Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM DAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI (PRAKTIKUM)


Topik: MODULASI BPSK (Binary Phase Shift Keying) Kelas: TE-A2
Hari: Jum’at Tanggal: 5 Mei 2023 Jam: 7 - 8

Oleh:

Renaldy Farhan Ramadhan


NIM. 162112433001

Dosen Pengampu:

Muhammad Syahril Mubarok, S.ST., M.Sc., Ph.D. (Cand)


NIP. 199302192022103101

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI MAJU DAN MULTIDISPLIN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN
1. Mampu memahami keuntungan dari modulasi digital.
2. Memahami proses modulasi BPSK.

1.2 DASAR TEORI


1.2.1 Modulasi
Modulasi suatu proses penumpangan sinyal informasi kepada
sinyal carrier atau sinyal pembawa yang dimana sebuah parameter
sinyal pembawa atau sinyal carrier dapat dirubah terhadap yang lain
(yaitu sinyal pemodulasi yang berupa sinyal informasi) [3]. Sebelum
melakukan modulasi diperlukan sebuah perangkat yang bernama
modulator, modulator adalah proses “menumpangkan” data ke sebuah
frekuensi gelombang sinyal carrier ke sinyal informasi untuk dapat
dikirimkan ke penerima melalui media seperti kabel atau udara yang
berupa gelombang sinus. Selain itu ada proses demodulator yang
mempunyai fungsi kebalikan dari modulator (demodulasi), proses
tersebut mendapatkan kembali data atau proses membaca data dari
sinyal yang diterima dari pengirim [1]. Dalam demodulasi, sinyal pesan
dipisahkan dari sinyal pembawa frekuensi tinggi. Kedua fungsi
modulator dan demodulator tersebut terdapat langsung pada sebuah
perangkat yang disebut dengan modem (modulator demodulator) [3].

1.2.2 Frekuensi Modulasi (FM)


Frekuensi Modulasi (FM) merupakan proses modulasi yang
dimana sebuah sinyal informasi dapat digunakan untuk mengubah
frekuensi pembawa. Modulasi frekuensi juga memiliki beberapa
kelebihan tertentu yaitu perbandingan S/N (sinyal terhadap noise) yang
dapat ditingkatkan tanpa harus menambah daya untuk dipancarkan.
Bentuk inteferensi tertentu pada penerimaan lebih mudah untuk ditekan
dan proses modulasi dapat dilakukan pada tingkat daya yang lebih
rendah pada pemancar, sehingga dengan demikian tidak diperlukan
daya modulasi yang terlalu besar. Rentang sebuah frekuensi FM adalah
88 MHz – 108 MHz sehingga dikategorikan sebagai Very High
Fequency (VHF). Sedangkan, panjang gelombangnya adalah dibawah
1000 KHz sehingga jangkauannya tidak jauh. Modulasi frekuensi
memiliki bandwidth yang lebih lebar daripada modulasi amplitudo
(AM) [2].

1.2.3 Modulasi Phasa (PM)


Dalam teknik modulasi fase, sinyal modulasi mengubah sudut
fase sementara dari pembawa, dan simpangan sudut fase sementara dari
nilai tanpa modulasi tergantung pada simpangan sinyal modulasi pada
saat itu, tetapi tidak bergantung pada frekuensi sinyal tersebut. Pada
gelombang modulasi frekuensi dan fase, komponen modulasi
menggambarkan simpangan sudut fase yang diterapkan pada pembawa
tanpa modulasi dan naik sesuai dengan amplitudo sinyal modulasi.
Dalam teknik modulasi fase, indeks modulasi merujuk pada perubahan
maksimum dalam sudut fase yang dihasilkan oleh sinyal modulasi.
Sedangkan simpangan frekuensi maksimum dalam gelombang
termodulasi fase berbanding lurus dengan amplitudo dan frekuensi
sinyal modulasi yang digunakan [4].

