Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENDERITA HYPERPITUITARI Konsep Dasar Hiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologis yang terjadi

akibat tumor atau hiperplasi hipofisis sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormon hipofisis atau lebih. Jenis jenis penyakit hyper pituitary 1. SIADH (Syndrome of inappropriate Antidiuretic Hormone)

a. Definisi Kumpulan gejala akibat gangguan hormon antidiuretik, Gangguan produksi hormon antidiuretik ini menyebabkan retensi garam atau hiponatremia. Ahli Patologi klinik juga akan mencari data labor lain yang berhubungan dengan osmolaritas serum, peningkatan gravitas urin, edema atau dehidrasi, hiponatremia dan peningkatan hormon plasma vasopresin. Biasanya fungsi adrenal, tyroid dan ginjal dalam batas normal. Hal lain kadang gejala SIADH berhubungan dengan trauma kepala atau tumor, dimana patologi akan mengambil biopsi untuk memastikannya b. Etiologi SIADH sering terjadi pada pasien gagal jantung atau dengan gangguan hipotalamus (bagian dari otak yang berkoordinasi langsung dengan kelenjar hipofise dalam memproduksi hormone). Pada kasus lainnya, missal: beberapa keganasan (ditempat lain dari tubuh) bisa merangsang produksi hormon anti diuretik, terutama keganasan di paru dan kasus lainnya seperti dibawah ini: Meningitis peradangan pada meningens, selaput pelindung otak dan saraf spinalis. Encephalitis peradangan dijaringan otak. Tumor otak Psikosis Penyakit paru Trauma kepala

Guillain-Barr syndrome (GBS) keadaan reversible yang menyerang jaringan syaraf, menyebabkan lemah otot, nyeri dan paralisa temporer di wajah dan otot kaki dan paralisa di bagian dada bisa menganggu proses bernafas. Penggunaan obat tertentu Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofise saat pembedahan

c. Manifestasi klinis : Pada kasus SIADH berat, gejalanya meliputi:: Nausea Muntah Irritability Perubahan prilaku seperti meracau, bingung dan halusinasi, Seizures Stupor Koma

d. Patofisiologi Salah satu rangsangan yang menyebabkan sekresi ( vasopresin) menjadi kuat adalah penurunan valume darah. Keadaan ini terjadi secara hebat terutama saat volume darah turun 15 25 persen, dengan kecepatan sekresi meningkat sering sampai 50 kali dari normal. Penyebab peningkatan ini adalah atrium, terutama atrium kanan, mempunyai reseptor regang yang di bangkitkan, reseptor akan mengirimkan sinyal ke otak untuk menghambat sekresi ADH. Sebaliknya, bila tidak dibangkitkan akibat tidak penuhnya pengisian, terjadi proses yang berlawanan, dengan peningkatan sekresi ADH yang sangat besar. Lebih lanjut, di samping reseptor regangan atrium, penurunan regangan baroreseptor pada daerah karotid, aortik dan pulmonari dalam peningkatan sekresi ADH. Sekresi darah yang terlalu banyak ke dalam atrium dapat terjadi pada jantung yang kardiomegali. Atrium yang mebesar tanpa di ikutioleh katup katupnya membuat darah menumpuk pada atrium atrium dan akhirnya terjadilah gagal jantung.

askep hiperpituitari
BAB I TINJAUAN TEORI

1. Definisi Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih. Hormon hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise) (Hotma Rumahardo, 2000 : 36). Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih hormone- hormone yang disekresikan oleh kelenjar pituitary{ hipofise} biasanya berupa hormone- hormone hipofise anterior. (http://www.askep.hiperpituitaryi.com/2008).

2. Etiologi Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebab mencakup : 1.Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil GH, ACTH atau prolakter. 2.Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH terjadi apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada. (Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC)

3. Manifestasi klinis 1. Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ organ dalam (seperti tangan, kaki, jari jari tangan, lidah, rahang, kardiyamegali) 2. Impotensi 3. Visus berkurang 4. Nyeri kepala 5. Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas 6. Libido seksual menurun 7. Kelemahan otot, kelelahan dan letargi (Hotman Rumahardo, 2000 : 39).

