Dibuat oleh :
Nama : Adia Anggita Prasila
Kelas : S1 Keperawatan 3B
1. Definisi Hipotiroid
2. Etiologi
• Hipothyroid primer
– Kelainan kongenital (cretinisme)
– Kelainan sintesis hormone
– Defisiensi iodine prenatal dan postnatal
– Obat-obat antithyroid
– Terapi pembedahan atau radioaktif pada hyperthyroid
• Hipothyroid sekunder (kelainan pituitari)
– Penurunan stimulasi normal kelenjar thyroid, akibat malfungsi hipofise.
• Hipothyroid tertier (kelainan hipothalamus)
– Hipotalamus gagal memproduksi TRH sehingga sekresi TSH menjadi rendah.
3. Komplikasi dan Penatalaksaan Hipotiroid
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga
koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala.
Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara
intravena.
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu
dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah
hormone tiroid buatan T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh
dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis
rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius.
Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini
biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti
hormone tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf
pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
4. Manifestasi Klinis
a) Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
b) Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema),
dan penurunan curah jantung
c) Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan
kaki
d) Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan
nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
e) Konstipasi
f) Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
g) Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
Skema Patofisiologi Hipotiroid
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOTIROID
Data Subjektif
1. Dispnea
Data Objektif
Data Subjektif
1. Ortopnea
Data Objektif
1. Pernafasan pursed-lip
2. Pernafasancupinghidung
4. Ventilasisemenitmenurun
6. Tekananekspirasimenurun
7. Tekananinspurasimenurun
Tindakan
observasi
Teraupetik
4. pertambahan kepatenan jalan nafas drnganhead-tilit dan chin-lift ( jaw - thrust jika
curiga trauma servikal)
Edukasi
Kolaborasi
• Intoleransi aktivitas
Definisi = ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Penyebab
1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2. Tirah baring
3. Lemahan
4. Imobilitas
5. Gaya hidup monoton
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Mengeluh lelah
Objektif
Intoleransi aktivitas
13. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makan
Defisit pengetahuan
Penyebab
1. Keterbatasan kognitif
2. gangguan fungsi kognitif
3. Kekeliruan mengikuti anjuran
4. Kurang terpapar informasi
5. Kurang minat dalam belajar
6. Kurang mampu mengingat
7. Ketidak tahunan menemukan sumber informasi
Kondisi terkait
1. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien
2. Penyakit akur
3. Penyakit kronis
Keterangan
Diagnosis ini dapat dispesifikkan berdasarkan topik tertentu, yaitu :
1. Gaya hidup sehat
2. Keamanan diri
3. Keamanan fisik anak
4. Kehamilan dan persalinan
5. Kesehatan maternal pasca persalinan
6. Kesehatan maternal prekonsepsi
Defisit pengetahuan
Tindakan
Observasi
1. indentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
3. sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4. jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
5. berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
6. jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
7. ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
Konstipasi
Definisi : Penurunan desikasi normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan
tidak tuntas serta feses kering dan banyak
Penyebab
Fisiologis
1. Penurunan motilitas gastrointestinal
2. ketidakadekuatan pertumbuhan gigi
3. ketidakcukupan diet
4. ketidakcukupan asupan serat
5. ketidakcukupan asupan cairan agen Lionik (misalnya penyakit hircsprung)
6. kelemahan otot abdomen
Psikologis
1. Konfusi
2. Depresi
3. Ganguan emosi
Situasional
1. Perubahan kebiasaan makan misalnya jenis makanan jadwal makanan
2. ketidakadekuatan toileting
3. aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
4. penyalahgunaan laksatif
5. efek agen farmakologis
6. ketidakaturan kebiasaan Defekasi
7. kebiasaan menahan dorongan defekasi
8. perubahan lingkungan
Konstipasi
Intervensi: pencegahan konstipasi
Teraprutik
5. Batasi minuman yang mengandung kafein dan alkohol
6. jadwalkan rutinitas BAK.
7. lakukan masase abdomen.
8. berikan terapi akupresur.
Edukasi
9. Jelaskan penyebab dan faktor risiko konstipasi.
10. Anjurkan minum air putih sesuai dengan kebutuhan (1500-2000 ml/hari)
11. Anjurkan mengkonsumsi makanan berserat(25-30 gram/hari)
12. Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik sesuai kebutuhan.
13. Anjurkan berjalan 15-20 menit 1-2 kali/hari.
14. Anjurkan berjongkok untuk memfasilitasi proses BAB
Kolaborasi
15. kolaborasi dengan ahli gizi, Jika perlu
1. Definisi Hipertiroid
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksitiroid,
yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar
tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan
di dalam darah.
