Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

“PENGUKURAN LINEAR 1”

Disusun oleh:

Nama : Dinda Ayu Artitika

NPM :E1G020104

Prodi :Teknologi Industri Pertanian

Kelompok :

Hari/tanggal : senin / 2 november 2020

Dosen :1. Devi Silsia M.Si

2. Syafni M.Si

Ko-Ass :1.

Objek Praktikum : Ph ASAM – BASA DAN GARAM

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
i. NAMA PERCOBAAN
Pengukuran linear 1
ii. TUJUAN PERCOBAAN
a. Menentukan panjang, ketebalan dan diameter benda dengan menggunakan jangka
sorong ( caliper gauge ).

b. Menentukan ketebalan, kertas, kawat, balok, benda persegi ( plate ) dengan


mikrometer sekrup.
iii. TEORI DI SERTAI TINJUAN PUSTAKA
  Jangka sorong adalah alat ukur yang sering digunakan di bengkel mesin. Jangka sorong
berfungsi sebagai alat ukur yang biasa dipakai operator mesin, yang dapat mengukur panjang
sampai dengan 200 mm, ketelitian 0,05 mm. Jangka sorong dapat mengukur panjang dengan
rahangnya, kedalaman dengan ekornya, dan lebar celah dengan sensor bagian atas. Jangka
sorong memiliki skala ukur (vernier scale) dengan cara pembacaan tertentu. Ada juga jangka
sorong yang dilengkapi jam ukur atau dilengkapi penunjuk ukuran digital. Pengukuran
menggunakan jangka sorong dilakukan dengan cara menyentuhkan sensor ukur pada benda
kerja yang akan diukur. Pembacaan hasil pengukuran jangka sorong yang menggunakan jam
ukur dilakukan dengan cara membaca skala utama ditambah jarak yang ditunjukkan oleh jam
ukur. Untuk jangka sorong dengan penunjuk pembacaan digital, hasil pengukuran dapat
langsung dibaca pada monitor digitalnya. Jangka sorong yang menggunakan skala nonius, cara
pembacaan ukurannya secara singkat sebagai berikut.. Baca angka mm pada skala utama. •
Baca angka kelebihan ukuran dengan cara mencari garis skala utama yang segaris lurus dengan
skala nonius. (Hidayat, 2009)

Secara garis besar, mikrometer sekrup terdiri atas

1. Rahang tetap, yang berisi skala utama yang dinyatakan dalam satuan mm. Panjang skala
utama umumnya mencapai 25 mm.
2. Poros berulir, yang dipasang pada silinder pemutar (bidal).
3. Rahang geser, yang dihubungkan dengan bidal, yang digunakan untuk memegang benda
yang akan diukur bersama dengan rahang tetap. : (Dhika, 2012)
Satu mikrometer ditetapkan dengan menggunakan satu mekanisme sekrup titik
nada. Satu fitur yang menarik tambahan dari mikrometer-mikrometer adalah
pemasukan satu tangkai menjadi bengkok yang terisi. Secara normal, orang bisa
menggunakan keuntungan mekanis sekrup untuk menekan material, memberi satu
pengukuran yang tidak akurat. Dengan cara memasang satu tangkai yang roda bergigi
searah keinginan pada satu tenaga putaran tertentu. (Anonim, 2013)
Iv. A. DATA PERCOBAAN

NO Hasil Perhitungan
Alat Ukur Benda Pipih Balok Silinder
1 25,91 mm 20,8 mm 18,01 mm
2
Jangka sorong 29,93 mm 25,9 mm 21,03 mm
3 32,82 mm 28,95 mm 25, 05 mm
Rata-Rata 29,55 mm 25, 55 mm 21,36 mm
1 23,04 mm 28 mm 18, 1 mm
2
Mikrometer 29,08 mm 34 mm 21,1 mm
3 Skrup 32,1 mm 37,5 mm 25,1 mm
Rata-Rata 28,06 mm 32, 5 mm 21,87 mm

B. ANALISA DATA DENGAN MENGGUNAKAN TEORI RALAT


Data (x) (x-x) (x-x)2
1 25,91 -3,64 13,25
2 29,3 0,38 0,14
3 32,82 3,27 10,7
Σ x =88,66 ∑ ❑ ( x−x )2 = 24,07
X = 88,66
3
= 29,55
Ralat mutlak :

( x−x )2
∆x = Σ
√ n( n−1)

24,07
=
√ 3 (3−1)

24,07
=
√ 6
√ 4,01
= 2,0
Ralat nisbi :
∆x
∆I = ∆x x 100 %
x rata−rata
2,0
¿ x 100%
29,55
¿ 0,6 x 100%

¿6

Keseksamaan:

100% - ∆I

= 100% - 6

94%

Hasil perhitungan:

