Disusun oleh :
PROGRAM GIZI
UPTD PUSKESMAS
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertiroid merupakan penyakit endokrin yang menempati urutan kedua terbesar di
Indonesia setelah diabetes. Hipertiroid suatu penyakit yang tidak menular yang dapat
ditemukan di masyarakat. Hipertiroid salah satu dari penyebab penyakit kelenjar tiroid.
Gangguan fungsi tiroid ada dua macam yaitu kekurangan hormon tiroid yang disebut
Hipotiroid dan kelebihan hormon tiroid yang disebut Hipertiroid. Kelebihan suatu
hormon tiroid (Hipertiroid) dapat menyebabkan gangguan berbagai fungsi tubuh,
termasuk jantung dan meningkatkan metabolisme tubuh (Sulistyani, 2013). Prevalensi
kasus hipertiroid banyak ditemukan pada seluruh populasi. Berdasarkan data dari hasil
pemeriksaan TSH pada Riskesdas 2007 mendapatkan 12,8% laki-laki dan 14%
perempuan memiliki kadar TSH rendah yang menunjukkan kecurigaan adanya
hipertiroid, meskipun secara persentase kecil namun secara kuantitas cukup besar. Pada
provinsi jawa tengah prevalensi yang terdoagnosis hipertiroid 0,5% (Infodantin, 2015).
Proporsi segmen masyarakat kota semarang khususnya yang mengonsumsi 300 μg/L
atau lebih, cukup besar yaitu 47,8 persen (Riskesdas, 2007). Konsumsi iodium di atas
300 μg/L berisiko hipertiroid yang dipicu oleh iodium (Iodine Induced Hyperthyroid,
IIH). Hasil pemeriksaan di Indonesia 2 sudah banyak yang memiliki kadar iodium dalam
urine >300 μg/L, artinya memiliki kecenderungan menderita hipertiroid (Supadmi dkk,
2007) .
. Berdasarkan uraian di atas salah satu strategi untuk menurunkan tingkat hipertiroid
adalah dengan sosialisasi pada masyarakat di daerah Kecamatan Pantai Lunci tentang
mencegah hipertiroid yaitu dengan melakukan kegiatan Penyuluhan Pencegahan
Hipertiroid di Masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Masyarakat mengetahui penyakit Hipertiroid dan cara mencegahnya
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat mengetahui pengertian atau definisi Hipertiroid
b. Masyarakat mengetahui tanda tanda fisik hipertirod
c. Masyarakat mengetahui penyebab, tanda gejala pada hipertiroid
d. Masyarakat mengetahui mencegah tiroid
e. Masyarakat mengetahui makanan yang dihindari untuk hipertiroid
f. Masyarakat mengetahui cara menggunakan garam di dapur
BAB II
PENYULUHAN SOSIALISASI MENCEGAH HIPERTIROID
A. Pengertian Hipertiroid
Kerja dari kelenjar tiroid juga dipengaruhi oleh kelenjar di otak yang dinamakan
kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis akan menghasilkan hormon
yang dinamakan TSH dalam mengatur kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid.
Ketika kadar hormon tiroid dalam tubuh terlalu tinggi, maka proses metabolisme
akan berlangsung semakin cepat dan memicu berbagai gejala. Penanganan perlu segera
dilakukan untuk mencegah memburuknya gejala hyperthyroidism atau hipertiroid yang
muncul.
Ada beberapa tanda-tanda fisik yang dapat ditemukan pada penderita hipertiroidisme. Tanda
tersebut meliputi :
Penyebab penyakit tiroid berbeda-beda, tergantung jenisnya. Beberapa kondisi yang menjadi
penyebab dan pemicu munculnya penyakit tiroid, antara lain:
Kelebihan / kekurangan yodium (iodium)
Peradangan pada kelenjar tiroid atau tiroiditis.
Faktor genetik.
Pasca melahirkan.
Autoimun (sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh Anda
sendiri)
Gangguan pada kelenjar pituitari atau hipofisis.
Tanda Gejala yang ditimbulkan oleh hipertiroidisme terjadi akibat metabolisme tubuh
berlangsung lebih cepat. Gejala ini dapat dirasakan secara perlahan maupun mendadak.
Gejala yang muncul antara lain:
Jantung berdebar
Tremor atau gemetar di bagian tangan
Mudah merasa gerah dan berkeringat
Gelisah
Mudah marah
Berat badan turun drastis
Sulit tidur
Konsentrasi menurun
Diare
Penglihatan kabur
Rambut rontok
Gangguan menstruasi pada wanita
E. Kapan Harus ke Dokter?
Segera ke dokter jika muncul gejala-gejala penyakit tiroid, yaitu muncul benjolan di leher
atau tanda - tanda yang terlihat secara fisik gejala hipertiroid
Jika Anda menderita sakit hipertiroid lakukan kontrol rutin untuk pengobatan penyakit
hipertiroid. Kontrol rutin ke pelayanankesehatan bertujuan untuk memantau perkembangan
penyakit dan evaluasi pengobatan.
F. Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Hipertiroid?
Sebenarnya tidak ada cara khusus untuk mencegah terjadinya penyakit hipertiroid.Namun,
ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan risikonya yaitu:
1. Berhenti merokok
Merokok menjadi penyebab utama dari berbagai penyakit yang mematikan, seperti kanker
paru dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis).
Hal ini terjadi karena rokok mengandung zat kimia berbahaya yang bisa menghambat kinerja
organ dan jaringan, termasuk kelenjar tiroid.
Zat kimia rokok dapat mengganggu penyerapan yodium yang pada akhirnya meningkatkan
risiko terjadinya orbitopathy graves atau dikenal dengan kelainan mata menonjol akibat
hipertiroid.
Jika kebiasaan buruk ini dihentikan, risiko terjadinya penyakit hipertiroid juga berkurang.
kelenjar tiroid, kacang kedelai menjadi salah satu makanan yang direkomendasikan. Anda
bisa mendapatkan nutrisi kedelai dari tempe, tahu, atau susu kedelai. Namun ingat,
konsumsinya tidak boleh berlebihan dan harus dihindari jika Anda memiliki alergi kedelai.
Bagi sebagian orang dengan gangguan kelenjar tiroid, gluten dapat memicu peradangan.
Agar lebih aman, sebaiknya penderita hipertiroid membatasi atau menghindari gluten.
Makanan mengandung gluten antara lain roti, pasta, nasi putih, makanan yang diolah
dengan ragi, jelai, dan malt.
d) Makanan Berbasis Kedelai
Pantangan hipertiroid lainnya yakni makanan tinggi lemak dan segala bentuk gorengan.
Makanan tinggi lemak dapat menghambat kemampuan tubuh penderita pertiroid dalam
menyerap obat-obatan pengontrol penyakit ini. Selain itu, lemak juga dapat mengganggu
kemampuan tiroid memproduksi hormon. Ahli kesehatan menyarankan penderita
hipertiroid menghindari semua makanan yang digoreng, mentega, mayonaise, margarin,
daging berlemak, jerohan, dll.
1. Zat Besi
Meningkatkan konsumsi zat besi bisa menjadi hal yang baik untuk pengidap hipertiroid.
Zat besi bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga terhindar dari serangan
penyakit. Nutrisi ini bisa didapat dari kacang-kacangan, sereal, biji-bijian, ikan, daging
sapi, daging ayam, buncis, tahu, kacang merah, kacang hitam, kismis, hingga cokelat
hitam.
2. Antioksidan
Peningkatan hormon tiroid juga sering dikaitkan dengan kerusakan radikal bebas di
dalam tubuh. Untuk melawannya, perbanyaklah konsumsi makanan yang mengandung
zat antioksidan, seperti beta karoten, vitamin C, dan vitamin E. Seperti jeruk, jambu biji,
pepaya, stoberi, cabe merah, brokoli, kembang kol, sayuran hijau, kacang – kacangan.
3. Kalsium
Makanan yang kaya akan kalsium dipercaya dapat membantu mengatasi dan melawan
hipertiroid yang menyerang. Pastikanlah untuk selalu memasukkan makanan sumber
kalsium dalam menu makan harian agar tetap sehat.
Kalsium diduga mampu membantu tubuh untuk melawan hipertiroid. Sebab ketika
mengalami hipertiroid, vitamin dan nutrisi di dalam tubuh akan terkuras, sehingga bisa
menyebabkan tulang menjadi rapuh. Kita bisa mendapatkan sumber kalsium dari susu,
brokoli, bayam, kacang-kacangan, dan ikan.
4. Vitamin D
Kekurangan vitamin D diduga bisa membuat tubuh rentan terserang penyakit hipertiroid
dan kepadatan mineral tulang bisa berkurang. Oleh sebab itu, cobalah untuk rajin
mengonsumsi ikan dan jamur serta makanan yang kaya akan vitamin D lainnya.
5. Selenium
Makanan laut termasuk asupan dengan kadar yodium tinggi, maka tak perlu terlalu
banyak menggunakan garam beriodium di rumah karena jika berlebihan justru bisa
menyebabkan tubuh kelebihan hormon tiroid.
Konsumsi garam berlebihan juga bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi
yang memicu penyakit stroke hingga jantung.
Kebutuhan iodium pun sebenarnya sangat sedikit, yaitu 150 mikrogram per hari untuk
orang dewasa. Iodium juga sangat penting bagi ibu hamil untuk mencegah melahirkan
anak yang memiliki hipotiroid kongenital.
Jadi penggunaan garam di daerah pesisir sebaiknya secukupnya saja yaitu kurang dari 1
sendok teh atau ½ sendok teh perhari.