Anda di halaman 1dari 17

Penyakit pada Abdomen

1. Asam lambung
Penyakit asam lambung atau gastroesphagel reflux disease (GERD) adalah muncul
rasa terbakar di dada akibat asam lambung naik ke kerongkongan. Secara umum
penyebabnya karena bagian LES atau Lower esophageal sphinchter yang tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Gejala penyakit ini sering diduga sebagai serangan
jantung atau penyakit jantung koroner, karena gejalanya yang hampir mirip dengan
nyeri dada. Walaupun tidak mematikan seperti serangan jantung, penyakit asam
lambung perlu ditangani agar tidak menimbulkan komplikasi.
 Gejala penyakit asam lambung
Berikut beberapa gejala penyakit asam lambung:
- Rasa terbakar di dada atau nyeri bagian ulu hati
- Keselitan menelan
- Munculnya rasa asam dan pahit pada kerongkongan dan mulut
- Batuk kering secara terus menerus di malam hari.
- Sakit pada bagian dada
- Adanya bau tidak sedap pada napas
- Gigi menjadi rusak
 Penyebab penyakit asam lambung
Naiknya asam lambung menyebabkan tidak berfungsinya lower esophageal
sphincter (LES)-lingkaran otot pada bagian bawah dari esophagus. LES
sendiri berfungsi sebagai pintu otomatis yang akan terbuka ketika
makanan/minuman turun ke perut. Penyebab penyakit asam lambung ini
biasanya terkait dengan:
- Faktor kelebihan berat badan
- Terlalu mengkonsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi
- Terlalu banyak konsumsi kopi, coklat, minuman keras, dan merokok.
- Keadaan hamil dengan cara perubahan hormon
- Banyaknya pikiran atau stres pun bisa membuat LES menjadi tak bekerja
dengan baik/
 Pengobatan penyakit asam lambung
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala penyakit
asam lambung
- Makan dengan porsi yang kecil tapi sering
- Berhenti merokok
- Hindari makanan berlemak dan pedas
- Turunkan berat badan jika memang diperlukan
- Tidur menggunakan bantal yang lebih tinggi
 Pencegahan penyakit asam lambung
Lakukan hal berikut untuk mencegah naiknya asam lambung:
- Hindari makanan berlemak
- Hindari makanan asam
- Batasi asupan coklat
- Jauhi makanan pedas
- Kurangi minuman berkarbionasai
- Makan dengan porsi kecil.
2. Kanker usus halus
Kanker usus halus adalah penyakit langka yang menyerang usus halus. Sel-sel di
dalam jaringan usus halus akan berubah atau bermutasi. Kondisi ini menyebabkan sel-
sel tersebut tumbuh tak terkendali, sehingga tumor terbentuk.
Usus halus adalah organ yang menghubungkan lambung dengan usus besar. Fungsi
utamanya adalah untuk mencerna makanan, lemak, vitamin, dan zat-zat lain yang
diperlukan tubuh.
 Gejala kanker usus halus

Tanda-tanda dan gejala kanker usus halus sangatlah bervariasi, tetapi


umumnya pasien akan merasakan kram atau rasa sakit pada perut. Rasa sakit
tersebut juga seringkali disertai dengan muntah dan buang air besar berdarah.

Berikut adalah gejala-gejala utama penyakit ini:

- Kram atau sakit perut


- Kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas
- Mual dan muntah
- Buang air besar berdarah akibat usus halus terluka
- Kelelahan, akibat kehilangan banyak sel darah merah
- Diare
Terkadang, kanker dapat menyebabkan penyumbatan di dalam usus. Kondisi
ini terkadang berupa penyumbatan sebagian atau menyeluruh. Gejala-
gejalanya adalah:

- Muntah
- Konstipasi
- Sakit perut
- Perut kembung

Pada kasus yang jarang terjadi, penyumbatan pada usus halus dapat
menyebabkan usus sobek. Ini adalah kondisi yang sangat serius dan
membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin. Gejala-gejalanya
meliputi:

