Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa pasien dengan hipotiroidisme mempunyai kelenjar tiroid yang
mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan atau ablasi
radioisotope, atau akibat destruksi oleh antibody autoimun yang beredar dalam
sirkulasi. Cacat perkembangannya dapat juga menjadi penyebab tidak terbentuknya
kelenjar tiroid pada kasus hipotiroidisme kongenital. Goiter dapat terlihat pada pasien
hipotiroidisme dengan dapat herediter dalam biosintesis hormone tiroid; pada
penderita seperti ini terjadi peningkatan pelepasan TSH yang menyebabkan
pembesaran tiroid goiter dapat juga terlihat pada penderita tiroiditis Hashimoto, suatu
penyakit autoimun yang infiltrasi limfosit dan destruksi kelenjar tiroidnya dikaitkan
dengan antitiroglobulin atau antibodi mikrosomal sel antiroid. Pasien dengan
hipotoidisme sekunder mungkin menderita tumor hipofisis dan defisiensi hormonehormon trofik hipofisis lainya. Suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan
menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut
miksedema.
Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah.
Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema.
Hipotiroidisme congenial atau kretinisme mungkin sudah timbul sejak lahir, atau
menjadi nyata dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Nanifestasi dini kritenisme
antara lain ikterus fisiologik yang menetap, tangisan parau, konstipasi, somnolen, dan
kesulitan untuk mencapai perkembangan normal. Anak yang menderita hipotiroidisme
congenital memperlihatkan tubuh yang pendek; profil kasar, lidah menjulur kkeluar;
hidung yang lebar dan rata; mata yang jaraknya jauh; rambut jarang; kulit kering;
perut menonjol; dan hernia umbilikalis.
Pemeriksaan

radiologi

rangka

keterlambatan

dalam

pertumbuhan,

perkembangan

gigi.Komplikasi

menunjukkan
disgenesis

utama

dari

tulang
spifisis,

yang
dan

hipotiroidisme

mengalami
keterlambatan

congenial

dan

hipotiroidisme juvenilis yang tidak diketahui dan tidak diobati adalah retardasi
mental.Keadaan ini dapat dicegah dengan memperbaiki hipotiroidisme secara
dini.Para ahli medis yang merawat bayi baru lahir dan bayi kecil harus menyadari
kemungkinan ini.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipotiroid
2. Tujuan Khusus
1) Mampu menjelaskan definisi Hipotiroid
2) Mampu menjelaskan etiologi Hipotiroid
3) Mampu menjelaskan manifestasi klinis penyakit Hipotiroid
4) Mampu menjelaskan tanda dan gejala hipotiroid
5) Mampu menjelaskan patofisilogi hipotiroid
6) Mampu menjelaskan komplikasi hipotiroid
7) Mampu menjelaskan Asuhan keperawatan penyakit Hipotiroid
C. Manfaat
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:


Mendapatkan pengetahuan tentang definisi Hipotiroid
Mendapatkan pemahaman tentang etiologi Hipotiroid
Mendapatkan pemahaman tentang manifestasi Hipotiroid
Mendapatkan pemahaman tentang tanda dan gejala hipotiroid
Mendapatkan pemahaman tentang patofisiologi hipotiroid
Mendapatkan pemahaman tentang komplikasi hipotiroid
Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan keperawatan penyakit Hipotiroid

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi

Hipotiroidisme adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi hormone


tiroid yang dapat terjadi pada setiap umur (NANDA NIC-NOC ).
Hiptiroidisme adalah kurangnya atau terlalusedikit jumlah hormone tiroid,yang
umumnya disebabkan oleh hashimoto,s thyrodistis dan dapat pula disebabkan oleh
produksi hormone TSH dan kilenjar pituitary efek samping dari operasi ,infalmasi
kelenjar tiroid.

