Anda di halaman 1dari 14

SIMULASI TIME DIVISION MULTIPLEXING

MELALUI ARDUINO DAN PROTEUS

DISUSUN OLEH:
Kelompok 12

Iswan Noor Fajar 150402039


Muflih Habib Farid 150402062
Daniel Syahputra 150402103

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
2

SEJARAH DAN PENGERTIAN TIME DIVISION


MULTIPLEXING
TDM adalah suatu teknik synchronous yang ditemukan sejak Perang
Dunia II untuk meghubungkan percakapan antara Churchill dan Roosevelt yang
terpisahkan oleh samudera atlantik. Pada awal tahun 1960-an, Bell Laboratories
menemukan Time Division Multiplexing (TDM) untuk memaksimalkan jumlah
lalu lintas suara yang dilakukan melalui sebuah perantara. Sebelum multiplexing
dilakukan, diperlukan link atau alamat fisik untuk melakukan masing-masing
panggilan. TDM membagi bandwidth dari satu link ke saluran terpisah atau slot
waktu. TDM mentransmisikan dua atau lebih saluran di dalam link yang sama
dengan mengalokasikan interval waktu yang berbeda (slot waktu) untuk transmisi
setiap saluran.
Time Division Multiplexing (TDM) adalah suatu jenis digital yang terdiri
dari banyak bagian di mana teradapat dua atau lebih saluran yang sama diperoleh
dari spektrum frekuensi yang diberikan yaitu, bit arus, atau dengan menyisipkan
detakan-detakan yang mewakili bit dari saluran berbeda. Dalam beberapa TDM
sistem, detakan yang berurutan menghadirkan bit dari saluran yang berurutan
seperti saluran suara pada sistem T1. Pada sistem yang lainnya pengguna yang
berbeda secara bergiliran menggunakan saluran itu dengan membuat sebuah
kelompok yang berdasarkan pada pulse-times (hal seperti ini disebut dengan time
slot).

PROSES SEDERHANA TIME DIVISION MULTIPLEXING


Secara sederhana, dapat diibaratkan bahwa Time Division Multiplexing
sebagai bus. Di dalam bus dapat menampung banyak penumpang untuk di
antarkan ke tempat tujuan di suatu wilayah yang sama. Sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk mengantarkan banyak penumpang ke suatu wilayah yang sama
menjadi lebih singkat, penumpang banyak yang diantarkan, dan tidak memakan
banyak jenis transportasi. Untuk lebih memahaminya, perhatikan Gambar 1.1
berikut.
3

Gambar 1 Proses Sederhana Multiplexing


Pengguna A, B, C, dan D memasukkan masing-masing sebuah data
dengan selang waktu tertentu dan mengirimkannya ke tujuan masing-masing
pengguna. Untuk mengirimkannya ke suatu saluran transmisi yang sama, data
pengguna A, B, C, dan D di-multiplexing menggunakan sebuah multiplexer
(biasanya ditambah Low Pass Filter) di bagian transmitter. Di saluran transmisi
dapat memuat banyak frame. Di setiap frame dapat memuat empat data dari setiap
pengguna yang disusun secara berurutan. Di frame pertama, A, B, dan D,
mengirimkan pesan tetapi pengguna C, masih belum mengirimkan data. Sehingga
di frame 1 memiliki kekosongan satu slot.
Di sisi pengirim dan penerima, masing-masing memiliki komutator dan
dekomutator. Komutator berfungsi untuk menggabungkan suatu pesan yang
berbeda dari banyak pengguna ke suatu saluran transmisi yang sama. Di sampling
sehingga menghasilkan pulsa PAM (Pulse Analog Modulation) kemudian di
konversikan menjadi sinyal digital sehingga menghasilkan pulsa PCM (Pulse
Code Mudolation) Dekomutator berfungsi untuk memecah informasi dari suatu
saluran transmisi yang sudah terdiri dari beberapa frame kemudian
mengirimkannya ke tujuan masing-masing.

(a)

(b)
Gambar 2 (a) Komutator di Bagian Transmitter
4

(b) Dekomutator di Bagian Receiver

CARA KERJA TIME DIVISION MULTIPLEXING


1. BIT INTERLEAVING
Multiplexer akan mengambil satu bit dari setiap channel secara
bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai sehingga sampai
keujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-
masing. Jika ada channel yang tidak ada data untuk dihantar, TDM tetap
menggunakan waktu untuk channel yang ada. Kelebihanya adalah
bandwidth dapat digunakan sepenuhnya dan perlaksanaan teknik ini tidak
sekompleks teknik FDM.