1.2.4 Modulasi BPSK


Pada BPSK, phasa dari frekuensi pembawa diubah-ubah antara
dua nilai yang menyatakan keadaan biner 1 dan 0, dalam hal ini phasa
dari frekuensi pembawa yang satu dengan yang lain berbeda sebesar π
radian atau 180°, sehingga dalam hal ini pensinyalan pada BPSK
kadang-kadang disebut juga dengan PRK (Phasa Reversal Keying) [5].
Pada BPSK, nilai -1 dan 1 mewakili dua keadaan (atau simbol) yang
berbeda, seperti 0 dan 1 dalam sistem biner. Perubahan dari satu simbol
ke simbol lainnya ditunjukkan dengan perubahan fase pembawa
sebesar 180 derajat atau setengah siklus pembawa. Dengan demikian,
BPSK mengubah informasi digital menjadi bentuk sinyal analog yang
dapat ditransmisikan melalui media analog.

Gambar 1.1. Contoh keluaran sinyal BPSK


BAB II
METODE

2.1 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Jalankan Matlab
2. Buat M-File baru
3. Buat listing program sebagai berikut:
clear all
clc;
b=input('Masukkan 1 byte Deretan Angka Biner \n');
n=length(b);
t=0:0.01:n;
x=1:1:(n+1)*100;
for i=1:n
if (b(i)==0)
b_p(i)=-1;
else
b_p(i)=1;
end
for j=i:0.1:i+1
bw(x(i*100:(i+1)*100))=b_p(i);
end
end
bw=bw(100:end);
sint=sin(2*pi*t);
st=bw.*sint;
subplot(3,1,1), plot(t,bw),grid on; axis ([0 n -2 +2])
title('Sinyal Asli')
subplot(3,1,2), plot(t,sint),grid on; axis ([0 n -2 +2])
title('Sinyal Carrier')
subplot(3,1,3), plot(t,st),grid on; axis ([0 n -2 +2])
title('Sinyal Output')

4. Klik pada tab Debung_Save and Run.


5. Simpan M-file dengan nama BPSK.
6. Masukkan angka biner secara acak Ketika muncul perinta “Masukkan 1 Byte
Deretan Angka Biner”. Contoh penulisan [1 0 1 0 1 1 1 0].
7. Tekan Enter
8. Amati dan simpan grafik yang muncul
9. Run kembali dan masukkan angka biner dengan nilai yg berbeda lalu tekan
enter.
BAB III
HASIL PERCOBAAN

3.1 DATA HASIL PERCOBAAN


Berikut ini dapat kami lampirkan beberapa data berupa tangkapan layar hasil
percobaan sebagiannya berupa data grafik dan data tabel pada hasil percobaan
praktikum “BPSK (Binary Phase Shift Keying)” :
1. Membangkitkan sinyal BASK dengan menggunakan binary [1 0 1 0 1 1 1 0]

Gambar 3.1. Sinyal BPSK dengan binary [1 0 1 0 1 1 1 0]


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 ANALISIS GRAFIK

Gambar 4.1. Sinyal BPSK dengan binary [1 0 1 0 1 1 1 0]

Pada praktikum kali ini menggunakan software Matlab untuk mensimulasikan


sinyal BPSK dengan menggunakan bilangan biner [1 0 1 0 1 1 1 0]. Bilangan biner
tersebut digunakan untuk menentukan apakah sinyal akan bernilai high atau low,
di mana nilai 1 akan menghasilkan sinyal high yang terlihat seperti sebuah persegi
panjang pada grafik sinyal, sedangkan nilai 0 akan menghasilkan sinyal low yang
terlihat seperti garis lurus yang sama rata dengan garis horizontal. Perlu diketahui
dalam sinyal BPSK, sinyal pembawa diubah fasa-nya (dipindahkan 180 derajat)
untuk merepresentasikan bit 1, sedangkan tidak diubah untuk merepresentasikan
bit 0.
Sinyal BPSK pada program tersebut menunjukkan pola bergelombang yang
menyerupai huruf M karena adanya penggunaan sinyal pembawa sinusoidal yang
dikalikan dengan simbol BPSK. Gelombang sinusoidal pembawa tersebut
berulang secara periodik pada setiap periode satu bit dari sinyal BPSK. Saat simbol
BPSK bernilai 1, gelombang pembawa akan dikalikan dengan amplitudo positif
(+1), sehingga menghasilkan gelombang sinusoidal positif pada satu periode bit.
Sebaliknya, saat simbol BPSK bernilai -1, gelombang pembawa akan dikalikan
dengan amplitudo negatif (-1), sehingga menghasilkan gelombang sinusoidal
negatif pada satu periode bit. Karena itu, saat sinyal BPSK digambar pada waktu
tertentu, bentuk sinyal akan membentuk pola bergelombang yang mirip dengan
bentuk huruf M.

