Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

“ KOEFISIEN GESEKAN STATIS ”

Disusun Oleh:
Nama : Oktariananda
NPM : E1G020085
Prodi : TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN (A)
Hari/Tanggal : SABTU/ 5 DESEMBER 2020
Dosen : 1. Dr. Yazid ismi intara, SP.,M.Si.
2. Drs. Bosman Sidebang ,M,Si.
Ko-Ass : 1.Marini Yupita (E1G020085)
2.Pera Atria, S.T.P

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
1. Nama Percobaan
KOEFISIEN GESEKAN STATIS

2.Tujuan Percobaan
Menentukan koefisien gesekan statis

3.TEORI DISERTAI DAFTAR PUSTAKA


Gaya Gesek adalah gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak benda. Gaya ini terjadi
karena sentuhan benda dengan bidang lintasan akan membuat gesekan antara keduanya
saat benda akan mulai bergerak hingga benda bergerak. Besarnya gaya ini ditentukan
berdasarkan kekasaran permukaan kedua bidang yang bersentuhan, jadi semakin kasar
permukaan suatu bidang maka nilai gaya geseknya akan semakin besar.
(Studio belajar,2020)

Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang diam atau hampir
bergerak. Jika gaya gesek bekerja pada benda yang diam maka disebut gaya gesek statis
(fs) sedangkan apabila gaya gesek bekerja pada benda yang tepat akan bergerak, maka
disebut gaya gesek statis maksimum (fsmaks).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, besarnya gaya gesek bergantung pada
kekasaran permukaan benda dan bidang yang bersentuhan. Tingkat kekasaran ini
dinyatakan dengan koefisien gesekan. Untuk benda diam, koefisien gesekan
disebut koefisien gesekan statis, disimbolkan dengan μs. Selain tingkat kekasaran
permukaan benda, besarnya gaya gesek statis juga dipengaruhi oleh besarnya gaya normal
(N) yang diberikan bidang pada benda.
Hukum I Newton menyatakan bahwa: “jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah
benda sama dengan 0 (nol) maka benda yang diam akan terus diam dan benda yang
bergerak akan cenderung bergerak”. Berdasarkan Hukum Newton tersebut, selama benda
masih diam berarti resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol.
(FisikaABC,2018).

Pada gaya gesek statis, berlaku persamaan :

Rumus : Fs = μs N

Dimana :
Fs = gesekan statis
μs = koefisien gesekan statis
N = gaya normal. (Guru baru,2020).

Lohat mengemukakan gaya gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang
bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek statik (lambangnya
fs). Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar
benda mulai bergerak.

Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya berkurang
sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan laju tetap. Ketika
benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada permukaan benda yang
bersentuhan tersebut. Gaya gesekan statis maksimum antara dua permukaan kering tanpa
pelumas memenuhi hukum empiris berikut. (Lohat,2008).

Gaya tersebut dapat dikatakan tidak bergantung kepada luas daerah kontak, dalam batas
yang cukup lebar. Besarnya sebanding dengan gaya normal. Gaya normal kadang-kadang
disebut juga gaya pembeban (loading force), adalah gaya yang dilakukan oleh benda yang
satu pada benda lainnya dalam arah tegak lurus kepada bidang antarmuka keduanya.
(Halliday,1991).

Sebuah benda di bidang miring memiliki komponen gaya berat yang sejajar dengan arah
luncuran benda pada bidang miring tersebut. Komponen gaya ini menarik benda untuk
meluncur, sedangkan gaya gesek berarah sebaliknya. Besar komponen gaya berat searah
bidang ini berbanding lurus dengan besar sudut kemiringan bidang. Selama benda belum
bergerak, maka gaya gesek yang bekerja pada benda adalah gaya gesek statis, dengan nilai
maksimum tercapai ketika benda tepat akan bergerak, saat benda meluncur di bidang
miring. Ketika benda bergerak, maka gaya gesek yang bekerja ialah gaya gesek kinetis.

Koefisien Gesek Statis Pada Gambar 1, suatu benda diletakkan pada sebuah bidang
dengan kemiringan sebesar θ⁰ dalam keadaan diam. Pada kondisi tersebut gaya gesek statis
yang bekerja pada benda sebanding dengan komponen gaya berat benda pada arah 𝑥. Jika
sudut kemiringan bidang diperbesar sampai dengan θ⁰ tertentu dan benda tepat akan
bergerak, maka gaya gesek statis antara permukaan benda dan bidang mencapai nilai
maksimum. Perbandingan antara gaya gesek statis dengan gaya normalnya adalah
koefisien gesek statis (μs). (Richardo Barry Astro,2017).