(DiGiulio mary dkk,2007)

B. Etiologi
Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu
1. Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism),sintesis hormone yang
kurang baik ,defisiensi iodne (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid ,pembedahan
atau terapi radioaktif untik hipotoroidisme,penyakit inflamasi kronik seperti
penyakit hasimoto,amylodosis dan sarcoidosis.
2. Hipoteroid sekunder
Hipotoroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai dari
kilenjar tiroid normal,konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone (TSH)
meningkat.ini mungkin awal dari satu mal fungsi dari pituitary atau hipotalamus.ini
juga dapat di sebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone tiroid.
3. Hipotiroid tertier/pusat
Hipotiroid tertier dapat berkenbang jika hipotalamus gagal untuk memproduksi
toroid releasing (TSH) dan akibatnya tidak dapat distimulasi pituitary untuk
mengeluarka TSH.ini mungkin berhubungan dengan suatu tumor/ lesi destruktif
lainnya diarea hipotalamus.ada dua bentuk utama dari goiter sederhana yaitu
endemic dan sporadic. Goiter endemic prinsipnya di sebabkan oleh nutrisi,defisiensi
iodine .ini mengalah pada goiter bert dengan karekteristik area geografis oleh
minyak dan air yang berkurang dan iodine. (NANDA NIC-NOC ).
Sporadic goiter tidak menyempit ke area geografik lainya .Biasanya di sebabkan
a.
b.

oleh:
Kelainan genetic yang dihasilkan karena metabolism iodine yang salah
Ingesti dari jumlah besar nutrisi goiterogen (agen produksi goiter yang menghambat
produksi T4) seperti kobis ,kacang ,kedelai,buah persik, bayam ,kacang polong,

c.

stroberi ,dan lobak. Semua mengandung goitogenik glikosida.


Ingesti dari obat goitrogen seperti thioureas dan thocar bomen

C. MENIFESTASI KLINIS
1. Kulit dan rambut
a. kulit kering,pecah-pecah ,bersisik dan menebal
b. Pembengkakan ,tangan ,mata dan wajah

c. Rambut rontok,alokpeksia,kering dan pertumbuhannya buruk


d. Tidak tahan dingin
e. Pertumbuhan kuku buruk,kuku menebal
2. Muskuluskoletal
a. Volume otot bertambah,glosomegali
b. Kejang otot ,kaku ,paramitoni
c. Artalagia, dan efusi sinofial
d. Oateoporosis
e. Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda
f. Umur tulang tertinggal di bandingkan usia kronologis
g. Kadar fosfatase alkali menurun
3. Neurologik
a. Letargi dan mental menjadi lambat
b. Aliran darah otak menurun
c. Kejang, koma, dementia, fisikosis (gangguan memori, perhatian kurang,
penurunan reflek tengdon)
d. Ataksia (serebelum terkena)
e. Gangguan syaraf (carfal turnnel)
f. Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu
4. Kardiorespiratorik
a. Bradikardi, distritmia, hipotensi
b. Curah jantung menurun, gagal jantung
c. Efusi pericardial (sedikit temponade sangat jarang)
d. Kardiomiopati dipembuluh darah, EKG menunjukkan

5.

6.
c.
7.

8.

gelombang

mendatar/inverse
e. Penyakit jantung iskemik
f. Hipotensialasi
g. Efusi pleural
h. Dipnea
Gastrointestinal
a. Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
b. Abtruksi usus oleh efusi pretoneal
c. Aklorhidria, anti body sel perietal gaster, anemia pernisiosa
Renalis
a. Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun
b. Retensi air (volume plasma berkurang)
Hipokalsemia
Hematologi
a. Anemia normokrom normositik
b. Anemia mikrositik/ makrositik
c. Gangguan koagulasi ringan
Sistem endokrin
a. Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore/ masa menstruasi
yang panjang, menoragi dan glaktore dengan hiperprolakteni
b. Gangguan pentilasi
c. Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap insulin
akibat hipoklikemi
d. Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun

e. Insufisiensi kelenjar adrenal autoinum


f. Fisikologis/ emosi: apatis, agitasi, depresi. Paranoid, menarik diri, prilaku
maniak.
g. Manifestasi klinis lainnya berupa: udema priorbita, wajah seperti bulan
(monfice), wajah kasar, suara sesak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas
terhadap opioid, haluran urin menurun, lemah, expresi wajah kosong dan
lemah(NANDA NIC-NOC ).
D. Tanda Dan Gejala
a. Leleh karena metabolisme rendah
b. Hipotermia karena metabolisme rendah
c.
Kuku rapuh, karena rendahnya kadar hormon tiroid yang membunuh
d.
e.
f.
g.
h.

