Anda di halaman 1dari 12

PENGENCERAN BERSERI DAN PENGHITUNGAN MIKROBA SECARA

TIDAK LANGSUNG
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum)

Oleh
Dinda Putri Asya
2014191046

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknik pengenceran adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung dan
mempelajari populasi bakteri dengan cara mengurangi kerapatan populasinya.
Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi
jumlah mikroba yang terdapat dalam cairan. Apabila semakin banyak tingkat
pengenceran, maka akan meghasilkan mikroba yang semakin sedikit.
Penanaman bakteri dilakukan dengan cara menanam bakteri dengan
pengenceran dari setiap pengenceran diambil 0,1 ml menggunakan pipet steril
dan dimasukkan kedalam petri dish yang berisi media (Ariyanti et al, 2016).

Setelah dilakukan pengenceran, pada umumnya suspensi bakteri akan


dibiakan. Pembiakan mikroba dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,
contohnya dengan menggunakan media cawan petri. Pembiakkan mikroba
dengan cawan petri dapat digunakan dengan metode pour plate atau metode
tuang dan metode sperade plate atau metode permukaan. Metode tuamg dapat
dilakukan dengan pengenceran yang dikehendaki lalu diinkubasi dan koloni
yang terbentuk dihitung. Metode permukaan dapat dilakukan dengan sampel
yang telah diencerkan dipipet lalu disebar menggunakan batang gelas bengkok
ke permukaan media cawan (Hafsan, 2014).

Perhitungan jumlah bakteri ialah cara yang dilakukan untuk mengetahui


jumlah koloni bakteri yang terdapat pada suatu media, baik itu koloni yang
hidup maupun koloni bakteri yang mati.
Metode yang digunakan adalah perhitungan secara langsung dan perhitungan
secara tidak langsung. Perhitungan jumlah bakteri secara langsung digunakan
untuk menentukan jumlah bakteri keseluruhan baik yang mati maupun yang
hidup. Sedangkan perhitungan bakteri secara tidak langsung digunakan untuk
menentukan jumlah bakteri yang hidup saja (Rosmania dan Yanti, 2020).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah, sebagai berikut:
1. Mempelajari cara melakukan pengenceran berseri untuk menghitung
jumlah sel bakteri atau jumlah spora secara tidak langsung.
2. Mengamati pertumbuhan koloni bakteri atau koloni jamur dalam media
PDA.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 5 Mei 2021 pada pukul
08.00- 09.00 WIB. Praktikum ini dilaksanakan secara online via zoom
meeting dirumah masing- masing praktikan.

2.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang dugunakan dalam praktikum ialah gelas ukur, cawan
petri dan pipet tetes. Sedangkan, bahan yang digunakan dalam praktikum
ialah original inoculum, aquades, dan media PDA.

2.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini ialah, sebagai berikut:
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.
2. Di masukan 1 ml original inoculum dalam gelas ukur lalu ditambahkan
9 ml aquades dalam gelas ukur yang sama.
3. Setelah itu, sampel pengenceran satu dihomogenkan.
4. Untuk pengenceran kedua, 1 ml sampel diambil dari pengenceran
pertama lalu ditambahkan aquades 9 ml.
5. Langkah 2 hingga 4 diulangi sampai pengenceran keempat.
6. Setelah itu, pengenceran di sebarkan pada media PDA.
7. Lalu, diamati jumlah koloni yang ada dalam media.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum yang disajikan dalam bentuk table ialah, sebagai
berikut:
No Cawan ke Koloni Pengenceran Jumlah koloni/ ml
1. 5 60 1:100.000 atau 10-5 6 x 106 CFU/ml
2. 4 87 1: 10.000 atau 10-4 8,7 x 105 CFU/ ml
3. 6 25 1: 1000.000 atau 10-6 2,5 x 107 CFU/ ml
4. 5 40 1: 100.000 atau 10-5 4 x 106 CFU/ ml
5. 7 12 1: 10.000.000 atau 10-7 1,2 x 108 CFU/ ml
6. 3 320 1: 1000 atau 10-3 3,2 x 105 CFU/ml

