Anda di halaman 1dari 7

JURNAL AGERCOLERE

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM CSR PT.


ANGKASA PURA I YOGYAKARTA (Studi Kasus UMKM Madu Hutan
Raya dan Mina Kembar)
Community Empowerment through CSR Program PT. Angkasa Pura I
Yogyakarta (Case Study of UMKM in Madu Hutan Raya and Mina Kembar)
Bayu Mahendra*
Program Studi Magister Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

*KORESPONDENSI ABSTRACT
Telepon: +62 823-0002-5785
E-mail: vampirebiel@gmail.com
This study aimed to (1) assessing the empowerment process through
Corporate Social Responsibility (CSR) programs carried out by PT.
JEJAK PENGIRIMAN Angkasa Pura I on Micro Small Medium Enterprises (2) assessing the
Diterima: 12 Mar 2019 development of MSMEs that utilize CSR programs. This research is a
Revisi Akhir: 10 Jul 2019 qualitative research with a method of carrying out case studies, taking
Disetujui: 16 Jul 2019 informants purposively. Data collection techniques used are in-depth
interviews, observation, and documentation while for the data analysis
techniques using descriptive qualitative and the validity of the data
obtained tested by triangulation of data collection techniques. The results
of this study conclude that, (1) the process of empowerment through a
CSR program implemented by PT. Angkasa Pura I on MSMEs, started
from the capacity building phase and did not go through the awareness
KEYWORDS stage and (2) development of MSMEs utilizing CSR programs of PT.
Corporate social responsibility, Angkasa Pura I had been running well which was marked by the beginning
Empowerment of MSMEs,
of the development of business assets and also business mindset.
Development

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkaji proses


pemberdayaan melalui program CSR yang dilakukan PT. Angkasa
Pura I terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan (2)
mengkaji perkembangan UMKM yang memanfaatkan program CSR.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
pelaksanaan studi kasus, pengambilan informan secara purposive.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara
mendalam, observasi, dan dokumentasi sedangkan untuk teknik
analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan keabsahan data
yang diperoleh diuji dengan triangulasi teknik pengumpulan data.
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa, (1) proses
pemberdayaan melalui program CSR yang dilaksanakan PT. Angkasa
Pura I terhadap UMKM, dimulai dari tahap pengkapasitasan dan
tidak melalui tahap penyadaran dan (2) perkembangan UMKM yang
KATA KUNCI memanfaatkan program CSR dari PT. Angkasa Pura I sudah berjalan
Tanggung jawab sosial dengan baik yang ditandai dengan mulai berkembangnya asset
perusahaan, Pemberdayaan usaha hingga pola berfikir dalam berusaha.
UMKM, Perkembangan

PENDAHULUAN bertindak, menghadapi dan mengendalikan


apa yang mereka lakukan. Sedangkan
Pemberdayaan merupakan upaya untuk
menurut Korten (1984), pemberdayaan
memandirikan masyarakat lewat perwujudan
adalah peningkatan kemandirian rakyat
potensi kemampuan yang mereka miliki baik
berdasarkan kapasitas dan kekuatan internal
secara individu maupun kelompok. Konsep
rakyat atas sumberdaya manusia baik material
memandirikan meliputi kemandirian berpikir,

JURNAL AGERCOLERE VOL. 1(2) 2019: 30-36 © FAKULTAS PERTANIAN - UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO
Mahendra Pemberdayaan Pada UMKM melalui Program CSR

maupun nonmaterial melalui redistribusi melaksanakan tanggung jawab sosial dan


modal. lingkungan CSR. PT. Angkasa Pura I yang
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan merupakan BUMN juga memiliki tanggung
tujuan. Sebagai proses pemberdayaan adalah jawab untuk melaksanakan program CSR, hal
serangkaian kegiatan untuk memperkuat ini diatur dalam PER-03/MBU/12/2016.
kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah Melalui program tersebut dirumuskan kembali
dalam masyarakat, termasuk individu-individu mekanisme upaya peningkatan kesejahteraan
yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai sosial masyarakat yang melibatkan unsur
tujuan, maka pemberdayaan merujuk perusahaan, masyarakat, dan pemerintahan
pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai desa, mulai dari tahap perencanaan,
oleh sebuah perubahan sosial, dimana pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi.
masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan, Melalui proses pemberdayaan partisipatif,
pengetahuan dan keterampilan hidupnya baik kesadaran kritis, kemandirian masyarakat dan
yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial peran perusahaan, tujuannya untuk
seperti memiliki kepercayaan diri, mampu memberikan kontribusi pembangunan yang
menyampaikan aspirasi, berpartisipasi dalam berkelanjutan, kesehatan, dan kesejahteraan
kegiatan sosial, dan mampu melaksanakan sosial, dengan kata lain CSR PT. Angkasa Pura I
tugas-tugasnya. dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
Setiap UMKM tentunya memiliki harapan pembiayaan pembangunan masyarakat.
untuk dapat mengembangkan usaha menjadi
lebih besar dan lebih baik, begitu juga METODE
pada UMKM Madu Hutan Raya dan Mina Jenis dan Sumber Data
Kembar. Pada kenyataannya untuk dapat
mengembangkan usahanya, UMKM harus kuat Penelitian dilakukan di Ring I Bandar
secara modal, inovasi dan SDM hal tersebut Udara Adisucipto yaitu daerah lingkungan
masih belum terlihat pada UMKM Madu Hutan kerja bandar udara (DLKR) Yogyakarta yaitu 7
Raya dan Mina Kembar. UMKM Madu Hutan hingga 15 km dari bandar udara dan ditujukan
Raya berdiri sejak tahun 2013 bergerak dalam pada UMKM yang menjadi mitra PT. Angkasa
bidang distribusi dan penjualan madu Pura I.
hutan, permasalahan modal membuat UMKM Data yang dikumpulkan berupa catatan
Madu Hutan Raya kesulitan dalam membeli yang ditulis tangan, gambar, foto, objek, suara
bahan baku madu sehingga penjualan dan dan gerak tubuh (gesture). Sumber Data untuk
keuntungan yang didapat kurang maksimal. mendukung penelitian ini dapat diperoleh dari
UMKM Mina Kembar berdiri tahun 2006 dua sumber, yaitu data primer dan data
UMKM Mina Kembar memiliki 6 kolam ikan sekunder. Data Primer, yaitu data yang
yang diusahakan untuk ikan lele dan gurameh, diperoleh langsung dari sumbernya yaitu
jumlah kolam yang tidak banyak membuat UMKM mitra maupun PT. Angkasa Pura I yang
produksi ikan yang dihasilkan belum cukup didapat melalui wawancara dan observasi
untuk memenuhi biaya pakan dan operasional secara langsung. Data Sekunder, yaitu data
sehingga keuntungan yang diperoleh juga yang sudah ada dalam pengumpulannya,
belum maksimal. Pada tahun 2015 kedua diperoleh dari instansi terkait dalam
UMKM bersama mendapatkan modal dan penelitian, yaitu laporan dan catatan program
pelatihan dari program CSR PT. Angkasa Pura I CSR PT. Angkasa Pura I.
dan perlahan mulai menemukan solusi bagi Sumber data utama dalam penelitian
permasalahan usaha masing-masing UMKM. kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
Untuk meningkatkan kesejahteraan selebihnya adalah data tambahan seperti
sosial masyarakat pemerintah mencanangkan dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini,
program CSR bagi perusahaan mulai tahun data sekunder yang dikumpulkan berupa
2007 yang tertuang dalam Undang-Undang dokumen yang berkaitan dengan gambaran
Nomor 40 Tahun 2007 Bab V pasal 74 ayat 1, program kemitraan PT. Angkasa Pura I serta
yang menyebutkan bahwa perseroan yang data Mitra Binaan yang telah mengikuti
menjalankan usahanya di bidang dan atau pembinaan.
berkaitan dengan sumberdaya alam wajib Dalam pemilihan informasi, dipilih 2
informan mitra binaan yang telah mengikuti