pertumbuhan dan perkembangan


Rambut kering dan tipis karena kekurangan hormon tiroid
Kulit kering karena kurang hormon tiroid
Perubahan menstruasi karena kadar hormon tiroid turun
Fungsi kognitif rendah karena metabolisme rendah
Berat badan naik, kadar hormon tiroid rendah menyebabkan leleh dan lesu
(DiGiulio mary dkk,2007)

E. Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk
pembentukan hormon tyroid.Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke
dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid.Dalam
kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid
Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada
fase sel koloid.Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk
tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3).Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan
umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung
pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak
aktif.Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan
metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui
rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis.
Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999)

F.

Komplikasi
a.

Koma miksedema, ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala


hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia,

b.

hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma.


Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala.

G. Penatalaksanaan
1. Medis
Tujuan primer penatalalaksanaan hipotiroidisme ialah memulihkan metabolisme
pasien kembali kepada keadaan metabolic normal, dengan cara mengganti hormone
yang hilang.Livotiroksin sintetik (Synthroid atau levothroid) merupakan preparat
terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter nontoksik.Dosis
terapi penggantian hormonal berdasarkan pada konsentrasi TSH dalam serum
pasien.Preparat tiroid yang dikeringkan jarang digunakan karena sering menyebabkan
kenaikan sementara konsentrasi T3 dan kadang-kadang disertai dengan gejala
hipertiroidisme. Hal-hal yang bisa dilakukan pada pasien dengan hipotiroid antara
lain:
a)
b)
c)
d)
e)

pemeliharaan fungsi vital


gas darah arteri
pemberian cairan dilakukan dengan hati-hati karena bahaya intoksikasi air.
infus larutan glukosa pekat
terapi kortikosteroid

2. keperawatan
a)
b)
c)
d)
e)

modifikasi aktifitas
pemantauan yang berkelanjutan
pengaturan suhu
dukungan emosional
pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah

BAB III
ASKEP TEORITIS
A. Pengkajian
a.

Pemeriksaan fisik
Identitas klien
Biasanya berisikan nama, umur, jenis kelamin,

agama,

suku bangsa / ras,

pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat.


b. Tanda-tanda vital
Nadi :biasanya menurun (melemah)
Suhu:biasanya menurun
Pernafasaan:biasa meningkat
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya hipotiroidisme tidak terjadi dalam semalam, tetapi perlahan selama
berbulan-bulan, sehingga pada awalnya pasien atau keluarganya tidak menyadari,
bahkan menganggapnya sebagai efek .
2. Riwayat kesehatan utama
Bisanya sesak nafas,biasanya sulit menelan, biasanya pembengkakan pada
leher,biasnya pasien nampak gelisah, tidak mau makan. rasa capek, intoleransi
terhadap dingin, kulit terasa kering, bicara lamban, demensia, dispnea, suara serak,
gangguan haid: menorrhagia dan amenore, rambut rontok dan menipis, kulit tebal
karena penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan sub cutan, pasien sering
mengeluh dingin walaupun dalam keadaan hangat.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama.
d. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
a. Keadaan rambut
biasanya warna hitam, biasanya rambut rontok,menipis dn kasar.
b. Hidrasi kulit daerah dahi
biasanya apabila dilakukan penekanan ibu jari terdapat udem
c. Palpebraa
biasanya terdapat udema
d. Sclera
:
biasanya tidak iterik
e. Conjunctiva
:
biasanya anemis
f. Pupil dan reflex cahaya

biasanya pupil bulat dan memberikan reflex cahaya yang baik


g. Hidung
biasanya simestris kiri dan kanan ,biasanya tidak ada benda asing dan pendarahan,sekret
tidak ada hanya ada penurunan dalam indara penciuman
h. Telinga dan membrane tympani
biasanya telinga semestris kiri dan kanan dan biasanya membrane tympani memberikan
reflek cahaya
i.

Leher dan pemeriksaan JVP


biasanya terdapat pembengkakan pada area leher dan biasanya vena jugularis ada
pembesaran dan terdapat kaku kuduk.

