Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL


“TIME DIVISION MULTIPLEXING (TDM)”

Disusun oleh :
Febrianti Mahdar (191331043)

Tanggal Praktikum : 06 Mei 2021


Tanggal Pengumpulan : 12 Mei 2021

Instruktur :

Slameta, S.T., M.Eng.


Griffany Megiyanto R., S.ST, M.T.,

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI

D3 – TEKNIK TELEKOMUNIKASI
2B
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
TIME DIVISION MULTIPLEXING (TDM)

I. Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan Time Division Multiplexing (TDM) menggunakan
software simulasi Octave.

II. Landasan Teori


Multiplexing
Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan
secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. [1]

Teknik Multiplexing
1. Frequency Division Multiplexing (FDM)
2. Time Division Multiplexing (TDM) [1]

Time Division Multiplexing (TDM)


Time Division Multiplexing merupakan sebuah proses pentransmisian beberapa
sinyal informasi yang hanya melalui satu kanal transmisi dengan masing-masing sinyal
di transmisikan pada peride waktu tertentu. [1]

Prinsip TDM :
• Menerapkan prinsip penggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan
mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user).
• TDM biasanya digunakan untuk komunikasi point to point. Pada TDM,
penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah dilakukan.
• TDM lebih efisien daripada FDM. [1]

Jenis-Jenis TDM
a. Synchronous TDM
b. Asynchronous TDM [1]
a. Synchronous TDM
• Disebut synchronous karena time slot-time slot-nya di alokasikan ke sumber-
sumber dan tertentu dimana time slot untuk tiap sumber ditransmisi. Biar
bagaimanapun sumber mempunyai data untuk dikirim.
• Dapat mengendalikan sumber-sumber dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Time division multiplexing dimungkinkan apabila data rate yang dapat dicapai
oleh media transmisi lebih besar daripada data rate sinyal digital yang akan dikirim.
Pada gambar berikut, sejumlah sinyal digital [mi(t); i=1,…n] dimultiplex pada media
transmisi yang sama. Data yang datang dari tiap sumber mula-mula dimasukkan ke
buffer. Buffer di-scan secara sekuensial untuk membentuk sinyal digital gabungan
mc(t). Operasi scan harus berlangsung cukup cepat agar tiap buffer dapat berada dalam
keadaan kosong sebelum data berikutnya masuk. Jadi, besarnya laju data mc(t) harus
lebih dari atau sama dengan penjumlahan laju data masing-masing sumber (mi(t)).
Sinyal digital mc(t) dapat dikirim langsung, atau dilewatkan melalui modem untuk
membentuk sinyal analog. [1]

b. Asynchronous TDM
Asynchronous TDM yang dikenal juga sebagai Statistical TDM (STDM) dan
Intelligent TDM, sebagai alternative synchronous TDM. Pada synchronous TDM,
banyak kasus time slot kosong (tidak berisi data). Statistical TDM memanfaatkan fakta
bahwa tidak semua terminal mengirim data setiap saat, sehingga data rate pada saluran
output lebih kecil dari penjumlahan data rate semua terminal. [1]

Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot


waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat
sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya
dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah
perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa
identitas pengguna atau identitas input line yang bersangkutan. Ada n saluran input,
tetapi hanya k time slot yang tersedia pada sebuah frame TDM. Di mana k < n. Di sisi
pengirim, fungsi multiplexer adalah scanning buffer, mengumpulkan data sampai frame
penuh, kemudian mengirimkan frame tersebut. Konsekuensi: tambahan overhead,
karena diperlukan field address dan length. Informasi address dibutuhkan untuk
memastikan bahwa data diantarkan kepada penerima yang tepat. [1]

III. Perangkat yang Diperlukan

1. 1 (satu) Buah PC multimedia OS Windows

2. 1 (satu) Perangkat lunak Octave

IV. Script Octave

clc;
close all;
clear all;

## Melakukakn generate signal


x=0:.5:4*pi;
## Sinyal Sinus
sig1=8*sin(x);
l=length(sig1);
## Sinyal Segitiga
sig2=8*triang(l);
## Menampilkan kedua buah sinyal
subplot(2,2,1);
plot(sig1);
title('Sinusoidal Signal');
ylabel('Amplitude--->');
xlabel('Time--->');
subplot(2,2,2);
plot(sig2);
title('Triangular Signal');
ylabel('Amplitude--->');
xlabel('Time--->');

## Menampilkan sample signal


subplot(2,2,3);
stem(sig1);
title('Sampled Sinusoidal Signal');
ylabel('Amplitude--->');
xlabel('Time--->');
subplot(2,2,4);
stem(sig2);
title('Sampled Triangular Signal');
ylabel('Amplitude--->');
xlabel('Time--->');