2. BYTE INTERLEAVING
Menggunakan metoda character interleaving, multiplexer akan
mengambil satu karakter (jajaran bitnya) dari setiap channel secara
bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai bersama-sama
sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui
port masing-masing.

JENIS-JENIS TIME DIVISION MULTIPLEXING


1. SYNCHRONOUS TDM
Ketika TDM diterapkan ke jaringan sinkron, tidak ada celah terjadi
antara item hasilnya dikenal sebagai TDM sinkron Ciri-ciri :
1. Beberapa sinyal digital disisipkan dalam waktu
2. Memiliki tingkat blok yang sedikit
3. Slot waktu dialokasikan bahkan jika tidak ada data
4. Memungkinkan terjadinya kekosongan slot pada saat pengiriman data
5. Tingkat pengambilan sampel yang sama untuk semua sinyal.
6. Tingkat pengambilan Sampel minimum = dua kali frekuensi
maksimum semua sinyal.
7. Jumlah total sampel yang ditransmisikan per detik sama dengan N kali
laju sampling, Fs ditambah pulsa sinkronisasi.
8. Transmission Bandwidth = N. Fs / 2
5

Gambar 3. Transmisi data pada TDM Sinkron


2. ASYNCHRONOUS TDM (STATISTICAL TDM)
Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari
adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-
nya pengguna) pada saat sampling setiap input line maka pada
Asynchronous TDM, proses sampling hanya dilakukan untuk input line
yang aktif saja.
Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan
informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas
pengguna atau identitas input line yang bersangkutan.
Dengan menghilangkan slot yang tidak digunakan, TDM statistik
(asinkron) membutuhkan waktu lebih sedikit untuk mengirim jumlah data
yang sama.

Gambar 4. Transmisi data pada TDM Asinkron

Proses pada TDM Asinkron membuat pengiriman data yang sama membutuhkan
waktu yang lebig sedikit. Pada Gambar 5 terlihat bahwa pada Statistical TDM
tidak adanya lagi slot yang kosong karena proses sampling hanya pada inpu line
yang aktif yaitu pada time slot pertama hanya berisi pesan A dan B, serta pada
time slot kedua hanya berisi pesan B dan C.
6

Gambar 5. Perbedaan TDM Sinkron dan TDM Asinkron

PROSES PENGIRIMAN DATA PADA TIME DIVISION


MULTIPLEXING

Gambar 6. TDM-PAM dan TDM-PCM


Pada sisi pengirim terdapat dua sinyal analog masukan. Kedua sinyal
masukan tersebut di filter oleh sebuah antialiasing LPF atau BPF. Setelah di filter,
data yang dilewatkan mengalami sampling dengan frekuensi sampling tertentu
dan dimodulasikan sehingga menghasilkan pulsa analog (TDM-PAM). Pulsa
analog tersebut diubah oleh konverter (ADC) menjadi sinyal digital sehingga data
menjadi dalam bentuk bit (digital) dimana data (PCM code) memiliki kecepatan
pengiriman data sebesar 64 kbps. Kode-kode bit inilah yang selanjutnya dikirim
ke bagian multiplexer untuk disusun ke dalam frame. Pulsa yang disusun ke
dalam frame (TDM-PCM) memiliki time slot pada masing-masing frame yang
selanjutnya dikirimkan ke saluran transmisi. Kecepatan pengiriman data di saluran
transmisi menjadi 128 kbps yang merupakan penggabungan kecepatan pengiriman
kedua data yang telah di-multiplexing menjadi satu.

APLIKASI TDM DAN IC MULTIPLEXER


Aplikasi TDM dalam kehidupan :
1. PDH dan SDH transmisi jaringan baku
2. GSM pada sistem telepon
3.Saluran kiri-kanan pada sebuah kacamata yang menggunakan cairan
Stereoskopis Crystle
7

Multiplexer sekarang banyak ditemukan dalam bentuk chip (IC) untuk


peralatan digital. IC Multiplexer yang digunakan memiliki beberapa channel
tergantung kebutuhan. Ada IC Multiplexer yang memiliki 4-channel, 8 -channel,
16-channel, 64-channel , dan sebagainya tergantung untuk tujuan dan jenis
komunikasi apa yang digunakan.

