Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM III

RANGKAIAN LISTRIK
TEORI SUPERPOSISI

Hari: Senin Tanggal: 20 Februari 2022 Jam: 1-2

Disusun Oleh:
Muhammad Hudzaifah Abdillah (162112433004)
Rosa Tiarmin Manurung (162112433009)
Deanisa Aliyah Subiyantoro (162112433011)
Muhammad Rafi Nabil Arsalan (162112433018)
Chelsea Tesalonika Sinaga (162112433027)
Thoriq Hady Benson (162112433054)
Haydar Yahya Alzahroni Susanto (162112433079)
Dandy Satria Wibawa (162112433087)

Dosen Pembimbing:
Dr. (Cand) Yoga Uta N., S.T., M.T. (199204202021093101)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI MAJU DAN MULTIDISIPLIN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan arus listrik dalam kehidupan sangat amatlah penting. Karena apabila tidak ada
arus listrik, semua kegiatan manusia yang berkaitan dengan teknologi akan terhambat.
Perkembang arus listrik dari tahun ke tahun selalu meningkat, tidak hanya dari jumlah daya yang
dihasilkan, ada juga beragam variasi kombinasi dari berbagai komponen elektronika yang saling
dihubungkan agar dapat menciptakan suatu arus listrik yang dapat menggerakan benda-benda
lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan sumber arus searah tetapi juga
menggunakan tegangan bolak-balik misalnya sumber listrik dari Pusat Listrik Negara atau PLN.
Pada dasarnya hukum ohm ini adalah rangkaian dasar elektronika kita dapat menemukan
penerapan hukum ohm ini dalam kehidupan sehari-hari, juga kita mengetahui tentang Hukum Ohm
yang dimana kita tahu sangat bermanfaat dalam pemilihan komponen listrik yang baik serta sesuai
dengan besarnya tegangan yang tersedia, hukum ohn ini ditemukan oleh ahli fisika dan matemika
asal jerman, yaitu george simon ohm, ohm menemukan hubungan yang matematis antara kuat arus
listrik dan beda potensial yang pada akhirnya di namakan hukum ohm, diketahui juga semakin
besar beda potensial maka semakin besar pula arus yang mengalir, Sehingga beda potensial setara
dengan kuat arus (V ~ I).
Jika dilihat secara matematis, bisa dituliskan bahwa V = m x l, m merupakan konstanta
perbandingan antara beda potensial dan kuat arus. hukum ohm ini memggambarkan tentang
seberapa kuat arus yang mengalir pada material apa saja jika di beri tegangan, satu hal penting
disini adalah perbedaan antara resistansi tinggi dan resistansi rendah, semakin rendah resistansi
semakin besar pula kesempatan arus mengalir pada rangkaian atau material itu, salah satu sifat
resistansi terhadap arus yaitu arus akan lewat pada rangkaian yang memiliki resistansi terendah
agar arus dapat mengalir lebih mudah dan tanpa adanya hambatan pada rangkaian.
Dengan adanya praktikum rangkaian listrik mengenai Hukum Ohm ini, diharapkan para
pembaca dan juga peneliti menemukan seberapa banyak pengaruh eksternal dan internal yang
dapat mempengaruhi besar kecilnya arus listrik, dan seberapa stabilnya suatu kondisi arus listrik
dalam rangkaian seri maupun paralel.
1.2 Rumusan Masalah
1. Dalam rangkaian sesuai sistematika, bagaimana menganalisis rangkaian dengan berbagai sumber
tegangan ?
2. Bagaimana cara mengambil nilai data arus pada rangkaian seri dan paralel?
3. Seberapa besarkah pengaruh hambatan terhadap berjalannya arus listrik dalam rangkaian?

1.3 Tujuan
1. Memahami hukum pembagian arus pada rangkaian listrik.
2. Memahami hukum superposisi secara praktis pada sebuah rangkaian listrik.
3. Memahami hukum pembagi tegangan pada rangkaian listrik.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Teorema Superposisi


Teorema superposisi digunakan untuk menganalisis rangkaian komposit dengan berbagai
sumber tegangan dan resistansi. Sumber tegangan dapat berupa tegangan atau sumber listrik.
Arus di cabang dapat dengan mudah ditentukan menggunakan teori superposisi [1].
Dengan asumsi bahwa sumber beroperasi secara berurutan. Arus total pada cabang adalah
jumlah aljabar arus dari masing-masing sumber, dengan memperhatikan arah arus. Jika Anda
bekerja pada sebuah sumber, pastikan sumber lainnya disingkat (ke voltase saluran) dan terbuka
ke sumber daya. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di bawah rangkaian pada Gambar 3.

