenarnya pengukuran tidak
hanya mutlak bagi fisika, tetapi juga bagi bidang-bidang ilmu lain termasuk aplikasi
dari ilmu tersebut. Dengan kata lain, tidak ada teori, prinsip, maupun hukum dalam
ilmu pengetahuan alam yang dapat diterima kecuali jika disertai denganhasil-hasil
pengukuran yang akurat.

Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu besaran


dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah
pembanding di dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran
terdapat dua faktor utama yaitu perbandingan dan patokan (standar).

Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur dengan sesuatu yang
dijadikan sebagai acuan. Sesuatu yang dapat diukur,kemudian hasilnya dinyatakan
dengan angka-angka, dinamakan besaran. Besaran Fisika dikelompokkan menjadi
Besaran Pokok dan Besaran Turunan. Besaran pokok adalah besaran yang sudah
ditetapkan terlebih dahulu dan merupakan besaran dasar. Sedangkan besaran
turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Panjang, massa,
waktu, suhu dan arus listrik merupakan contoh besaran pokok. Luas, volume, massa
jenis, kecepatan dan gaya merupakan contoh dari besaran turunan. Dalam Sistem
Internasional (SI) terdapat tujuh besaran pokok yang mempunyai satuan dan dua
besaran pokok yang tidak mempunyai satuan.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah :

1. Mengenal dan dapat menggunakan alat ukur dasar dalam fisika

2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran berulang

3. Dapat mengolah data hasil pengukuran


II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengukur suatu bilangan pada suatu sifat
fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standart yang telah diterima
sebagai suatu bilangan ( Alonso, 1992 ).

Dalam melakukan sebuah pengukuran kita memerlukan yang namanya alat ukur.
Dalam pengukuran panjang kita memerlukan alat ukur seperti mistar, jangka
sorong, dan mikrometer skrup. Sedangkan dalam pengukuran massa kita
memerlukan neraca lengan, neraca ohaouss dan timbangan (Alonso, 1992).

Pada umumnya masyarakat lebih sering menggunakan alat ukur mistar untuk
mengulur panjang dan alat ukur timbangan untuk mengukur massa. Mistar memiliki
skala terkecil sebesar 1 mm dengan ketelitian 0,5 mm. Sedangkan timbangan
mempunyai ketelitian yang rendah. Oleh karena itu, untuk melakukan sebuah
pengukuran kita harus melihat benda-benda yang nantinya akan di ukur (Alonso,
1992).

Terdapat juga jangka sorong yaitu, alat ukur yang digunakan untuk mengukur
dimensi luar suatu benda, diameter dan diameter dalam suatu benda. Jangka sorong
memiliki dua bagian, yaitu rahang tetap yang fungsinya sebagai tempat skala tetap
yang tidak dapat digerakan letaknya, dan rahang sorong yang fungsinya sebagai
tempat skala nonius dan dapat di geser-geser letaknya untuk menyesuaikan dan
mengukur benda. Jangka sorong ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga
0,1mm. (Azwar, 1997)

Alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, panjang benda
yang kecil, dan dimensi luar benda kecil disebut mikrometer sekrup. Alat ini
memiliki 3 bagian, yaitu selubung utama yang fungsinya sebagai tempat skala
utama yang akan menunjukan berapa hasil pengukuran dan bagian ini sifatnya tetap
dan tidk dapat di geser-geser, lalu selubung luar yang fungsinya sebagai skala
nonius yang dapat di putar-putar untuk mengherakan selubung ulir supaya dapat
menyesuaikan dengan benda yang diukur, dan selubung ulir yang fungsinya sebagai
bagian yang dapat menyesuaikan dengan bentuk benda yang diukur. Mikrometer
sekrup ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,01mm. (Azwar, 1997)

Pengukuran massa banyak di lakukan dengan menggunakan neraca atau timbangan


yang bekerja atas dasar prinsip tuas. Jenis neraca yang umum digunakan di
laboratorium antara lain neraca ohauss, neraca emas, dan sebagainya. Jenis neraca
lain adalah neraca lengan dengan beban geser. Neraca Ohauss Neraca ini berguna
untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas
beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram.Batas
ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram. Adapun teknik pengkalibrasian pada
neraca ohauss adalah dengan memutar tombol kalibrasi pada ujung neraca ohauss
sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada garis
kesetimbangan , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak
tepat pada angka nol di masing-masing lengan. (Musthofa Abi Hamid, 2011).
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada Jum’at, 07 September 2018, pukul 09.30-11.30
WIB di Labolatorium Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.

3.2 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : Jangka Sorong, Mikrometer
Sekrup, dan Mistar.

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : Balok Kayu, Kertas
Karton dan Kertas HVS.