- Sakit perut parah


- Merasa pusing
- Pingsan
- Perut membengkak

 Penyebab kanker usus halus


Hingga saat ini, para dokter dan ahlli belum mengetahui apa penyebab pasti
dari kanker usus halus. Namun, penyebab umum terbentuknya sel kanker di
dalam tubuh adalah terjadinya perubahan atau mutasi pada DNA.
DNA di sel-sel usus halus berperan dalam menjalankan fungsi usus secara
normal. Sel-sel tubuh yang sehat akan berkembang dan berduplikasi secara
wajar, lalu kemudian mati dan digantikan dengan sel baru.
Namun, pada sel-sel yang rusak dan bermutasi, sel akan terus berkembang dan
tetap hidup secara tidak terkendali. Penumpukan sel yang berlebihan ini dapat
memicu pertumbuhan jaringan tumor.
Lama kelamaan, sel kanker dapat berkembang dan menyerang jaringan-
jaringan sehat di sekitarnya. Kemudian, sel-sel tersebut dapat menjalar ke
bagian tubuh lainnya.
3. Radang usus

Inflammatory bowel disease atau radang usus adalah peradangan pada saluran pencernaan
yang ditandai dengan adanya iritasi hingga luka. Radang usus dapat menimbulkan gejala
berupa diare, nyeri perut, dan berat badan turun.  

Radang usus dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering ditemukan pada usia
15-30 tahun. Penyebab pasti radang usus belum diketahui, namun diduga terkait
dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.

Radang usus atau penyakit inflamasi usus terdiri dari 2 jenis penyakit, yaitu kolitis
ulseratif dan Crohn’s disease. Kolitis ulseratif adalah peradangan kronis pada
lapisan terdalam usus besar atau kolon, sedangkan Crohn’s disease merupakan
peradangan yang bisa terjadi di seluruh sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga
ke dubur.

 Gejalah radang usus

gejala radang usus bervariasi, tergantung pada lokasi peradangan pada saluran
pencernaan. Gejala tersebut meliputi:

- Nyeri perut atau kram perut


- Perut kembung
- Diare
- Selera makan berkurang
- Berat badan turun
- BAB berdarah (hematochezia)

 Penyebab radanh usus

Hingga kini, radang usus belum diketahui penyebabnya, namun diduga terkait
dengan respon sistem kekebalan tubuh abnormal yang
disebut autoimun. Sistem kekebalan tubuh berfungsi melawan infeksi bakteri
atau virus. Namun pada penderita autoimun, upaya perlawanan tersebut malah
menyerang jaringan tubuh sendiri, yang dalam hal ini adalah usus.

Selain autoimun, seseorang lebih berisiko mengalami radang usus akibat


beberapa hal di bawah ini:

 Pengobatan radang usus


Radang usus ditetapkan setelah dokter mengetahui gejala pada penderita,
melakukan pemeriksaan fisik, dan melakukan serangkaian penunjang yang
meliputi:
- Mengubah jenis makanan dan minuman
Penderita perlu menghindari susu, alkohol, kafein, dan makanan pedas
karena dapat menimbulkan keluhan diare. Selain itu, batasi konsumsi
makanan berlemak dan perbanyak makanan berserat.
- Hentikan kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok dapat memperparah peradangan usus, khususnya
pada Crohn’s disease.
- Berolahraga secara rutin
Berolahraga secara rutin dapat membantu engembalikan fungsi normal
usus dan juga mengurangi stres.
4. Hepatitis
Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi di
hati. Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat
disebabkan oleh kondisi lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus adalah
kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan
tertentu.
Hepatitis dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh terutama yang berkaitan dengan
metabolisme, karena hati memiliki banyak sekali peranan dalam metabolisme tubuh,
seperti:

 Menghasilkan empedu untuk pencernaan lemak.


 Menguraikan karbohidrat, lemak, dan protein.
 Menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh.
 Mengaktifkan berbagai enzim.
 Membuang bilirubin (zat yang dapat membuat tubuh menjadi kuning), kolesterol,
hormon, dan obat-obatan.
 Membentuk protein seperti albumin dan faktor pembekuan darah.
 Menyimpan karbohidrat (dalam bentuk glikogen), vitamin, dan mineral.

