Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

MAKALAH
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN KEGAWATAN SISTEM PERNAFASAN : ARDS”

OLEH
KELOMPOK IV
LEVI ANDRIKA 1611316031
HANA KENITA SARI 1611316032
ESSY MARNI 1611316032
SRI WAHYUNINGSIH 1611316034
AZLINA FITHRA SARI 1611316032
APRITA 1611316032
RIZKI WIDMAH PUTRA 1611316032
ADE TRI WELI 1611316032
TUSRINI 1611316039
RIRI RAHMI 1611316044

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Elvi Oktorina, M.Kep, SpKMB

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktu nya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar kita,
yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata
kuliah keperawatan gawad darurat dengan makalah yang berjudul asuhan keperawatan
pada klien dengan kegawatan sistem pernafasan :ARDS.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.Semoga menjadi ibadah
dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.

Padang, Agustus 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................


DAFTAR ISI .................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................
BAB II ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN KEGAWATAN
SISTEM PERNAFASAN : ARDS
2.1 Defenisi ....................................................................................................
2.2 Etiologi .....................................................................................................
2.3 Patofisiologi .............................................................................................
2.4 Manifestasi Klinis ....................................................................................
2.5 Pemeriksaan Diagnosik .............................................................................
2.6 Penatalaksanaan Medis ............................................................................
BAB III Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kegawatan Sistem Pernafasan :
ARDS
3.1 Pengkajian .................................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................................
4.1 Kesimpulan ...............................................................................................
4.2 Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan dalam globalisasi
khususnya dibidang kesehatan bahwa banyak hal yang perlu diperhatikan dalam
mencegah berbagai penyakitsalah satunya ARDS yaitu merupkan Gangguan paru
yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengansesak napas yang berat, hipoksemia dan
infiltrat yang menyebar dikedua belah paru akibat kondisiatau kejadian berbahaya
berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidaklangsung.
Sindrom gagal pernafasan merupakan gagal pernafasan mendadak yang timbul
pada penderitatanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya.Sindrom Gawat
Nafas Dewasa (ARDS) jugadikenal dengan edema paru nonkardiogenik merupakan
sindroma klinis yang ditandai penurunanprogresif kandungan oksigen arteri yang
terjadi setelah penyakit atau cedera serius. Dalam sumberlain ARDS merupakan
kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat,biasanya
terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai
penyebabpulmonal atau nonpulmonal. Beberapa factor pretipitasi meliputi
tenggelam, emboli lemak, sepsis,aspirasi, pankretitis, emboli paru, perdarahan dan
trauma berbagai bentuk. Dua kelompok yangtampak menjadi resiko besar untuk
sindrom adalah yang mengalami sindrom sepsis dan yangmengalami aspirasi
sejumlah besar cairan gaster dengan pH rendah.Kebanyakan kasus sepsisyang
menyebabkan ARDS dan kegagalan organ multiple karena infeksi oleh basil aerobic
gramnegative.Kejadian pretipitasi biasanya terjadi 1 sampai 96 jam sebelum timbul
ARDS.
ARDS pertama kali digambarkan sebagai sindrom klinis pada tahun 1967.Ini
meliputipeningkatan permeabilitas pembuluh kapiler pulmonal, menyebabkan
edema pulmonal nonkardiak.ARDS didefinisikan sebagai difusi akut infiltrasi
pulmonal yang berhubungan denganmasalah besar tentang oksigenasi meskipun
diberi suplemen oksigen dan pulmonary arterialwedge pressure (PAWP) kurang dari
18 mmHg.
ARDS sering terjadi dalam kombinasi dengan cidera organ multiple dan
mungkin menjadibagian dari gagal organ multiple.Prevalensi ARDS diperkirakan
tidak kurang dari 150.000 kasuspertahun.Sampai adanya mekanisme laporan
pendukung efektif berdasarkan definisi konsisten,insiden yang benar tentang ARDS
masih belum diketahui.Laju mortalitas tergantung padaetiologi dan sangat
berfariasi.ARDS adalah penyebab utama laju mortalitas di antara pasientrauma dan
sepsis, pada laju kematian menyeluruh kurang lebih 50% – 70%.Perbedaan
sindromklinis tentang berbagai etiologi tampak sebagai manifestasi patogenesis
umum tanpa menghiraukan faktor penyebab.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Acut Respiratory Distress syndrome?
2. Bagaimana memahami konsep dari ARDS?
3. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari ARDS?