3.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja pada praktikum Metode Pengukuran dan Ketidakpastian adalah :

Disiapkan alat dan bahan pengukuran

Dilakukan pengukuran terhadap bahan yang disiapkan

Diperoleh hasil pengukuran

Dihitung hasil pengukuran

Disimpulkan hasil pengukuran

Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari kegiatan praktikum yang telah kami lakukan didapatkan hasil sebagai
berikut:

PANJANG ( cm ) LEBAR ( cm )
BALOK i
Pi Pi-P (Pi-P)2 li li-l (li-i)2
1 17,5 0 0 5,6 0,1 0,01
I 2 17,5 0 0 5,6 0,1 0,01
3 17,5 0 0 5,3 0,2 0,04

TINGGI ( cm )
BALOK i
ti ti-t (ti-t)2

1 4,8 -0,07 0,0049

I 2 4,9 0,03 0,0009

3 4,9 0,03 0,0009

Balok
P = 17,5 cm I = 5,5 cm t = 4,87 cm

∆P = 0 cm ∆I = 0,38 cm ∆t = 0,07 cm

V = 468,73 cm3 V + ∆P = 501,82 cm3

∆V = 33,08 cm3 V - ∆V = 435,66 cm3


Ketebalan kertas HVS ( mm ) Ketebalan kertas karton ( mm )
I
bi bi - b (bi-b)2 bi bi-b (bi-b)2

1 0,12 0,02 0,0004 0,34 -0,02 0,0004

2 0,14 0.04 0,0016 0,37 0,05 0,0025

3 0,04 -0,06 0,0036 0,27 -0,05 0,0025

Ketebalan Kertas HVS ( mm ) Ketebalan Kertas Karton ( mm )


B = 0,1 mm b = 0,35 mm

∆b = 0,05 mm ∆b = 0,05 mm

4.2 Pembahasan
Dari praktikum pengukuran ketidakpastian yang telah kami lakukan dapat
mengetahui cara penggunaan jangka sorong adalah mengukur diameter dalam dan
diameter luar ataupun kedalaman atau panjang suatu benda. Sedangkan mikrometer
skrup mengukur ketebalan benda. Ketelitian yang dimiliki jangka sorong adalah
0,1mm dan sedangkan ketelitian mikrometer skrup adalah 0,01mm.

Hasil yang dapatkan adalah rata-rata ketebalannya yaitu 0,1 mm sedangkan untuk
pengukuran karton didapatkan hasil 0,35 mm. Ketidakpastiannya 0,05 mm dan 0,05
mm. Kami juga menggunakan jangka sorong dengan panjang rata-rata balok adalah
17,5 cm, rata-rata lebar 55 cm dan rata-rata tinggi 4,27 cm dari pengukuran yang
kami lakukan sebanyak 3 kali dengan tiga orang pengukuran yang berbeda.
Ketidakpastian panjang balok adalah 0 cm, lebar 0,38 cm, tinggi 0,07 cm. Dari
praktikum ini diketahui volume rata-rata balok adalah 462,73 cm2 (V) dan
ketidakpastian 33,08 m.

Untuk kendala yang terjadi selama praktikum adalah alat yang terbatas sehingga
kami harus bergantian melakukan praktikum, balok yang kami gunakan terlalu
panjang sehingga menyusahkan untuk melakukan pengukuran ketidakpastian,
human error.
V. Kesimpulan

Dari praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan :

1. Mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan alat ukur dasar dalam fisika
seperti Jangka Sorong, Mikrometer Sekrup, dan Mistar.
2. Mahasiswa mampu menentukan ketidakpastian dalam pengukuran
berulang dan menyimpulkan hasilnya dengan perhitungan.
3. Mahasiswa dapat mengolah data hasil pengukuran dengan rumus yang
telah dipelajari dan dipraktikan pada praktikum kali ini.
DAFTAR PUSTAKA

Abi Hamid, Mustofa. 2011. Neraca ohaus. https://www.abihamid.com/2011/04/ne


raca-ohaus.html. diakses pada Sabtu, 15 September 2018, pukul 22.55
WIB.

Amalia, Siti. 2014. Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukura


http://www.academia.edu/9215679/Laporan_praktikum_fisika_dasar_1_pe
ngukuran. diakses pada Selasa, 11 September 2018. Pukul 14.00 WIB.

Azwar, S. 1997. Sikap Manusia : Teori dan pengukurannya. Pustaka Pelajar,

Edisi Kedua. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Haliday, David. 1985. Fisika Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Jewett & Serway. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Salemba Teknika.
Jakarta.

Ketut Lasmi, Ni. 2015. SPM Fisika. esis. Bandung.

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.
LAMPIRAN
Gambar 1. Diukur Kertas Karton Gambar 2. Diukur Balok
menggunakan Mikrometer sekrup menggunakan Mistar

Gambar 3. Ditulis Hasil pengukuran Gambar 4. Balok dan Mistar

Anda mungkin juga menyukai