Hepatitis yang terjadi dapat bersifat akut maupun kronis. Seseorang yang mengalami
hepatitis akut dapat memberikan beragam manifestasi dan perjalanan penyakit. Mulai
dari tidak bergejala, bergejala dan sembuh sendiri, menjadi kronis, dan yang paling
berbahaya adalah berkembang menjadi gagal hati. Bila berkembang menjadi hepatitis
kronis, dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati (hepatocellular carcinoma) dalam
kurun waktu tahunan. Pengobatan hepatitis sendiri bermacam-macam sesuai dengan
jenis hepatitis yang diderita dan gejala yang muncul.

 Penyebab hepatitis
Hepatitis dapat disebabkan karena infeksi maupun bukan karena infeksi.
Pembagian jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus adalah sebagai
berikut:
- Hepatitis A, Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV).
Hepatitis A biasanya ditularkan melalui makanan atau air minum yang
terkontaminasi feses dari penderita hepatitis A yang mengandung virus
hepatitis A.
- Hepatitis B, Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B
(HBV). Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi
virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan
hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi
pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan
penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.
- Hepatitis C,  Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C
(HCV). Hepatitis C dapat ditularkan melalui cairan tubuh, terutama
melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom.
- Hepatitis D, enyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis
D merupakan penyakit yang jarang terjadi, namun bersifat serius. Virus
hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa
adanya hepatitis B. Hepatitis Dditularkan melalui darah dan cairan tubuh
lainnya.
- Hepatitis E, Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV).
Hepatitis E mudah terjadi pada lingkungan yang tidak memiliki sanitasi
yang baik, akibat kontaminasi virus hepatitis E pada sumber air.
 Gejala hepatitis

Sebelum virus hepatitis menimbulkan gejala pada penderita, terlebih dahulu


virus ini akan melewati masa inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis virus
hepatitis berbeda-beda. HAV membutuhkan waktu inkubasi sekitar 15-45 hari,
HBV sekitar 45-160 hari, dan HCV sekitar 2 minggu hingga 6 bulan.

Beberapa gejala yang umumnya muncul pada penderita hepatitis, antara lain
adalah:

- Mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas.

- Feses berwarna pucat.

- Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan (jaundice).

- Nyeri perut

- Berat badan turun

- Warna Urine gelap menjadi seperti warna teh

- Kehilangan nafsu makan

5. Batu empedu

Batu empedu adalah gumpalan material atau kristal padat yang terbentuk dalam
kandung empedu. Kandung empedu berfungsi untuk membantu tubuh dalam
mencerna lemak dengan cara menyimpan dan melepaskan empedu ke usus
kecil. Kandung empedu terletak di bawah hati dan berbentuk seperti buah pir.
Empedu juga dapat membantu menghilangkan kolesterol dalam tubuh.

Batu empedu biasanya terbentuk akibat tersumbatnya kandung empedu atau saluran
empedu Anda. Batu empedu bisa tersusun dari campuran senyawa tertentu ataupun
kolesterol.
Ukuran batu empedu berbeda pada setiap orang. Beberapa orang mungkin memiliki batu
eempedu yang hanya berukuran seperti sebutir pasir, sementara beberapa lainnya bisa sebesar
bola golf. Tak hanya itu saja, jumlah batu yang terbentuk pun dapat bermacam-macam, ada
yang hanya memiliki satu buah batu dan ada juga yang banyak. Batu empedu adalah kondisi
yang dapat menyebabkan nyeri dan efek berbahaya bagi tubuh.

Terdapat 2 jenis batu empedu, di antaranya:

- Batu kolesterol,  Jenis batu empedu yang paling umum, sering juga disbeut dengan
batu kolesterol karena warnanya yang terlihat kekuningan. Batu
kolesterol mengandung kumpulan kolesterol yang tidak dapat dicerna dan beberapa
senyawa lainnya.

- Batu pigmen berbeda dengan batu kolesterol, batu empedu jenis ini berwarna coklat
tua dan hitam karena mengandung bilirubin yang berlebihan.

 Gejala batu empedu

Sebagian besar kasus batu empedu tidak menunjukkan gejala yang khas.
Namun, gejala tampak saat ukuran batu empedu cukup besar, sehingga
menyumbat saluran kandung empedu ataupun saluran pencernaan lainnya.

