Anda di halaman 1dari 11

RESUME

HIPOTIROIDISME

DOSEN: Ns Sarwan, S.Kep M.Kep

DISUSUN OLEH :
NARIS SAFITRI PATTINASARANI (1801091)
KELAS 4A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2020/2021
A. Definisi Hipotiroidisme

Hipotiroid merupakan suatu penyakit yang terjadi karena rendahnya kadar hormon
tiroid, dapat terjadi sepanjang hidup, dengan berbagai macam penyebab. Hipotiroid
yang sangat berat disebut miksedema. Hipotiroid terjadi akibat penurunan kadar
hormon tiroid dalam darah. Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema
(Syaefulah Nur, 2000).

B. Klasifikasi Hipotiroidisme (Smeltzer, 2002)


Ada beberapa pembagian dari hipotirodisme yaitu:
a. Hipotiroidisme primer (tiroidal)
Hipotiroidisme primer (tiroidal) ini mengacu kepada disfungsi kelenjer tiroid itu
sendiri. Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme tipe
ini.
b. Hipotiroidisme sentral (hipotiroidisme sekunder/pituitaria)
Adalah disfungsi tiroide yang disebabkan oleh kelenjer hipofisis, hipolatamus, atau
keduanya.
c. Hipotiroidisme tertier (hipotalamus)
Ditimbulkan oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidak
adikuat aktibat penurunan stimulasi TRH.
d. Kretinisme
Adalah difisiensi tiroid yang diderita saat lahir. Pada keadaan ini, ibu mungkin juga
menderita difisiensi tiroid.
e. Miksedema
Adalah penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan supkutan dan intersisial
lainnya. Meskipun meksedema terjadi pada hipotiroidisme yang sudah berlangsung
lama.
C. Etiologo

Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau


hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar Hormon
Tiroid ( HT) rendah yang disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak
adanya umpan balik negatif. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi
hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH, TRH
dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH
maupun HT. Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu:
a. Hipotiroid primer
b. Hipotiroid sekunder
c. Hipotiroid tertier/ pusat
d. Patofisiologi
Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi hormone
tiroid. Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika produksi dari hormone
tiroid tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar sebagai usaha untuk
kompendasi dari kekurangan hormone. Pada keadaan seperti ini, goiter merupakan
adaptasi penting pada suatu defisiensi hormone tiroid. Pembesaran dari kelenjar
terjadi sebagai respon untuk meningkatkan respon sekresi pituitary dari TSH. TSH
menstimulasi tiroid untuk mensekresi T4 lebih banyak, ketika level T4 darah rendah.
Biasanya, kelenjar akan membesar dan itu akan menekan struktur di leher dan dada
menyebabkan gejala respirasi disfagia.
Hormon tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi klien
dengan hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda anemia karena pembentukan
eritrosit yang tidak optimal dengan kemungkinan kekurangan vitamin B12 dan asam
folat.
D. Manifestasi Klinik
a. Kulit dan rambut
- Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
- Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal
b. Muskuloskeletal
- Artralgia dan efusi synovial
c. Kardiorespiratorik
- Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)
- Penyakit jantung iskemic
- Efusi pleural
- Dispnea
d. Gastrointestinal
- Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
- Obstruksi usus oleh efusi peritoneal
e. Renalis
- Retensi air (volume plasma berkurang)
f. Sistem reproduksi
- Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa
menstruasi yang memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi
- Penurunan libido
- Gangguan fertilitas
g. Metabolik
- Penurunan metabolic basal.
- Penurunan suhu tubuh.
- Intoleran terhadap dingin
h. Sistem neurologi, emosi dan psikologi.
- Fungsi intelektual lambat.
- Berbicara lambat dan terbbata-bata
E. Penatalaksanaan Medik
a) Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan
secara intravena. Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan
hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang
banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid
yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
b) Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis
rendah,karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang
serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal.
Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti
hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidisme berkaitan dengan tumor susunan
saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
F. Komplikasi
Penyakit yang sering muncul akibat hipotiroidisme adalah:
a. Penyakit Hashimoto
Disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat otoantobodi yang merusak jaringan
tiroid. Ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan TRH
akibat umpan balik negatif yang minimal.
b. Gondok Endemic
Hipotiroid akibat defisiensi iodium dalam makanan. Ini terjadi karena sel-sel
tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalam usaha untuk menyerap
semua iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai
kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.
c. Karsinoma Tiroid
Karsinoma Tiroid dapat terjadi akibat terapi tiroidektomi, pemberian obat penekan
TSH atau terapi iodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan tiroid. Terapi-
terapi tersebut akan merangsan proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
d. Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil,hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga
koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua
gejalah.
e. Pathway

Definisi iodium, disfungsi Penekanan produksi hormon Terapi penggantian hormon


hipofifis, disfungsi TRH tiroid (Hipotiroidisme) tiroid
Hipotalamus

Defisit pengetahuan

TSH Merangsan kelenjar Gangguan metabolik lemak


tiroid untuk mensekresi

Peningkatan kolesterol dan


Peningkatan Aterosklerosis
Kelenjar tiroid akan trigliserida
membesar

Oklusi pembuluh darah


Menekan struktur dileher Ketidak efektifan pola nafas
dan dada
Suplai darah ke jaringan
Depresi ventilasi otak menurun
Disfagia gangguan respirasi

