Oleh:
DEANISA ALIYAH SUBIYANTORO
NIM. 162112433011
Dosen Pengampu:
Herlambang Setiadi, S.T., M.Sc., Ph.D (199011292019083101)
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
1.2.1 MODULASI
Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa sinyal informasi tidak dapat dikirimkan
langsung ke penerima karena spektrum frekuensinya yang rendah, yang membuatnya rentan
terhadap interferensi. Masalah ini dapat diatasi berkat sinyal pembawa. Karena sinyal pembawa
memiliki spektrum frekuensi tinggi, transmisi informasi dapat dikirim dengan
menggunakannya ke penerima tanpa terhalang oleh noise[1].
Gelombang persegi digunakan sebagai bentuk sinyal pemodulasi sebagai sarana untuk
menampilkan fasa yang sudah termidulasi berubah denganperubahan nilai amplitude.
Modulasi ini menggunakan perbedaan sudut phase dari sinyal analog untuk membedakan
besaran nilai digital dan amplitude, frekuensi tetap. Pada modulasi ini hanya berubah sinyal
analog phasenya.
𝑒𝑚 = 𝐸𝑚 𝐶𝑜𝑠 𝜔𝑚 𝑡 − − − −(1)
𝑒𝑐 = 𝐸𝐶 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑐 𝑡 − − − −(2)
Nilai fasa diawal sinyal modulasi beserta sinyal carrier diabaikan pada persamaan 1 dan 2 ini,
karena tidak memiliki kontribusi pada modulasi karena nilainya tunak. Fasa dari sinyal carrier
tidak bersifat tunak, ia akan memiliki nilai yang variatif sesuai dengan sinyal modulasi em yang
mempertahankan nilai amplitudo dan frekuensi sebagai konstanta. Persamaan dari sinyal
carrier setelah PM adalah :
𝑒𝑐 = 𝐸𝐶 𝑠𝑖𝑛 𝜃 − − − −(3)
Dan 𝜃 merupakan nilai fase sesaat dari sinyal carrier termodulasi dan sinyal sinusoidal
bervariasi sebanding dengan sinyal modulasi, jadi fase sesaat dapat dituliskan :
𝜃 = 𝑐𝑡 + 𝑘𝑝 𝑒𝑚 − − − −(4)
Dapat dilihat dari persamaan (5) ini bentuk 𝑘𝑝 𝐸𝑚 diartikan sebagai indeks modulasi sehingga
:
𝑚𝑝 = 𝑘𝑝 𝐸𝑚−−−−−(6)
𝑒 = 𝐸𝐶 𝑠𝑖𝑛(𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑝 𝑆𝑖𝑛 𝜔𝑚 𝑡)
Indeks Modulasi atau Deviasi
Indeks modulasi dari phase modulation mirip dengan indeks modulasi Frekuensi modulation
yakni :
Jika indeks modulasi frekuensi berikut :
∆𝑓 = 𝑘𝑝 𝐴𝑚 𝑓𝑚
∆𝒇 𝒌𝒑 𝑨𝒎 𝒇𝒎
𝒎𝒑 = = = 𝒌𝒑 𝑨𝒎
𝒇𝒎 𝒇𝒎
Dimana,
1.2.4 MATLAB
Matlab adalah perangkat lunak yang dapat membantu perhitungan matematis, analisis data,
pengembangan metode, simulasi, pemodelan, dan presentasi grafis [3].
BAB II
METODE
1. Jalankan Matlab
2. Buat M-File baru
3. Masukkan codingan step by step sesuai dengan arahan yang tercantum pada
modul praktikum, yakni :
Membangkitkan sinyal informasi 15 Hz
clear all;
clc;
Fs=10000;
N=10000;
n=0:N-1;
t=n/Fs;
x=sin(2*pi*15*t);
figure (1)
plot(t,x);
xlabel('t(s)');ylabel('x');
title('Original Signal')
axis([0 0.5 -1.5 1.5])
7. Kemudian run program, maka akan muncul gambar gelombang sinyal 300 Hz
8. Pilih file, kemudian sreenshoot dan save as jpg. Beri nama file terlebih dahulu
Agar kita dapat mengetahui keluaran dari simulator modulasi maka analisis perlu
dilakukan dengan dasar teori yang sudah ada. Modulasi merupakan proses
menumpangkan pesan pada pembawa, karena sinyal sulit untuk dikirimkan, Untuk
analisa dapat dilihat dari tampilan sinyal yang sudah ada.
4.1 ANALISIS GRAFIK
4.1.1 Analisis Hasil Percobaan Grafik Sinyal Informasi 15 Hz
Gelombang sinusoidal akan dibentuk/dihasilkan oleh sinyal informasi 15 Hz ini.
Gelombang ini adalah gelombang yang dihasilkan oleh inisialisasi Sin pada
koding/pemrograman matlab. Artinya jika nilai Sin diubah ke bentuk lain, maka bentuk
gelombang akan berubah juga.
Gelombang pembawa atau signal carrier yaang digunakan pada modulasi ini adalah
sebesar 300 Hz yang berbentuk sinyal sinusoidal sama seperti sinyal informasi, yang
berbeda adalah kerapatan dari setiap gelombangnya. Sinyal informasi memliki sinyal
gelombang yang lebih renggang dibandingkan dengan sinyal carrier. Dengan nilai
amplitude sebesar 1 dan frekuensi carrier 𝑓𝐶 yang dibangkitkan 300 Hz ini akan
didapatkan nilai 𝜔 = 2𝜋𝑓𝐶 , sehingga 2𝜋(300𝐻𝑧) = 600𝜋. Dan untuk nilai periodenya
1 1 1
dapat dicari dengan rumus 𝐹 = = = = 0,0033333 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛.
𝑇 𝐹 300
Dari sini dapat dilihat bahwa besaran nilai carrier signal lebih besar dari information
signal.
4.1.3 Analisis Hasil Percobaan Grafik Sinyal Informasi dengan Sinyal Pembawa
Dari percobaan ini didapatkan hasil sinyal bahwa coding dan grafik dari program
Memodulasi sinyal informasi dengan sinyal carrier. Terlihat bahwa sinyal mengalami
pergeseran fasa setiap 180 derajat, jika dilihat lebih jelas lagi maka ada perubahan fasa
yang timbul dengan representasi dua (2) gunung berjejer atau dua (2) lembah yang
berjejer. Ini merupakan bentuk perubahan fasa dari carrier signal itu sendiri. Jadi ada
beberapa titik dimana peruabahn fasa itu terjadi.
Grafik yang ditampilkan juga memiliki kesesuaian range sumbu x dan sumbu y, dimana
sumbu x memiliki range antara 0 – 0.2 dan sumbu y memiliki range antara -1.5 – 1.5.
figure (2)-> Membuat figure baru dengan nomor 2 untuk menampilkan hasil plot sinyal
carrier atau pembawa
plot(t,a); -> Menampilkan plot sinyal pembawa dengan sumbu x adalah waktu (t)
dan sumbu y adalah amplitudo (a)
title('Carrier Signal') -> (Memberikan judul pada plot dengan "carrier signal")
axis([0 0.5 -1.5 1.5]) -> (Mengatur batas sumbu x dan sumbu y pada plot)
title('Phase Modulation Signal') -> Memberikan judul pada plot dengan "Phase
Modulation Signal")
axis([0 0.2 -1.5 1.5]) -> ukuran/range sumbu x dan y
Modulasi phasa ini sangat lazim dan banyak kegunaanya dalam dunia engineering,
salah satunya dunia teknik elektro. Diantaranya adala dalam transmisi data dan
transmisi suara yang dimultipleks, digunakan karena modulasi phase memiliki potensi
gangguan yang kecil dan daya yang dibutuhkan pun sedikit. Pada proses transmisi data
modulasi phase menyatakan data biner digital 0 dan 1 kedalam bentuk amplitudo dan
fase dari sinyal analog, yakni pengubahan data digital ke analog, elemen data yang
digunakan adalah bit. Data rate dan dignal rate memiliki hubungan yang dapat
didefinisikan sebagai berikut :
𝑁𝑥 1
𝑆= 𝑏𝑎𝑢𝑑
𝑟
Sistem Nirkabel pun tak luput dari peran modulasi phase, modulasi phase ini membantu
informasi dari sinyal audio amupun data untuk dikirimkan lewat suatu gelombang yang
dinamakan gelombang elektromagnetik dibantu sinyal carrier. Fungsinya digunakan
untul mengirimkan suatu data dari satu tempat ke tempat lain dengan memodulasi
sinyal carrier, dengan menggunakan metode ini sinyal carrier mampu menggunakan
nilai spektrum frekuenais yang relatif kecil, sehingga lebih hemat ruang frekuensi.
Selain itu pengaruh deviasi dalam phase modulasi ini berkaitan dengan besar/kecilnya
perubahan phase yang terjadi pada sinyal carrier atau merujuk pada besarnya nilai
perubahan max dalam phase sinyal carrierr, selain itu semakin besar deviasinya maka
akan semakin besar/banyak pula informasi yang dapat dikirim dan sebagai
pengontrolan serta efisiensi pengiriman/transmission.
4.3.3 Simulasi Phase Modulation dengan Simulink
Seperti inilah hasil dari simulasi phase modulation dengan menggunakan simulink
dengan menggunakan dasar rumus :
𝒆 = 𝑬𝑪 𝒔𝒊𝒏(𝝎𝒄 𝒕 + 𝒎𝒑 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒎 𝒕)
Pada percobaan ini digunakan komponen beserta fungsinya. Yang pertama ada sine
wave yang merepresentasikan 𝒎𝒑 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒎 𝒕 sebagai sinyal input. Lalu ada gain sebagai
penguat tegangan, ada product sebagai hasil produk atau sebagai fungsi perkalian dari
sinyal informasi sin wave, lalu ada Add untuk menjumlahkan sinyal informasi dengan
sinyal carrier. Integrator berfungsi sebagai pengintegralan input terhadap waktuu
sehingga didapatkan hasil dari suatu bentuk output gelombang yang merupakan hasil
operasi dari input sinyal konstan dan merupakan representasi dari 𝑬𝑪 .
Constant merupakan representasi dari 𝝎𝒄 𝒕 yang berfungsi sebagai input. Komponen
sin merupakan keluaran bentuk gelombang sinusoidal dan scope untuk menampilkan
output gelombang.
Simulasi phase modulation yang dihasilkan pada simulasi ini menghasilkan gelombang
sinusoidal yang memiliki amplitudo sebesar satu (konstan) dan indeks modulasi yang
dihasilkan pun proporsional terhadap perubahan amplitude sinyal pemodulasi. Dan
nilai atau besaran sinyal ini dihasilkan oleh nilai input dari amplitude sebesar 1, gain
sebesar 50 dan nilai constant 2*pi*23.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dari pratikum ini yaitu, sinyal modulasi phase
merupakan proses pemodulasian atau perubahan phasenya saja, namun besar frekuensi
dan amplitudonya tetap/constant. Peneliti dan pembaca semakin memahami modulasi
phase, bagaimana bentuk/rupa sinyal informasi, pembawa dan sinyal termodulasi atau
bentuk error dari gelombang sinyalnya. Selain itu peneliti juga bisa memahami
karakteristik sinyal dan fungsi modulasi phase. Perbedaan deviasi dari FM dan PM.
Mampu menjalankan simulink dengan baik. Jadi semakin besar deviasinya maka
semakin besar bandwidthnya dan juga nilai phasenya selain itu, jika semakin besar nilai
deviasinya juga akan semakin besar juga perubahan phasenya dan juga semakin banyak
data/informasi yang mampu dimuat.
Untuk membuktikan benar atau tidaknya analisis gelombang ini dilakukan dan
dibandingkan dengan mengganti variable sinyal informasi dan sinyal pembawa/carrier
sehingga dapat ditemukan perbedaan antar gelombang. Sinyal yang terbentuk
merupakan gelombang yang besifat periodik.
Pada pratikum ini juga, peneliti dan pembaca dapat membuat pemrograman sinyal pada
software Matlab simulator yang juga bertujuan untuk memahami algoritma
terbentuknya sinyal. Pemahaman dan analisis juga semakin bertambah dengan adanya
praktikum ini.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
[1] Halomoan, A., Rohmah, Y. S., & Aulia, S. (2018). PERANCANGAN SIMULATOR
MODULASI DAN DEMODULASI AM PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH SIMULATOR
DESIGN OF MODULATION AND DEMODULATION AM ON AWGN AND RAYLEIGH
CHANNEL. Vol.4, 2–7.
[2] : https://www.daenotes.com/electronics/communication-system/phase-modulation
Diakses pada 15 Maret 2023, pukul 13.52 WIB
[3] Puji Astuti, S. (2020). PEMANFAATAN SOFTWARE MATRIX LABORATORY (MATLAB)
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN
FISIKA KINEMATIKA. 3(2), 54–57. https://doi.org/10.31764
[4] Alit, P., & Santiary, W. (2009). SISTEM VERIFIKASI MODUL MODULASI FM
(FREKUENSI MODULASI) MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN
MATLAB. In Sistem Verifikasi Modul Modulasi … Putri Alit WS. Teknologi Elektro
(Vol. 8, Issue 2).