KLIMAKTERIUM
KELOMPOK 3
NAMA :
1. MARYON PELUPESSY
2. YONDRIS TITASAM
3. DAMARIS SOPLANTILA
4. SUSANCE MOFU
5. IREN UHNANA
6. INGGRID SALAWANEY
7. PUTRY MANAKUTY
8. YUSTINUS KOWARIN
9. FEBBY HATTU
LAPORAN PENDAHULUAN
KLIMAKTERIUM
A. Pengertian
Klimakterium merupakan fase fisiologi yang terjadi jika fungsi
ovarium telah mengalami regresi.
Klimakterium adalah suatu istilah yang menunjuk kepada tahapan
kehidupan wanita dimana terjadi penurunan fertilitas serta menstruasi
yang ireguler bahkan kadang-kadang terhenti (Bobak, 2004).
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap
reproduksi berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita
berumur 40-65 tahun, dengan ditandai berbagai macam keluhan
endokrinologis dan vegetatif.
B. Periode Klimakterium
1. Premenopause
Yaitu fase pertama dari klimakterium ditandai dengan
menstruasi masih terjadi tetapi tidak beraturan disertai keluhan
iritabilitas vasomotor, lelah, nyeri kepala dan gampang emosi.
Pada tahap ini estrogen mulai menurun serta indeks fertilitas
juga menurun dialami beberapa bulan sampai beberapa tahun.
2. Menopause
Yaitu fase ini ovarium menjadi tidak berespon terhadap
gonadotropin yang mengakibatkan berhentinya menstruasi dan
infertilitas, biasanya terjadi pada usia 40-50 tahun.
3. Post menopause
Yaitu seluruh aktivitas ovarium tidak ada dan ditandai dengan
menurunnya kadar estrogen, atropi vagina dan osteoporosis.
C. Perubahan Pada Masa Klimakterium (Fisiologis)
1. Perubahan pada organ reproduksi
2. Perubahan pada organ non reproduksi
3. Perubahan pada susunan ekstrogenital
D. Etiologi/Penyebab
Klimakterium terjadi karena perubahan atau regresi fungsi ovarium,
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya menopause dini, yaitu :
1. Terpapar radiasi yang berlebih
2. Proses persalinan yang sulit
3. Status kesehatan yang jelek
4. Tidak akuratnya jarak kehamilan
5. Aborsi
6. Breest peeding
7. Hipothiroid dan obesitas
E. Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan
berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab
rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya
interaksi antara hipotalamus – hipofise. Pertama-
tama terjadi kegagalan fungsi luteum . Kemudian
turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan
berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap
hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH
dan LH. Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang
paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
F. Patofisiologi Klimakterium
Fungsi Ovarium
produksi FSH
Hiperseksi folikel
Jumlah folikel
Masalah :
Perubahan Proses berpikir
3. Ds:
∙ Klien mengeluh nyeri pada tumit
∙ Klien mengatakan sakit kepala karena sering memikirkan usianya.
Do:
∙ Klien nampak meringis.
∙ Klien nampak meringis pada saat berjalan.
Etiologi :
Fisik psikologis
Masalah :
Nyeri
4. Ds:
∙ Klien mengatakan kurang percaya diri dengan keadaannya saat ini.
Do:
∙ Klien selalu memikirkan tentang usianya yang sudah tua
Etiologi :
Disfungsi sosial
Masalah :
Gangguan harga diri
C. Rencana keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologis.
Tujuan :
-Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat
-Pasien mengungkapkn peningkatan rasa sejahtera atau segar
Kriteria Hasil:
-Pasien dapat tertidur dengan pulas.
Rencana intervensi:
-Tentukan kebiasaan tidur dan perubahan yang terjadi
-Berikan tempat tidur yang nyaman
-Tingkatkan kenyamanan waktu tidur, misal: mandi air hangat, masase
-Kurangi kebisingan dan lampu
-Dorongn positif yang nyaman
-Berikan sedatife sesuai indikasi
Rasional :
-Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat
-Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis dan psikologis
-Meningkatkan efek relaksasi
-Memberikan situasi kondusif untuk tidur
-Perubahan posisi mengubah area tekanan dan meningkatkan istirahat
-Dapat diberikan untuk pasien tidur/istirahat.
2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis proses penuaan.
Tujuan :
-Pasien mamapu mempertahankan orientasi realita sehari – hari
-Pasien mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah laku.
Kriteria Hasil:
-Klien dapat memahami dan mengerti tentang perubahan proses penuaan
Rencana intervensi
-Sediakan waktu adekuat bagi pasien untuk memberikan respon terhadap pernyataan
-Catat masalah pasien tentang daya ingat jangka pendek dan sediakan bantuan
-Evaluasi tingkat stres individu dan hadapi dengan tepat
-Reorientasikan pada orang/waktu/tempat sesuai kebutuhan
-Catat perubahan siklik dalam mental dan tingkah laku
Rasional :
-Waktu reaksi mungkin diperlambat dengan proses penuaan
-Kehilangan ingatan jangka pendek dapat berguna untuk mengetahui bahwa hal ini merupakan suatu
yang wajar
-Tingkat stres mungkin dapat meningkat dengan pesat karena kehilangan yang baru terjadi seperti
proses penuaan
-Membantu pasien untuk mempertahankan fokus
-Mungkin timbul sebagai respon dari penurunan fisiologi tubuh
3. Nyeri berhubungan dengan fisik/psikologik
Tujuan :
-Keluhan nyeri berkurang/terkontrol
-Pasien tampak rileks
-Pasien mampu melakukan aktivitas
Kriteria Hasil:
-Klien dapat mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan.
-Klien dapat mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas hiburan sesuai indikasi
situasi individu.
Rencana intervensi :
-Kaji keluhan nyeri, perhatikan intensitas (skala 0-10), lamanya dan lokasi
-Beri tindakan kenyamanan
-Batasi aktivitas fisik pasien
-Dorong tehnik manejemen stres (relaksasi)
-Berikan analgesik sesuai indikasi
Rasional :
-Sebagai dasar pengawasan keefektifan intervensi
-Menurunkan ketegangan otot memfokuskan kembali perhatian dan peningktan kemampuan koping
-Mengurangi pengeluaran energi
-Memfokuskan kembali perhatian dan kontrol individu
-Menghilangkan nyeri dan mengurangi ketidaknyamanan
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan disfungsi seksual
Tujuan :
-Pasien menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan masalah yang sehat
-Pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi terhadap perubahan pada citra tubuh.
Kriteria Hasil:
-Pasien dapat menerima keadaan fisiologis yang ada.
-Pasien tampak rileks dengan usianya.
Rencana intervensi :
-Berikan waktu untuk mendengar masalah dan ketakutan pasien
-Kaji stress emosi pasien. Dorong pasien untuk mengekspresikan dengan tepat
-Berikan informasi akurat tentang masalah pasien
-Berikan lingkungan terbuka pada pasien untuk mendiskusikan masalah seksualitas.
Rasional :
-Memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan konsep, seperti:perubahan tubuh karena
menopause
-Biasanya wanita takut tidak mampu memenuhi peran repoduksi dan mengalami kehilangan
-Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya dan mengasimilasi informasi
-Meningkatkan keyakinan dan mengidentifikasi kesalahan konsep yang dapat mempengaruhi
penilaian situasi.
D. Implementasi keperawatan
DX 1
Implementasi Keperawatan :
-Tentukan kebiasaan tidur dan perubahan yang terjadi
-Berikan tempat tidur yang nyaman
-Tingkatkan kenyamanan waktu tidur, misal: mandi air hangat, masase
-Kurangi kebisingan dan lampu
-Dorongn positif yang nyaman
-Berikan sedatife sesuai indikasi
E. Evaluasi (SOAP) :
S : Klien mengatakan masih sulit tidur dan hanya dapat tidur ± 5 jam/hari.
Klien mengatakan masih sering melamun
O : Klien terlihat sering melamun, terdapat kantung mata, wajah terlihat
lesu.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
DX 2
Implementasi Keperawatan:
-Sediakan waktu adekuat bagi pasien untuk memberikan respon terhadap
pernyataan
-Catat masalah pasien tentang daya ingat jangka pendek dan sediakan bantuan
-Evaluasi tingkat stres individu dan hadapi dengan tepat
-Reorientasikan pada orang/waktu/tempat sesuai kebutuhan
-Catat perubahan siklik dalam mental dan tingkah laku
Evaluasi (SOAP)
S : Klien mengatakan masih dapat mengingat hari, tanggal, jam, namun lupa
nama - nama perawat. Dari 5 perawat klien hanya mampu menyebutkan 2
perawat.
O : Klien terlihat bingung dan lupa, disorientasi waktu dan orang. Klien terlihat
hanya mampu melakukan pengulangan brain gym/senam otak saat kaki kiri
menyilang ke atas dengan gerakan tangan kanan dan saat kaki kanan menyilang
ke atas dengan gerakan tangan kiri.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
DX 3
Implementasi Keperawatan :
-Kaji keluhan nyeri, perhatikan intensitas (skala 0-10), lamanya dan lokasi
-Beri tindakan kenyamanan ( Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri seperti nafas dalam, distraksi )
-Batasi aktivitas fisik pasien
-Dorong tehnik manejemen stres (relaksasi)
-Berikan analgesik sesuai indikasi
Evaluasi (SOAP)
Mengkaji tingkat nyeri yang sedang di alami oleh klien menggunakan PQRST dan skala nyeri ( 0-10
,menggunakan Numeric Pain Intensity Scale)
S : klien mengatakan sendinya sering terasa nyeri
P : Klien mengatakan nyeri apabila melakukan aktivitas seperti berdiri dan duduk dalam waktu yang lama
Q : Nyeri
R : Pada lutut
S : Skala nyeri 5
T : Terus-menerus
Evaluasi (SOAP)
S : Klien mengatakan umurnya sudah tua, tidak cantik seprti yang dulu dan mersa malu pada
dirinya karena tidak mampu memenuhi kebutuhan seksual suami.
O : Klien terlihat sering melamun, dan lemas
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.