MAKALAH
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN KEGAWATAN SISTEM PERNAFASAN : ARDS”
OLEH
KELOMPOK IV
LEVI ANDRIKA 1611316031
HANA KENITA SARI 1611316032
ESSY MARNI 1611316032
SRI WAHYUNINGSIH 1611316034
AZLINA FITHRA SARI 1611316032
APRITA 1611316032
RIZKI WIDMAH PUTRA 1611316032
ADE TRI WELI 1611316032
TUSRINI 1611316039
RIRI RAHMI 1611316044
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktu nya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar kita,
yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata
kuliah keperawatan gawad darurat dengan makalah yang berjudul asuhan keperawatan
pada klien dengan kegawatan sistem pernafasan :ARDS.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.Semoga menjadi ibadah
dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.
Penulis
DAFTAR ISI
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Acut Respiratory Distress syndrome?
2. Bagaimana memahami konsep dari ARDS?
3. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari ARDS?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Mampu memahami dan menjelaskan dan tentang ARDS
2. Memahami konsep dari ARDS
3. Mampu membuat Asuhan Keperawatan pada penderita ARDS
4. Mampu mengaplikasikan nya di dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Gagal nafas akut/ ARDS adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk
mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida
(PaCO2) dan Phyang adekuat disebabkan oleh masalah ventilasi difusi atau perfusi
(Susan Martin T, 1997).
Gagal nafas akut/ARDS adalah kegagalan sistem pernafasan untuk
mempertahankanpertukaran oksigen dan karbondioksida dalam jumlah yangdapat
mengakibatkan gangguan padakehidupan (RS Jantung “Harapan Kita”, 2001).
Gagal nafas akut/ARDS terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap
karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsi oksigen
dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan
tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg(Hipoksemia) dan peningkatan tekanan
karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia) (Brunner & Sudarth,
2001).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ARDS ( gagal nafas akut )
merupakanketidakmampuan atau kegagalan sistem pernapasan oksigen dalam darah
sehingga pertukaranoksigen terhadap karbondioksida dalam paru - paru tidak dapat
memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel –sel
tubuh.Sehingga tegangan oksigen berkurang danakan peningkatan karbondioksida
akan menjadi lebih besar.
2.2 Etiologi
1. Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan
yang menngendalikanpernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan
medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal
2. Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan.Impuls yang timbul dalam pusat
pernafasan menjalarmelalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke
saraf spinal ke reseptor pada otot-ototpernafasan. Penyakit pada saraf seperti
gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular
yang terjadi pada pernapasan akan sangatmempengaruhiventilasi.
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi
paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit
pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan
dari hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan
depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat
terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat
mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi
yang mendasar.
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia
diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang
bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru
adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.
2.3 Patofisiologi
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik
dimana masing-masing mempunyai pengertian yang bebrbeda. Gagal nafas akut
adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya normal secara struktural
maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik
adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik,
emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang
batubara).Pasienmengalalmi toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang
memburuk secara bertahap.Setelahgagal nafas akut biasanya paru-paru kembali
kekeasaan asalnya.Pada gagal nafas kronik strukturparu alami kerusakan yang
ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi
penapasannormal ialah 16-20 x/mnt.Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang
dilakukan memberi bantuanventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi
sehingga timbul kelelahan.
Kapasitas vital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).Gagal nafas
penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuatdimana terjadiobstruksi
jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di
bawah batang otak (pons dan medulla).
Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak,
ensefalitis,meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan
pusat pernafasan.Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal.Pada periode
postoperatif dengan anestesi bisaterjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat
agen menekan pernafasan denganefek yangdikeluarkanatau dengan meningkatkan
efek dari analgetik opiood.Pnemonia atau dengan penyakitparu-paru dapat
mengarah ke gagal nafas akut.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN KEGAWATAN SISTEM PERNAFASAN: ARDS
3.1 Pengkajian
1. Pengkajian primer
a. Airway : Mengenali adanya sumbatan jalan napas
1) Peningkatan sekresi pernapasan
2) Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
3) Jalan napas adanya sputum, secret, lendir, darah, dan benda asing,
4) Jalan napas bersih atau tidak
b. Breathing
1) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu,
retraksi.
2) Frekuensi pernapasan : cepat
3) Sesak napas atau tidak
4) Kedalaman Pernapasan
5) Retraksi atau tarikan dinding dada atau tidak
6) Reflek batuk ada atau tidak
7) Penggunaan otot Bantu pernapasan
8) Penggunaan alat bantu pernapasan ada atau tidak
9) Irama pernapasan : teratur atau tidak
10) Bunyi napas normal atau tidak
c. Circulation
1) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
2) Sakit kepala
3) Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
4) Papiledema
5) Penurunan haluaran urine
d. Disability
1) Keadaan umum : GCS, kesadaran, nyeri atau tidak
2) Adanya trauma atau tidak pada thorax
3) Riwayat penyakit dahulu / sekarang
4) Riwayat pengobatan
5) Obat-obatan / Drugs
2. Penkajian skunder
a. Mata
1) Konjungtiva pucat (karena anemia)
2) Konjungtiva sianosis (karena hipoksia)
3) Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
b. Kulit
1) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
2) Sianosis secara umum (hipoksemia)
3) Penurunan turgor (dehidrasi)
4) Edema
5) Edema periorbital
c. Jari dan kuku
1) Sianosis
2) Clubbing finger
d. Mulut dan bibir
1) Membrane mukosa sianosis
2) Bernafas dengan mengerutkan mulut
e. Hidung : pernapasan dengan cuping hidung
f. Vena leher : adanya distensi/bendungan
g. Dada
1) Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan,
dispnea, atau
2) obstruksi jalan pernafasan)
3) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dengan kanan
4) Tactil fremitus, thrill, (getaran pada dada karena udara/suara melewati
saluran /rongga
5) pernafasan)
6) Suara nafas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
7) Suara nafas tidak normal (crekler/reles, ronchi, wheezing, friction rub,
/pleural
8) friction)
9) Bunyi perkusi (resonan, hiperresonan, dullness)
h. Pola pernafasan
1) Pernafasan normal (eupnea)
2) Pernafasan cepat (tacypnea)
3) Pernafasan lambat (bradypnea)
4.1 Kesimpulan
ARDS adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan
nafas berat,hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru biasanya
terjadi pada orang yangsebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai
penyebab pulmonal atau non-pulmonal (Hudak, 1997 ). Diagnosa keperawatan
yang muncul adalah: Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya
fungsi jalan nafas, peningkatan secret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas,
gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan
cairan dipermukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli, resiko
tinggi kelebihan volome cairan berhubungan dengan edema pulmonal non Kardia.
4.2 Saran
Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan kepada kliendengan ARDS.sesuai
dengan kebutuhan klien dimana pun seorang perawat bekerja jika menemukan
pasien dengan kasus ARDS.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Hudak, Gall0. 1997. Keperawatan Kritis. Pendekatan Holistik.Ed.VI. Vol.I. EGC.
Jakarta
Moorhead, Sue dkk. 2016. Nursing Outcome Clasification (NOC). Edisi 6. Elsevier :
ISBN