3.2 Pembahasan
Adapun pembahasan dari praktikum ini ialah, sebagai berikut:

3.2.1 Pengenceran Berseri

Pengenceran berseri adalah pengenceran yang dilakukan untuk mengurangi


kepadatan bakteri pada sampel (Puspitasari, 2012) . Menurut Wasteson dan
Hornes (2009) dalam Yunita et al. (2015) tujuan dari pengenceran bertingkat
adalah mengurangi jumlah mikroba dalam cairan. Penentuan tingkat pengenceran
tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba yang ada pada sampel. Pada
pengenceran berseri digunakan perbandingan 1:9 untuk sampel pengenceran.
Menurut Ariyanti et al (2016) menjelaskan bahwa teknik pengenceran berseri
berupa mengambil 0,1 ml sampel dan memasukkannya ke dalam 0,9 ml aquadest
steril pada tabung eppendorf kemudian di homogenisasi dengan menggunakan
vortex, diperoleh pengenceran 10-1 . Setelah itu mengambil 0,1 ml dari tabung 10-1
kemudian masukkan kedalam tabung eppendorf berikutnya yang berisi 0,9 ml
aquadest steril. Homogenisasi dengan menggunakan vortex dan di peroleh
pengenceran 10-2. Selanjutnya melakukan pengenceran kembali hingga diperoleh
pengenceran 10-3, 10-4, dan 105 . Teknik pengenceran ini dilakukan di Laminary
Air Flow supaya tercegah dari kontaminasi bakteri udara.

3.2.2 Penghitungan Mikroba Secara Langsung

Perhitungan bakteri secara langsung adalah perhitungan yang dapat mengetahui


beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada saat tertentu tanpa
memberikan perlakuan terlebih dahulu. Perhitungan jumlah bakteri secara
langsung bertujuan untuk menentukan jumlah bakteri keseluruhan baik yang mati
maupun yang hidup. Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara
mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang
sangat kecil. Alat yang digunakan adalah Petroff Hauser Chamber atau
Haemocytometer (Wijaya et al, 2015).

3.2.3 Perhitungan Mikroba Secara Tidak Langsung

Perhitungan mikroba secara tidak langsung adalah perhitungan yang digunakan


untuk mengetahui jumlah mikroba tanpa memerlukan perlakuan terlebih dahulu
berupa pengenceran. Tujuan dari perhitungan mikroba secara tidak langsung
adalah untuk mendapatkan jumlah bakteri yang masih hidup (Wijaya et al, 2015).
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah mikroba ditumbuhkan pada medium
agar sehingga mikroba tersebut berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat langsung dihitung menggunakan mata tanpa menggunakan mikroskop.
Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu metode tuang atau
pour plate dan metode permukaan atau spread plate. Tahapan pengenceran
dimulai dari membuat larutan sampel sebanyak 10 ml (campuran 1 ml/1gr sampel
dengan 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-2. Dari
pengenceran 10-2 diambil lagi 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi
9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-3, begitu seterusnya
sampai mencapai pengenceran yang kita harapkan. Pengenceran biasanya
dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya, atau 1:100,
1:10000, 1:1000000 dan seterusnya (Wijaya et al, 2015). Kemudian dihitung
jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada media agar di cawan petri dengan
rumus jumlah total koloni yang dihitung, kemudian dikalikan dengan faktor
pengenceran. Total koloni = jumlah koloni x 1/ tingkat pengenceran (Karimela
dan Mandeno, 2019).

3.2.4 Kultur Atau Biakan Murni

Kultur murni adalah mikroba yang tidak lagi bercampur dengan mikroba lain.
Cara untuk mendapatkan kultur murni dapat dilakukan dengan isolasi mikroba.
Prinsip isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba
lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya di media padat, sel mikroba akan membentuk koloni sel yang
tetap di tempatnya (Badaring, 2020). Adapun bakteri yang dapat di kultur
murnikan seperti Escherichia coli dan Staphilococcus aureus (Puspitasari et al,
2012).

