Anda di halaman 1dari 24

MULTIPLEXER

Multiplexer
 Merupakan alat yang digunakan memilih data yang masuk dari beberapa
sumber ke satu saluran data.
 Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada
suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut
Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux. Dan untuk di sisi
penerima, gabungan sinyal - sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan
tujuan masing – masing.
 Proses ini disebut dengan Demultiplexing. Receiver atau perangkat yang
melakukan Demultiplexing disebut dengan Demultiplexer atau disebut juga dengan
istilah Demux
RANGKAIAN MULTIPLEXER
S2 S1

D0

D1
F

D2

D3
DEMULTIPLEXER

 Data distributor
 Kebalikan dari Multiplexer, operasi ini
akan mengambil sebuah input dan
menyebarkannya ke beberapa output.
RANGKAIN DEMULTIPLEXER

Z0
W1

Baris
Seleksi
Z1
W0

Input Data Z2

Z3
Tujuan Muliplexing
 meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan
cara berbagi akses bersama
Multiplexing

 Pada umumnya, sistem transmisi yang ada di dalam jaringan telekomunikasi memiliki
kapasitas yang melebihi kapasitas yang dibutuhkan satu user
 Dengan demikian sangat mungkin untuk menggunakan bandwidth yang ada seefisien
mungkin oleh lebih dari satu user
 Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada satu kanal
transmisi disebut multiplexing
 Perangkat yang melaksanakan multiplexing disebut multiplexer (mux)
 Di sisi penerima, gabungan sinyal itu akan kembali dipisahkan sesuai dengan tujuan masing-
masing. Proses ini disebut demultiplexing
 Perangkat yang melaksanakan demultiplexing disebut demultiplexer (demux)
 Ada 3 jenis multiplexing
 FDM : Frequency Division Multiplexing

 TDM : Time Division Multiplexing

 CDM : Code Division Multiplexing


Contoh sederhana

A Simplified Cellular Network


Frequency-Division
Multiplexing (FDM)
Digunakan pada sistem transmisi analog
Hirarki FDM

Channel 1 channel (4kHz)


Group 12 channels (48 kHz)
Supergroup (5 groups) 60 channels (240 kHz)
Mastergruop (5 groups) 300 channels (1.2 MHz)
Supermastergroup (3 groups) 900 channels (3.6 MHz)
Gambar Frequency Division
Multiplexing
Gambar Contoh penerapan
FDM dengan 4 pengguna
FDM
FDM
 yaitu pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang
tinggi terhadap beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan
frekuensi yang berbeda).
 Contoh metoda multiplexer ini dapat dilihat pada kabel coaxial TV,
dimana beberapa channel TV terdapat beberapa chanel, dan kita hanya perlu
tunner (pengatur channel) untuk gelombang yang dikehendaki.
 Pada teknik FDM, tidak perlu ada MODEM karena multiplexer juga
bertindak sebagai modem (membuat permodulatan terhadap data digital)
Time-Division Multiplexing
(TDM)

 Channel disebut juga timeslot


 Selain channel untuk user, diperlukan juga informasi sinkronisasi
agar receiver (demux) dapat menentukan awal dari channel 1
 TDM digunakan pada sistem transmisi berkapasitas besar
 Dengan TDM, beberapa user dapat mengakses jaringan pada
frekuensi yang sama tetapi pada waktu yang berlainan (bergiliran)
Time Division Multiplexing
(TDM)
 Secara umum TDM menerapkan
prinsip penggiliran waktu pemakaian
saluran transmisi dengan
mengalokasikan satu slot waktu
(time slot) bagi setiap pemakai
saluran (user).
Synchronous TDM
 Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang
menerapkan teknik Synchronous TDM dijelaskan secara skematik pada gambar :
Gambar Synchronous TDM Cara kerja Synchronous
TDM dijelaskan dengan ilustrasi dibawah ini

 Gambar Ilustrasi hasil sampling dari input line


Asynchronous TDM
 Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot
waktu yang kosong akibat tidak adanya data (atau tidak aktifnya pengguna) pada
saat sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling
hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja.
 Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan
data pada setiap slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas input line yang
bersangkutan
 Gambar di bawah ini menyajikan contoh ilustrasi yang sama dengan gambar
Ilustrasi hasil sampling dari input line jika ditransmisikan dengan Asynchronous
TDM
Code Division Multiplexing
(CDM)
 Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi
kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya,
yakni TDM dan FDM.. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan
komunikasi seluler CDMA (Flexi)
Prinsip kerja dari CDM
 Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit)
yang disebut chip spreading code
 Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut
 Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode
tersebut
 Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan
ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut
 Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan
dengan kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.
Selanjutnya :
a. jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai +64 berarti bit ‘1’
b. jika jumlahnya mendekati –64 dinyatakan sebagai bit ‘0’

Anda mungkin juga menyukai