Pemeriksaan thorak
I :biasanya bentuknya semetris kiri dan kanan dan biasanya pola nafas tidak efektif akibat
P
P
A

adanya dispinea(tidak nyaman dalam bernafas).


:biasanya bergerakan thoras kiri dan kanan simetris
:biasanya bunyinya sonor
:biasanya suara broncial

Jantung
I: biasanya tidak icus cordis tidak terlihat
P: biasanya icus cordis teraba
P: biasanya bunyinya pekak
A:biasanyadetak jantung melambat
Abdomen
I: biasanya bentuk perut datar
A: biasanya bunyi peristaltik yang keras dan panjang
P: biasanya tidak terasa nyeri
P: biasanya tympani
Integument :
Biasanya Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal,Pembengkakan, tangan, mata dan
wajah,Tidak tahan dingin
C. Dignosa yang akan muncul
1. Intoleransi aktifitas b/d kelelahan dan penurunan proses kognitif
2. Perubahan suhu tubuh: hipotermi b/d penurunan metabolisme
3. Konstipasi b/d penurunan fungsi gastrointestinal
4. Ketidak efektifan pola nafas b/d depresi fentilasi
5. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d lambatnya laju
metabolisme tubuh
6. Defisiensi pengetahuan b/d kurang informasi tentang program pengobatan untuk terapi
penggantian tiroid seumur hidup

DIAGNOSA KEPERAWATAN

o
1

Intoleransi aktivitas

NOC
1.
2.
3.
4.
a.

Energi konservation
Aktiviti terapi
Aktiviti tolerance 1.
Kolaborasikan dengan
Self care: AD.rs
tenaga
rehabilitasi
Kriteria hasil:
Berpartisipasi dalam medik
dalam
aktifitas

fisik

disertai

peningkatan terapi yang tepat


2.
Bantu klien untuk
darah, nadi
mengidentifikasi

tekanan
b.

NIC

dan RR
Mampu

tanpa merencanakan program

melakukan aktifitas yang mampu

aktifitas

sehari-hari dilakukan
3.
Bantu untuk memilih
(ADLS) secara mandiri
c.
Tanda-tanda vital aktifitas konsisten yang
normal
sesuai
dengan
d. Energi fisikomotor
kemampuan
fisik,
e. Level kelemahan
f.
Mampu berpindah: psikologi dan sosial
4.
Bantu
untuk
dengan atau tanpa
mengidentifikasi
dan
bantuan alat
g. Status kardiopulmunari mendapatkan
sumber
adekuat
yang diperlukan
h. Sirkulasi status baik
aktifitas
i.
Status
respirasi:
diinginkan
pertukaran gas dan
5.
Bantu
fentilasi adekuat
mendapatkan alat
aktifitas

seperti

untuk
yang
untuk
bantu
korsi

roda
6.

Bantu

untuk

mengidentifikasi untuk
7.

aktifitas yang disukai


Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan

8.

waktu luang
Bantu pasien
keluarga
mengidentifikasi

atau
untuk

kekurangan
9.

dalam

beraktifitas
Sediakan pengobatan
pasif bagi yang aktif

beraktifitas
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motifasi

diri

dan

penguatan
11. Monitor respon fisik,
emosi,
2

Hipotermia
NOC
Batasan karakteristik
Kriteria hasil:
Suhu tubuh dibawah normal, kulit -Suhu tubuh
dingin,
hiperttensi,pucat,menggigil,takikard
i
Faktor yang berhubungan:
Penuaan,
konsumsi
alkohol,kerusakan
hipotalamus,penurunan
metabolisme,tidak
beraktifitas,malnutrisi,trauma

laju

sosial

dan

spiritual..
NIC
-temperature regulation
dalam
1. monitor suhu setiap dua

batas normal
njam
-nadi dan pernapasan
2. monitor
dalam rentang normal

tekanan

darah,nadi

dan

pernafasan
3. monitor warna dan suhu
kulit
4. tingkatkan intake cairan
5. selimuti pasien untuk
mencegah

kehilangan

hangat nya tubuh


6. diskusi kan tentang
pengaturan suhu
7. berikan antipiretik jika
perlu
Vital sign monitoring:
1. monitor TTV
2. auskultasi tekanan darah
pada kedua lengan dan
bandingkan
3. monitor
setelah,sebelum