31 © Fakultas Pertanian - Universitas Ichsan Gorontalo Jurnal Agercolere Vol. 1(2) 2019: 30-36
Pemberdayaan Pada UMKM melalui Program CSR Mahendra

kegiatan pembinaan dengan tujuan agar masih bersifat sementara dan akan
memperoleh informasi yang variatif dan berkembang setelah penelitian.
menyeluruh. Data yang diperoleh di lapangan Setelah melakukan pengumpulan
selanjutnya disajikan dengan mendeskripsikan informasi melalui observasi dan wawancara
temuan penelitian secara sistematis, faktual, dengan para informan yaitu divisi CSR PT.
dan akurat disertai dengan petikan hasil Angkasa Pura I dan para Mitra Binaan PT.
wawancara dengan tiap-tiap informan. Angkasa Pura I, maka hal selanjutnya adalah
melakukan data reduction. Reduksi data
Jenis Penelitian dilakukan untuk memilih informasi mana yang
Jenis penelitian yang digunakan dalam sesuai dan tidak sesuai dengan pernyataan
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. penelitian, mengenai pelaksanaan pembinaan
Menurut Neuman (2006), pendekatan UMKM dalam Program Kemitraan PT. Angkasa
kualitatif merupakan pendekatan yang Pura I, sebagai wujud tanggung jawab sosial
memandang kehidupan sosial dari berbagai perusahaan (CSR) serta dampaknya bagi para
sudut pandang dan menjelaskan bagaimana mitra binaan. Setelah informasi dipilih maka
masyarakat membentuk suatu konstruksi data disajikan, bisa dalam bentuk tabel, bagan
sosial. Penelitian kualitatif mendapatkan ataupun uraian penjelasan atau yang disebut
data dari berbagai orang-orang yang peneliti dengan data display. Tahap terakhir dalam
temui dan diteliti, yang selanjutnya disebut analisa data ini adalah melakukan data
informan. Pendekatan kualitatif menjabarkan interpretation yakni menarik kesimpulan
dan menginterpretasi datanya secara kompleks berdasarkan informasi maupun data yang
dalam bentuk cerita dengan memperhatikan sudah diolah sebelumnya.
detail dari tiap peristiwa. Pemilihan informan
dalam penelitian ini tentunya berdasarkan HASIL DAN PEMBAHASAN
pertimbangan-pertimbangan pada informan Program CSR PT. Angkasa Pura I dikenal
yang telah diketahui sebelumnya, yaitu pihak dengan PKBL (Program Kemitraan dan Bina
PT. Angkasa Pura I dan Mitra Binaan yang Lingkungan) yang merupakan perwujudan
berada di sekitar wilayah PT. Angkasa Pura I. tanggung jawab sosial PT. Angkasa Pura I.
Kriteria informan PT. Angkasa Pura I adalah Program CSR ini ditujukan kepada masyarakat
Pihak yang bersentuhan langsung pada sub- sekeliling Daerah Lingkungan Kerja Bandar
program PKBL yang diteliti, yaitu ketua dan Udara (DLKR) tetapi juga tidak menutup
staff divisi CSR PT. Angkasa Pura I. kesempatan bagi masyarakat wilayah lain yang
Metode Analisis
ingin bergabung atau menjadi mitra binaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Analisa data pada penelitian ini mengikuti Program ini bertujuan untuk menjadikan mitra
data dari Miles dan Huberman (1994) yang binaan yang tangguh dan mandiri dalam
menyatakan bahwa analisa data dilakukan mengelola usahanya serta meningkatkan
secara interaktif melalui proses data reduction, kondisi sosial masyarakat. Lako (2011)
data display, dan verification (Sugiyono, 2011). menyatakan bahwa, CSR merupakan kewajiban
Data Reduction. Merangkum, memilih hal- asasi perusahaan yang tidak boleh dihindari.
hal yang pokok dari jawaban masing-masing Dasar argumentasinya adalah bahwa
informan, memfokuskan pada hal-hal yang perusahaan harus bertanggung jawab atas
penting, dicari tema dan polanya dan memilih semua konsekuensi yang ditimbulkan, baik
membuang yang tidak perlu. sengaja maupun tidak sengaja kepada para
Data Display. Penyajian data yang dapat pemangku kepentingan. Program Kemitraan
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan Bina Lingkungan PT. Angkasa Pura I
hubungan antar kategori dan sejenisnya dibiayai oleh Anggaran Perusahaan dan saldo
dengan mengelompokkan jawaban dari tiap- dana yang berasal dari penyisihan laba
tiap informan berdasarkan tema yang sama. BUMN yang teralokasi. Jeurissen (2000)
Data Interpretation. Membuat kesimpulan menyatakan bahwa, CSR bermakna sebagai
suatu komitmen perusahaan atau dunia bisnis
yang diharapkan dapat menjawab masalah dan
untuk berkontribusi dalam pembangunan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
ekonomi secara berkesinambungan dengan