3.2.5 Koloni Jamur dan Bakter

Koloni bakteri adalah sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata,
semua sel koloninya dianggap sama atau mewakili biakan bakteri tersebut. Koloni
bakteri dapat berbentuk bulat, bergelombang, tak beraturan dengan permukaan
cembung, dan cekung datar serta tepian koloni rata. Pada media yang miring
bentuk koloni bakteri seperti berupa benang- benang atau filamen, menyebar, dan
seperti akar. Adapun faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam melihat
morfologi bakteri ialah ukuran, sifat- sifat, menonjol atau rata, ada atau tidaknya
pigmen, permukaannya rata atau tidak, menjalar atau tidak, dan berlendir atau
tidak. Koloni jamur adalah sekumpulan jamur yang membentuk suatu koloni dan
koloni tersebut dapat digunakan untuk membantu proses identifikasi. Adapun
faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi koloni jamur ialah
warna, tekstur, dan topografi (Hafsan, 2011).
IV. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan dalam praktikum ini ialah, sebagai berikut:
1. . Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000
dan seterusnya, atau 1:100, 1:10000, 1:1000000 dan seterusnya. Prinsip
dari metode hitungan cawan adalah jika sel jasad renik yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar maka sel jasad renik tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat langsung dihitung
menggunakan mata. Jumlah total koloni bakteri dapat dihitung, kemudian
dikalikan dengan faktor pengenceran. Total koloni = jumlah koloni x 1/
tingkat pengenceran.
2. Dapat mengemati perkembangan koloni jamur dan media dalam PDA.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Ver., Supriharyono., dan Widyorini. 2016. HUBUNGAN


KERAPATAN LAMUN DENGAN KELIMPAHAN BAKTERI
HETEROTROF DI PERAIRAN PANTAI KARTINI KABUPATEN
JEPARA. Jurnal Ilmiah Perikanan. Vol 5 (4): 142- 149

Badaring, Deny., Fiqriansyah., dan Bahri. 2020. IDENTIFIKASI MORFOLOGI


MIKROBA PADA RUANGAN WATER CLOSET JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR. Jurnal Inovasi Penelitian
Biologi. Vol 1 (1): 161- 168

Dwyana, Z. 2006. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Makassar:


Universitas Hasanuddin.

Hafsan, S. Si., M.Pd. 2011. Mikrobiologi Umum. Alauddin University Press.


Makassar

Hafsan. 2014. Mikrobiologi Analitik. Alauddin University Press. Makassar.

Karimela, Ely dan Mandeno, Jeffri. 2019. TINGKAT KONTAMINASI


MIKROBA PADA BEBERAPA UNIT PENGOLAHAN IKAN ASAP
PINEKUHE DI KABUPATEN SANGIHE. Jurnal Teknologi Perikanan
dan Kelautan. Vol 10 (1): 61- 68

Puspitasari FD, Shovitri M, Kuswytasari ND. 2012. Isolasi dan Karakterisasi


Bakteri Aerob Proteolitik dari Tangki Septik. Jurnal Sains dan Seni ITS.
Vol 1(1)
Rosmania dan Yanti, Fitri. 2020. Perhitungan jumlah bakteri di Laboratorium
Mikrobiologi menggunakan pengembangan metode Spektrofotometri.
Jurnal Penelitian Sains. Vol 22 (2): 76- 86

Wijaya,Raden., Utari,Ervita., dan Yudianingsih. 2015. PERANCANGAN ALAT


PENGHITUNG BAKTERI. Jurnal Teknologi Informasi. Vol 10 (29)

Yunita, M., Y. Hendrawan, dan R. Yulianingsih. 2015. Analisis Kualitatif


Mikrobiologi Pada Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda
Indonesia Berdasarkan TPC (Total Plate Count) Dengan Metode Pour
Plate. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 3(3): 237-248.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai