Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI

“MULTIPLEXING”

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD RISKI PRATOMO
(D1021151048)

TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang
diharapkan. Makalah ini disusun dengan suatu harapan agar dapat memberi
pengatahuan lebih kepada masyarakat luas mengenai teknik multiplexing
disamping pelaksanaan kewajiban terhadap tugas mata kuliah komunikasi data.
Makalah ini terdiri dari beberapa informasi mengenai teknik-teknik multiplexing
dalam kehidupan sehari-hari.

Makalah ini masihlah jauh dari sempurna oleh sebab itu berbagai saran dan
kritik demi penyempurnaan sangat diharapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat berguna dikemudian hari dan menambah


pengetahuan masyarakat banyak, khususnya kalangan sesama mahasiswa. Amin.

Pontianak, 7 November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................

1.2 Pembatasan Masalah.....................................................................

1.3 Tujuan.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................

2.1 Teori Pendukung...........................................................................

2.2 Teknik Multipleksing Time Division Multiplexing (TDM)..........

2.2.1 Synchronous TDM..............................................


2.2.2 Asynchronous TDM...........................................

2.3 Teknik Multipleksing Frequency Division Multiplexing (FDM)...

2.4 Teknik Multipleksing Code Division Multiplexing (CDM).........

BAB III PENUTUP.............................................................................................

3.1 Kesimpulan.....................................................................................

3.2 Saran................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam elektronik, telekomunikasi, dan jaringan
komputer, multipleksing adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah
proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan
menjadi satu sinyal.

Teknik multiplexing sendiri tidak lepas dari dua bagian penting yaitu
multiplexer dan demultiplexer. Multiplexer adalah rangkaian yang menerima
beberapa input data dan menyeleksi salah satu dari input tersebut pada saat tertentu
untuk dikeluarkan pada bagian output, sedangkan demultiplexer adalah rangkaian
yang menerima satu input data yang merupakan output dari multiplexer yang lalu
mendistribusikan input tersebut ke beberapa output.

Untuk mempermudah pemahaman tentang proses multiplexing dapat


dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan menggunakan alat
peraga. Dengan adanya alat peraga dapat menggambarkan secara garis besar proses
multiplexing dan demultiplexing, sehingga proses multiplexing multiplexing dan
demultiplexing akan lebih mudah dipahami.

1.2 Pembatasan Masalah

Agar makalah ini lebih terfokus dan menghindari pembahasan menjadi


terlalu luas, maka perlu pembatasannya. Adapun batasan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut

1. Hanya membahas teori tentang teknik multiplexing

2. Hanya membahas tentang 3 teknik multiplexing yaitu, Time Divison


Multiplexing (TDM), Frequency Division Multiplexing (FDM), dan Code Division
Multiplexing (CDM)
1.3 Tujuan

Tujuan penggunaan teknik multiplesksing adalah meningkatkan effisiensi


penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagi akses
bersama Contohnya, dalam telekomunikasi, beberapa panggilan telepon dapat
disalurkan menggunakan satu kabel.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Pendukung
Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak)
informasi melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia
telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik
misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver), atau kabel optik.

Multiplexing merupakan Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk


dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang
melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah
Transceiver / Mux. Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal – sinyal itu akan
kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing – masing. Proses ini disebut
dengan Demultiplexing.

Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi
jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara
(wireless atau radio). Sebagai contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa
dipakai untuk menyalurkan ribuan percakapan telepon. Idenya adalah bagaimana
menggabungkan ribuan informasi percakapan (voice) yang berasal dari ribuan
pelanggan telepon tanpa saling bercampur satu sama lain.

Teknik multiplexing ada beberapa cara. Yang pertama, multiplexing dengan


cara menata tiap informasi (suara percakapan 1 pelanggan) sedemikian rupa
sehingga menempati satu alokasi frekuensi selebar sekitar 4 kHz. Teknik ini
dinamakan Frequency Division Multiplexing (FDM). Teknologi ini digunakan di
Indonesia hingga tahun 90-an pada jaringan telepon analog dan sistem satelit analog
sebelum digantikan dengan teknologi digital.

Pada tahun 2000-an ini, ide dasar FDM digunakan dalam teknologi saluran
pelanggan digital yang dikenal dengan modem ADSL (asymetric digital subscriber
loop). Yang kedua adalah multiplexing dengan cara tiap pelanggan menggunakan
saluran secara bergantian. Teknik ini dinamakan Time Division Multiplexing
(TDM). Tiap pelanggan diberi jatah waktu (time slot) tertentu sedemikian rupa
sehingga semua informasi percakapan bisa dikirim melalui satu saluran secara
bersama-sama tanpa disadari oleh pelanggan bahwa mereka sebenarnya bergantian
menggunakan saluran. Kenapa si pelanggan tidak merasakan pergantian itu?
Karena pergantiannya terjadi setiap 125 microsecond; berapapun jumlah pelanggan
atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap pelanggan akan mendapatkan giliran
setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya semakin cepat.

Teknik multiplexing yang ketiga adalah Code Division Multiplexing (CDM)


yang dirancang untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh
teknik multipleksing sebelumnya, yaitu TDM dan FDM. Berikut adalah beberapa
poin tentang multipleksing yang meliputi tujuan, keuntungan, alasan penggunaan,
jenis, dan fungsinya.

Beberapa alasan penggunan multiplex:

 Menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi

 Memanfaatkan sumber daya seefisien mungkin

 Kapasitas terbatas dari saluran telekomunikasi digunakan semaksimum


mungkin

 Karakteristik permintaan komunikasi pada umumnya memerlukan


penyaluran data dari beberapa terminal ke titik yang sama

Secara umum fungsi multiplex adalah sebagai berikut :

 Membantu berbagai koneksi pada sebuah mesin

 Memetakan banyak koneksi pada sebuah tingkatan antara sebuah


koneksi dengan lainnya
Jenis Teknik Multiplexing

Teknik Multiplexing yang umum digunakan adalah :

a) Time Division Multiplexing (TDM) :

- Synchronous TDM

- Asynchronous TDM

b) Frequency Division Multiplexing (FDM)

c) Code Division Multiplexing (CDM)

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai TDM (Time Division


Multiplexing), FDM (Frequency Division Multiplexing) dan CDM (Code Division
Multiplexing). Yang pertama adalah TDM.

2.2 Time Division Multiplexing (TDM)

Secara umum TDM menerapkan prinsip pemnggiliran waktu pemakaian


saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap
pemakai saluran (user).

TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat
dengan setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin
time-slicing). Biasanya waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit
(kadang-kadang dipanggil bit interleaving) dari setiap channel secara bergiliran
atau cukup untuk menghantar satu karakter (kadang-kadang dipanggil character
interleaving atau byte interleaving). Menggunakan metoda character interleaving,
multiplexer akan mengambil satu karakter (jajaran bitnya) dari setiap channel
secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai bersama-sama sehingga
sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-
masing.

Menggunakan metoda bit interleaving, multiplexer akan mengambil satu bit


dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai
sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port
masing-masing. Jika ada channel yang tidak ada data untuk dihantar, TDM tetap
menggunakan waktu untuk channel yang ada (tidak ada data yang dihantar), ini
merugikan penggunaan kabel secara maksimun. Kelebihanya adalah karena teknik
ini tidak memerlukan guardband jadi bandwidth dapat digunakan sepenuhnya dan
perlaksanaan teknik ini tidak sekompleks teknik FDM.

Pengiriman data menggunakan TDM dilakukan dengan mencampur data


berdasarkan waktu sinyal data tsb dikirimkan. TDM digunakan untuk transmisi
sinyal digital. Bit data dari terminal secara bergantian diselipkan diantara bit data
dari terminal lain. Pemancar dan penerima harus sinkron supaya masing – masing
penerima data yang ditujukan kepadanya.

Misalkan 4 buah terminal akan mengirimkan data ke penerima dengan


kecepatan 300 bps, dengan teknik TDM, satu saluran komunikasi dapat
menyalurkan data dari ke empat terminal tadi sekaligus dengan kecepatan 1200 bps.

