Disusun oleh :
Febrianti Mahdar (191331043)
Instruktur :
D3 – TEKNIK TELEKOMUNIKASI
2B
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
AMPLITUDE SHIFT KEYING (ASK)
I. Tujuan
Mahasiswa dapat memplot sebuah sinyal Binary Amplitude Shift Keying (BASK)
menggunakan OCTAVE untuk aliran bit.
Amplitude Shift Keying (ASK) dalam konteks komunikasi sinyal digital adalah
modulasi proses, yang memberikan ke sinusoid dua atau lebih tingkat amplitudo diskrit.
Ini terkait dengan jumlah level yang diadopsi oleh pesan digital. Untuk uturan pesan biner
ada dua tingkat, salah satunya biasanya nol. jadi bentuk gelombang termodulasi terdiri
dari semburan sinusoidal. Gambar 2.1 mengilustrasikan sinyak ASK biner (lebih rendah),
bersama dengan urutan biner yang memulainya(atas). Tidak ada sinyal yang dibatasi pita.
Demodulasi
Apabila ada sinyal sinus dalam periode waktu tertentu (1t) itu bernilai 1 di
demodulasi. (1t) tidak ada sinyal sinus maka bernilai 0
Kekurangan ASK
Amplitudo bermusuhan dengan noise karena akan merubah nilai datanya. Apabila
nilai 1 diberi noise maka sinyal akan rusak. Ketika nilai 0 diberikan noise maka yang
terjadi adalah yang seharusnya tidak memunculkan sinyal apapun nantinya akan muncul
sedikit gerigi sinyal. Hal ini bahaya karena di demodulasi bisa dianggap nilai 1.
Aplikasi ASK
Ask dapat digunakan untuk mentrasnmit data digital melalui kabel fiber optic.
clear;
clc;
t = 0:.01:n;
x = 1:1:(n+1)*100;
for i = 1:n
for j = i:.1:i+1
bw(x(i*100:(i+1)*100)) = b(i);
end
end
bw = bw(100:end);
var1 = 5
sint = sin(2*pi*var1*t);
st = bw.*sint;
subplot(3,1,1)
plot(t,bw)
subplot(3,1,2)
plot(t,sint)
subplot(3,1,3)
plot(t,st)
grid on ; axis([0 n -2 +2])
Gambar 5.1 Deret biner, sinyal carrier, dan sinyak ASK untuk Var1 = 0.1
Var1 = 0.5
Gambar 5.2 Deret biner, sinyal carrier, dan sinyak ASK untuk Var1 = 0.5
Var1 = 1
Gambar 5.3 Deret biner, sinyal carrier, dan sinyak ASK untuk Var1 = 1
Var1 = 5
Gambar 5.4 Deret biner, sinyal carrier, dan sinyak ASK untuk Var1 = 5
VI. Analisis Data
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pada software OCTAVE mengenai
ASK. Berdasarkan script pada OCTAVE langkah pertamanya yakni meminta sebuah
input dengan pengaturan deretan biner, inputnya adalah [0 0 1 1 0 1 1 1 0]. Setelah itu
menghitung panjang data biner yang diinputkan, yakni ada 9 bit. Setelah itu menetapkan
area kerja dalam sumbu x dimana t itu 0 sampai n=9, maka akan memiliki nilai dari 0
sampai 9 dengan setiap stepnya adalah 0.01. selanjutnya praktikan harus membuat sebuah
variabel yang nanti akan bernlai vektor yang sama dengan panjang data dan area kerja
yang didefinisikan, ini adalah bw. Berikutnya harus melakukan ploting sinyal carrier yang
digunakan, sinyal carrier yang akan digunakan adalah sin(2*pi*var1*t), dimana var1 yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah 0.1; 0.5; 1; dan 5. Lalu ada nilai st untuk
disamakan nilai carrier dengan bw. Ketika program di running maka masukkan input pada
command window.
Berdasarkan gambar yang telah dilampirkan pada data hasil percobaan, didapatkan
pada baris pertama adalah deretan biner, yang kedua adalah sinyal carrier, dan yang ketiga
merupakan sinyal AFK. Dalam deretan biner transisi perubahan antara 1 ke 0 atau dari 0
ke 1 membutuhkan sebuah waktu. Waktu tersebut menimbulkan panjang data bertambah.
Panjang data bertambah ini mengakibatkan bandwidth semakin lebar, bandwidth yang
tidak dibutuhkan menjadi ada pada saat transisi. Sinyal digital dicombine dengan sinyal
carrier lalu mendapatkan sinyal ASK. Pada demodulasi sudah bisa mendefine datanya
adalah 1 0 karena prinsip ASK yakni 1 menunjukkan adanya sinyal carrier yang
ditampilkan sedangkan 0 menunjukkan tidak adanya sinyal carrier yang ditampilkan.
Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa satu bit dinyatakan dengan sebuah sinyal
analog. Bit rate adalah banyaknya bit per detik atau bit per second (bps). Sedangkan baud
rate adalah banyaknya unit/satuan sinyal perdetik. Maka besarnya baud rate modulasi
digital ASK sama dengan bit ratenya. Pada praktikum nilai var1 dibagnti ganti menjadi
0,1; 0.5; 1; dan 5. Pada saat var1 0.1 jumlah gelombang pada saat 1 bit yakti berjumlah
0.2 gelombang. Pada saat var1 0.5 jumlah gelombang pada saat 1 bit yakni berjumlah 1
gelombang. Pada saat var1 1 jumlah gelombang pada saat 1 bit yakni berjumlah 2
gelombang. Pada saat var1 5 jumlah gelombang pada saat 1 bit yakni berjumlah 10
gelombang. Maka perubahan nilai varl mempengaruhi banyaknya gelombang pada sinyal
carrier. Pada gambar 5.1 terdapat noise pada gelombang. Hal ini terjadi karena amplituda
rentan dengan noise karena akan mengubah nilai datanya. Dikhawatirkan pada saat
bernilai 0 dan diberi noise maka akan memunculkan sinyal kecil. Hal ini sangatlah bahaya
karena di demulasi bisa dianggap berniai 1.
V. Kesimpulan
VI. Referensi
[1] N. M. Anjani, "Amplitude Shift Keying (ASK)," Academia Edu, Jakarta, 2015.