= x rata rata± ∆I

29,55 – 2,0 / 29,55 + 2,0 = 27,55 / 31, 55

HP= 27,55 sampai dengan 31,55 data yang mendekati adalah data ke, 2

2) balok
Data (x) (x-x) (x-x)2
1 20,8 -4,41 19,44
2 29,3 0,69 0,47
3 32,82 3,74 13,98
Σ x =64,09 ∑ ❑ ( x−x )2 = 0,01
X = 64,09
3
= 25,21
Ralat mutlak :

( x−x )2
∆x = Σ

n( n−1)
33.89
=
√ 6
=√ 5,64
= 2,37
Ralat nisbi :
∆x
∆I = ∆x x 100 %
x rata−rata
2,37
¿ x 100%
25,21
¿ 0,09 x 100%

¿9%

Keseksamaan:

100% - ∆I

= 100% - 9

91%

Hasil perhitungan:

= x rata rata± ∆I

25,21 – 2,37/ 25,21 + 2,37 = 22,84 / 27, 58

HP= 22,84 sampai dengan 27,58 data yang mendekati adalah data ke, 2

3. silinder
Data (x) (x-x) (x-x)2
1 18,01 -3,29 10,8
2 21,05 0,38 1
3 25,05 3,27 14,06
Σ x =64,09 ∑ ❑ ( x−x )2 = 25,86
X = 64,09
3
= 21,23
Ralat mutlak :

( x−x rata rata)2


∆x = Σ
√ n(n−1)

25,86
=
√ 6
√ 4,31
= 2,07
Ralat nisbi :
∆x
∆I = ∆x x 100 %
x rata−rata
2,7
¿ x 100%
21.3
¿ 0,09 x 100%

¿9%

Keseksamaan:

100% - ∆I

= 100% - 9

91%

Hasil perhitungan:

= x rata rata± ∆I

21,3-2,07 / 21,30+2,07 = 19,23 / 23,27

HP= 19,23 sampai dengan 23,27 data yang mendekati adalah data ke, 2

Micrometer skrup
1. benda pipih
Data (x) (x-x) (x-x)2
1 23,04 -5,03 25,30
2 29,08 1,01 1,02
3 32,1 4,03 16,24
Σ x =84,22 ∑ ❑ ( x−x ) = 42,56
2

X = 84,22
3
= 28,07
Ralat mutlak :

( x−x rata rata)2


∆x = Σ
√ n(n−1)

42,56
=
√ 6
√ 7,09
= 2,66
Ralat nisbi :
∆x
∆I = ∆x x 100 %
x rata−rata
2,66
¿ x 100%
28,07
¿ 0,09 x 100%

9%

Keseksamaan:

100% - ∆I

= 100% - 9

91%

Hasil perhitungan:
= x rata rata± ∆I

28,07 – 2,66 / 28,07 + 2,66 = 25,41 / 30,78

HP= 25,41 sampai dengan 30,78 data yang mendekati adalah data ke, 2

1. benda pipih
Data (x) (x-x) (x-x)2
1 23,04 -5,03 25,30
2 29,08 1,01 1,02
3 32,1 4,03 16,24
Σ x =84,22 ∑ ❑ ( x−x ) = 42,56
2

X = 84,22
3
= 28,07
Ralat mutlak :

( x−x rata rata)2


∆x = Σ
√ n(n−1)

42,56
=
√ 6
√ 7,09
= 2,66
Ralat nisbi :
∆x
∆I = ∆x x 100 %
x rata−rata
2,66
¿ x 100%
28,07
¿ 0,09 x 100%

9%

Keseksamaan:

100% - ∆I
= 100% - 9

91%

Hasil perhitungan:

= x rata rata± ∆I

28,07 – 2,66 / 28,07 + 2,66 = 25,41 / 30,78

HP= 25,41 sampai dengan 30,73 data yang mendekati adalah data ke, 2

2. balok
Data (x) (x-x) (x-x)2
1 28 -5,017 26,73
2 34 0,83 0,64
3 37.5 4,33 18,75
Σ x =99,5 ∑ ❑ ( x−x ) 2
= 46,12

X = 99,5
3
= 33.17
Ralat mutlak :

( x−x rata rata)2


∆x = Σ
√ n(n−1)

46,12
=
√ 6
√ 7,69
= 2,77
Ralat nisbi :
∆x
∆I = ∆x x 100 %
x rata−rata
2,66
¿ x 100%
28,07
¿ 0,09 x 100%
9%

Keseksamaan:

100% - ∆I

= 100% - 9

91%

Hasil perhitungan:

= x rata rata± ∆I

28,07 – 2,66 / 28,07 + 2,66 = 25,41 / 30,78

HP= 25,41 sampai dengan 30,78 data yang mendekati adalah data ke, 2

Anda mungkin juga menyukai