## Membuat row vektor menjadi matrix


l1=length(sig1);
l2=length(sig2);
for i=1:l1
sig(1,i)=sig1(i);
sig(2,i)=sig2(i);
end

## Kuantisasi sinyal TDM

tdmsig=reshape(sig,1,2*l1);
## Menampilkan sinyal TDM
figure stem(tdmsig);
title('TDM Signal');
ylabel('Amplitude--->');
xlabel('Time--->');

## Demultiplex sinyal TDM


demux=reshape(tdmsig,2,l1);
## konversi matrix menjadi row vektor
for i=1:l1
sig3(i)=demux(1,i);
sig4(i)=demux(2,i);
end

## Menampilkan sinyal demultiplex


figure
subplot(2,1,1)
plot(sig3);
title('Recovered Sinusoidal Signal');
ylabel('Amplitude--->');
xlabel('Time--->');
subplot(2,1,2)
plot(sig4);
title('Recovered Triangular Signal');
ylabel('Amplitude--->');
xlabel('Time--->');
V. Data Hasil Paktikum
1. Jelaskan korelasi script dan gambar hasil dari simulasi yang telah dilakukan!

Gambar 5.1 Perintah “pkg load signal” pada command window untuk
mengatasi error

Gambar 5.2 Grafik sinyal sinus, sinyal segitiga, sinyal sample sinus, dan sinyal
sample segitiga
Gambar 5.3 Grafik Sintal TDM

Gambar 5.4 Sinyal recovery yang dihasilkan


Tabel 5.5 Tabel workspace nilai sinyal

Tabel 5.6 Tabel workspace nilai sinyal


VI. Analisis Data
Pada percobaan kali ini praktikan melakukan praktik proses Time Division
Multiplexing(TDM) pada software Octave yang merupakan sebuah proses
pentransmisian beberapa sinyal informasi yang hanya melalui satu kanal transmisi dengan
masing-masing sinyal di transmisikan pada peride waktu tertentu.
Langkah pertama yang dilakukan adalah membersihkan workspace pada command
window dengan menggunakan perintah “clc”, “clc close all”, “clear”. Langkah
selanjutnya yakni men-generate sinyal dengan mendefine sinyal x dengan menggunakan
script “x=0:.5:4*pi”. Dari data yang telah dilampirkan dapat dilihat bahwa terdapat sinyal
sinus, sinyal ini terbentuk karena instruksi script “sig1=8*sin(x);”. Pada data yang
dilampirkan terdapat pula sinyal segitiga, sinyal ini dapat ditampilkan dengan
menggunakan instruksi script “sig2=8*triang(1);”. Langkah selanjutnya setelah proses
men-define sinyal adalah dengan menampilkan kedua sinyal tersebut dengan
menggunakan instruksi subplot. Untuk menampilkan sample sinyal sinus dan sinyal
segitiga menggunakan instruksi stem.
Langkah selanjutnya yakni menggabungkan sinyal sinus dan sinyal segitiga
menggunakan variabel “sig” sebelumnya masing masing sinyal diberikan nilai
menggunakan perintah mengubah row vector menjadi matrix. Setelah memberi label sig,
yang dilakukan selanjutnya adalah merupah posisi menjadi deretal sinyal yang panjang.
Selanjutnya dilakukan penggabungan kedua sinyal tersebut dengan menggunakan
instruksi script “tdmsig=reshape(sig,1,2*l1)” selanjutnya untuk menampilkan
kuantisasinya digunakan perintah script “stem” pada sinyal tdm. Setelah menggabungkan
kedua sinyal selanjutnya yang dilakukan adalah proses pengembalian bentuk sinyal
menjadi sinyal aslinya atau yang biasa disebut dengan demultiplexing yang merubah
sinyal sinus dan sinyal segitiga secara terpisah menjadi dua baris sinyal menggunakan
script “demux=reshape(tdmsig,2,l1);”. Langkah terakhir ketika program telah selesai
dirancang maka klik running, tetapi setelah program di running terdapat error sehingga
diharuskan menghetik instruksi “pkg load signal” pada command window.
V. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan


bahwa multiplexing merupakan proses penggabungan beberapa sinyal untuk dikirimkan
pada saluran transmisi. Salah satu teknik multiplexing yakni teknik TDM (Time Division
Demultiplaxing) yakni sebuah proses pentransmisian beberapa sinyal informasi yang
hanya melalui satu kanal transmisi dengan masing-masing sinyal di transmisikan pada
peride waktu tertentu dengan dibutuhkan dua sinyal yaitu sinyal sinus dan sinyal segitiga.

VI. Referensi

[1] Arifbinawan, "Apa Itu Multiplexing," coursehero , [Online]. Available:


https://www.coursehero.com/file/58145673/Apa-itu-Multiplexingdocx/. [Accessed 11 05 2021].

Anda mungkin juga menyukai