Untuk menghitung arus pada R2 dapat dilakukan dengan menghitung arus yang disebabkan V1 dan
V2 secara bergantian kemudian dan hasilnya dijumlahkan.
Langkah – langkah menghitung arus pada R2 adalah sebagai berikut :
1) Menghitung Arus oleh sumber tegangan V1 adalah I1, rangkaian ekivalen seperti
Gambar 4

Gambar 4 rangkaian ekivalen, saat V2 dihubung singkat

Dari gambar diatas diperoleh persamaan arusnya :


2) Menghitung Arus oleh sumber tegangan V2 adalah I2, rangkaian ekivalen seperti gambar 5

Gambar 5. rangkaian ekivalen, saat V1 dihubung singkat

Dari gambar diatas diperoleh persamaan arusnya :

3) Menghitung Arus yang mengalir pada R2 yaitu I, yang merupakan penjumlahan dari I1 dan I2
(karena arahnya sama) maka I = I1 + I2

2.2 DST Train RLOG


DST Train Rlog merupakan sebuah toolbox yang didalamnya berisi modul praktikum.
Didalam box ini terdapat 5 kanal voltmeter dengan 0 – 5 volt, 3 kanal ampere meter, mampu
menghidupkan sinyal sinus, segitiga dan kotak karena ada function generator dengan range 0 – 1
MHz, frekwensi dengan range 0 - 40 KHz dan yang paling penting adalah terdapat 3 power supply.
Gambar 1. Skema dari DST Train Rlog

Titik-titik pada modul rangkaian logika ini dapat dihubungkan tanpa menggunakan kabel
dengan sambungan khusus, sehingga jika ada kabel yang hilang atau rusak di laboratorium, dapat
digunakan kabel sederhana dengan diameter hanya 0,8 mm untuk menggantikannya.

Gambar 2. Tata letak DST Train Rlog

2.3 Resistor
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik
dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding dengan arus yang mengalir. Resistor bisanya digunakan pada elektronika seperti
rangkaian listrik yang memiliki fungsi untuk membatasi jumlah arus yang masuk pada rangkaian
yang terbuat dari bahan karbon yang biasanya dilambangkan Ω (Ohm).
Untuk mengetahui nilai resistansi pada resistor dapat dilihat dari kode-kode warna yang
tertera pada resistor. Untuk mengetahui nilainya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Resistor pada rangkaian listrik sendiri dapat disusun secara paralel dan seri. Pada rangkaian
seri, resistor disusun secara berurutan di mana inputan satu komponen atau beban berasal dari
output resistor yang lain.
𝑅 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯
Pada rangkaian ini, besarnya kuat arus yang mengalir pada masing-masing resistor sama
nilainya.
𝐼 = 𝐼1 = 𝐼2 = 𝐼3 = ⋯
Sedangkan tegangan pada rangkaian seri dibagi ke dalam banyaknya resistor yang
dirangkai secara seri.
𝑉 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 + ⋯

Lalu, pada rangkaian paralel disusun secara bercabang.


Pada rangkaian paralel masing-masing resistor akan mendapatkan tegangan yang sama.

𝑉 = 𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉3 = ⋯
BAB III
METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 Februari 2023 yang dimana proses
pengambilan data juga dilakukan di dalam ruangan Lab Kendali.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktikum Teori
Superposisi yaitu:

N Nama alat Juml Fun


Gambar
o atau bahan ah gsi
Tempat untuk
membuat
rangkaian
elektronik
1 BreadBoard 1 sementara dengan
tujuan uji coba
atau prototipe
tanpa harus
menyolder.
Perangkat yang
berfungsi untuk
menyuplai
Dst Train tegangan
2 1
Log langsung ke
komponen
Elektronik
Data Proses (EDP)
Alat pengukur
tegangan listrik,
3 Multimeter 1 resistansi, dan
arus
listrik.
Menghambat
dan mengatur
arus listrik
4 Resistor 4
dalam suatu
rangkaian
elektronika.
Menguhubungkan
setiap komponen

5 Kabel Jumper 10 Elektronika agar


menjadi suatu
rangkaian

3.3 Prosedur Percobaan


1. Membuat rangkaian percobaan teori Superposisi seperti Gambar. 1 pada software tinkercad.
Gunakan nilai R1 = 330 Ω, R2, R3 dan R4 = 100 Ω.
2. Mengatur tegangan output dari sumber tegangan E1 = 5 Volt dan E2 = 10 Volt (ukur
menggunakan multitester).
3. Mengukur tegangan VAB, VBO dan VBC dengan Voltmeter, lalu hitung arus masing-masing.
Gambar 1. Rangkaian Percobaan Hukum Kirchoff I

4. Lepaskan sumber E2 dan short-kan seperti Gambar 2.


5. Ukur tegangan VAB, VBO dan VBC dengan Voltmeter, lalu hitung arus masing-masing.

Gambar 2. Langkah Pertama dari Teori Superposisi

6. Lepaskan sumber E1 dan short-kan, pasang kembali E2 seperti Gambar 3.


7. Ukur tegangan VAB, VBO dan VBC dengan Voltmeter, lalu hitung arus masing-masing.

Gambar 3. Langkah Kedua dari Teori Superposisi


3.4 Skematik Rangkaian

3.4.1 Skematik Gambar 1

3.4.2 Skematik Gambar 2


3.4.3 Skematik Gambar 3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Tabel 1. Teori Superposisi

NO E1 dan E2 Aktif E1 Aktif E2 Aktif


Praktikum Teori Praktikum Teori Praktik um Teori
1 R1 330 Ohm 330 Ohm 330 Ohm 330 Ohm 330 Ohm 330 Ohm

2 R2 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm

3 R3 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm

4 R4 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm 100 Ohm

5 VAB 1,51 V 1,514 V 4,39 V 4,5413 V 3V 3,0275 V


6 VBO 3,49 V 3,485 V 0,67 V 0,4587 V 3V 3,0275 V
7 VBC 6,51 V 6,513 V 0,67 V 0,4587 V 7V 6,972 V
8 IAB 0,0459 A 0,00456 A 0,014 A 0,0137 A 0,008 A 0,0091 A

9 IBO 0,0697 A 0,1505 A 0,01 A 0,009 A 0,0060 A 0,0060 A


10 IBC 0,0651 A 0,0876 A 0,0458 A 0,0045 A 0,0069 A 0,0069 A

4.1.1 Hasil Percobaan Tinkercad


• Percobaan voltage

Gambar 1 Percobaan Voltage Tinkercad


• Percobaan Amper

Gambar 2 Percobaan Amper Tinkercad

4.1.2 Hasil Percobaan Praktikum


• E1 Aktif

• E2 Aktif
4.1.3 Hasil Perhitungan Manual
• E1 dan E2 Aktif
- Rtot = 330 + 100 + 50 = 480 Ohm

- Loop1
(-5) + (I1.R1) + (I3.R3) = 0
(-5) + (I1.330) + (I3.50) = 0
50 I1 + 330 (I1+I2) = 5
50 I1 + 330 I1 + 330 I2 = 5
380 I1 + 330 I2 = 5 (Persamaan 1)

- Loop2
(-10) + (I2.R2) + (I3.R3) = 0
(-10) + (I2.100) + (I3.50) = 0
100 I2 + 50 (I1+I2) = 10
100 I2 + 50 I1 + 50 I2 = 10
50 I1 + 150 I2 + 10 (Persaman 2)

- Persamaan 1
380 I1 + 330 I2 + 5
380 I1 = 5-330 I2
5−330 𝐼2
I1 = 380
1 33
I1 = 76- 38 I2

- Persamaan 2
50 I1 + 150 I2 = 10
1 33
50 (76-38 I2) + 150 I2 = 10

50 1650
76
- 38
I2 + 150 I2 = 10

50 1650 5280
-
76 38
I2 + 38
I2 = 10
4050 50
38
𝐼2 = 10 - 76

4050 710
38
𝐼2 = 76

71
I2 = = 0,0876
810

1 33
- I1 = 76 − 38 𝐼2
1 33 71
I1 =76 − 38 (810)
405−2343
I1 = 30780

1938
I1 = 30780

I1 = 0,0629 A

- I2 = I1 + I3
I2 = 0,0629 + 0,0876
I2 = 0,1505A

- I3 = I1 + I2
I3 = 0,0629 + 0,0876
I3 = 0,1505 A

- V1 = I.R
V1 = 4,59 x 330
V1 = 1514,7 V

- V2 = I.R
V2 = 65,1 x 100
V2 = 6510 V

- V3 = I.R
V3 = 69,7 x 50
V3 = 3485 V

• E1 Aktif
1 1 1 2
- = + =
𝑅1 100 10 100
R1 = 50Ω

1 1 1 3
- = + =
𝑅1,2 50 100 100
100
R1,2 =
3

100
- Rtot = 330Ω +
3
1090
= Ω
3

𝑉 1090
- Itot = = 5:
𝑅𝑡 3
53
Itot= = 0,0137615 A = I1
1090

- V1 = 330. 0,0137615
= 4,541295 V

- Vt = V1 + V1,2
5 = 4,541295 + V1,2
V1,2 = 0,459716

𝑉1,2 0,459716
- I2 = = = 0,00959716 𝐴
𝑅2 100

𝑉1,2 0,459716
- IR1 = = = 0,00917431 𝐴
𝑅𝑝 50

𝑉1,2 0,459716
- IR3 = = = 0,00458716 𝐴
𝑅3 100

𝑉1,2 0,459716
- IR4 = = = 0,00458716 𝐴
𝑅3 100

• E2 Aktif
1 1 1
− = +
𝐼4,1 100 100
= 50Ω
1 1 1
= +
𝑅1,2 330 50
825
R1,2 = 19
Ω+ 100Ω
825
Rt = 19 Ω + 100Ω
2725
= 19 = 143,421Ω
𝑉𝑡
− Itot = 𝑅𝑡
10
= 143,421= 0,0697239 A
− V2 = I1.100
= 6,97249 V
− Vt = V2 + Vp
10 = 6,97249 + Vp
Vp = 3,02752 V
𝑉𝑝 3,02752
− IRp = 𝑅𝑝 = 50 = 0,0605305 𝐴
𝑉𝑝 3,02752
IR1 = 𝑅1 = 330
= 0,00917431 𝐴
𝑉𝑝 3,02752
IR3 = 𝑅3
=
100
= 0,0302752 𝐴
4.2 Analisis Data

Pada percobaan 1, 2, dan 3 nilai resistor yang diperoleh pada pengukuran praktikum dan
perhitungan yang dilakukan secara teori adalah sama. R1 sebesar 330Ω, R2, R3, dan R4 sebesar
100Ω. Dari percobaan 1 yaitu pengukuran E1 dan E2 Aktif, hasil pengukuran yang diperoleh pada
praktikum untuk VAB, VBC sama dengan hasil yang diperoleh dengan perhitungan manual (teori)
dan untuk VBO berbedan 2.4%. Namun untuk perhitungan IAB dan IBO, tidak terdapat perbedaan
antara pengukuran yang diperoleh pada praktikum dan perhitungan yang diperoleh saat dihitung
manual (teori) sedangkan pada IBO perbedaan hasil yang diperoleh sekitar 6,27%.

Pada percobaan 2 yaitu pengukuran E1 Aktif, hasil pengukuran VAB berbeda sekitar 22.6%
antara pengukuran pada praktikum dan perhitungan secara manual (teori), hasil perhitungan teori
lebih besar daripada pengukuran praktikum. Pada VBO dan VBC berbeda sekitar 21% dan hasil
pengukuran praktikum lebih besar daripada perhitungan teori. Pada IAB, IBO, dan IBC perbedaan
hasil pengukuran praktikum dan perhitungan manual (teori) sangat kecil sekitar < 0.01 %. Pada
IAB, IBO, dan IBC hasil yang diperoleh dari pengukuran praktikum lebih besar daripada hasil yang
diperoleh dari perhitungan manual (teori).

Pada percobaan 3 yaitu pengukuran E2 Aktif, hasil pengukuran VAB, VBO dan VBC hasil
antara pengukuran pada praktikum dan perhitungan secara manual (teori) sama. Pada hasil
pengukuran praktikum dan hasil perhitungan manual (teori) pada I AB diperoleh perbedaan yang
sangat kecil sekitar 0.1 %. Pada IBO dan IBC perbedaan hasil yang diperoleh sekitar 5,4%. Pada
VAB, VBO, VBC, IAB, IBO, dan IBC hasil yang diperoleh dari perhitungan manual (teori) lebih besar
daripada hasil yang diperoleh dari pengukuran praktikum.