Secara umum gej ala batu empedu dapat berupa:

- Nyeri mendadak dan terus-menerus pada perut kanan atas.

- Nyeri mendadak dan terus-menerus pada perut tengah, di bawah tulang


dada.

- Nyeri punggung di antara tulang bahu Anda.

- Nyeri di bahu kanan

- Deman

- BAB dempul, berwarna putih atau pucat.

- Mual dan muntah

 Penyebab
Batu empedu adalah kondisi yang belum diketahui  penyebabnya, namun
dokter menyatakan ada beberapa faktor yang berpengaruh, di antaranya:

- Kantong empedu berisi kolesterol yang berlebihan

Biasanya, kantong empedu berisi kandungan yang cukup untuk


memecah kolesterol yang dikeluarkan dari hati. Namun jika hati
mengeluarkan kolesterol lebih banyak dari yang dapat dipecah kantong
empedu, kolesterol tersebut akan mengkristal dan menjadi batu di
kantung empedu.

- Cairan empedu mengandung bilirubin yang berlebihan

Bilirubin merupakan kandungan hasil pemecahan sel darah merah.


Beberapa penyakit menyebabkan hati memproduksi lebih banyak
bilirubin. Penyakit ini misalnya sirosis dan infeksi bilier. Bilirubin
yang berlebihan dapat menyebabkan batu empedu.

- Kantong empedu tidak dapat kosong secara sempurna

Hal ini membuat cairan empedu menjadi lebih pekat dan mengeras,
sehingga membentuk batu empedu.

 Pencegahan

Ada beberapa hal yang bisa lakukan untuk mengurangi risiko terkena batu
empedu, di antaranya:

- Jangan menunda makan

Cobalah berusaha untuk makan tepat pada waktunya. Menunda atau


justru melewatkan makan dapat meningkatkan risiko Anda terkena
penyakit satu ini.

- Turunkan berat badan secara perlahan

Jika Anda memiliki berat badan berlebih atau obesitas, berusahalah


untuk menurunkan berat badan guna mencapai berat yang ideal.
Namun ingat penurunan berat badan yang dilakukan harus diimbangi
dengan olahraga dan asupan makanan yang tepat.

Jangan pilih cara instan dengan menggunakan obat diet abal-abal yang
banyak dijual di pasaran. Selain tidak terjamin keamanannya
penggunaan obat diet abal-abal juga justru akan meningkatkan risiko
terkena penyakit lainnya.

- Perhatikan asupan makanan

Batu empedu dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan sehat


dan kaya akan serat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
Kemudian, hindari makanan yang berlemak atau memiliki kadar
kolesterol yang tinggi. Menjaga berat badan dengan melakukan diet
sehat juga dapat menurunkan risiko terjadinya batu empedu.

- Olahraga teratur

Olahraga secara rutin memegang peranan penting untuk menjaga


kesehatan secara keseluruhan, termasuk agar terhindar dari penyakit
satu ini. Seperti yang sudah disebutkan di atas, obesitas adalah salah
satu faktor risiko penyebab batu empedu.

Dengan memperbanyak aktivitas fisik dan melakukan olahraga secara


teratur, risiko untuk mengalami obesitas pun akan menurun. Hal ini
pada akhirnya juga menurunkan risiko terkena batu di kantung
empedu.

- Mengonsumsi minyak zaitun

Dilansir dari laman WebMD, penelitian terbaru menunjukkan bahwa


konsumsi minyak zaitun sekitar 2 sendok makan sehari dapat
menurunkan risiko Anda terkena batu empedu.
Ya, para peneliti telah menemukan bahwa orang-orang yang rutin
mengonsumsi minyak zaitun berisiko lebih rendah terkena penyakit
batu empedu. Senyawa yang terkandung dalam minyak zaitun terbukti
membantu mengurangi kadar kolesterol dalam darah dan kandung
empedu.

6. Pangkreatitis akut

Pankreatitis akut adalah peradangan yang terjadi di dalam pankreas dalam waktu yang
cukup singkat.