1.3.Tujuan Penulisan
1. Mampu memahami dan menjelaskan dan tentang ARDS
2. Memahami konsep dari ARDS
3. Mampu membuat Asuhan Keperawatan pada penderita ARDS
4. Mampu mengaplikasikan nya di dalam kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Gagal nafas akut/ ARDS adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk
mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida
(PaCO2) dan Phyang adekuat disebabkan oleh masalah ventilasi difusi atau perfusi
(Susan Martin T, 1997).
Gagal nafas akut/ARDS adalah kegagalan sistem pernafasan untuk
mempertahankanpertukaran oksigen dan karbondioksida dalam jumlah yangdapat
mengakibatkan gangguan padakehidupan (RS Jantung “Harapan Kita”, 2001).
Gagal nafas akut/ARDS terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap
karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsi oksigen
dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan
tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg(Hipoksemia) dan peningkatan tekanan
karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia) (Brunner & Sudarth,
2001).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ARDS ( gagal nafas akut )
merupakanketidakmampuan atau kegagalan sistem pernapasan oksigen dalam darah
sehingga pertukaranoksigen terhadap karbondioksida dalam paru - paru tidak dapat
memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel –sel
tubuh.Sehingga tegangan oksigen berkurang danakan peningkatan karbondioksida
akan menjadi lebih besar.

2.2 Etiologi
1. Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan
yang menngendalikanpernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan
medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal
2. Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan.Impuls yang timbul dalam pusat
pernafasan menjalarmelalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke
saraf spinal ke reseptor pada otot-ototpernafasan. Penyakit pada saraf seperti
gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular
yang terjadi pada pernapasan akan sangatmempengaruhiventilasi.
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi
paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit
pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan
dari hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan
depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat
terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat
mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi
yang mendasar.
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia
diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang
bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru
adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.

2.3 Patofisiologi
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik
dimana masing-masing mempunyai pengertian yang bebrbeda. Gagal nafas akut
adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya normal secara struktural
maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik
adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik,
emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang
batubara).Pasienmengalalmi toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang
memburuk secara bertahap.Setelahgagal nafas akut biasanya paru-paru kembali
kekeasaan asalnya.Pada gagal nafas kronik strukturparu alami kerusakan yang
ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi
penapasannormal ialah 16-20 x/mnt.Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang
dilakukan memberi bantuanventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi
sehingga timbul kelelahan.
Kapasitas vital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).Gagal nafas
penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuatdimana terjadiobstruksi
jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di
bawah batang otak (pons dan medulla).
Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak,
ensefalitis,meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan
pusat pernafasan.Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal.Pada periode
postoperatif dengan anestesi bisaterjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat
agen menekan pernafasan denganefek yangdikeluarkanatau dengan meningkatkan
efek dari analgetik opiood.Pnemonia atau dengan penyakitparu-paru dapat
mengarah ke gagal nafas akut.

2.4 Manifestasi Klinis


Gejala klinis utama pada kasus ARDS :
1. Peningkatan jumlah pernapasan
2. Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
3. Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
4. Penurunan kesadaran mental
5. Takikardi, takipnea
6. Dispnea dengan kesulitan bernafas
7. Terdapat retraksi interkosta
8. Sianosis
9. Hipoksemia
10. Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
11. Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop

2.5 Pemeriksaan Diagnostik


1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan fungsi ventilasi
a. Frekuensi pernafasan per menit
b. Volume tidal
c. Ventilasi satu menit
d. Kapasitas vital paksa
e. Volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
f. Daya inspirasi maksimum
g. Rasio ruang mati/volume tidal
h. PaCO2, mmHg.
3. Pemeriksaan status oksigen
4. Pemeriksaan status asam-basa
Arteri gas darah (AGD) menunjukkan penyimpangan dari nilai normal pada
PaO2, PaCO2, danpH dari pasien normal; atau PaO2 kurang dari 50 mmHg,
PaCO2 lebih dari 50 mmHg, dan pH <7,35.
5. Oksimetri nadi untuk mendeteksi penurunan SaO2
6. Pemantauan CO2 tidal akhir (kapnografi) menunjukkan peningkatan
7. Hitung darah lengkap, serum elektrolit, urinalisis dan kultur (darah, sputum)
untuk menentukanpenyebab utama dari kondisi pasien.
8. Sinar-X dada dapat menunjukkan penyakit yang mendasarinya.
9. EKG, mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan,
disritmia.
10. Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah :
a. Hipoksemia ( pe ↓ PaO2 ) 2. Hipokapnia ( pe ↓ PCO2 ) pada tahap awal
karenahiperventilasi
b. Hiperkapnia ( pe ↑ PCO2 ) menunjukkan gagal ventilasi
c. Alkalosis respiratori ( pH > 7,45 ) pada tahap dini
d. Asidosis respiratori / metabolik terjadi pada tahap lanjut
11. Pemeriksaan Rontgent Dada :
a. Tahap awal ; sedikit normal, infiltrasi pada perihilir paru
b. Tahap lanjut ; Interstisial bilateral difus pada paru, infiltrate di alveoli
12. Tes Fungsi paru :
a. Penurunan komplain paru dan volume paru
b. Pirau kanan-kiri meningkat

2.6 Penatalaksanaan Medis


Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki masalah ancama kehidupan
dengan segera, antara lain :
1. Terapi Oksigen
Oksigen adalah obat dengan sifat terapeutik yang penting dan secara potensial
mempunyaiefek samping toksik.Pasien tanpa riwayat penyakit paru-paru tampak
toleran denganoksigen 100% selama 24-72 jam tanpa abnormalitas fisiologi
yang signifikan.
2. Ventilasi Mekanik
Aspek penting perawatan ARDS adalah ventilasi mekanis.Terapi modalitas ini
bertujuanuntuk memmberikan dukungan ventilasi sampai integritas membrane
alveolakapilerkembali membaik. Dua tujuan tambahan adalah :
a. Memelihara ventilasi adekuat dan oksigenisasi selama periode kritis
hipoksemia berat.
b. Mengatasi factor etiologi yang mengawali penyebab distress pernapasan.
3. Positif End Expiratory Breathing (PEEB)
Ventilasi dan oksigen adekuat diberikan melaui volume ventilator dengan
tekanan dan kemampuan aliran yang tinggi, di mana PEEB dapat
ditambahkan.PEEB di pertahankandalam alveoli melalui siklus pernapasan
untuk mencegah alveoli kolaps pada akhirekspirasi.
4. Memastikan volume cairan yang adekuat
Dukungan nutrisi yang adekuat sangatlah penting dalam mengobati pasien
ARDS, sebabpasien dengan ARDS membutuhkan 35 sampai 45 kkal/kg sehari
untuk memmenuhikebutuhan normal.
5. Terapi Farmakologi
Penggunaan kortikosteroid dalam pengobatan ARDS adalah controversial,
padakenyataanya banyak yang percaya bahwa penggunaan kortikosteroid dapat
memperberatpenyimpangan dalam fungsi paru dan terjadinya
superinfeksi.Akhirnya kotrikosteroidtidak lagi di gunakan.
6. Pemeliharaan Jalan Napas
Selang endotrakheal disediakan tidak hanya sebagai jalan napas, tetapi juga
berartimelindungi jalan napas, memberikan dukungan ventilasi kontinu dan
memberikankosentrasi oksigen terus-menerus. Pemeliharaan jalan napas
meliputi : mengetahui waktupenghisapan, tehnik penghisapan, dan pemonitoran
konstan terhadap jalan napas bagianatas.
7. Pencegahan Infeksi
Perhatian penting terhadap sekresi pada saluran pernapasan bagian atas dan
bawah sertapencegahan infeksi melalui tehnik penghisapan yang telah di
lakukan di rumah sakit.
8. Dukungan nutrisi
Malnutrisi relative merupakan masalah umum pada pasien dengan masaalah
kritis.Nutrisiparenteral total atau pemberian makanan melalui selang dapat
memperbaiki malnutrisi dan memungkinkan pasien untuk menghindari gagal
napas sehubungan dengan nutrisi burukpada otot inspirasi.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN KEGAWATAN SISTEM PERNAFASAN: ARDS

3.1 Pengkajian
1. Pengkajian primer
a. Airway : Mengenali adanya sumbatan jalan napas
1) Peningkatan sekresi pernapasan
2) Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
3) Jalan napas adanya sputum, secret, lendir, darah, dan benda asing,
4) Jalan napas bersih atau tidak
b. Breathing
1) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu,
retraksi.
2) Frekuensi pernapasan : cepat
3) Sesak napas atau tidak
4) Kedalaman Pernapasan
5) Retraksi atau tarikan dinding dada atau tidak
6) Reflek batuk ada atau tidak
7) Penggunaan otot Bantu pernapasan
8) Penggunaan alat bantu pernapasan ada atau tidak
9) Irama pernapasan : teratur atau tidak
10) Bunyi napas normal atau tidak
c. Circulation
1) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
2) Sakit kepala
3) Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
4) Papiledema
5) Penurunan haluaran urine
d. Disability
1) Keadaan umum : GCS, kesadaran, nyeri atau tidak
2) Adanya trauma atau tidak pada thorax
3) Riwayat penyakit dahulu / sekarang
4) Riwayat pengobatan
5) Obat-obatan / Drugs

2. Penkajian skunder
a. Mata
1) Konjungtiva pucat (karena anemia)
2) Konjungtiva sianosis (karena hipoksia)
3) Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
b. Kulit
1) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
2) Sianosis secara umum (hipoksemia)
3) Penurunan turgor (dehidrasi)
4) Edema
5) Edema periorbital
c. Jari dan kuku
1) Sianosis
2) Clubbing finger
d. Mulut dan bibir
1) Membrane mukosa sianosis
2) Bernafas dengan mengerutkan mulut
e. Hidung : pernapasan dengan cuping hidung
f. Vena leher : adanya distensi/bendungan
g. Dada
1) Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan,
dispnea, atau
2) obstruksi jalan pernafasan)
3) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dengan kanan
4) Tactil fremitus, thrill, (getaran pada dada karena udara/suara melewati
saluran /rongga
5) pernafasan)
6) Suara nafas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
7) Suara nafas tidak normal (crekler/reles, ronchi, wheezing, friction rub,
/pleural
8) friction)
9) Bunyi perkusi (resonan, hiperresonan, dullness)
h. Pola pernafasan
1) Pernafasan normal (eupnea)
2) Pernafasan cepat (tacypnea)
3) Pernafasan lambat (bradypnea)

3.2 Diagnosa Keperawatan


a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar

3.3 Intervensi Keperawatan


NO Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Ketidakefektifan Status pernafasan Manajemen jalan
bersihan jalan nafas Kriteria hasil : nafas
berhubungan dengan 1) Mampu mengeluarkan a. Posisikan pasien
mukus berlebihan sekret untuk
2) Tidak ada suara nafas memaksimalkan
tambahan ventilasi
3) Tidak ada pernafasan b. Penghisapan
cuping hidung lendir pada jalan
4) Tidak ada akumulasi nafas
sputum c. Auskultasi suara
nafas, catat area
yang ventilasinya
menurun atau
tidak ada dan
adanya suara
tambahan
d. Kelola pemberian
bronkodilator
e. Regulasi asupan
cairan untuk
mengoptimalkan
keseimbangan
cairan
f. Monitor status
pernafasan dan
oksigenasi

2 a. Ketidakefektifan Status respirasi : ventilasi Monitor Pernafasan


pola nafas Kriteria hasil : a. Bantuan Ventilasi
berhubungan 1) Frekuensi pernapasan b. Monitor kecepatan,
dengan sindrom dalam batas normal irama, kedalaman
hipoventilasi 2) Volume tidal dalam dan kesulitan
kisaran normal bernafas
3) Tidak ada retraksi c. Catat pergerakan
dindng dada dada, catat
4) Pengembangan dinding ketidaksimetrisan
dada normal penggunaan otot
bantu nafas
d. Monitor pola nafas
e. Monitor TTV
f. Monitor saturasi O2
g. Auskultasi suara
nafas, catat area
dimana terjadi
penurunan atau
tidak adanya
ventilasi
h. Catat perubahan
terhadap SaO2,
volume tidal, dan
perubahan nilai
AGD dengan tepat
Terapi Oksigen
a. Monitor aliran
oksigen
b. Monitor efektivitas
terapi oksigen
c. Amati tanda-tanda
hipoventilasi
induksi oksigen
d. Pantau adanya
tanda-tanda
keracunan oksigen
3 Gangguan pertukaran Status pernafasan : Manajemen asam
gas berhubungan pertukaran gas basa
dengan perubahan Kriteria hasil : a. Pertahankan
membran alveolar 1) Tekanan parsial kepatenan jalan
oksigen didarah nafas
arteri normal b. Posisikan pasien
2) Tekanan parsial untuk mendpatkan
karbondioksida ventilasi yang
didarah arteri normal adekuat
3) PH arteri normal c. Monitor AGD
d. Berikan terapi
oksigen dengan
tepat
e. Monitor pola
pernafasan
f. monitor adanya
gejala kegagalan
pernafasan
g. Berikan terapi
oksigen dengan
tepat
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
ARDS adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan
nafas berat,hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru biasanya
terjadi pada orang yangsebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai
penyebab pulmonal atau non-pulmonal (Hudak, 1997 ). Diagnosa keperawatan
yang muncul adalah: Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya
fungsi jalan nafas, peningkatan secret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas,
gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan
cairan dipermukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli, resiko
tinggi kelebihan volome cairan berhubungan dengan edema pulmonal non Kardia.

4.2 Saran
Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan kepada kliendengan ARDS.sesuai
dengan kebutuhan klien dimana pun seorang perawat bekerja jika menemukan
pasien dengan kasus ARDS.

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M dkk. 2016. Nursing Intervention Clasification (NIC). Edisi 6.


Elsevier : ISBN

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Hudak, Gall0. 1997. Keperawatan Kritis. Pendekatan Holistik.Ed.VI. Vol.I. EGC.
Jakarta

Herdman, T. Heather, Kamitsuru, Shigemi. 2015. Nanda Internasional Inc. Diagnosis


Keperawatan ; definisi dan klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC

Krisanty, Paula. 2009. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. EGC. Jakarta

Moorhead, Sue dkk. 2016. Nursing Outcome Clasification (NOC). Edisi 6. Elsevier :
ISBN

Anda mungkin juga menyukai