Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas bimbingan dan
penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Bimbingan Konseling yang berjudul 
Multiplexer dan Demultiplexer” dengan baik.
         Penulis juga tidak lupa berterimakasih kepada Ibu Kurniana Bektiningsih sebagai dosen
pengampuh mata kuliah Kuliah Bimbingan Konseling dan juga semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kepentingan semua pihak yang membaca makalah ini.
DAFTAR ISI

Pendahuluan …………………………………………………………………………………………………………… i

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………………………. ii

Pembahasan ……………………………………………………………………………………………………………. 1

 MULTIPLEXER ………………………………………………………………………………………………

Tujuan dan Keuntungan Multiplexing …………………………………………..

Beberapa alasan penggunan multiplex …………………………………………..

Fungsi multiplex secara umum ………………………………………………….

Multiplexer 2 to 1................................................................................................

Logika kebenaran Multiplexer 2 to 1.................................................................

Multiplexer 4 to 1...............................................................................................

Logika kebenaran Multiplexer 4 to 1.................................................................

Jenis Teknik Multiplexing ……………………………………………………….

Time Division Multiplexing (TDM) …………………………………………….

Synchronous TDM ………………………………………………………………

Asynchronous TDM ……………………………………………………………..

Frequency Division Multiplexing (FDM) ……………………………………….

Code Division Multiplexing (CDM) …………………………………………….

 DEMULTIPLEXER …………………………………………………………. 7

Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………………… 10
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………………………. iii
Makalah Multiplexing
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam elektronik, telekomunikasi, dan jaringan komputer, multipleksing adalah istilah yang
digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran
data digital digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya
yang mahal. Contohnya, dalam elektronik, multipleksing mengijinkan beberapa sinyal analog
untuk diproses oleh satu analog-to-digital converter (ADC), dan dalam telekomunikasi,
beberapa panggilan telepon dapat disalurkan menggunakan satu kabel.

Dalam komunikasi, sinyal yang telah dimultipleks disalurkan ke sebuah saluran komunikasi,
yang mungkn juga merupakan medium transmisi fisik. Multipleksing membagi kapasitas saluran
komunikasi tingkat-rendah menjadi beberapa saluran logik tingkat-tinggi, masing- masing satu
untuk setiap sinyal pesan atau aliran data yang ingin disalurkan. Sebuah proses kebalikannya,
dikenal dengan demultipleksing, dapat mengubah data asli di sisi penerima.

Sebuah alat yang melakukan multipleksing disebut multiplekser (MUX) dan alat yang
melakukan proses yang berlawanan disebut demultiplekser, (DEMUX).

Bentuk paling dasar dari multipleksing adalah time-division multipleksing (TDM) dan
frequency-division multiplexing (FDM).

Dalam komunikasi optik, FDM sering disebut sebagai wavelength-division multiplexing


(WDM).

i
BAB II

PEMBAHASAN

Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (:banyak) informasi melalui satu
saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk
menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver), atau kabel
optik.

Multiplexing merupakan Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara


bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut
Multiplexer atau


Akibatnya diperlukan saluran berkualitas tinggi yang dapat mengirimkan data dengan kecepatan
tinggi antara multiplexer pengirim dan penerima. Antara pengirim atau penerima dengan
multiplexer dapat digunakan saluran berkualitas rendah, sehingga jumlah kecepatan semua
saluran tersebut harus lebih rendah atau sama dengan kecepatan saluran antara ke-2 multiplexer.

Pada contoh berikut ini saluran antara ke-2 multiplexer digunakan saluran yang memiliki
kecepatan 1200 bps, sedangkan saluran dari pengirim ke multiplexer digunakan saluran
berkualitas lebih rendah, misalnya masing- masing 300 bps (jumlah ke-4 saluran tersebut
1200 bps). Dengan TDM, urutan data sinyal lebih diperhatikan.

TDM hanya digunakan untuk komunikasi dari titik ke titik.

Teknik TDM terdiri atas :

Synchronous TDM

Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang menerapkan
teknik Synchronous TDM .

Asynchronous TDM

Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu yang
kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif- nya pengguna) pada saat sampling setiap input
line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk input line yang
aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan
data pada setiap slot waktu berupa identitas

pengguna atau identitas input line yang bersangkutan.