Pankreas sendiri merupakan sebuah organ berukuran kecil yang terletak di belakang
organ lambung dan di bawah tulang iga. Organ ini memproduksi enzim-enzim yang
berfungsi mencerna karbohidrat, lemak, dan protein dari makanan yang kita makan,
dan membantu metabolisme dalam tubuh melalui produksi hormon.

Meskipun berlangsung relatif singkat, peradangan yang ditimbulkan oleh pankreatitis


akut dapat menyebabkan kerusakan serius pada pankreas serta komplikasi fatal.

 Penyebab pangkreatitis akut

Secara umum, enzim-enzim pencernaan yang diproduksi pankreas hanya akan


teraktivasi saat sudah mencapai usus halus. Dalam kasus pankreatitis akut,
enzim tersebut teraktivasi di dalam pankreas dan memicu reaksi kimia yang
dapat mengakibatkan peradangan pada pankreas. Meskipun terdapat beberapa
faktor yang dipercaya menjadi pemicu utama, seperti penyumbatan batu
empedu dan minuman beralkohol, belum ada bukti spesifik yang mendukung
mengapa hal tersebut terjadi.

Selain konsumsi minuman beralkohol dan penyumbatan batu empedu, ada


beberapa hal lain yang diduga bisa menyebabkan pankreatitis akut terjadi. Di
antaranya adalah kerusakan pankreas akibat cedera atau operasi di bagian
perut, hipertrigliserida (kadar trigliserida darah yang tinggi), kadar kalsium
tinggi dalam darah, infeksi, parasit, efek samping antibiotik dan kemoterapi,
kelainan autoimun, serta penyakit fibrosis kistik.

Pankreatitis akut bisa diderita oleh segala kelompok usia, meskipun umumnya
terjadi pada kelompok usia paruh baya hingga tua. Pada laki-laki, penyakit ini
biasanya terkait dengan konsumsi minuman beralkohol. Sedangkan pada
perempuan, pankreatitis akut biasanya terkait dengan batu empedu. Risiko
terkena pankreatitis akut berat pun meningkat jika sudah memasuki usia di
atas 70 tahun, perokok, pecandu minuman beralkohol, dan penderita obesitas.

 Gejala pangkreatitis akut

Pankreatitis akut biasanya ditandai dengan gejala berupa:

- Nyeri tumpul hebat (rasa sakit seperti ditekan atau diremas) di sekitar
bagian perut atas. Nyeri ini bisa bertambah buruk dan menjalar
sepanjang punggung hingga bagian bawah tulang belikat kiri.

- Demam

- Mual muntah

- Diare

- Perut terasa sakit saat disentuh atau mengalami pembengkakan.

- Kulit dan bagian putih mata menjadi menguning (penyakit kuning).

 Pencegahan pangkreatitis akut

Karena pankreatitis akut erat kaitannya dengan konsumsi minuman beralkohol


dan penyumbatan batu empedu, maka langkah pencegahan yang paling efektif
adalah dengan cara menghindari dua faktor risiko tersebut, misalnya:

- Mengurangi atau menghentikan konsumsi minuman beralkohol.

- Menghindari atau membatasi makanan berkolesterol tinggi guna


mencegah terbentuknya batu empedu, seperti daging berlemak,
makanan berminyak, dan makanan-makanan yang mengandung
banyak mentega.

- Mengonsumsi  makanan yang kaya akan serat, seperti sayur, buah, dan
biji-bijian utuh.

7. Gagal ginjal
Ginjal adalah sepasang organ yang berlokasi di bagian bawah punggung Anda. Satu
ginjal pada setiap sisi tulang belakang Anda. Fungsi ginjal adalah menyaring darah
dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Ginjal mengirimkan racun ke kandung
kemih yang kemudian akan dikeluarkan tubuh melalui urine saat buang air kecil.

Penyakit gagal ginjal adalah kondisi yang terjadi ketika ginjal Anda kehilangan
kemampuan untuk menyaring zat sisa dari darah dengan baik.

 Gejala gagal ginjal

Gejala umum dari penyakit gagal ginjal adalah:

- Berkurangnya jumlah urine

- Pembengkakan kaki, pergelangan kaki, dan telapak kaki akibat


penyimpanan cairan yang disebabkan oleh kegagalan ginjal Anda
dalam menyingkirkan zat cairan sisa.

