“MULTIPLEXING”
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD RISKI PRATOMO
(D1021151048)
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang
diharapkan. Makalah ini disusun dengan suatu harapan agar dapat memberi
pengatahuan lebih kepada masyarakat luas mengenai teknik multiplexing
disamping pelaksanaan kewajiban terhadap tugas mata kuliah komunikasi data.
Makalah ini terdiri dari beberapa informasi mengenai teknik-teknik multiplexing
dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah ini masihlah jauh dari sempurna oleh sebab itu berbagai saran dan
kritik demi penyempurnaan sangat diharapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................
3.2 Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam elektronik, telekomunikasi, dan jaringan
komputer, multipleksing adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah
proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan
menjadi satu sinyal.
Teknik multiplexing sendiri tidak lepas dari dua bagian penting yaitu
multiplexer dan demultiplexer. Multiplexer adalah rangkaian yang menerima
beberapa input data dan menyeleksi salah satu dari input tersebut pada saat tertentu
untuk dikeluarkan pada bagian output, sedangkan demultiplexer adalah rangkaian
yang menerima satu input data yang merupakan output dari multiplexer yang lalu
mendistribusikan input tersebut ke beberapa output.
Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi
jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara
(wireless atau radio). Sebagai contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa
dipakai untuk menyalurkan ribuan percakapan telepon. Idenya adalah bagaimana
menggabungkan ribuan informasi percakapan (voice) yang berasal dari ribuan
pelanggan telepon tanpa saling bercampur satu sama lain.
Pada tahun 2000-an ini, ide dasar FDM digunakan dalam teknologi saluran
pelanggan digital yang dikenal dengan modem ADSL (asymetric digital subscriber
loop). Yang kedua adalah multiplexing dengan cara tiap pelanggan menggunakan
saluran secara bergantian. Teknik ini dinamakan Time Division Multiplexing
(TDM). Tiap pelanggan diberi jatah waktu (time slot) tertentu sedemikian rupa
sehingga semua informasi percakapan bisa dikirim melalui satu saluran secara
bersama-sama tanpa disadari oleh pelanggan bahwa mereka sebenarnya bergantian
menggunakan saluran. Kenapa si pelanggan tidak merasakan pergantian itu?
Karena pergantiannya terjadi setiap 125 microsecond; berapapun jumlah pelanggan
atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap pelanggan akan mendapatkan giliran
setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya semakin cepat.
- Synchronous TDM
- Asynchronous TDM
TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat
dengan setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin
time-slicing). Biasanya waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit
(kadang-kadang dipanggil bit interleaving) dari setiap channel secara bergiliran
atau cukup untuk menghantar satu karakter (kadang-kadang dipanggil character
interleaving atau byte interleaving). Menggunakan metoda character interleaving,
multiplexer akan mengambil satu karakter (jajaran bitnya) dari setiap channel
secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai bersama-sama sehingga
sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-
masing.
Pada contoh berikut ini saluran antara ke-2 multiplexer digunakan saluran
yang memiliki kecepatan 1200 bps, sedangkan saluran dari pengirim ke multiplexer
digunakan saluran berkualitas lebih rendah, misalnya masing-masing 300 bps
(jumlah ke-4 saluran tersebut 1200 bps). Dengan TDM, urutan data sinyal lebih
diperhatikan.
Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data
yang menerapkan teknik Synchronous TDM .
Contoh aplikasi FDM ini yang polpuler pada saat ini adalah Jaringan
Komunikasi Seluler, seperti GSM ( Global System Mobile) yang dapat menjangkau
jarak 100 m s/d 35 km. Tingkatan generasi GSM adalah sebagai berikut.
Circuit switching
IMT-2000
Pada teknik FDM, tidak perlu ada MODEM karena multiplexer juga
bertindak sebagai modem (membuat permodulatan terhadap data digital).
Kelemahan Modem disatukan dengan multiplexer adalah sulitnya meng-upgrade
ke komponen yang lebih maju dan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi (seperti
teknik permodulatan modem yang begitu cepat meningkat).
Bilangan biner “1” diwakili oleh sinyal 800, 1400, 2000, 2600 Hz,
sedangkan biner “0” diwakili oleh sinyal 400, 1000, 1600, 2200 Hz. Untuk
mencegah interferensi, tiap2 band dipisahkan oleh jalur selebar 200 Hz.
FDM tidak hanya digunakan untuk pengiriman dari titik ke titik, tapi dapat
juga dengan cara multidrop. Dengan cara ini, setiap penerima hanya mengambil
sinyal data sesuai dengan frekuensi yang sudah ditentukan dan data yang lain
diteruskan ke tujuan yang bersangkutan.
Tiap kanal telah diberikan pada terminal tertentu. Jika terminal tersebut
tidak mengirimkan data, maka kanal itu tidak berfungsi.
2.4 Code Division Multiplexing (CDM)
Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang
64 bit) yangdisebut chip spreading code.
Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari
kode tersebut.
hasil penjumlahan (sum) = +3, -1, -1, +1, +1, -1, -3, +3
Kode milik A : +1 –1 +1 +1 +1 -1 –1 +1
Nilai +12 akan diinterpretasi sebagai bit ‘1’ karena mendekati nilai +8.
kode milik B : –1 +1 +1 –1 +1 +1 +1 –1
berarti bit yang diterima adalah bit ‘0’, karena mendekati nilai –8
BAB III
3.1 Kesimpulan
Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak)
informasi melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia
telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik
misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver), atau kabel optik.
Synchronous TDM
Asynchronous TDM
3.2 Saran
https://id.wikipedia.org/wiki/Multipleksing
http://sutanto_soepono.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49824/Mult
iplexing.pdf
http://triwahyuni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/40151/Minggu+8
+-+Multiplexing.pdf