Akibatnya diperlukan saluran berkualitas tinggi yang dapat mengirimkan data


dengan kecepatan tinggi antara multiplexer pengirim dan penerima. Antara
pengirim atau penerima dengan multiplexer dapat digunakan saluran berkualitas
rendah, sehingga jumlah kecepatan semua saluran tersebut harus lebih rendah atau
sama dengan kecepatan saluran antara ke-2 multiplexer.

Pada contoh berikut ini saluran antara ke-2 multiplexer digunakan saluran
yang memiliki kecepatan 1200 bps, sedangkan saluran dari pengirim ke multiplexer
digunakan saluran berkualitas lebih rendah, misalnya masing-masing 300 bps
(jumlah ke-4 saluran tersebut 1200 bps). Dengan TDM, urutan data sinyal lebih
diperhatikan.

TDM hanya digunakan untuk komunikasi dari titik ke titik.


2.2.1 Synchronous TDM

Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data
yang menerapkan teknik Synchronous TDM .

Gambar Synchronous TDM

2.2.2 Asynchronous TDM

Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari


adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya
pengguna) pada saat sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM
proses sampling hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari
hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap
slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas input line yang bersangkutan.
Penambahan informasi pada setiap slot waktu yang dikirim merupakan overhead
pada Asynchronous TDM.

Gambar Frame pada Asysnchronous TDM


2.3 Frequency Division Multiplexing (FDM)

Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas


sejumlah kanal (dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana
masing-masing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi.

Contoh aplikasi FDM ini yang polpuler pada saat ini adalah Jaringan
Komunikasi Seluler, seperti GSM ( Global System Mobile) yang dapat menjangkau
jarak 100 m s/d 35 km. Tingkatan generasi GSM adalah sebagai berikut.

First-generation (Analog cellular systems (450-900 MHz)):

 Frequency shift keying for signaling

 FDMA for spectrum sharing

 NMT (Europe), AMPS (US)

Second-generation (Digital cellular systems (900, 1800 MHz)):

 TDMA/CDMA for spectrum sharing

 Circuit switching

 GSM (Europe), IS-136 (US), PDC (Japan)

2.5G (Packet switching extensions):

 Digital: GSM to GPRS

 Analog: AMPS to CDPD


3G:

 High speed, data and Internet services

 IMT-2000

Gambar Pemakaian Frekwensi pada GSM


FDM yaitu pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth
yang tinggi terhadap beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan
frekuensi yang berbeda). Contoh metoda multiplexer ini dapat dilihat pada kabel
coaxial TV, dimana beberapa channel TV terdapat beberapa chanel, dan kita hanya
perlu tunner (pengatur channel) untuk gelombang yang dikehendaki.

Pada teknik FDM, tidak perlu ada MODEM karena multiplexer juga
bertindak sebagai modem (membuat permodulatan terhadap data digital).
Kelemahan Modem disatukan dengan multiplexer adalah sulitnya meng-upgrade
ke komponen yang lebih maju dan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi (seperti
teknik permodulatan modem yang begitu cepat meningkat).

Kelemahannya adalah jika ada channel (terminal) yang tidak menghantar


data, frekuensi yang dikhususkan untuk membawa data pada channel tersebut tidak
tergunakan dan ini merugikandan juga harganya agak mahal dari segi pemakaian
(terutama dibandingkan dengan TDM) kerana setiap channel harus disediakan
frekuensinya. Kelemahan lain adalah kerana bandwidth jalur atau media yang
dipakai bersama-sama tidak dapat digunakan sepenuhnya, kerana sebagian dari
frekuensi terpaksa digunakan untuk memisahkan antara frekuensi channelchannel
yang ada. Frekuensi pemisah ini dipanggil guardband.
System ini menumpuk sinyal pada bidang frekuensi. Data yang dikirim akan
dicampur berdasarkan frekuensinya.

FDM merupakan sinyal analog yang digunakan sebagai media pengiriman


sinyal digital (0&1) dalam system computer.

Misalkan diketahui kanal komunikasi suara berupa kabel voice grade


mempunyai lebar frekuensi 300 – 3000 Hz. Dengan multiplexing FDM bias
menggunakan lebih dari 1 terminal. Untuk keperluan ini digunakan 4 pembawa,
misalnya 600, 1200, 1800, 2400 Hz. Ini berarti data dari 4 buah sumber dapat
dikirimkan ke tujuan secara bersamaan hanya dengan menggunakan sebuah saluran
voice grade.