Jurnal Agercolere Vol. 1(2) 2019: 30-36 © Fakultas Pertanian - Universitas Ichsan Gorontalo 32
Mahendra Pemberdayaan Pada UMKM melalui Program CSR

menyelaraskan pencapaian kinerja ekonomi PT. Angkasa Pura I memiliki harapan yang
dengan kinerja sosial dan lingkungan dalam besar kepada UMKM yang telah mengikuti
operasi bisnisnya. proses pelatihan yang diberikan. UMKM yang
Proses pemberdayaan pada program CSR kuat dari berbagai segi, adalah tujuan dari
PT. Angkasa Pura I diawali pada tahap program CSR ini, sehingga nantinya
pengkapasitasan dan tidak melalui tahap UMKM inilah yang akan membangkitkan
penyadaran. PT. Angkasa Pura I memberikan perekonomian masyarakat. UMKM yang telah
capacity building (tahap pengkapasitasan) mengikuti pelatihan diharapkan dapat
berupa keahlian dan keterampilan kepada mengelola pinjaman lunak yang diberikan PT.
UMKM agar mampu mengembangkan usaha Angkasa Pura I kepada UMKM. PT. Angkasa
kearah yang lebih baik. Kuncoro (2006) Pura I juga membantu UMKM dalam
mengungkapkan bahwa ada beberapa kendala mempromosikan dan memasarkan produk
yang dialami oleh UMKM dalam menjalankan UMKM melalui etalase dan stand khusus di
usahanya. Kendala tersebut berupa Bandara, hal ini dilakukan agar produk UMKM
tingkat kemampuan, ketrampilan, keahlian, dapat dikenal dan dilihat banyak orang,
manajemen sumber daya manusia, sehingga peminat produk UMKM bertambah.
kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Dalam proses pelatihan yang dilakukan,
Pengkapasitasan manusia berarti PT. Angkasa Pura I menggandeng pihak
memampukan manusia baik secara individu akademik, yaitu Univesitas Gadjah Mada
maupun kelompok agar mampu menerima (UGM). Hal ini diperlukan agar materi dari
daya atau kekuasaan yang akan diberikan. pelatihan yang dilaksanakan benar-benar tepat
Bentuknya dapat berupa pendidikan, dengan apa yang dibutuhkan oleh UMKM.
pelatihan, seminar, workshop dan lain-lain Selain UGM, PT. Angkasa Pura I juga
(Wrihatnolo & Dwidjowijoto 2007). menggandeng pihak Bank yaitu Bank Rakyat
Pengkapasitasan manusia dilakukan agar Indonesia (BRI), dalam hal ini pihak BRI akan
pelaku UMKM mampu menerima daya yang membantu membuatkan autodebet kepada
akan diberikan. Tahap pengkapasitasan terjadi UMKM sehingga memudahkan UMKM dalam
pada saat pelatihan oleh PT. Angkasa Pura I mengangsur pinjaman.
dengan dibantu stakeholder lain yang Suharto (2007) menyatakan bahwa CSR
bertujuan menguatkan UMKM dari segi merupakan operasi bisnis yang berkomitmen
manajemen, SDM dan pemasaran produk tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan
UMKM. perusahaan secara finansial, melainkan pula
Tahap ketiga dari proses pemberdayaan untuk pembangunan sosial ekonomi kawasan
adalah tahap pemberian daya yaitu pemberian secara holistik, melembaga dan berkelanjutan.
kekuasaan kepada organisasi/masyarakat yang
Hasil Pemberdayaan Program CSR PT.
diberdayakan (Wrihatnolo & Dwidjowijoto
2007). PT. Angkasa Pura I memberikan Angkasa Pura I Kepada UMKM
kekuasaan penuh terhadap tumbuh Hasil Pemberdayaan program CSR PT.
kembang UMKM yang memanfaatkan Angkasa Pura I terhadap UMKM, dapat dilihat
pinjaman lunak yang bertujuan agar UMKM pada kemandirian permodalan, di mana
dapat mengembangkan usahanya dengan terlihat peningkatan asset yang dimiliki oleh
menggunakan pinjaman lunak tersebut. UMKM tersebut.
Madu Hutan Raya, pada UMKM ini masih
Pandangan Perusahaan Terhadap CSR terlihat jelas kesederhanaan dalam pengelolaan
Program CSR yang dilaksanakan pihak PT. usahanya. Usaha yang berdiri sejak tahun 2013
Angkasa Pura I bertujuan untuk memajukan ini bergerak dalam bidang distribusi dan
usaha milik masyarakat D.I. Yogyakarta, penjualan madu hutan, dimana madu hutan
sehingga perekonomian di Yogyakarta pun curah yang dibeli dari Provinsi Riau dan NTT
berkembang. Latar belakang perusahaan dalam dipilah berdasarkan kualitas lalu dilakukan
melaksanakan program CSR salah satunya pengemasan ulang menjadi berbagai kemasan
adalah sebagai bentuk realisasi dari salah satu dengan merk Madu Hutan Raya yang
misi perusahaan, yaitu turut berkontribusi merupakan merk milik Bapak Waluyo sendiri.
dalam menumbuhkan pendapatan masyarakat. UMKM Madu Hutan Raya dalam memasarkan

33 © Fakultas Pertanian - Universitas Ichsan Gorontalo Jurnal Agercolere Vol. 1(2) 2019: 30-36
Pemberdayaan Pada UMKM melalui Program CSR Mahendra

produknya menggunakan kendaraan yang diperlukan adalah permodalan untuk


dikemudikan sendiri oleh Bapak Waluyo selaku pengembangan usaha. Bertemu langsung
pemilik UMKM dan dilakukan secara dengan Ibu Valentina selaku pemilik UMKM
berpindah-pindah lokasi. Mina Kembar yang mengatakan bahwa
UMKM yang beralamat di Kabupaten sebelum bermitra dengan PT. Angkasa Pura I,
Sleman ini belum meliliki arah pengembangan usaha perikanan milik beliau dirasa belum
usaha yang baik. Setelah menjadi mitra binaan optimal, hal ini terkendala oleh skala usaha
PT. Angkasa Pura I, perlahan tapi pasti, Bapak yang masih kecil sehingga apabila dituntut oleh
Waluyo selaku pelaku UMKM mengatakan pedagang untuk kontinyu, beliau masih
bahwa pelatihan yang dilakukan oleh PT. kesulitan.
Angkasa Pura I dalam program CSR-nya sangat Pada tahun 2015, saat beliau diberi tahu
membantu dalam hal mengembangkan jiwa, oleh pihak PT. Angkasa Pura I yang kebetulan
keterampilan, dan wawasan sebagai sedang melakukan program Bina Lingkungan
pengusaha. Pelatihan yang kala itu di Puskesmas Madurejo, Ibu Valentina
dilaksanakan di Grand Quality Hotel telah langsung berminat untuk bermitra dengan PT.
menginspirasi beliau untuk mengembangkan Angkasa Pura I, mengingat kebutuhan beliau
produknya, yaitu Madu Hutan. Menjadi mitra dalam hal pengembangan usaha perikanan.
binaan PT. Angkasa Pura I juga menambah Berdiri dari tahun 2006, UMKM Mina Kembar
pengetahuan bagi Bapak Waluyo mengenai memiliki 6 kolam ikan yang diusahakan untuk
berbagai usaha UMKM yang ada di Yogyakarta, ikan lele dan gurameh. Setelah bermitra
sehingga semangat berwirausaha akan semakin dengan PT. Angkasa Pura I beliau menambah
besar. jumlah kolam menjadi 12 kolam, hal ini
Pada UMKM Mina Kembar yang terletak tentunya merupakan perkembangan yang
di dusun Candi Singo, desa Madurejo, sangat didambakan oleh Ibu Valentina selaku
Kecamatan Prambanan ini, hal yang sangat pemilik UMKM.

Tabel 1. Proses kemandirian UMKM

Kemandirian dalam pola pikir Kemandirian dalam mengelola Kemandirian dalam sistem
dan pola kerja usaha

Menentukan pilihan produk Usaha yang mengedepankan profit Menambah asset usaha yang
yang akan di usahakan sendiri Mampu mengakses pasar yang lebih sudah ada
Menentukan arah luas Mempunyai rasa percaya diri
pengembangan usaha sendiri Mampu mengembangkan profit dalam berusaha
Sikap kewirausahaan yang untuk menjadi modal Rasa optimis dalam
tumbuh Mampu memasarkan produk dengan melangkah kedepan dan
baik mengambil resiko

Dari Tabel 1, proses pemberdayaan PT. Kedua UMKM sebelum mengikuti program
Angkasa Pura I melalui program CSR yang CSR hanya mampu menjangkau daerah
diperuntukkan kepada UMKM dapat dikatakan sekitar UMKM (lingkup kecamatan), setelah
telah berhasil. Keberhasilan proses mengikuti program CSR, UMKM mampu
pemberdayaan dapat dilihat dari kemandirian menjangkau pasar di lintas kabupaten bahkan
pola pikir dan pola kerja di mana UMKM telah pasar provinsi, mampu mengembangkan profit
dapat menentukan pilihan produk, arah untuk dijadikan tambahan modal, dan
pengembangan usaha, dan juga sikap mampu memasarkan produk dengan lebih
kewirausahaan yang mulai tumbuh. Dalam baik. Pada kemandirian dalam sistem pun
kemandirian mengelola usaha, UMKM Mina UMKM mengalami peningkatan, yaitu asset
Kembar dan Madu Hutan Raya juga mengalami usaha yang bertambah, rasa percaya diri dalam
peningkatan, yaitu usaha yang dijalankan telah berusaha meningkat, dan rasa optimis dalam
mengedepankan profit (keuntungan), UMKM melangkah kedepan dan mengambil resiko juga
telah mampu mengakses pasar yang lebih luas. meningkat. Hal tersebut tentu saja dapat

Jurnal Agercolere Vol. 1(2) 2019: 30-36 © Fakultas Pertanian - Universitas Ichsan Gorontalo 34
Mahendra Pemberdayaan Pada UMKM melalui Program CSR

mendorong laju pembangunan ekonomi dan UMKM sebelum dilakukan pelatihan. Hal
sosial masyarakat. Pembangunan merupakan ini dikarenakan PT. Angkasa Pura I
segala upaya yang terus-menerus, ditujukan menggabungkan proses pemberian motivasi
untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan pemahaman tentang usaha pada tingkatan
dan bangsa yang belum baik, atau untuk pelatihan.
memperbaiki kehidupan yang sudah baik
Pengkapasitasan
menjadi lebih baik lagi (Murdikanto, 2013).
Pengkapasitasan (capacity building)
Tahap Pemberdayaan merupakan upaya PT. Angkasa Pura I dalam
Tahap pemberdayaan yang terjadi dapat memberikan kapasitas atau kemampuan dan
dilihat pada Tabel 2. keterampilan pada UMKM yang mengikuti
program CSR agar mampu melakukan
Tahap Pemberdayaan
usaha dengan sebaik-baiknya. Bentuk usaha
Tidak ada tahap penyadaran yang meningkatkan kapasitas atau pengkapasitasan,
berisi pemberian arahan, motivasi terhadap yakni dengan pengkapasitasan manusia.

Tabel 2. Tahapan Pemberdayaan

Proses Penjelasan

Tahap pertama, penyadaran Tidak ada tahap penyadaran

Tahap kedua, Mampu mengembangkan profit untuk menjadi modal


pengkapasitasan (Capacity Mampu memasarkan produk dengan baik
buildings)
PT. Angkasa Pura I memberikan kapasitas atau kemampuan dan
keterampilan pada UMKM yang mengikuti program CSR:
• Memberikan Pelatihan dasar bisnis
• Memberikan pelatihan manajemen bisnis
• Memberikan pelatihan pengelolaan keuangan
• PT. Angkasa Pura I memberikan pinjaman lunak untuk menambah
modal sehinga UMKM dapat mengembangkan usahanya

Tahap ketiga, pendayaan PT. Angkasa Pura I memberikan kekuasaan penuh UMKM untuk
atau pemberian daya mengaplikasikan hasil pelatihan dan menggunakan dana pinjaman untuk
mengembangkan usahanya kearah yang mereka tentukan sendiri.

Pengkapasitasan manusia yang diberikan penyadaran. Perkembangan UMKM yang


oleh PT. Angkasa Pura I kepada UMKM memanfaatkan program CSR dari PT. Angkasa
adalah pelatihan dasar bisnis hingga pelatihan Pura I sudah berjalan dengan baik yang
memasarkan produk. Tujuan PT. Angkasa ditandai dengan mulai berkembangnya aset
Pura I memberikan pengkapasitasan dengan usaha hingga pola berfikir dalam berusaha.
pelatihan tersebut adalah untuk memperkuat
UMKM dari sisi sumber daya manusia. PT. SARAN
Angkasa Pura I membuat sebuah modul
Dalam penyusunan program CSR, dapat
pelatihan yang di dalamnya memuat
dilakukan dengan melibatkan calon penerima
keseluruhan kegiatan pelatihan hingga
manfaat agar terjadi kesinambungan dalam
inspirasi dari berbagai sumber.
program. Aset usaha yang meningkat
seharusnya diimbangi dengan peningkatan
KESIMPULAN kualitas produk sehingga dapat lebih
Proses pemberdayaan melalui program memuaskan konsumen. Peningkatan produk
CSR yang dilaksanakan PT. Angkasa Pura I yang terjual juga harus dimanfaatkan untuk
kepada UMKM, dimulai dari tahap menambah inovasi produk baru agar dapat
pengkapasitasan dan tidak melalui tahap diminati kalangan yang berbeda.

35 © Fakultas Pertanian - Universitas Ichsan Gorontalo Jurnal Agercolere Vol. 1(2) 2019: 30-36
Pemberdayaan Pada UMKM melalui Program CSR Mahendra

DAFTAR PUSTAKA
Jeurissen, R. (2000). John Elkington,
Cannibals with forks: The triple bottom line
of 21st century business. Journal of Business
Ethics, 23(2), 229-231.
Korten, D. C. (1984). Pembangunan yang
Memihak Rakyat: Kupasan Tentang Teori dan
Metode Pembangunan, dialihbahasakan oleh
Lembaga Studi Pembangunan (LSP).
Jakarta: Yayasan Studi Pembangunan.
Kuncoro, M. (2006). Ekonomi Pembangunan
(Teori, Masalah, dan kebijakan), ed.
Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Lako, A. (2011). Dekonstruksi CSR dan Reformasi
Paradigma Bisnis dan Akuntansi. Jakarta:
Erlangga.
Mardikanto, T. (2013). Pemberdayaan
Masyarakat oleh Perusahaan: Corporate Social
Responsibility: Acuan bagi Praktisi, Akademisi,
dan Pemerhati Program CSR. Surakatra:
Sebelas Maret University Press.
Miles, M. B., & Huberman, A. M.
(1994). Qualitative Data Analysis: An
Expanded Sourcebook (2nd ed.). SAGE
Publications.
Neuman, W. L. (2006). Social Research Methods:
Qualitative and Quantitative Approaches.
Pearson/Allyn and Bacon.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suharto, E. (2007). Pekerjaan Sosial di Dunia
Industri: Memperkuat CSR (Corporate Social
Responsibility). Bandung: Refika Aditama.
Wrihatnolo, R. R., & Dwidjowijoto, R. N.
(2007). Manajemen Pemberdayaan: Sebuah
Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

Jurnal Agercolere Vol. 1(2) 2019: 30-36 © Fakultas Pertanian - Universitas Ichsan Gorontalo 36

Anda mungkin juga menyukai