- Sesak napas yang tidak jelas sebabnya

- Kelelahan dan kantuk berlebihan

- Mual yang terus menerus

- Linglung

- Nyeri atau tekanan pada dada

- Kejang dan koma

 Penyebab gagal ginjal

Orang-orang yang memiliki risiko paling tinggi terkena kondisi ini biasanya
biasanya menderita satu (atau lebih) dari penyebab berikut:
- Hilangnya aliran darah menuju ginjal

Hilangnya aliran darah ke ginjal secara tiba-tiba dapat menyebabkan


penyakit gagal ginjal muncul. Beberapa penyakit dan kondisi yang
menyebabkan hilangnya aliran darah ke ginjal, antara lain:

a) serangan jantung
b) Penyakit jantung
c) Luka pada hati atau gagal hati
d) Dehidrasi
e) Luka bakar serius
f) Reaksi alergi
g) Infeksi parah, seperti sepsis

- Masalah pembuangan urine


Jika tubuh tidak dapat membuang urine, racun dapat menumpuk dan
memenuhi ginjal Anda. Beberapa jenis kanker juga dapat menghambat
saluran urine. Di antaranya adalah kanker prostat (paling umum terjadi
pada pria), kolon, serviks, dan kandung kemih.

 Pencegahan gagal ginjal

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu
Anda mengatasi atau mencegah gagal ginjal:

- Batasi  paparan pada zat kimia, seperti pembersih ruangan, rokok,


pestisida, dan produk beracun lainnya

- Ikuti  saran dokter, selalu konsumsi obat sesuai petunjuk

- Jalani pola hidup sehat


8. Splenomegali

Limpa adalah organ berukuran satu kepalan kecil yang terletak pada sisi kiri perut.
Limpa dilindungi oleh tulang rusuk, sehingga tidak langsung terasa ketika disentuh.
Organ ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat asing.
Normalnya, limpa memiliki berat 150 gram dan panjang sekitar 11-20 cm. Namun,
infeksi atau penyakit tertentu dapat menyebabkan limpa membengkak.
Pembengkakan limpa disebut sebagai splenomegali

Splenomegali adalah kondisi yang menyebabkan limpa membengkak secara tidak


wajar. Berat limpa yang membengkak dapat mencapai 1 kg dan panjangnya melebihi
20 cm.

Limpa yang sehat berfungsi untuk menyaring dan menghancurkan sel darah yang
rusak, mencegah infeksi dengan memproduksi sel darah putih, menyimpan sel darah
merah dan trombosit, serta membantu proses pembekuan darah. Bila limpa bengkak,
kerjanya tidak akan maksimal.

Seiring dengan makin membesarnya limpa, jumlah sel darah merah yang terangkut
dalam aliran darah juga akan berkurang. Penumpukan sel darah merah dan trombosit
di dalam limpa pada akhirnyaa dapat menyumbat dan merusak jaringan limpa.

Pada beberapa kasus, splenomegali dapat menyebabkan limpa pecah dan terjadi
perdarahan internal yang fatal.

 Penyebab pembengkakan limpa

Sejumlah infeksi dan penyakit bisa menyebabkan splenomegali. Beberapa


penyebab splenomegali adalah:

- infeksi virus, seperti mononucleosis

- infeksi bakteri, seperti sipilis dan endokarditis (infeksi pada lapisan


dalam jantung)

- infeksi parasit, seperti malaria


- penyakit sirosis dan perlemakan hati

- penyakit kanker darah, seperti leukemia, Hodgkin, limfoma, dan


myelofibrosis

 gejalah Splenomegali

Splenomegali tidak memiliki gejala yang spesifik. Namun, gejala yang paling
umum muncul adalah rasa nyeri di bagian kiri atas perut, terutama ketika
menarik napas dalam, dan sensasi perut kembung. Rasa nyerinya bisa
menyebar hingga ke bahu kiri.

Beberapa orang yang mengalami splenomegali mungkin juga mengeluhkan


cepat kenyang dan refluks asam lambung (heartburn) karena pembengkakan
limpa yang menekan organ di perut.