4. A. DATA PERCOBAAN

Percobaan ke- ѳ ѳrata-rata μs = tan ѳ

1 45

2 44
∑ѳ
n
225 Tan= 45
3 45
5
4 46 =1
= 45
5 45

B. ANALISA DATA MENGGUNAKAN TEORI RALAT


NO X X – Xrata-rata (X – Xrata-rata2)
1. 45 -30 900
2. 44 -31 961
3. 45 -30 900
4. 46 -29 841
5. 45 -30 900
∑x = 225
N=3 Xrata-rata ∑ (x-Xrata-rata)2
∑x = 4502
=
n
225
3
¿ 75

Ralat mutlak Δx = √∑ ( x −xratarata ) 2


n (n−1)
4502

=
3 (3−1)
4502
=
√ 6
= √ 750,33
= 27,40
ΔX 27,40
ΔI = = x 100%
Xrata rata 75
= 0,365 x 100%
= 36,5%
K = 100% - ΔI
= 100% - 36,5%
= 63,5%
Hasil penilaian
= Xrata-rata – Δx
= 75 – 27,40
= 47,6
= Xrata-rata + Δx
= 75 + 27,40
= 102,4
Jadi hasil pengukuran balok di atas bidang miring menggunakan teori ralat adalah
47,6 – 102,4

C. PEMBAHASAN
Pengertian Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang diarahkan terhadap pergerakan benda atau arah
kecenderungan benda bergerak.
Gesekan terjadi ketika dua benda bersentuhan. Item yang ditampilkan di sini mungkin
tidak padat, tetapi mungkin juga berupa cairan atau gas.
Menurut hukum Newton pertama, balok kayu di atas meja mengerahkan gaya normal
yang berlawanan dengan gravitasi.
Jika arah gerakan adalah objek horizontal, maka entitas gaya normal (N) sama dengan
berat objek (w).
Terdapat dua gaya gesek namun untuk praktikum kali ini yang akan di bahas yaitu
gaya gesek statis, adapun pengertian gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja
pada benda yang diam atau hampir bergerak. Jika gaya gesek bekerja pada benda yang
diam maka disebut gaya gesek statis (fs) sedangkan apabila gaya gesek bekerja pada
benda yang tepat akan bergerak, maka disebut gaya gesek statis maksimum (fsmaks).

Dari praktikum yang saya lakukan terhadap balok di atas bidang miring terdapat 5
sudut kemiringan pada saat benda mulai bergerak yaitu: 45, 44, 45, 46, dan 45. Dan
setelah itu ke lima sudut tersebut di jumlahkan dan di bagi lima sehingga didapat rata
rata nya 45, setelah didapat rata rata nya 45 lalu dicari koefisien gesekan statis rata
rata balok di bidang miring tersebut di dapat 1 yaitu dari tan 45 tersebut.
Setelah melakukan hasil pengamatan terhadap balok di atas bidang miring
kemudian dilakukan mencari hasil teori ralat, dari kelima hasil tersebut di dapat ralat
mutlak: 27,40 , ralat nisbi: 36,5% ,dan keseksamaan: 63,5%. Dengan hasil pengamatan
[+] 102,4 dan hasil pengamatan [-] 47,6.

5. A. JAWAB PERTANYAAN
_

B. KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.

 Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak.

 Massa pada balok mempengaruhi kecepatan meluncur balok tersebut diatas


bidang miring

 Sudut kemiringan bidang mempengaruhi kecepatan dan waktu tempuh balok


saat meluncur

 Perhitungan hasil percobaan dilakukan dari balok di atas bidang miring yaitu
didapat percobaan 1-5 yang berbeda beda, sehingga di dapatkan rata rata nya
yaitu 45, sehingga di dapatkan koefisien gesekan statis yaitu 1 dari sudut tan
45.

6. DAFTAR PUSTAKA
Studio belajar.2020. gaya gesek. https://www.studiobelajar.com/gaya-gesek/. Hal
1.
FisikaABC.2018. gaya gesek statis dan kinetik.
https://www.fisikabc.com/2018/02/gaya-gesek-statis-dan-kinetis.html. Hal 2.
Guru baru.2020. rumus gaya gesek statis. https://rumusrumus.com/gaya-gesek/.
Hal 1.
Lohat.2008. gaya gesek. https://www.dosenpendidikan.co.id/gaya-gesek/. Hal 3.
Halliday.1991. gaya gesek. . https://www.dosenpendidikan.co.id/gaya-gesek/. Hal
4.
Richardo Barry Astro.2017. analisis koefisien gesek statis.
http://portal.fmipa.itb.ac.id/skf2017. Hal 2.
Buku penuntun praktikum fisika. 2020. Koefisien gesek statis. Hal 20.

LAPORAN SEMENTARA
DATA PENGAMATAN
Percobaan ke- ѳ ѳrata-rata μs = tan ѳ

1 45

2 44
∑ѳ
n
225 Tan= 45
3 45
5
4 46 =1
= 45
5 45

Anda mungkin juga menyukai