Anda di halaman 1dari 10

Asuhan Keperawatan Pasien Hipertiroid

Oleh :

1. RISNA FANNY RAFIYANTI


2. PUTRI BINTANG MULYA
3. NURMAULIDYA RAHMAT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAMUJU
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha
penyayang . kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Asuhan keperawatan pada
pasien hipertiroid.

Laporan  ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah  berkonstribusi dalam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan asuhan keperawatan


pasien hipertiroid ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap para pembaca.

Mamuju. 7 februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

A. KONSEP MEDIK
1. Definisi
2. Etiologi
3. Tanda dan gejala
4. Patofisiologi
5. Penatalaksana
6. Pencegahan

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. evaluasi
A. KONSEP MEDIK
1. Defenisi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di
mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan
dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan
bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari
produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang
berlebihan. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan
disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis
tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling
berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien
dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik,
dan berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma,
zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi,
penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli
paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.

2. Etiologi
a) Hereditas/keturunan
b) Tumor kelenjar hipofisis
c) Kanker tiroid
d) Troiditis (peradangan kelenjar tiroid)
e) Terapi hormon tiroid berlebihan
f) Toksik adenoma

3. Tanda Dan Gejala


Gejala yang ditimbulkan oleh hipertiroidisme terjadi akibat
metabolisme tubuh berlangsung lebih cepat. Gejala ini dapat
dirasakan secara perlahan maupun mendadak. Gejala yang muncul
antara lain:
a) Jantung berdebar
b) Tremor atau gemetar di bagian tangan
c) Mudah merasa gerah dan berkeringat
d) Gelisah
e) Mudah marah
f) Berat badan turun drastic
g) Sulit tidur
h) Konsentrasi menurun
i) Diare
j) Penglihatan kabur
k) Rambut rontok
l) Gangguan menstruasi pada wanita

4. Patofisiologi
Kelebihan hormon tiroid akan menyebabkan kondisi
hipermetabolik yang disertai peningkatan aktifitas
simpatis,sehingga menyebabkan peningkatan cardiac output,
Peningkatan konsumsi oksigen,Peningkatan aliran darah tepi, dan
Peningkatan suhu tubuh. Kelebihan tiroid juga mempengaruhi
metbaolisme karbohidrat, lemak dan protein. Pemecahan protein
melebihi sintesis Penurunan tolertansi glukosa dan Peningkatan
pemecahan triglisrida (Kekurangan lipid) defisiensi nutrisi dan kalori
Bila hipertiroid terjadi sebelum dewasa,kelambatan pertumbuhan
seksual. Jika terjadi setelah pubertas : menstruasi tidak tertatur,
dan penurunan libido.

5. Penatalaksanaan
a) Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti
propiltiourasil atau metimazol yang diberikan paling sedikit
selama satu tahun. Obat-obat ini menghambat sintesis dan
pelepasan tiroksin.
b) Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi
propiltiourasil prabedah
c) Pengobatan dengan yodium radioaktif

6. Pencegahan
Pengobatan hipertiroid bertujuan untuk mengembalikan kadar
normal hormon tiroid, sekaligus mengatasi penyebabnya. Jenis
pengobatan yang diberikan juga berdasarkan tingkat keparahan
gejala, serta usia dan kondisi penderita secara keseluruhan. Berikut
ini beberapa cara mengobati dan mengatasi hipertiroidisme:
a) Obat-obatan
Pemberian obat bertujuan untuk menghambat atau
menghentikan fungsi kelenjar tiroid dalam menghasilkan
hormon berlebih dalam tubuh. Jenis obat yang digunakan
adalah methimazole, carbimazole dan propylthiouracil. Dokter
juga akan memberikan obat yang dapat menurunkan detak
jantung untuk mengurangi gejala jantung berdebar.
Dokter akan menurunkan dosis obat apabila kadar hormon tiroid
dalam tubuh telah kembali normal, biasanya 1-2 bulan setelah
mulai kosumsi obat. Diskusikan dengan dokter endokrin
mengenai lamanya penggunaan obat
b) Terapi iodium radioaktif
Terapi iodium radioaktif bertujuan untuk menyusutkan
kelenjar tiroid, sehingga mengurangi jumlah hormon tiroid yang
dihasilkan. Penderita akan diberikan cairan atau kapsul yang
mengandung zat radioaktif dan iodium dosis rendah, yang
kemudian akan diserap oleh kelenjar tiroid. Terapi iodium
radioaktif berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