4. Patofisiologi Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada klien dimana salah satu sel sel hipofisis yang mengalami hiperfungsi kelenjar biasanya mengalami perbesaran, disebut adenoma makrokospik (diameter > 10 mm) atau adenoma mikrokospik (diameter <>

5. Pemeriksaan Penunjang 1. Kadar prolaktin serum ; ACTH, GH 2. CT Scan / MRI 3. Pengukuran lapang pandang 4. Pemeriksaan hormon 5. Angiografi 6. Tes toleransi glukosa 7. Tes supresi dengan dexamethason (Hotman Rumahardo, 2000 : 39).

6. Penatalaksanaan 1. Hipofisektomi melalui nasal atau jalur transkranial (pembedahan) 2. Kolaborasi pemberian obat obatan seperti bromokriptin (parlodel) 3. Observasi efek samping pemberian bromokriptin 4. Kolaborasi pemberian terapi radiasi 5. Awal efek samping terapi radiasi. (Nelson, 2000 : 227)

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERPITUITARY

1. Pengkajian 1. Kaji riwayat penyakit, manifestasi klinis tumor hipofise baik dari peningkatan prolaktin, GH dan ACTH yang mulai dirasakan. 2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga. 3. Pemeriksaan fisik mencakup ; 1. Amati bentuk wajah, khas apabila ada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, dagu menjorok ke depan. 2. Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik. 3. Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai penurunan visus. 4. Amati perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak. 5. Peningkatan perspirasi pada kulit menyebabkan kulit basah karena berkeringat. 6. Suara membesar karena hipertropi laring. 7. Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali 8. Hipertensi 9. Disfagia akibat lidah membesar 10. Pada perkusi dada dijumpai jantung membesar.

2. DIAGNOSA 1. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik. 2. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas impotent. 3. Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor.

4. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus.

3. Intervensi 1. Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor. 1. Dorong klien agar mau mengungkapkan apa yang dirasakan. Rasional : agar perawat mengetahui apa yang dirasakan klien. 2. Kaji skala nyeri Rasional : untuk mengetahui intensitas dari nyeri dan untuk menentukan intervensi selanjutnya. 3. Berikan tehnik relaksasi dan distraksi Rasional : pengalihan perhatian dapat mengurangi rasa nyeri. 4. Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi rasa nyeri. Rasional : pemberian obat analgetik untuk mengurangi nyeri. 2. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik. 1. Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap perubahan. Rasional : Agar perawat dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh klien sehubungan perubahan tubuhnya. 2. Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi segi positif yang dapat dikembangkan oleh klien. Rasional : Agar klien mampu mengembangkan dirinya kembali.

3. Yakinkan klien bahwa sebagioan gejala dapat berkurang dengan pengobatan (ginekomastia, galaktorea) Rasional : agar klien tetap optimis dan berfikir positif selama pengobatan. 3. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas impotent. 1. Identifikasi masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman pada klien terhadap fungsi seksualnya. Rasional : agar perawat dapat mengetahui masalah seksual klien dan lebih terbuka kepada perawat. 2. Dorong klien agar mau mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangannya. Rasional : agar klien mendapat hasil mufakat bersama pasangannya. 3. Kolaborasi pemberian obat obatan bromokriptin. 4. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus. Dorong klien agar mau melakukan pemeriksaan lapang pandang. Rasional : agar perawat mengetahui jarak lapang klien.

