Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM dan JARINGAN TELEKOMUNIKASI


TOPIK: PHASE MODULATION KELAS: TE-A1

Oleh:
DEANISA ALIYAH SUBIYANTORO
NIM. 162112433011

Dosen Pengampu:
Herlambang Setiadi, S.T., M.Sc., Ph.D (199011292019083101)

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin
Universitas Airlangga
2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN

1. Mampu memahami keuntungan dari modulasi analog


2. Memahami proses modulasi PM

1.2 DASAR TEORI

1.2.1 MODULASI

Modulasi adalah proses memodifikasi (memvariasikan) gelombang periodik untuk


membuat sinyal pembawa informasi. Dua sinyal modulasi, yaitu sinyal informasi/asli dan
sinyal carrier, diperlukan untuk prosedur modulasi ini [1].

Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa sinyal informasi tidak dapat dikirimkan
langsung ke penerima karena spektrum frekuensinya yang rendah, yang membuatnya rentan
terhadap interferensi. Masalah ini dapat diatasi berkat sinyal pembawa. Karena sinyal pembawa
memiliki spektrum frekuensi tinggi, transmisi informasi dapat dikirim dengan
menggunakannya ke penerima tanpa terhalang oleh noise[1].

1.2.2 MODULASI ANALOG


Memodulasi berarti mengatur atau menyetel. Dalam telekomunikasi tepatnya berarti mengatur
suatu parameter dari suatu pembawa (carrier) frekuensi tinggi dengan pertolongan sinyal
informasi yang memiliki frekuensi rendah. Keperluan akan modulasi mula-mula timbul dalam
transmisi radiodari sinyal-sinyal frekuensi rendah (misalnya frekuensi audio). Pada sistem
komunikasi ada dua teknik modulasi yaitu modulasi digital dan modulasi analog [4].
Analog Signal adalah suatu bentuk sinyal data yang dibawa oleh suatu gelombang kontinu.
Sinyal analog berfungsi untuk membawa informasi dengan memodifikasi ciri khas dari
gelombang pembawa. Sinyal analog melakukan fungsinya dengan mengirimkan suara atau
gambar yang dimuat dalam bentuk gelombang kontinu (continous varying). Dua parameter
penting yang oleh gelombang adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasa dimuat
dalam gelombang sinus. Gelombang sinus merupakan bentuk dasar untuk isyarat analog. Hal
ini didasarkan pada hasil analisis fourier bahwa suatu sinyal analog dapat dihasilkan dengan
menggabungkan beberapa gelombang sinusoidal. Dengan menggunakan sinyal analog, maka
kemampuan transmisi sinyal dapat mencapai jarak yang jauh, namun mudah terpengaruh oleh
derau. Ada tiga langkah untuk memodulasi sinyal analog: yaitu dengan cara memodulasi
amplitudo (AM), memodulasi frekuensi (FM), atau memodulasi fase (PM).

1.2.3 MODULASI FASA


Modulasi fasa diartikan sebagai proses yang mana saat fasa sesaat di sinyal carrier dapat
diubah sesuai dengan apa yang ada pada amplitudo sesaat dari sinyal pemodulasi. Atau
Modulasi fase didefinisikan sebagai proses memvariasikan fase sinyal pembawa secara linier
dengan nilai sesaat dari sinyal pesan. Pada kasus ini amplitude dan frekuensi dari sinyal carrier
nilainya tetap dan akan berubah setelah Phase modulation. Hasil dari modulasi sinyal akan
ditempatkan ke sinyal carrier berupa variasi phase sesaat [2].

Gelombang persegi digunakan sebagai bentuk sinyal pemodulasi sebagai sarana untuk
menampilkan fasa yang sudah termidulasi berubah denganperubahan nilai amplitude.

Modulasi ini menggunakan perbedaan sudut phase dari sinyal analog untuk membedakan
besaran nilai digital dan amplitude, frekuensi tetap. Pada modulasi ini hanya berubah sinyal
analog phasenya.

Berikut merupakan gambar sinyal carrier yang sudah termodulasi.