4.2 PENJELASAN CODING


4.2.1 Penjelasan Coding Sinyal BPSK dengan binary [1 0 1 0 1 1 1 0]

Gambar 4.2. Scriptcode BPSK binary [1 0 1 0 1 1 1 0]

Program di atas adalah program Matlab berupa Scriptcode


untuk melakukan modulasi BPSK pada deretan angka biner yang
dimasukkan oleh pengguna. Berikut adalah penjelasan dari program
tersebut:
1. Fungsi clear all dan clc untuk membersihkan workspace dan
command window.
2. Fungsi b=input('Masukkan 1 byte Deretan Angka Biner
\n'); untuk meminta pengguna memasukkan deretan angka
biner sepanjang 1 byte (8 bit) dan menyimpannya dalam
variabel b.
3. Fungsi n=length(b); untuk menghitung panjang deretan b
(jumlah bit yang dimasukkan oleh pengguna).
4. Fungsi t=0:0.01:n; untuk membuat sebuah vektor t dengan
interval 0.01 yang dimulai dari 0 dan berakhir pada n. Vektor t
ini digunakan untuk menghasilkan sinyal pembawa.
5. Fungsi x=1:1:(n+1)*100; untuk membuat sebuah vektor x yang
digunakan sebagai indeks untuk memasukkan sinyal BPSK
pada array bw.
6. Fungsi dalam loop for i=1:n, setiap bit dalam deretan b diubah
menjadi simbol BPSK (-1 atau 1) dan disimpan dalam array
b_p. Selain itu, loop tersebut juga membangun sinyal BPSK
menggunakan vektor x dan menyimpannya dalam array bw.
7. Fungsi bw=bw(100:end); untuk menghilangkan 100 nilai
pertama dari array bw. Hal ini dilakukan karena sinyal BPSK
pertama kali dibangun pada interval 0-1, sehingga 100 nilai
pertama dari array bw adalah nilai nol.
8. Fungsi sint=sin(2*pi*t); untuk membuat sinyal pembawa
dengan frekuensi 1 Hz menggunakan fungsi sinus.
9. Fungsi st=bw.*sint; untuk mengalikan sinyal BPSK (bw)
dengan sinyal pembawa (sint) untuk menghasilkan sinyal
keluaran (st).
10. Fungsi subplot(3,1,1), plot(t,bw),grid on; axis ([0 n -2 +2])
untuk menampilkan plot sinyal BPSK (bw) pada subplot
pertama. Fungsi grid on digunakan untuk menampilkan grid
pada plot, sedangkan fungsi axis digunakan untuk menentukan
batas sumbu x dan y pada plot.
11. Fungsi subplot(3,1,2), plot(t,sint),grid on; axis ([0 n -2 +2])
untuk menampilkan plot sinyal pembawa (sint) pada subplot
kedua.
12. Fungsi subplot(3,1,3), plot(t,st),grid on; axis ([0 n -2 +2])
untuk menampilkan plot sinyal keluaran (st) pada subplot
ketiga.
Berdasarkan beberapa poin penjelasan program di atas yang telah
dijalankan di Matlab dapat menghasilkan tiga plot yang
menunjukkan sinyal asli, sinyal carrier, dan sinyal output.

4.3 TUGAS MODUL


1. Buatlah bilangan biner 12 digit (bebas) kemudian masukkan ke dalam program
untuk membuat BPSK
➢ Sinyal BPSK dengan bilangan biner 12 digit [1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0]

Gambar 4.3. Hasil sinyal BPSK binary [1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0]

2. Jelaskan mengapa pergeseran sudut yang terjadi pada saat beda nilai input
sebesar 180°
➢ Dalam BPSK, jika terjadi pergeseran fase sebesar 180°, maka pembawa
yang sebelumnya berada pada fase tertentu akan bergeser setengah siklus
pembawa. Pergeseran ini terjadi ketika terjadi perubahan input digital dari
0 menjadi 1 atau sebaliknya, yang menyebabkan perubahan fase pada
gelombang pembawa (carrier).
3. Buatlah program BPSK dengan simulink dengan menggunakan library matlab
Repeating Sequence Stair(atur nilai vektor dengan input dari soal no.1 lalu atur
sample time menjadi 1) dan sin wave(atur sample time 0.001 dan buat variasi
frekueansi dengan pi,2*pi,4*pi). Gabungkan library tersebut dengan "product".
atur stop time sesuai dengan digit dari input. Hubungkan dengan scope untuk
menampilkan sinyal input, carier, dan hasil modulasinya. Jelaskan prosesnya
dari simulink tersebut
➢ Hasil rangkaian simulink