Gambar 7. Jenis-jenis IC Multiplexer

Contoh Soal :
1. Dua sinyal low-pass dari bandwidth yang sama diambil sampelnya dan
pembagian waktu di-multipleks menggunakan PAM. Sinyal TDM dilewatkan
melalui filter Low-pass & kemudian diteruskan ke atas saluran dengan bandwidth
10KHz.
a. Berapa nilai pengambilan sampel maksimum untuk setiap Saluran?
b. Berapa kandungan frekuensi maksimum yang diizinkan untuk setiap sinyal?
Penyelesaian :
a. Channel Bandwidth = 10 KHz.
8

Jumlah sampel yang dapat ditransmisikan melalui saluran = 20K


Maksimum tingkat pengambilan sampel untuk setiap saluran = 10K Sampel /
detik.
b. Frekuensi Maksimum untuk setiap Sinyal = 5 KHz

2. Dua puluh empat sinyal suara disampling secara seragam dan kemudian
pembagian waktu menjadi multiplexing. Operasi pengambilan sampel
menggunakan sampel flat-top dengan durasi 1 mikro detik. Operasi multiplexing
termasuk ketentuan untuk Sinkronisasi dengan menambahkan pulsa ekstra
amplitudo yang cukup dan juga 1 mikro detik. Dengan asumsi tingkat sampling
8KHz, hitunglah jarak antara pulsa berturut-turut dari sinyal multiplexing.
Penyelesaian :
Dalam satu frame, Jumlah total pulsa = 25.
Ts = 1/ fs = 1 / 8 Khz = 125 μ detik
Maka, durasi waktu untuk satu frame waktu = Ts = 125 μ detik.
Durasi waktu digunakan oleh pulsa = 25 x 1 μ detik = 25 μ detik
Jadi, jarak waktu antara pulsa berturut-turut = (125-25) / 25 = 4µ detik.

3. Tiga sinyal pesan independen dari bandwidth 1KHz, 1KHz, dan 2 KHz.
Masing-masing akan ditransmisikan menggunakan skema TDM. Tentukanlah :
a. Pengaturan segmen komutator
b. Kecepatan komutator jika semua sinyal diambil sampelnya pada tingkat
Nyquistnya.
c. Minimum bandwith transmisi
Penyelesaian :
a. Pengaturan Segmen Komutator
9

b. Jumlah total Sampel yang akan dikirim per detik = 8K sampel /


detik.
Jumlah segmen Commutator = 4
Kecepatan Komutator = 2000 rotasi / detik.
c. Transmission Bandwidth = 4000 Hz
10

SIMULASI MULTIPLEXER (IC 74HC4067) MELALUI


ARDUINO DAN PROTEUS
Komponen-komponen yang digunakan untuk simulasi multiplexing ini adalah
sebagai berikut.
1. IC 74HC 4067 16-channel 1 buah
2. Sakelar 8 buah
3. Virtual Terminal
4. Push Button
5. Arduino Uno

Source Code di Program Arduino:


#include <MUX74HC4067.h>
/*
* Berikut ini adalah contoh pembacaan sinyal digital
* Menggunakan switch
* Semua dihubungkan ke 16 channel modul 74HC4067
*/
//menambahkan pembacaan untuk libraries modul 74HC4067
#include "MUX74HC4067.h"

//(en, S0, S1, S2, S3)


MUX74HC4067 mux(7, 8, 9, 10, 11);
11

void setup()
{
//Inisialisasi port serial
Serial.begin(9600);
//inisialisasi pin 3 sebagai jalur signal
mux.signalPin(3, INPUT, DIGITAL);
}
//Membaca 16 channel dan ditampilkan datanya pada serial monitor
//jika salah satu push button ditekan
void loop()
{
byte data;
for (byte i = 0; i < 16; ++i)
{
//Membaca channel i
data = mux.read(i);
Serial.print("Status Button : ");
Serial.print(i);
Serial.print(" status ");
if ( data == HIGH ) Serial.println("tidak ditekan");
else if ( data == LOW ) Serial.println("ditekan");
}
Serial.println();
delay(1500);
}

Setelah dikoding di arduino, koding diubah dalam bentuk format yang dapat
dimasukkan ke library Arduino di Proteus.
12

Kemudian Sketch lalu Verify di program Arduino. Jika tidak terjadi masalah,
maka copy :
C:\Users\user\AppData\Local\Temp\arduino_build_943326/sketch_jun27a.in
o.hex ke file program Arduino di Proteus.

Rangkaian Simulasi :
13

Hasil simulasi :
1. Percobaan hanya Switch 0 yang terhubung, di Virtual Terminal terbaca
Status Button : 0 ditekan

2. Percobaan Switch 1 dan Switch 5 yang terhubung, di Virtual Terminal terbaca


14

Status Button : 1 ditekan


Status Button : 5 ditekan

Anda mungkin juga menyukai