Gambar 1. Bentuk Gelombang Modulasi Fasa


Sumber gambar : https://www.daenotes.com/electronics/communication-system/phase-
modulation
Persamaan Gelombang PM
Untuk mendapatkan persamaan gelombang modulasi fasa, maka akan mudah jika
mempertimbangkan gelombang sinusoidal alami. Carrier signal pasti berupa gelombang
frekuensi yang memiliki Frekuensi besar. Seperti yang telah ditunjukkan oleh persaman sinyal
carrier (ec) dan sinyal modulasi (em) :

𝑒𝑚 = 𝐸𝑚 𝐶𝑜𝑠 𝜔𝑚 𝑡 − − − −(1)

𝑒𝑐 = 𝐸𝐶 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑐 𝑡 − − − −(2)

Nilai fasa diawal sinyal modulasi beserta sinyal carrier diabaikan pada persamaan 1 dan 2 ini,
karena tidak memiliki kontribusi pada modulasi karena nilainya tunak. Fasa dari sinyal carrier
tidak bersifat tunak, ia akan memiliki nilai yang variatif sesuai dengan sinyal modulasi em yang
mempertahankan nilai amplitudo dan frekuensi sebagai konstanta. Persamaan dari sinyal
carrier setelah PM adalah :

𝑒𝑐 = 𝐸𝐶 𝑠𝑖𝑛 𝜃 − − − −(3)
Dan 𝜃 merupakan nilai fase sesaat dari sinyal carrier termodulasi dan sinyal sinusoidal
bervariasi sebanding dengan sinyal modulasi, jadi fase sesaat dapat dituliskan :
𝜃 = 𝑐𝑡 + 𝑘𝑝 𝑒𝑚 − − − −(4)

Kp merupakan nilai konstantan proporsionalitas untuk modulasi fase. Sehingga :


𝜃 = 𝜔𝑐 𝑡 + 𝑘𝑝 𝐸𝑚 𝐶𝑜𝑠 𝜔𝑚 𝑡 − − − −(5)

Dapat dilihat dari persamaan (5) ini bentuk 𝑘𝑝 𝐸𝑚 diartikan sebagai indeks modulasi sehingga
:

𝑚𝑝 = 𝑘𝑝 𝐸𝑚−−−−−(6)

Bentuk P merupakan mp (indeks modulasi gelombang PM) :


𝜃 = 𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑝 𝐶𝑜𝑠 𝜔𝑚 𝑡 − − − −(7)

Sehingga persamaan gelombang PM adalah

𝑒 = 𝐸𝐶 𝑠𝑖𝑛(𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑝 𝑆𝑖𝑛 𝜔𝑚 𝑡)
Indeks Modulasi atau Deviasi
Indeks modulasi dari phase modulation mirip dengan indeks modulasi Frekuensi modulation
yakni :
Jika indeks modulasi frekuensi berikut :

∆𝑓 = 𝑘𝑝 𝐴𝑚 𝑓𝑚

Maka indeks modulasi phase :

∆𝒇 𝒌𝒑 𝑨𝒎 𝒇𝒎
𝒎𝒑 = = = 𝒌𝒑 𝑨𝒎
𝒇𝒎 𝒇𝒎

Dimana,

1. 𝑚𝑝 = 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑎𝑑


𝑟𝑎𝑑
2. 𝑘𝑝 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑠
3. 𝐴𝑚 = 𝑠𝑖𝑛𝑦𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑡

Sesuai dengan penurunan rumus nomor 6.