Gejala lain yang mungkin dirasakan adalah:

- mudah lelah

- demam

- berkeringat pada malam hari

- pucat

- berat badan menurun, karena mudah kenyang

- mudah mengalami infeksi dan pendarahan

 pencegahan splenomegali

Tindakan yang dapat dilakukan di antaranya adalah menghindari konsumsi


alkohol untuk mencegah sirosis dan tidak tinggal atau bepergian ke daerah
endemik malaria.

Jika sudah mengalami pembengkakan limpa, dianjurkan untuk tidak


melakukan olahraga yang menggunakan sabuk pengaman, seperti gokart, atau
olahraga yang melibatkan gerakan pukulan atau tendangan untuk menghindari
pecahnya limpa.

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah HAM
    Makalah HAM
    Dokumen19 halaman
    Makalah HAM
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Sistem Operasi.
    Sistem Operasi.
    Dokumen10 halaman
    Sistem Operasi.
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Makalah HAM
    Makalah HAM
    Dokumen19 halaman
    Makalah HAM
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Hakekat Bangsa Dan Negara PP
    Hakekat Bangsa Dan Negara PP
    Dokumen24 halaman
    Hakekat Bangsa Dan Negara PP
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • (Pert 1) Ruang Lingkup Biologi
    (Pert 1) Ruang Lingkup Biologi
    Dokumen10 halaman
    (Pert 1) Ruang Lingkup Biologi
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Akhlak Dalam Keluarga
    Akhlak Dalam Keluarga
    Dokumen11 halaman
    Akhlak Dalam Keluarga
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Nasionalisme
    Makalah Nasionalisme
    Dokumen10 halaman
    Makalah Nasionalisme
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Analisa Jurnal
    Analisa Jurnal
    Dokumen9 halaman
    Analisa Jurnal
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Jurnal Hestinola Teapon
    Tugas Jurnal Hestinola Teapon
    Dokumen13 halaman
    Tugas Jurnal Hestinola Teapon
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Aborsi
    Aborsi
    Dokumen9 halaman
    Aborsi
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Jan Tung
    Jan Tung
    Dokumen3 halaman
    Jan Tung
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • KomUnikasi Nonverbal
    KomUnikasi Nonverbal
    Dokumen8 halaman
    KomUnikasi Nonverbal
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • ABDOMEN
    ABDOMEN
    Dokumen11 halaman
    ABDOMEN
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Tinea Versicolor
    Tinea Versicolor
    Dokumen9 halaman
    Tinea Versicolor
    Desi Yani
    Belum ada peringkat
  • Setelah Lahir
    Setelah Lahir
    Dokumen8 halaman
    Setelah Lahir
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Saluran Pencernaan 1234
    Saluran Pencernaan 1234
    Dokumen14 halaman
    Saluran Pencernaan 1234
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Saluran Pencernaan 1234
    Saluran Pencernaan 1234
    Dokumen14 halaman
    Saluran Pencernaan 1234
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Sirosis Hepatis
    Sirosis Hepatis
    Dokumen15 halaman
    Sirosis Hepatis
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar e
    Kata Pengantar e
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar e
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Tahap Persiapan
    Tahap Persiapan
    Dokumen12 halaman
    Tahap Persiapan
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Setelah Lahir
    Setelah Lahir
    Dokumen8 halaman
    Setelah Lahir
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Tahap Persiapan
    Tahap Persiapan
    Dokumen12 halaman
    Tahap Persiapan
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Saluran Pencernaan
    Pengertian Saluran Pencernaan
    Dokumen10 halaman
    Pengertian Saluran Pencernaan
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Sumarwan Soleman (1801036) Tumor Otak
    Sumarwan Soleman (1801036) Tumor Otak
    Dokumen53 halaman
    Sumarwan Soleman (1801036) Tumor Otak
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • RESUME Sistem Endokrin
    RESUME Sistem Endokrin
    Dokumen11 halaman
    RESUME Sistem Endokrin
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Nonverbal
    Nonverbal
    Dokumen16 halaman
    Nonverbal
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat
  • Vena Cava Anterior
    Vena Cava Anterior
    Dokumen12 halaman
    Vena Cava Anterior
    N. Safitri .Pattinasarani
    Belum ada peringkat