4.3 Pembahasan
Dalam praktikum mata kuliah Rangkaian Listrik dengan judul Teori Superposisi ini
dilakukan percobaan sebanyak tiga kali. Pada percobaan pertama dilakukan dengan inputan dua
sumber tegangan yaitu E1 dan E2 untuk mengukur nilai resistansi pada hambatan, nilai tegangan,
dan juga kuat arus yang mengalir pada rangkaian listrik. Sedangkan pada percobaan kedua
dilakukan dengan inputan satu sumber tegangan yaitu E1 untuk mengukur nilai resistansi pada
hambatan, nilai tegangan, dan kuat arus pada rangkaian listrik. Dan yang terakhir pada percobaan
ketoga masih sama menggunakan inputan satu sumber tegangan yaitu E2 yang dilakukan untuk
mengukur nilai resistansi pada hambatan, nilai tegangan, dan kuat arus pada rangkaian listrik.

Hubungan antara arus yang mengalir pada rangkaian Teori Superposisi memudahkan
menentukan arus pada suatu cabang dengan menganggap sumber bekerja satu per satu. Arus total
pada cabang tersebut merupakan jumlah aljabar dari arus tiap-tiap sumber dengan memperhatikan
arah arus. Apabila mengerjakan satu sumber, maka sumber yang lain dihubung singkat (untuk
sumber tegangan) dan dihubung terbuka untuk sumber arus. Bunyi Teori Superposisi adalah
“Dalam Rangkaian Listrik hanya ada 2 besaran utama, yaitu tegangan dan arus, sehingga jika sebab
adalah tegangan, maka akibat adalah arus dan sebaliknya”.

Oleh karena itu sesuai bunyi Teori Superposisi. Maka pada kondisi rangkaian 1 ada dua
sumber aktif yaitu E1 dan E2. yang menjadi hubungan kuat arus yang mengalir terhadap resistansi
adalah adanya tegangan yang mengalir maka akan ada arus yang mengalir ke arah hambatan pada
resistor. Arus yang mengalir pada resistor akan melalui kaki-kaki resistor sehingga untuk
mengukur arus pada resistor menggunakan multimeter harus diukur secara seri.

Pada kondisi rangkaian 2 hanya ada satu sumber aktif yaitu E1, yang menjadi hubungan
kuat arus yang mengalir terhadap resistansi adalah adanya tegangan yang mengalir maka akan ada
arus yang mengalir ke arah hambatan pada resistor. Arus yang mengalir pada resistor akan melalui
kaki-kaki resistor sehingga untuk mengukur arus pada resistor menggunakan multimeter harus
diukur secara seri.