1.2.4 MATLAB
Matlab adalah perangkat lunak yang dapat membantu perhitungan matematis, analisis data,
pengembangan metode, simulasi, pemodelan, dan presentasi grafis [3].
BAB II
METODE

2.1 Alat dan Bahan


a. Laptop
b. Software Matlab
2.2 Prosedur Percobaan
Ikuti langkah – langkah di bawah ini untuk menjalankan program pada MATLAB :

1. Jalankan Matlab
2. Buat M-File baru
3. Masukkan codingan step by step sesuai dengan arahan yang tercantum pada
modul praktikum, yakni :
Membangkitkan sinyal informasi 15 Hz
clear all;
clc;
Fs=10000;
N=10000;
n=0:N-1;
t=n/Fs;
x=sin(2*pi*15*t);
figure (1)
plot(t,x);
xlabel('t(s)');ylabel('x');
title('Original Signal')
axis([0 0.5 -1.5 1.5])

4. Kemudian run program, maka akan muncul gambar gelombang sinyal 15 Hz


5. Pilih file, kemudian screenshoot dan save as jpg Beri nama file terlebih dahulu
dan nama file tidak boleh ada unsur angka.
6. Setelah tersimpan, kemudian masukkan lagi coddingan untuk membangkitkan
sinyal carrier 300 Hz. Berikut coddingannya
Membangkitkan sinyal carrier 300 Hz
a=sin(2*pi*300*t);
figure (2)
plot(t,a);
xlabel('t(s)');ylabel('a');
title('Carrier Signal')
axis([0 0.5 -1.5 1.5])

7. Kemudian run program, maka akan muncul gambar gelombang sinyal 300 Hz
8. Pilih file, kemudian sreenshoot dan save as jpg. Beri nama file terlebih dahulu

9. Yang terakhir, masukkan codingan untuk memodulasi sinyal informasi dengan


sinyal carrier dengan coding:
Fc=300;
Pdev = delta_a*(30*180/pi);
delta_a = 30*pi/180;
y3=pmmod(x,Fc,Fs,Pdev);
figure(3)
plot(t,y3);
xlabel('t(s)');ylabel('y3');
title('Phase Modulation Signal')
axis([0 0.2 -1.5 1.5])

Prosedur simulasi dengan simulink


1. Siapkan komponen berikut
a. Sine wave
b. Constant
c. Gain
d. Product
e. Add
f. Intergrator
g. Sin
h. Scope
2. Lalu susun dan sambungkan kedelapan komponen tersebut dan save
3. Lalu atur besar gain sebesar 50, amplitude sebesar 1, constant value sebesar 2*pi*23
dan product sebanyak 2.
4. Atur tegangan banyanknya input sebesar 2 pada scope dan 2 petak untuk 2 jenis
gelombang pada layout
5. Lalu Run
6. Klik scope untuk menampilkan output sinyal
BAB III
DATA HASIL PERCOBAAN

3.1 DATA HASIL PERCOBAAN


3.1.1 Hasil percobaan grafik sinyal informasi 15 Hz

Gambar sinyal informasi dengan frekuensi 15 Hz.

3.1.2 Hasil Percobaan Grafik Sinyal Pembawa 300 Hz


Berikut adalah sinyal pembawa atau sinyal carrier. Dengan frekuensi 300 Hz.

3.1.3 Hasil Percobaan Memodulasi Sinyal Informasi Dengan Sinyal Carrier

Berikut adalah hasil gambar dari phase modulasi sinyal.


BAB IV
PEMBAHASAN

Agar kita dapat mengetahui keluaran dari simulator modulasi maka analisis perlu
dilakukan dengan dasar teori yang sudah ada. Modulasi merupakan proses
menumpangkan pesan pada pembawa, karena sinyal sulit untuk dikirimkan, Untuk
analisa dapat dilihat dari tampilan sinyal yang sudah ada.
4.1 ANALISIS GRAFIK
4.1.1 Analisis Hasil Percobaan Grafik Sinyal Informasi 15 Hz
Gelombang sinusoidal akan dibentuk/dihasilkan oleh sinyal informasi 15 Hz ini.
Gelombang ini adalah gelombang yang dihasilkan oleh inisialisasi Sin pada
koding/pemrograman matlab. Artinya jika nilai Sin diubah ke bentuk lain, maka bentuk
gelombang akan berubah juga.