Gambar 4.4. Modelling Simulink Modul

➢ Hasil variasi frekuensi Pi

Gambar 4.5. Hasil frekuensi pi


➢ Hasil variasi frekuensi 2*Pi

Gambar 4.6. Hasil frekuensi 2*pi

➢ Hasil variasi frekuensi 4*Pi

Gambar 4.7. Hasil frekuensi 4*pi

Proses simulasi BPSK dengan menggunakan Simulink memerlukan


beberapa tahapan, seperti menambahkan blok-blok yang diperlukan seperti
"Repeating Sequence Stair", "Sin Wave", dan "Product", serta
menghubungkan blok-blok tersebut sesuai dengan alur sinyal konfigurasi
blok "Repeating Sequence Stair". Selanjutnya, atur nilai vektor dengan
input dari soal no.1 dan sample time menjadi 1 pada konfigurasi blok "Sin
Wave". Kemudian, pada konfigurasi blok "Product", atur sample time
menjadi 0.001 dan buat variasi frekuensi dengan pi, 2pi, 4pi. Gabungkan
library "Repeating Sequence Stair" dan "Sin Wave" dengan blok "Product"
dan atur waktu simulasi. Selanjutnya, atur stop time sesuai dengan digit
dari input pada konfigurasi blok "Scope" dan hubungkan blok "Scope"
dengan blok "Repeating Sequence Stair", "Sin Wave", dan "Product".
Terakhir, atur parameter scope untuk menampilkan sinyal input, carrier,
dan hasil modulasinya. Dari proses simulasi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi gelombang, maka sinyal yang dihasilkan pada
modulasi akan semakin rapat. Selain itu, semakin tinggi nilai frekuensi,
maka sinyal yang dihasilkan juga semakin rapat.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan praktikum BPSK (Binary Phase Shift Keying)
kali ini, dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. BPSK merupakan salah satu teknik modulasi digital yang paling sederhana,
karena hanya menggunakan dua simbol (-1 dan 1) untuk merepresentasikan
bit digital.
2. Sinyal BPSK dapat dibangun dengan mengonversi deretan angka biner
menjadi simbol-simbol BPSK (-1 atau 1) dan mengalikannya dengan sinyal
pembawa.
3. Setelah dibangun, sinyal BPSK dapat dimodulasi dengan sinyal pembawa
untuk menghasilkan sinyal keluaran yang siap untuk dikirimkan melalui
saluran transmisi.
4. Pada penerima, sinyal BPSK dapat dideteksi dengan menggunakan teknik
demodulasi BPSK yang sederhana, seperti envelope detection atau zero
crossing detection.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

[1] I. K. N. A. Jaya, “Sistem Komunikasi Digital AM Dan FM,” Academia.edu, 05-


Dec-2020. [Online]. Available:
https://www.academia.edu/44612340/Sistem_Komunikasi_Digital_AM_dan_F
M. [Accessed: 17-Feb-2023].

[2] Putri Alit WS., “Sistem verifikasi Modul Modulasi FM (Frekuensi Modulasi)
Menggunakan ...” [Online]. Available:
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JTE/article/download/1605/948/. [Accessed:
01-Mar-2023].

[3] “Perancangan Modul Pembelajaran Praktek am modulator Dan am demodulator


...” [Online]. Available: http://eprints.polsri.ac.id/8122/. [Accessed: 17-Feb-
2023].

[4] S. Lestari, “Perancangan Simulator MODULASI AM (amplitude


modulation)berbasis gui,” POLSRI REPOSITORY, 01-Jul-2017. [Online].
Available: http://eprints.polsri.ac.id/4696/. [Accessed: 15-Mar-2023].

[5] S. Kusmaryanto, “Binary phasa shift keying (BPSK) - universitas brawijaya,”


BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK) - Sigit Kusmaryanto,
http://www.sigitkus.lecture.ub.ac.id/files/2013/12/BPSK.pdf (accessed May 9,
2023).

Anda mungkin juga menyukai