Meski dosis yang diberikan rendah, ada beberapa hal yang


perlu diperhatikan penderita setelah menjalani pengobatan
hipertiroid ini, di antaranya:
a) Hindari kontak dengan anak-anak dan ibu hamil selama
beberapa hari atau minggu untuk mencegah penyebaran
radiasi.
b) Tidak dianjurkan untuk hamil setidaknya selama enam bulan
setelah pengobatan.
c) Operasi : Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau
tiroidektomi dilakukan pada beberapa kondisi sebagai
berikut:
d) Pemberian obat dan terapi iodium radioaktif tidak efektif
untuk mengatasi hipertiroidisme.
e) Pembengkakan yang terjadi pada kelenjar tiroid cukup
parah.
f) Kondisi penderita tidak memungkinkan untuk menjalani
pengobatan dengan obat-obatan atau terapi iodium
radioaktif, misalnya sedang hamil atau menyusui.
g) Penderita mengalami gangguan penglihatan yang cukup
parah.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang
tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita
e. Aktivitas atau istirahat
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,
gangguan koordinasi, Kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot
f. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa
nyeri / terbakar,kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran
kemih berulang, nyeri tekan abdomen, Diare, Urine encer,
pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria
atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut,
bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif ( diare )
g. Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah
finansial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas peka rangsang
h. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak
mengikuti diet : peningkatan masukan glukosa atau
karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik ( tiazid )
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran
thyroid (peningkatan kebutuhan metabolisme dengan
pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau manis, bau
buah ( napas aseton)
i. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan,
kebas, kelemahan pada otot parasetia, gangguan
penglihatan
Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma
( tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau
mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma).
Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA
j. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat),
Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-
hati.
k. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa
sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum
purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat
l. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi,
menurunnyakekuatan umum / rentang gerak, parastesia
atau paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam
m. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah
impotent pada pria ; kesulitan orgasme pada wanita
Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau
lebih. Aseton plasma : positif secara menjolok. Asam lemak
bebas : kadar lipid dengan kolosterol meningkat
2. Diagnosa
Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI,
2017) Diagnosa keperawatan yang muncul pada hipertiroid, antara
lain:
a) Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
b) Keletihan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi,peka rangsang dari saraf
sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
c) defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan metaboisme
( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penururunan
BB)

3. Intervensi Keperawatan
a) Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
Tujuan : mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai
dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan TTV stabil,
denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status
mental baik,tidak ada disritmia
Intervensi :
1) Monitor TTV.
2) Monitor besarnya tekanan nadi
3) Identifikasi skala nyeri
4) Monitor EKG, catat atau perhatikan kecepatan atu irama
jantung dan adanya disritmia
5) Identifikasi tanda dan gejala kehausan yang hebat,
mukosa membran kering, nadilemah, pengisian kaapiler
lambat, penurunan produksi urin dan hipotensi

b) Keletihan berhubungan dengan hipermetabolik dengan


peningkatan kebutuhan energi,peka rangsang dari saraf
sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
Tujuan : Menungkapkan secara verbal tentang peningkatan
energi Menunjukkkan perbaikan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam melakukan aktivitas
Intervensi : edukasi aktivitas/istirahat
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
2) Sediakan materi dan media pengaturan aktifitas dan
istrirahat
3) Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
4) Berikan pada pasien kesempatan untuk bertanya
5) Jelaskan pentingnya melakukan aktifitas fisik
6) Anjurkan menjadwalkan aktifitas
7) Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat

c) Defisit nutrisi kurang berhubungan dengan peningkatan


metaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penururunan BB)
Tujuan : Menunjukkkan BB yang stabil disertai dengan nilai
laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda-tanda
malnutrisi
Intervensi : Manajemen Nutrisi
1) Identifikasi status nutrisi
2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3) Monitor asupan makanan
4) Monitor berat badan
5) Sajikan makanan secara menarik
6) Berikan makanan tinggi kalori
7) Anjurkan posisi duduk jika mampu
8) Kolaborasi dengan ahli gizi

4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah tahap dimana perawat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk
intervensi keperawatan guna membantu pasien mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya (Asmadi, 2008). Proses
implementasi disini dilaksanakan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang disusun.

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah langkah terakhir dalam proses
keperawatan yang bertujuan untuk menentukan apakah seluruh
proses keperawatan sebelumnya sudah berjalan dengan baik dan
apakah tindakan yang diberikan berhasil atau tidak (Ali, 2009).

Anda mungkin juga menyukai