4.1.2 Analisis Hasil Percobaan Grafik Sinyal Pembawa 300 Hz

Gelombang pembawa atau signal carrier yaang digunakan pada modulasi ini adalah
sebesar 300 Hz yang berbentuk sinyal sinusoidal sama seperti sinyal informasi, yang
berbeda adalah kerapatan dari setiap gelombangnya. Sinyal informasi memliki sinyal
gelombang yang lebih renggang dibandingkan dengan sinyal carrier. Dengan nilai
amplitude sebesar 1 dan frekuensi carrier 𝑓𝐶 yang dibangkitkan 300 Hz ini akan
didapatkan nilai 𝜔 = 2𝜋𝑓𝐶 , sehingga 2𝜋(300𝐻𝑧) = 600𝜋. Dan untuk nilai periodenya
1 1 1
dapat dicari dengan rumus 𝐹 = = = = 0,0033333 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛.
𝑇 𝐹 300

Dari sini dapat dilihat bahwa besaran nilai carrier signal lebih besar dari information
signal.

4.1.3 Analisis Hasil Percobaan Grafik Sinyal Informasi dengan Sinyal Pembawa

Dari percobaan ini didapatkan hasil sinyal bahwa coding dan grafik dari program
Memodulasi sinyal informasi dengan sinyal carrier. Terlihat bahwa sinyal mengalami
pergeseran fasa setiap 180 derajat, jika dilihat lebih jelas lagi maka ada perubahan fasa
yang timbul dengan representasi dua (2) gunung berjejer atau dua (2) lembah yang
berjejer. Ini merupakan bentuk perubahan fasa dari carrier signal itu sendiri. Jadi ada
beberapa titik dimana peruabahn fasa itu terjadi.

Grafik yang ditampilkan juga memiliki kesesuaian range sumbu x dan sumbu y, dimana
sumbu x memiliki range antara 0 – 0.2 dan sumbu y memiliki range antara -1.5 – 1.5.

4.2 PENJELASAN KODING

4.2.1 Penjelasan Koding Sinyal Informasi

clear all; -> clear workspace dari variable sebelumnya


clc; -> clear command window
Fs=10000; -> frekuensi yang digunakan sebesar 10000 Hz
N=10000; -> Durasi atau waktu yang digunakan sinyal sebesar 1 sekon
n=0:N-1; -> array n dari 0 sampai dengan N-1
t=n/Fs; -> mencari waktu dari nilai n lalu dibagi dengan Fs
x=sin(2*pi*15*t); -> membentuk sinyal sinusoidal dengan freq 15 Hz dan amplitude 1
figure (1) -> menggambarkan atau plot sinyal asli
plot(t,x); -> Menampilkan plot sinyal informasi dengan sumbu x adalah waktu (t) dan
sumbu y adalah amplitudo (x)
xlabel('t(s)');ylabel('x'); -> Memberikan label sumbu x dengan "t(s)" dan label sumbu y
dengan "x")
title('Original Signal') -> sebagai judul pada plot dengan "Original Signal”
axis([0 0.5 -1.5 1.5]) -> sebagai batas sumbu x dan sumbu y pada plot
4.2.2 Penjelasan Koding Sinyal Carrier

a=sin(2*pi*300*t); -> Membuat suatu fungsi sinusoidal dengan amplitudo 1 dan


frekuensi sebesar 300 Hz)

figure (2)-> Membuat figure baru dengan nomor 2 untuk menampilkan hasil plot sinyal
carrier atau pembawa

plot(t,a); -> Menampilkan plot sinyal pembawa dengan sumbu x adalah waktu (t)
dan sumbu y adalah amplitudo (a)

xlabel('t(s)'); ylabel('a'); -> (Memberikan label sumbu x dengan "t(s)"


dan label sumbu y dengan "a")

title('Carrier Signal') -> (Memberikan judul pada plot dengan "carrier signal")

axis([0 0.5 -1.5 1.5]) -> (Mengatur batas sumbu x dan sumbu y pada plot)

