Anda di halaman 1dari 21

Asuhan keperawatan

klien dengan disfungsi


kelenjar thyroid
Sri Mulyati Rahayu
Disfungsi Hormon Thyroid
1. Hiperthiroidisme
- Adalah suatu kondisi dimana terjadi kelebihan sekresi hormon thyroid.
- Hiperthyroidsm Tirotoksikosis
Graves (Goiter difus, toksis)
Etiologi Graves:
- Kelainan auto immun: Peningkatan Ig G yang berikatan dengan reseptor
TSH aktif pada sel thyroid
- Sekunder akibat rangsangan berlebih sistem syaraf adrenergik
- Tingginya kadar TH yang bersirkulasi

Krisis thyroid  H. tiroid sangat meningkat  Hipertensi tdk terkontrol,


shg menimbulkan stress, inflamasi.
Patofisiologi :

Peningkatan TSH

Peningkatan Hormon Thyroid disirkulasi

Hipermetabolisme: Perubahan metabolic Peningkatan


Peningkatan
- Gangguan hipofise + gonad: aktivitas saraf jumlah reseptor β
Keseimbangan - Gangguan simpatis adrenergic:
nitrogen negatip perkembangan sex
- Takikardi
- Penipisan lemak - Libido menurun
- Peningkatan CO
- Defisiensi - Ketidakteraturan
nutrisi menstruasi
2. Hipothyroidisme
 Suatu keadaan penurunan sekresi H. thyroid
akibat kegagalan mekanisme kompensasi kel.
Thyroid.
 Hipotiroisme infantil (kongenital) 
cretinisme
Patofisiologi:

Kegagalan Hipofise/ kekurangan TSH

Defisiensi T. 3 dan T. 4

Penurunan fungsi metabolisme

Penurunan metabolisme lemak Dampak yang lain: Pembentukan eritrosit


 Penurunan tidak normal
motilitas usus
 Ggn. Fungsi
Peningkatan kolesterol, neurologis
trigliserida,  Penurunan Anemia
produksi panas
 Penurunan detak
jantung
Athrosklerosis
3. Goiter Non Toksik/Simple Goiter = struma endemik
Adalah suatu kondisi dimana pembesaran kelenjar tidak disertai
penurunan atau peningkatan sekresi hormon.

Etiologi:
- Defisiensi iodium
- Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa
Hormon thyroid
- Penghambatan sintea hormon thyroid oleh zat kimia (kol,
lobak, kacang, dll)
- Penghambatan sintesa hormon thyroid oleh obat
(Thiocarbamid, lithium)
Patofisiologi:

Defisiensi hormone thyroids

Peningkatan aktifitas kelenjar

Hypertropi kelenjar thyroid

Mendorong trachea dan oesophagus


Pembesaran keluar
serta pita suara

Sulit nafas Disfagia Berdampak


terhadap
estetika

Kebutuhan O2
terganggu
HIPOTYROIDISME
Pengkajian Keperawatan
Hal-hal yang harus dikaji :
1. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan
klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada
anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
2. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
 a. Pola makan
 b. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk
tidur).
 c. Pola aktivitas.
3. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.
HIPOTYROIDISME
Pengkajian Keperawatan
Hal-hal yang harus dikaji :
1. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan
klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada
anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
2. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
 a. Pola makan
 b. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk
tidur).
 c. Pola aktivitas.
3. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.
 4. Keluhan utama klien, mencakup gangguan
pada berbagai sistem tubuh;
 a. Sistem pulmonari
 b. Sistem pencernaan
 c. Sistem kardiovaslkuler
 d. Sistem muskuloskeletal
 e. Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
 f. Sistem reproduksi
 g. Metabolik
 5. Pemeriksaart fisik mencakup
 a. Penampilan secara umum; amati wajah klien
terhadap adanya edema sekitar mata,
 wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman
wajah kasar. Lidah tampakmenebal dan gerak-gerik
klien sangat lamban. Postur tubuh klien pendek.
 Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.
 b. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun:
 c. Perbesaran jantung
 d. Disritmia dan hipotensi
 e. Parastesia dan reflek tendon menurun
 Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina
hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung
diri/bahkan mania.
 Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas,
dan ingin tidur sepanjang hari.
 Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup
kelima komponen konsep diri

 7. Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan


kadar T3 dan T4 serum; pemeriksaan TSH (pada
klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang
sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).
 Diagnosa dan Intervensi
 1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan. kelelahan
dan penurunan proses kognitif.
 Tujuan : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
dan kemandirian
 Intervensi
 a. Atur interval waktu antar aktivitas untuk
meningkatkan istirahat dan latihan yang
 dapat ditolerir.
 b. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien
berada dalam keadaan lelah.
 c. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas
yang tidak menimbulkan stress.
 d. Pantau respons pasien terhadap peningkatan
aktititas
 2. Perubahan suhu tubuh
 Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh yang normal
 Intervensi
 a. Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan
selimut.
 b. Hndari dan cegah penggunaan sumber panas dari
luar (misalnya, bantal pemanas, selimut listrik atau
penghangat).
 c. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan
penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien.
 d. Lindungi terhadap pajanan hawa. dingin dan
hembusan angin.
 3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal
 Tujuan :
 Pemulihan fungsi usus yang normal.
 Intervensi
 a. Dorong peningkatan asupan cairan
 b. Berikan makanan yang kaya akan serat
 c. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang
banyak mengandung air
 d. Pantau fungsi usus
 e. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-
batas toleransi latihan.
 f. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila
diperlukan.
 4. Kurangnya pengetahuan tentang program pengobatan untuk
terapi penggantian tiroid
 seumur hidup
 Tujuan :
 Pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan
yang diresepkar,
 Intervensi
 a. Jelaskan dasar pemikiran untuk terapi penggantian hormon
tiroid.
 b. Uraikan efek pengobatan yang dikehendaki pada pasien
 c. Bantu pasien menyusun jadwal dan cheklist untuk
memastikan pelaksanaan sendiri
 terapi penggantian hormon tiroid.
 d. Uraikan tanda-tanda dan gejala pemberian obat dengan
dosis yang berlebihan dan
 kurang.
 e. Jelaskan perlunya tindak lanjut jangka panjang kepada
pasien dan keluarganya.
HIPERTYROIDISME
 Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme
merujuk pada konsep yangMdikutip dari Doenges (2000),
seperti dibawah ini :
 A. Pengkajian
 1. Aktivitas atau istirahat
 a. Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,
gangguan koordinasi, Kelelahan berat
 b. Tanda : Atrofi otot
 2. Sirkulasi
 a. Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
 b. Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur,
Peningkatan
 tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia
saat istirahat.
 Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
 3. Eliminasi
 Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar,
 kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan
 abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang
menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut,
bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare )
 4. Integritas / Ego
 a. Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
 b. Tanda : Ansietas peka rangsang
 5. Makanan / Cairan
 a. Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet :
 peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih
 dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik ( tiazid )
 b. Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid
( peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ),
bau halitosis atau manis, bau buah ( napas aseton)
 6. Neurosensori
 a. Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas,
kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan
 b. Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma (
tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau
mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma).
 7. Nyeri / Kenyamanan
 Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat),
Wajah meringis dengan
 palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
 8. Pernapasan
 a. Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa
sputum purulen
 (tergantung adanya infeksi atau tidak)
 b. Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum
purulen (infeksi),
 frekuensi pernapasan meningkat
 9. Keamanan
 a. Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
 b. Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau
ulserasi, menurunnya kekuatan umum / rentang gerak,
parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup
tajam )
 10. Seksualitas
 a. Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah
impotent pada pria ;kesulitan orgasme pada wanita
 b. Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl
atau lebih. Aseton plasma : positif secara menjolok.
Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol
meningkat
 Diagnosa Keperawatan
 Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang
mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
 1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,
peningkatan beban kerja jantung
 2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi
 3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme
(peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat
badan)
 4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan
berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari
mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
 5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status
hipermetabolik.
 6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal
sumber informasi.

Anda mungkin juga menyukai