Pada kondisi rangkaian 3 hanya ada satu sumber aktif yaitu E2, yang menjadi hubungan
kuat arus yang mengalir terhadap resistansi adalah adanya tegangan yang mengalir maka akan ada
arus yang mengalir ke arah hambatan pada resistor. Arus yang mengalir pada resistor akan melalui
kaki-kaki resistor sehingga untuk mengukur arus pada resistor menggunakan multimeter harus
diukur secara seri.
Perbedaan pengukuran praktikum dan perhitungan yang dilakukan secara manual (teori)
atau biasa disebut dengan error kerap terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu:
1. Keterbatasan dalam persepsi manusia, alat ukur dirancang untuk menjadi sangat akurat dan
tepat, sementara manusia cenderung membuat kesalahan karena keterbatasan persepsi,
seperti tidak dapat melihat variasi kecil dalam pengukuran atau tidak dapat menilai sudut
dan jarak secara akurat.
2. Ketidakakuratan dalam perhitungan, perhitungan manual rentan terhadap kesalahan karena
kesalahan dalam matematika, penggunaan rumus yang salah, atau kesalahan pembulatan.
Di sisi lain, alat ukur sering kali menyediakan pembacaan digital yang tidak terlalu rentan
terhadap kesalahan manusia.
3. Masalah kalibrasi alat, alat ukur perlu dikalibrasi secara teratur untuk memastikan
keakuratannya. Jika alat ukur tidak dikalibrasi dengan benar, alat ukur tersebut dapat
memberikan hasil yang tidak akurat. 4. Faktor lingkungan, alat ukur dapat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan gangguan elektromagnetik. Jika tidak
diperhitungkan dengan benar, faktor-faktor ini dapat menghasilkan pengukuran yang tidak
akurat. 5. Kesalahan manusia (human error) ketika menggunakan instrumen pengukuran,
kesalahan manusia masih dapat terjadi, seperti salah membaca pengukuran atau
menggunakan instrumen secara tidak benar.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tentang keterakitan Hukum
Kirchoff dan Hukum Ohm. Dalam praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
praktikum kami terbukti menggunakan teori Superposisi sebagai bagian dari kursus sirkuit, tiga
percobaan dilakukan. Pada percobaan pertama, dua sumber tegangan yaitu E1 dan E2 dimasukkan
untuk mengukur nilai resistansi resistor, nilai tegangan serta arus yang mengalir pada rangkaian.
Sedangkan pada percobaan kedua dilakukan dengan masukan sebagai sumber tegangan yaitu E1
untuk mengukur nilai resistansi resistor, nilai tegangan dan arus listrik pada rangkaian. Dan
terakhir pada percobaan ketiga selalu sama yaitu dengan menggunakan input sumber tegangan
yaitu E2 diambil untuk mengukur nilai resistansi resistor, nilai tegangan dan arus ampere pada
rangkaian listrik.
Pada kondisi rangkaian kedua, hanya ada satu sumber aktif yaitu E1, hubungan antara
besarnya arus yang mengalir melalui resistor adalah ada tegangan yang melaluinya, sehingga akan
lebih banyak arus yang mengalir melalui resistor daripada resistor. Arus yang melalui resistor akan
mengalir melalui pin-pin resistor, sehingga untuk mengukur arus yang melalui resistor dengan
multimeter harus diukur secara seri.
Pada rangkaian ketiga, hanya terdapat satu sumber aktif yaitu E2, hubungan besarnya arus
yang mengalir melalui resistor adalah adanya tegangan pada resistor tersebut, sehingga akan ada
arus yang mengalir melalui resistor pada resistor tersebut. Arus yang melalui resistor akan
mengalir melalui pin-pin resistor, sehingga untuk mengukur arus yang melalui resistor dengan
multimeter harus diukur secara seri.

5.2 Saran
Selama praktikum berlangsung, ada beberapa saran dan evaluasi yang harus dilaksanakan agar
praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan baik:
1. Kesalahan peneliti saat melakukan pengukuran pada alat yang membuat terjadinya sedikit
perbedaan perhitungan, untuk kedepannya peniliti harus lebih teliti lagi
2. Kurang waktu observasi, karena penggunaan waktu yang sangat terbatas sehingga
membuat peneliti sedikit terburu-buru yang mengakibatkan adanya data yang sedikit
mengalami trouble.
3. Error akibat kesalahan pada alat saat stage diambil untuk menurunkan nilai resistansi pada
resistor sehingga menimbulkan noise pada stage dan menyebabkan nilai output tidak
konsisten.
4. Kedepannya diharapkan setiap kelompok memperhatikan detail rangkaian mata kuliah,
waktu penyelesaian mata kuliah serta penyiapan alat-alat materi agar tidak mempengaruhi
waktu penyelesaian mata kuliah.
DAFTAR PUSTAKA

[1] PARHAN, N. (2013). I TEKNIK LISTRIK. www.vedcmalang.com

[2] W. H. Hayt, J. E. Kemmerly, and S. M. Durbin, Rangkaian Listrik, 6th ed., vol. 1. Erlanngga,
2005.

[3] S. Pramudito, Diktat Fisika PPKU, 1st ed. Bogor: IPB Press, 2019.

[4] F. Program Studi Rekayasa Sistem Komputer, “Solar Cell Tracking System dengan Lux
Meter Berbasis Arduino Uno R3,” vol. 7, no. 2, 2020.

[5] M. Satrio et al., “Analisis Perhitungan Teori dengan Menggunakan Variasi Simulator Online
pada Rangkaian Pembagi Tegangan,” 2021. [Online]. Available:
http://ejournal.upi.edu/index.php/TELNECT/

[6] B. Prince Otlhomile, “Electrical Fundamentals Verification of Voltage Divider Rule.”

Anda mungkin juga menyukai