4.2.3 Penjelasan Koding Sinyal Carrier

Fc=300; -> menggunakan frekuensi carrier 300 Hz atau tiap detiknya


menghasilkan 300 gelombang
Pdev = delta_a*(30*180/pi); -> menunjukkan nilai hasil perkalian
antara delta_a dengan nilai konstanta 30*180/pi yang mengkonversi
nilai delta_a dari satuan radian ke satuan derajat
delta_a = 30*pi/180; -> Nilai kontanta
y3=pmmod(x,Fc,Fs,Pdev); -> sinyal y3 dari sinyal x yang dibarengi
dengan nilai Frekuensi modulasi, frekuensi carrier dan Pdev atau
deviation phase
figure(3) -> menampilkan gambar
plot(t,y3); -> mendelekrasikan sumbu x dlaam satuan detik
xlabel('t(s)');ylabel('y3'); ->(Memberikan label sumbu x dengan "t(s)" dan
label sumbu y dengan "a")

title('Phase Modulation Signal') -> Memberikan judul pada plot dengan "Phase
Modulation Signal")
axis([0 0.2 -1.5 1.5]) -> ukuran/range sumbu x dan y

4.3 TUGAS MODUL

4.3.1 Satu peran Modulasi Phasa dalam Teknik Elektro

Modulasi phasa ini sangat lazim dan banyak kegunaanya dalam dunia engineering,
salah satunya dunia teknik elektro. Diantaranya adala dalam transmisi data dan
transmisi suara yang dimultipleks, digunakan karena modulasi phase memiliki potensi
gangguan yang kecil dan daya yang dibutuhkan pun sedikit. Pada proses transmisi data
modulasi phase menyatakan data biner digital 0 dan 1 kedalam bentuk amplitudo dan
fase dari sinyal analog, yakni pengubahan data digital ke analog, elemen data yang
digunakan adalah bit. Data rate dan dignal rate memiliki hubungan yang dapat
didefinisikan sebagai berikut :
𝑁𝑥 1
𝑆= 𝑏𝑎𝑢𝑑
𝑟

Sistem Nirkabel pun tak luput dari peran modulasi phase, modulasi phase ini membantu
informasi dari sinyal audio amupun data untuk dikirimkan lewat suatu gelombang yang
dinamakan gelombang elektromagnetik dibantu sinyal carrier. Fungsinya digunakan
untul mengirimkan suatu data dari satu tempat ke tempat lain dengan memodulasi
sinyal carrier, dengan menggunakan metode ini sinyal carrier mampu menggunakan
nilai spektrum frekuenais yang relatif kecil, sehingga lebih hemat ruang frekuensi.

4.3.2 Pengaruh Deviasi dalam Modulasi Phase


Deviasi dalam modulasi phase memberikan penngaruh dalam pembentukan
gelombang phase itu sendiri, jika dilihat pada gelombang yang dihasilkan bahwa
deviasi sesaat nilainya sebanding dengan amplitudo gelombang modulasi dan tidak
bergantung pada frekuensinya. Deviasi fase mewakili variasi puncak dalam fase bentuk
gelombang termodulasi dari bentuk carrier signal. Atau deviasi pada phase modulation
ini berpengaruh pada perubahan phase pada gelombang tiap detiknya, kerapatanya pun
juga dipengaruhi oleh deviasi, dengan menggunakan rumus 𝒎𝒆 = 𝒌𝒑 𝑨𝒎, dapat
ditemukan bahwa jika hasil dari perkalian tersebut bernilai kecil maka deviasi phase
akan kecil dan juga pita frekuensi sempit atau jika nilaianya besar bandwitdh akan
mencapai nilai maksimum juga/bandwitdh lebar.

Selain itu pengaruh deviasi dalam phase modulasi ini berkaitan dengan besar/kecilnya
perubahan phase yang terjadi pada sinyal carrier atau merujuk pada besarnya nilai
perubahan max dalam phase sinyal carrierr, selain itu semakin besar deviasinya maka
akan semakin besar/banyak pula informasi yang dapat dikirim dan sebagai
pengontrolan serta efisiensi pengiriman/transmission.
4.3.3 Simulasi Phase Modulation dengan Simulink

Seperti inilah hasil dari simulasi phase modulation dengan menggunakan simulink
dengan menggunakan dasar rumus :
𝒆 = 𝑬𝑪 𝒔𝒊𝒏(𝝎𝒄 𝒕 + 𝒎𝒑 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒎 𝒕)