Bilangan biner “1” diwakili oleh sinyal 800, 1400, 2000, 2600 Hz,
sedangkan biner “0” diwakili oleh sinyal 400, 1000, 1600, 2200 Hz. Untuk
mencegah interferensi, tiap2 band dipisahkan oleh jalur selebar 200 Hz.

Jadi penerima akan memisahkan sinyal yang diterima berdasarkan


frekuensinya, lalu disalurkan ke tempat tujuan yang dikehendaki.

Gambar Frequency Division Multiplexing (FDM)

FDM tidak hanya digunakan untuk pengiriman dari titik ke titik, tapi dapat
juga dengan cara multidrop. Dengan cara ini, setiap penerima hanya mengambil
sinyal data sesuai dengan frekuensi yang sudah ditentukan dan data yang lain
diteruskan ke tujuan yang bersangkutan.

Tiap kanal telah diberikan pada terminal tertentu. Jika terminal tersebut
tidak mengirimkan data, maka kanal itu tidak berfungsi.
2.4 Code Division Multiplexing (CDM)

Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi


kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni
TDM dan FDM. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi
seluler CDMA (Flexi). Prinsip kerja dari CDM adalah sebagai berikut:

 Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang
64 bit) yangdisebut chip spreading code.

 Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading


code) tersebut.

 Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari
kode tersebut.

 Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah


pengguna akan ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari
kode-kode tersebut.

 Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan


dikalikan dengan kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk
diinterpretasikan selanjutnya jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai
+64 berarti bit ‘1’, sedangkan jika jumlahnya mendekati –64 dinyatakan
sebagai bit ‘0’.

Contoh penerapan CDM untuk 3 pengguna (A,B dan C) menggunakan


panjang kode 8 bit (8-chip spreading code) dijelaskan sebagai berikut:

Pengalokasian kode unik (8-chip spreading code) bagi ketiga pengguna :

 kode untuk A : 10111001

 kode untuk B : 0110111


 kode untuk C : 11001101

Misalkan pengguna A mengirim bit 1, pengguna B mengirim bit 0


dan pengguna C mengirim bit 1. Maka pada saluran transmisi akan
dikirimkan kode berikut :

 A mengirim bit 1 : 10111001 atau + - + + + - - +

 B mengirim bit 0 : 10010001 atau + - - + - - - +

 C mengirim bit 1 : 11001101 atau + + - - + + - +

hasil penjumlahan (sum) = +3, -1, -1, +1, +1, -1, -3, +3

a) Pasangan dari A akan menginterpretasi kode yang diterima dengan


cara :

 Sinyal yang diterima : +3 –1 –1 +1 +1 –1 –3 +3

 Kode milik A : +1 –1 +1 +1 +1 -1 –1 +1

Hasil perkalian (product) : +3 +1 –1 +1 +1 +1 +3 +3 = 12

Nilai +12 akan diinterpretasi sebagai bit ‘1’ karena mendekati nilai +8.

b) Pasangan dari pengguna B akan melakukan interpretasi sebagai


berikut :

 sinyal yang diterima : +3 –1 –1 +1 +1 –1 –3 +

 kode milik B : –1 +1 +1 –1 +1 +1 +1 –1

 jumlah hasil perkalian : –3 –1 –1 –1 +1 –1 –3 –3 = -12

berarti bit yang diterima adalah bit ‘0’, karena mendekati nilai –8
BAB III
3.1 Kesimpulan
Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak)
informasi melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia
telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik
misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver), atau kabel optik.

Teknik Multiplexing yang umum digunakan adalah :

a) Time Division Multiplexing (TDM) :

 Synchronous TDM

 Asynchronous TDM

b) Frequency Division Multiplexing (FDM)

c) Code Division Multiplexing (CDM)

3.2 Saran

 Perlunya pengembangan teknik multiplexing kedepannya agar lebih efisien


lagi dalam pengembangannya
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Multipleksing

 http://sutanto_soepono.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49824/Mult
iplexing.pdf

 http://triwahyuni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/40151/Minggu+8
+-+Multiplexing.pdf

Anda mungkin juga menyukai