Penambahan informasi pada setiap slot waktu yang dikirim merupakan overhead
pada Asynchronous TDM

Frequency Division Multiplexing (FDM)

Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal
(dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing- masing kanal
dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang
polpuler pada saat ini adalah Jaringan Komunikasi Seluler, seperti GSM ( Global System
Mobile) yang dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km. Tingkatan generasi GSM adalah sbb:
First- generation: Analog cellular systems (450-900 MHz)
* Frequency shift keying for signaling
* FDMA for spectrum sharing
* NMT (Europe), AMPS (US)

Second-generation: Digital cellular systems (900, 1800 MHz)


* TDMA/CDMA for spectrum sharing
* Circuit switching
* GSM (Europe), IS-136 (US), PDC (Japan)
2.5G: Packet switching extensions
* Digital: GSM to GPRS
* Analog: AMPS to CDPD

3
3G:
* High speed, data and Internet services
* IMT-2000

FDM yaitu pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang tinggi terhadap
beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan frekuensi yang berbeda). Contoh
metoda multiplexer ini dapat dilihat pada kabel coaxial TV, dimana beberapa channel TV
terdapat beberapa chanel, dan kita hanya perlu tunner (pengatur channel) untuk gelombang
yang dikehendaki.

Pada teknik FDM, tidak perlu ada MODEM karena multiplexer juga bertindak sebagai modem
(membuat permodulatan terhadap data digital). Kelemahan Modem disatukan dengan multiplexer
adalah sulitnya meng-upgrade ke komponen yang lebih maju dan mempunyai kecepatan yang lebih
tinggi (seperti teknik permodulatan modem yang begitu cepat meningkat).

Kelemahannya adalah jika ada channel (terminal) yang tidak menghantar data, frekuensi yang
dikhususkan untuk membawa data pada channel tersebut tidak tergunakan dan ini
merugikandan juga harganya agak mahal dari segi pemakaian (terutama dibandingkan dengan
TDM) kerana setiap channel harus disediakan frekuensinya. Kelemahan lain adalah kerana
bandwid th jalur atau media yang dipakai bersama-sama tidak dapat digunakan sepenuhnya,
kerana sebagian dari frekuensi terpaksa digunakan untuk memisahkan antara frekuensi
channelchannel yang ada. Frekuensi pemisah ini dipanggil guardband.

System ini menumpuk sinyal pada bidang frekuensi. Data yang dikirim akan dicampur
berdasarkan frekuensinya.

FDM merupakan sinyal analog yang digunakan sebagai media pengiriman sinyal digital (0&1)
dalam system computer.

Misalkan diketahui kanal komunikasi suara berupa kabel voice grade mempunyai lebar
frekuensi 300 – 3000 Hz. Dengan multiplexing FDM bias menggunakan lebih dari 1 terminal.
Untuk keperluan ini digunakan 4 pembawa, misalnya 600, 1200, 1800, 2400 Hz. Ini berarti data
dari 4 buah sumber dapat dikirimkan ke tujuan secara bersamaan hanya dengan menggunakan
sebuah saluran voice grade.

Bilangan biner “1” diwakili oleh sinyal 800, 1400, 2000, 2600 Hz, sedangkan biner “0”
diwakili oleh sinyal 400, 1000, 1600, 2200 Hz. Untuk mencegah interferensi, tiap2 band
dipisahkan oleh jalur selebar 200 Hz.

Jadi penerima akan memisahkan sinyal yang diterima berdasarkan frekuensinya, lalu
disalurkan ke tempat tujuan yang dikehendaki.

FDM tidak hanya digunakan untuk pengiriman dari titik ke titik, tapi dapat juga dengan cara
multidrop. Dengan cara ini, setiap penerima hanya mengambil sinyal data sesuai dengan
frekuensi yang sudah ditentukan dan data yang lain diteruskan ke tujuan yang bersangkutan.

Tiap kanal telah diberikan pada terminal tertentu. Jika terminal tersebut tidak mengirimkan
data, maka kanal itu tidak berfungsi.

4
Code Division Multiplexing (CDM)

Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi kelemahankelemahan


yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM.

Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi) Prinsip
kerja dari CDM adalah sebagai berikut :

1. Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64
bit) yangdisebut chip spreading code.

2. Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut.

3. Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode tersebut.

4. Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan
ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.

5. Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan

kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.

selanjutnya:

– jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai +64 berarti bit ‘1’,

– jika jumlahnya mendekati –64 dinyatakan sebagai bit ‘0’.

Contoh penerapan CDM untuk 3 pengguna (A,B dan C) menggunakan panjang kode 8 bit (8-
chip spreading code) dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengalokasian kode unik (8-chip spreading code) bagi ketiga pengguna :

– kode untuk A : 10111001

– kode untuk B : 0110111

– kode untuk C : 11001101

b. Misalkan pengguna A mengirim bit 1, pengguna B mengirim bit 0 dan pengguna C mengirim
bit 1. Maka pada saluran transmisi akan dikirimkan kode berikut :

– A mengirim bit 1 : 10111001 atau + – + + + – – +

– B mengirim bit 0 : 10010001 atau + – – + – – – +

– C mengirim bit 1 : 11001101 atau + + – – + + –

– hasil penjumlahan (sum) = +3,-1,-1,+1,+1,-1,-3,+3

5
c. Pasangan dari A akan menginterpretasi kode yang diterima dengan cara

Anda mungkin juga menyukai