Ketidak seimbangan nutrisi Hipoksia


kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan pertukaran Gas

Laju BMR Lambat

Penurunan produksi napas Achlorhydria

Penurunan mortilitas usus

Perubahan suhu tubuh Hipotermi Kekurangan vitamin B12 dan Asam


folat Penurunan fungsi GI

Produksi SDM Menurun


Pembentukan Eritrosit tidak Konstipasi
optimal
Anemia

kelemahan Intoleransi Aktifitas


A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena
itu lakukanlah pengkajian terhadap hal-hal penting yang dapat menggali
sebanyak mungkin informasi antara lain :
a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit
tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
1) Pola makan
2) Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
3) Pola aktivitas.
c. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.
d. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh:
1) Sistem pulmonari
2) Sistem pencernaan
3) Sistem kardiovaslkuler
4) Sistem muskuloskeletal
5) Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
6) Sistem reproduksi
7) Metabolik
e. Pemeriksaart fisik mencakup
1) Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar
mata, wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah
tampak menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur tubuh keen dan
pendek. Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.
2) Nadi lambat dan suhu tubuh menurun:
3) Perbesaran jantung
4) Disritmia dan hipotensi
5) Parastesia dan reflek tendon menurun
f. Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan
lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat
malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri
klien mencakup kelima komponen konsep diri.
g. Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum;
pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada hipotiroid yang sekunder kadar TSH
dapat menurun atau normal).

2. Diagnosa
1) Intoleransi Aktifitas b/d kelelahan dan penurunan proses kognitif.
2) Hipotermi b/d metabolisme
3) Konstipasi b/d Penurunan fungsi Gastrointestinal
4) Ketidakefektifan pola napas b/d depresi ventilasi
5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d lambatnya
laju metabolisme tubuh.
3. Intervensi
No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Intoleransi Aktifitas b/d - Konservasi energi. Terapi aktivitas :
kelelahan dan - Toleransi aktivitas.
a. Bantu klien untuk
penurunan proses - Perawatan diri. mengidentifikasi
kognitif. Kriteria hasil : aktivitas yang mampu

a. Berpatisipasi dalam dilakukan.

aktivitas fisik. b. Bantu untuk memilih

b. Mampu melakukan aktivitas konsisten yang

aktivitas sehari – sesuai dengan

hari secara mandiri. kemampuan fisik,


psikologi dan social
c. Bantu untuk
mengidentivikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan.
d. Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai.

2. Hipotermi b/d - Termoregulasi. Pengaturan Suhu :


metabolisme - Tanda – tanda vital.
a. Monitor suhu minimal
Kriteria hasil : tiap 2 jam.
a. Suhu tubuh dalam b. Tingkatkan intake cairan
rentang normal. dan nutrisi.
b. Nadi dan respirasi c. Selimuti pasien untuk
dalam rentang mencegah hilangnya
normal. kehangatan tubuh.
Pemantauan tanda vital :
a. Monitor TD, nadi, suhu
dan respirasi.
b. Monitor suara parau dan
pola pernapasan
abnormal.
c. Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit.

3. Konstipasi b/d - Hidrasi. Manajemen konstipasi :


Penurunan fungsi - Defekasi.
a. Monitor tanda dan gejala
Gastrointestinal
Kriteria hasil : konstipasi.
a. Mempertahankan b. Monitor feses :
bentuk feses lunak frekuensi, konsistensi
setiap 1-3 hari. dan volume.
b. Bebas dari Kolaborasi :
ketidaknyamanan a. Memberikan anjuran
dan konstipasi. pemakaian obat nyeri
c. Mengidentifikasi sebelum defekasi untuk
indikasi untuk memfasilitasi
mencegah pengeluaran feses tanpa
konstipasi.
d. Feses lunak dan nyeri.
berbentuk.

4. Ketidakefektifan pola - Status respirasi : Manajemen jalan nafas :


napas b/d depresi Ventilasi.
a. Posisikan pasien untuk
ventilasi - Status tanda – tanda
memaksimalkan
vital.
ventilasi.
Kriteria hasil :
b. Berikan aroma terapi
a. Menunjukkan jalan untuk melegakan jalan
nafas yang paten nafas.
(klien tidak merasa c. Monitor pola pernapasan
tercekik, irama nafas, abnormal.
frekuensi pernafasan d.  Monitor tanda – tanda
dalam rentang vital.
normal, tidak ada
suara nafas
abnormal).
b. Tanda – tanda vital
dalam rentang
normal.

5. Ketidakseimbangan - Selera makan. Manajemen nutrisi :


nutrisi kurang dari - Status gizi.
a. Membantu atau
kebutuhan tubuh b/d - Pengukuran biokimia. menyediakan asupan
lambatnya laju Kriteria hasil : makanan dan cairan diet
metabolisme tubuh.
a. Tidak adanya tanda – seimbang.

tanda malnutrisi. b. Pemberian makanan dan

b. Mempertahankan asupan gizi untuk

massa tubuh dan mendukung proses

berat badan dalam metabolic pasien yang

batas normal. malnutrisi atau beresiko


tinggi terhadap
malnutrisi
c. Membantu klien untuk
makan.
d. Analisa data pasien untuk
mencegah dan
meminimalkan kurang
gizi.
Manajemen/Pemantauan
cairan/elektrolit :

a. Analisa data pasien


untuk mengatur
keseimbangan
cairan/elektrolit.
b. Mengatur dan
mencegah
komplikasi akibat
perubahan kadar
cairan dan elektrolik.

Anda mungkin juga menyukai