Pada percobaan ini digunakan komponen beserta fungsinya. Yang pertama ada sine
wave yang merepresentasikan 𝒎𝒑 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒎 𝒕 sebagai sinyal input. Lalu ada gain sebagai
penguat tegangan, ada product sebagai hasil produk atau sebagai fungsi perkalian dari
sinyal informasi sin wave, lalu ada Add untuk menjumlahkan sinyal informasi dengan
sinyal carrier. Integrator berfungsi sebagai pengintegralan input terhadap waktuu
sehingga didapatkan hasil dari suatu bentuk output gelombang yang merupakan hasil
operasi dari input sinyal konstan dan merupakan representasi dari 𝑬𝑪 .
Constant merupakan representasi dari 𝝎𝒄 𝒕 yang berfungsi sebagai input. Komponen
sin merupakan keluaran bentuk gelombang sinusoidal dan scope untuk menampilkan
output gelombang.

Simulasi phase modulation yang dihasilkan pada simulasi ini menghasilkan gelombang
sinusoidal yang memiliki amplitudo sebesar satu (konstan) dan indeks modulasi yang
dihasilkan pun proporsional terhadap perubahan amplitude sinyal pemodulasi. Dan
nilai atau besaran sinyal ini dihasilkan oleh nilai input dari amplitude sebesar 1, gain
sebesar 50 dan nilai constant 2*pi*23.

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dari pratikum ini yaitu, sinyal modulasi phase
merupakan proses pemodulasian atau perubahan phasenya saja, namun besar frekuensi
dan amplitudonya tetap/constant. Peneliti dan pembaca semakin memahami modulasi
phase, bagaimana bentuk/rupa sinyal informasi, pembawa dan sinyal termodulasi atau
bentuk error dari gelombang sinyalnya. Selain itu peneliti juga bisa memahami
karakteristik sinyal dan fungsi modulasi phase. Perbedaan deviasi dari FM dan PM.
Mampu menjalankan simulink dengan baik. Jadi semakin besar deviasinya maka
semakin besar bandwidthnya dan juga nilai phasenya selain itu, jika semakin besar nilai
deviasinya juga akan semakin besar juga perubahan phasenya dan juga semakin banyak
data/informasi yang mampu dimuat.

Untuk membuktikan benar atau tidaknya analisis gelombang ini dilakukan dan
dibandingkan dengan mengganti variable sinyal informasi dan sinyal pembawa/carrier
sehingga dapat ditemukan perbedaan antar gelombang. Sinyal yang terbentuk
merupakan gelombang yang besifat periodik.

Pada pratikum ini juga, peneliti dan pembaca dapat membuat pemrograman sinyal pada
software Matlab simulator yang juga bertujuan untuk memahami algoritma
terbentuknya sinyal. Pemahaman dan analisis juga semakin bertambah dengan adanya
praktikum ini.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

[1] Halomoan, A., Rohmah, Y. S., & Aulia, S. (2018). PERANCANGAN SIMULATOR
MODULASI DAN DEMODULASI AM PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH SIMULATOR
DESIGN OF MODULATION AND DEMODULATION AM ON AWGN AND RAYLEIGH
CHANNEL. Vol.4, 2–7.

[2] : https://www.daenotes.com/electronics/communication-system/phase-modulation
Diakses pada 15 Maret 2023, pukul 13.52 WIB
[3] Puji Astuti, S. (2020). PEMANFAATAN SOFTWARE MATRIX LABORATORY (MATLAB)
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN
FISIKA KINEMATIKA. 3(2), 54–57. https://doi.org/10.31764

[4] Alit, P., & Santiary, W. (2009). SISTEM VERIFIKASI MODUL MODULASI FM
(FREKUENSI MODULASI) MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN
MATLAB. In Sistem Verifikasi Modul Modulasi … Putri Alit WS. Teknologi Elektro
(Vol. 8, Issue 2).

Anda mungkin juga menyukai