TTV
dan

selama aktifitas
4. monitor kualitas nadi
5. monitor
irama

pernafasan
6. monitor suhu,warna dan
kelembaban kulit
7. identifikasi perubahan
3

ari tanda-tanda vital


Konstipasi
NOC
NIC
Batasan karakteristik:
Kriteria hasil:
Constipation
Nyeri abdomen, anoreksia, feces- mempertahankan feces- monitor
tanda
dan
tampak darah, perubahan pada pola lunak setiap1-3 hari
- bebas
dari
defekasi, penurunan volume feces,
ketidaknyamanan dan
rasa rektal penuh, keletihan umum,
konstipasi
feces keras dan berbentuk, salit
- mengidentifikasi
kepala, bising usus hiperaktif dan
indikator
untuk
hipoaktif, nyeri pada saat defekasi,
mencegah konstipasi
perkusi abdomen pekak, muntah. - feces
lunak
den
Faktor yang berhungan:
berbentuk
Fungsional
-kelemahan otot abdomen
-kebiasaan defekasi tidak teratur
Psikologis:
-depresi
-stress
-emosi
Mekanis:
-ketidakseimbangan elektroli
-obesitas
-kemooroid
-tumor
Fisiologis:
-perubahan pola makan
-asupan cairan dan serat tidak cukup
-dehidrasi
-kurangnya higine oral

gejala,bising usus,feces
frekuensi,volume,kosult
asi

dengan

dokter

tentang pendekatan dan


penurunan bising usus
identifikasi
faktor
penyebab
dukung intake cairan
pantau tanda dan gejala
konstipasi
memantau bising usus
jelaskan
etiologi
masalah untuk tindakan
kepada pasien
menyusun jadwal

ke

toilet
mendorong
meningkatkan
cairan

asupan

kecuali

di

kontraindikasi
anjurkan pasien

atau

keluarga untuk mencatat

keadaan tinja
- anjurkan klien

untuk

diet tinggi serat


- timbang BB

pasien

secara teratur
- ajarkan pasien

atau

keluarga tentang proses


4

Ketidak efektifan pola nafas.

Kriteria hasil:

pencernaan yang normal


Airway manageman:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Batasan karakteristik
1.
Mendemonstrasikan
1.
- Perubahankedalaman pernafasan,
2.
batuk efektif dan suara
-penurunan
tekanan
ekspirasi
nafas yang bersih
,penuranan ventilasi seminit.
2.
Menunjukkan jalan
-Penurunan kapasitas vital.
3.
-dipneu
nafas yang paten
-peningkatan diameter anterior
3.
Tanda-tanda vital
4.
psterior
dalam rentang normal
-vase expirasi memanjang
-takipneu
5.
Faktor yang berhubungan:
Ansietas
Posisi tubuh
Deformitas tulang dan dinding dada
6.
Keletihan
7.
Gangguan muskuloskeletal
Obesitas
Nyeri
8.

Buka jalan nafas


Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
fentilasi
Identifikasi perlunya
alat jalan nafas bantuan
Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
Keluarkan
dengan

batuk

sekret
atau

saction
Auskultasi suara nafas
Atur intex untuk cairan
mengobtimalkan
keseimbangan
Monitor respirasi dan

O2
9. Pertahankan jalan nafas
yang paten
10. Monitor peralatan dan
aliran oksigen
11.
Monitor

adanya

kecemasan pasien
Vital sign monitoring
1. Pantau TTV
2. Monitor suara paru
3. Monitor frekuensi dan
5