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat
mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit
Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus:
infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi,
penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit
serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
2. Etiologi Hipertiroid
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit
tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone
yang berlebihan
Penyebab hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah:
Toksisitas pada strauma multinudular
Adenoma folikular fungsional ,atau karsinoma(jarang)
Adema hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis)
Tomor sel benih,missal karsinoma (yang kadang dapat menghasilkan bahan
mirip-
TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian tiroid fungsional)
Tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato)yang keduanya dapat
berhubungan dengan hipertiroid sementara pada fase awal
3. Komplikasi Hipertiroid
a) Penyakit jantung
b) Gagal ginjal kronis
c) Fraktur
d) Krisis tiroid
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319)
4. Penatalaksanaan Hipertiroid
1) Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti
propiltiourasil atau metimazol yang diberikanpaling sedikit selama satu
tahun. Obat – obat ini menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin.
2) Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah
3) Pengobatan dengan yodium radioaktif (Price A, Sylvia, 1995, hal 1076)
5. Manifestasi klinis
Apatis
Mudah lelah
Kelemahan otot
Mual
Muntah
Gemetaran
Kulit lembab
Berat badan turun
Takikardi
Mata melotot, kedipan mata berkurang
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319 dan Price A, Sylvia, 1995, hal 1076)
Penyebab
1. Keterbatasan kognitif
2.gangguan fungsi kognitif
3. Kekeliruan mengikuti anjuran
4. Kurang terpapar informasi
5. Kurang minat dalam belajar
6. Kurang mampu mengingat
7. Ketidak tahunan menemukan sumber informasi
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(Tidak tersedia)
Objektif
Faktor resiko
1. Perubahan afterload
2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan irama jantung
4. Perubahan kontraktilitas
5.perubahan preload
Kondisi klinis terkait
1. Gagal jantung kongestif
2. Sindrom koroner akut
3. Gangguan katup jantung ( stenosis/regurgitas aorta, pulmonalis, trikuspipidalis atau
mitralis)
5. Aritma
Risiko penurunan curah jantung
Tindakan
Observasi
Defisit nutrisi
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Penyebab
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuanmengabsorbsinutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi misal finansial tidak mencukupi
6. faktor psikologis mis stres keenganan untuk makan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Tidak tersedia
Objektif
11. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap terjangkau
12. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang di butuhkan
Tindakan
Observasi
18. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan misalnya pereda nyeri antiemetik
Jika perlu
19. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan Jika perlu
Definisi: beresiko mengalami kerusakan kulit misalnya dan atau epidermis atau
jaringan membran mukosa Korea Fasia otot tendon tulang kartilago kapsul
sendi dan atau ligamen
Faktor risiko
1. Perubahan sirkulasi
2. Perubahan status nutrisi kelebihan atau kekurangan
3. kekurangan atau kelebihan volume cairan
4. penurunan mobilitas
5. bahan kimia iritatif
6. suhu lingkungan yang ekstrem
7. faktor mekanis (misalnya peningkatan penekanan gesekan atau faktor elektris
elektron energi listrik bertegangan tinggi)
8. terapi radiasi
9. kelembaban
10. proses penuaan
11. neuropati perifer
12. perubahan pigmentasi
13. perubahan hormonal
14. penekanan pada tonjolan tulang
15. kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan atau melindungi
integritas kulit
Kondisi klinis terkait
1. Imobilitas
2. Gagal jantung kongestif
3. Gagal ginjal
4. Diabetes melitus
5. Imunosefisiensi (mis AIDS)
6. Kateterisasi jantung
Edukasi
8. Anjurkan penggunaan pelembab(mis. lotion, serum)
9. Anjurkan minum air yang cukup
10. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
11. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
12. Anjurkan menghindari terpalar suhu extrem
13. Anjurkan menggunakan tabir surua SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
14. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami menyusun Askep yang berjudul Hipotiroid dan Hipertiroid, kami
dapat menyimpulkan definisi dari Hipotiroid merupakan keadaan yang ditandai dengan
terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala
kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada dibawah nilai
optimal. Dan Hipertiroid merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan
hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi
yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Adapun diagnosa yang muncul Pada kasus Hipotiroid dan hipertiroid ini yaitu :
Diagnosa Hipotiroid :
• Intoleran aktivitas b/d kelelahan dan penurunan proses kognitif.
• Konstipasi b/d dengan penurunan gastrointestinal
• Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
• Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan
perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan Diagnosa Hipertiroid :
• Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
• Kelelahan b/d hipermetabolik dgn peningkatan kebutuhan energy
• Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/ pemasukan dengan
penurunan berat badan)
B. Saran
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8),
EGC,
BUKU STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA EDISI 1
BUKU STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA EDISI 1