DAFTAR PUSTAKA

Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. 2001. Bag.3. Penerbit Buku Kedokteran Elisabeth J. Corwin, patofisiologi. Editor Francis S. 2002. Endrokinologi Dasar Dan Klinik. Greenipan Smeltzer Dan Base Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku Kedokteran Vol. 2. Elisabeth j. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta : EGC. Doengoes, Marlyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC. Hotman Rumahardo. 2002. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endrokin. Jakarta : EGC

ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KELENJAR HIPOFISE : HIPERPITUITARI Dan HIPOPITUITARI
A. HIPERPITUITARI 1. Pengertian Hiperpitutari: suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofise sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormone atau lebih 2. Etiologi / Predisposisi Penyebab dari hiperpituitari adalah akibat adanya tumor atau hiperplasi kelenjar hipofise. 3. Patofisiologi Hiperfungsi kelenjar hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk tergantung pada sel mana yang mengalami hiperfungsi. Biasanya kelenjar mengalami pembesaran, disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm, yang terdiri dari satu jenis sel atau lebih. Jenis-jenis tumor yang mungkin terjadi : a. Prolaktinoma (adenoma laktotropin ) biasanya adalah tumor kecil, jinak yang terdiri atas selsel pensekresi prolaktin. b. Adenoma somatotropik : terdiri dari sel-sel yang mensekresi hormon pertumbuhan. c. Adenoma kortikotropik : terdiri dari sel-sel pensekresi ACTH

4. Manifestasi Klinik Pada prolaktinoma gejala yang khas adalah sangat jelas pada wanita usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstrulasi (yang bersifat primer dan sekunder ), galaktorea (sekresi ASI diluar masa kehamilan dan menyusui ) dan infertilitas. Pada adenoma somatotropik gejala klinik tergantung pada usia saat terjadi kondisi ini. Pada klien pre pubertas mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien post pubertas mengakibatkan akromegali yang ditandai dengan perbesaran ekstremitas ( jari, tangan kaki ), lidah, rahang, dan hidung. Organ organ dalam juga turut membesar (mis : kardiomegali). d. Pemeriksaan penunjang. 1. Foto kranium untuk melihat adanya pelebaran atau erosi sella tursika. 2. Pemeriksaan serum darah; LH dan FSH, GH< prolaktin kortisol, aldosteron, testosterone, androgen, test stimulasi yang mencakup uji toleransi insulin dan stimulasi tiroid realizing hormon. 7. Diagnosa Keperawatan. a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam kemampuan dan karakteristik fisik b. Gangguan pola seksualitas behubungan dengan defisiensi hormonal. 8. Intervensi Keperawatan. a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam kemampuan dan karakteristik fisik 1. Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan perubahan fisik 2. Bantu pasien dalam mengembangkan mekanisme koping untuk mengatasi perubahan. 3. Berikan pada klien kualitas yang memberikan efek positif pada citra tubuh. 4. Jawab pertanyaan dan klarifikasi salah pengertian mengenai diagnosis dan perubahan permanent atau regresi permanent. 5. Peragakan penerimaan pasien dan berikan dorongan orang lain untuk melakukan hal yang sama. 6. Berikan penekanan perilaku yang memperlihatkan penerimaan terhadap perubahan. b. Gangguan pola seksualitas yang berhubungan dangan defisiensi hormonal 1. Pertahankan privasi dan kerahasian. 2. Gali dengan pasien dan/atau orang terdekat pola seksual yang biasa dan bagai mana diagnosa terahir dapat mempengaruhi pola tersebut 3. Berikan dorongan pada pasien dan/atau orang terdekat untuk menggali arternatif dari pola biasa dan mempertimbangkan keterbatasan karena penyakit 4. Berikan rujukan pada personal yang berkepentingan bila pasien menginginkannya 5. Gali bersama pasien dan/orang terdekat alternatif untuk menjadi orang tua bila memungkinkan.

DAFTAR PUSTAKA Boughman, Diane C, JoAnn c Hackley.2000. Keperawatan Medical Bedah : Buku Saku Untuk Perawat Brunner & Sudarth. Jakarta : EGC. Rumahoro, Hotma.1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : EGC. Tucker , Susan Martin. 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosa, dan Evaluasi. Jakarta : EGC. Wise, Peter H. 1993. Atlas Bantu Endokrinologi. Jakarta : Hipokrates.

Anda mungkin juga menyukai