Ketidak seimbangan nutrisi kurang


1.
dari kebutuhan tubuh
2.
Batasan karakteristik:
1. Nyeri abdomen
2. Menghindari makanan
3.
3. BB menurun
4. Diare
4.
5. Kehilangan rambut berlebihan
6. Bising usus hiperaktif
7. Membran mukosa pucat
8. Tonus otot menurun
9. Sariawan di rongga mulut
10. Kelemahan otot untuk mengunyah
dan menelan

irama pernafasan
Kriteria hasil:
Nutrition manageman:
BB meningkat
1.
Kaji adanya alergi
BB ideal sesuai
makanan
dengan tinggi badan 2. Kolaborasi dengan ahli
Mengidentifikasi
gizi
kebutuhan nutrisi
3. Anjurkan pasien untuk
Menunjukkan
meningkatkan protein
peningkatan
fungsi
dan fitamin c
mengecap dan menelan
4. Berikan makanan yang
terpilih
5.
Ajarkan

pasien

membuat

catatan

Faktor yang berhubungan:


1. Biologis
2. Ekonomi
3.
Ketidak
mampuan

makanan harian
6. Monitor jumlah nutrisi

4.

mengabsobsi nutrisi
Ketidak mampuan untuk mencerna

5.

makanan
Ketidak

mampuan

dan kandungan kalori

untuk

Nutrisi monitoring
1. BB pasien dalam batas

menelan

makanan
6. Faktor psikologis

2.

normal
Monitor

3.

pengaruh BB
Monitor lingkungan

adanya

selama makan
4. Jadwalkan pengobatan
dan

tindakan

tidak

selama jam makan


5. Monitor kulit kering
dan
6.

pikmentasi
Monitor

perubahan
keadaan

rambut
7. Monitor mual muntah
8. Monitor keadaan mata
9. Catat adanya udema,
hiperemik,

hipertonik,

papila lidah dan kafitas

Difisiensi pengetahuan
Batasan karakteristik:
1. Prilaku hiperbola
2.
Ketidak akuratan

oral
10. Catat warna lidah
Kriteria hasil:
Teacing: disease proses:
1. Pasien dan keluarga
1.
Berikan peningkatan
mengikuti

perintah dan melakukan tes


3.
Prilaku
tidak
tepat

1.
2.
3.
4.
5.

pemahaman
dan

pengungkapan masalah
Faktor- faktor yang berhubungan: 2.
Keterbatasan kognitif
Kurang pajanan
Kurang minat dalam belajar
Kurang dapat mengingat
3.
Tidak peduli dengan sumber
informasi

menyatakan

tentang

tingkat

tentang pengetahuan pasien


2.
Jelaskan patofisiologi
penyakit, kondisi dan
penyakit
program pengobatan
3. Gambarkan tanda dan
Pasien dan keluarga
gejala
yang
biasa
mampu melaksanakan
muncul
prosedur dengan benar
4.
Identifikasi
Pasien dan keluarga
kemungkinan penyebab
mampu menjelaskan
5.
Diskusikan pulihan
kembali apa yang
terapi atau penanganan

dijelaskan
kesehatan

oleh

tim
6.

Rujuk
agensi
lokal

pasien

pada

dikomunitas

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan
menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid.Hipotiroid yang sangat berat disebut
miksedema.
Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelainan
ini kadang-kadang disebut miksedema.
Hipotiroidisme congenial atau kretinisme mungkin sudah timbul sejak lahir, atau
menjadi nyata dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Nanifestasi dini kritenisme
antara lain ikterus fisiologik yang menetap, tangisan parau, konstipasi, somnolen, dan
kesulitan untuk mencapai perkembangan normal. Anak yang menderita hipotiroidisme
congenital memperlihatkan tubuh yang pendek; profil kasar, lidah menjulur kkeluar;
hidung yang lebar dan rata; mata yang jaraknya jauh; rambut jarang; kulit kering;
perut menonjol; dan hernia umbilikalis
B. Saran
Dengan makalah asuhan keperawatan pada pasien dengan hipoparatiroid ini
diharapkan peserta didik lebih mampu mengaplikasikannya dalam merawat pasien
khususnya hipotiroid

DAFTAR PUSTAKA
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid :
1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Barbara,

C.

Long.1996. Perawatan

Medikal

Bedah

(Suatu

Pendekatan

Proses

Keperawatan),Yayasan Ikatan Allumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran: Bandung


Carpenitto, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.Jakarta.EGC
Corwin, E,J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta
Digulio, mary.2007. keperawatan medikal bedah. jakarta
Nanda,nic,noc.2013.asuhan keperawatan.
Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai