1. Jelaskan Pengertian, etiologi, tanda dan gejala dan patofisiologi dari Hiper dan
Hipotiroid
A. Hipertiroid
Pengertian :
Adalah aktifitas kelenjar tiroid yang berlebihan akibat produksi yang meningkat
dari hormon tiroid dan meningkatnya metabolism hormon tersebut di jaringan.
Etiologic :
Sekitar 60 – 80% hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves. Hipertiroid lebih
banyak menyerang wanita dari pada pria dengan perbandingan 10 : 1.5 dengan
rentang usia 20 – 40 tahun dan umumnya menyerang kaum asia dan kulit putih.
Kejadian hipertiroid jarang menyerang kaum kulit hitam.
Tanda dan gejala :
Gemetar, gugup/gelisah
Mata melotot (eksoptalmus)
Berat badan berkurang walau makannya banyak
Sulit tidur
Cepat lelah
Berdebar debar
Tidak tahan panas
Diare (BAB > 3x sehari)
Tulisan tangan berubah
Gangguan menstruasi
Otot lemah, tidak kuat olahraga, tidak bisa naik tangga
Mata nyeri atau pandangan ganda
Rasa cemas berlebihan
Nadi cepat
Kelenjar gondok membesar
Kadar hormone T3 dan T4 meningkat
Patofisiologi :
Patofisiologi hipertiroid dapat melalui berbagai mekanisme, tergantung penyakit
dasarnya. Hipertiroid bisa terjadi melalui mekanisme autoimun yang menghasilkan
autoantibodi terhadap thyroid stimulating hormone receptor (TSHR-Ab).
Autoantibodi ini akan menstimulasi sintesis dan sekresi hormon tiroid secara
berlebihan.[3,4]
Mekanisme autoimun ini terjadi pada Grave’s disease. Autoantibodi juga akan
bereaksi dengan thyroid derived thyroglobin di mata, yang akan menyebabkan reaksi
inflamasi dan penumpukan cairan sehingga terjadi eksoftalmus.
Hipertiroid juga bisa terjadi melalui mediasi thyroid stimulating hormone (TSH) yang
berlebihan, misalnya pada TSH-secreting pituitary adenoma atau melalui human
chorionic gonadotropin pada kasus penyakit trofoblastik dan germ cell tumors. TSH
yang berlebihan ini akan menstimulasi sintesis dan sekresi hormon tiroid secara
berlebihan.
B. Hipotiroid
Pengertian :
Kondisi terlalu sedikitnya hormon tiroksin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid
sehingga tubuh mengalami defisiensi. Kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita
(terutama lansia) dan memiliki gejala-gejala umum seperti konstipasi, kulit kering,
kelelahan, kenaikan berat badan tanpa sebab jelas, serta lebih sensitif terhadap
hawa dingin.
Etiologic :
Primer : autoimmune thyroiditis, kekurangan asupan yodium
Sekunder : penyakit kelainan otak (hipotalamus)
Tanda gejala :
Lekas lelah
Berat badan meningkat
Tidak tahan cuaca dingin
Pembesaran gondok
Susah BAB
Nadi lambat
Nyeri dada
Denyut jantung lambat
Cairang di Rongga jantung
Pelupa / lambat berpikir
Depresi
Tidak bisa konsentrasi
Sembelit
Infertility
Mens tidak teratur
Patofisiologi :
Patofisiologi hipotiroid berkaitan dengan penurunan produksi hormon tiroid akibat
kelainan lokal pada kelenjar tiroid sendiri maupun akibat kelainan hipotalamus
atau kelenjar pituitari.
Obat Antitiroid
Obat antitiroid yang digunakan adalah propylthiouracil, carbimazole, dan
methimazole. Mekanisme kerja golongan obat ini adalah menghambat oksidasi dan
organifikasi iodine melalui inhibisi enzim tiroid peroksidase dan menghambat proses
coupling iodotirosin menjadi T4 dan T3.
HIPOTIROID
Diagnosis hipotiroid dapat ditegakkan melalui pemeriksaan kadar thyroid stimulating
hormone (TSH) dan free tiroksin (FT4) dalam darah. Selain itu, pemeriksaan lain
seperti pengukuran titer antibodi antitiroid peroksidase (anti-TPO) dan thyrotropin
releasing hormone (TRH) juga dapat dilakukan bila perlu.
Penatalaksanaan hipotiroid bertujuan untuk mencapai kadar thyroid stimulating
hormone (TSH) yang normal dan mencapai resolusi gejala fisik maupun mental pada
pasien. Penatalaksanaan standar pasien hipotiroid adalah terapi pengganti hormon
(thyroid hormone replacement) dengan pemberian hormon tiroid eksogen untuk
mendukung atau menggantikan hormon tiroid endogen.
Medikamentosa
Pemberian terapi pengganti hormon diindikasikan pada pasien hipotiroid yang
memiliki kadar TSH di atas 10 mU/L. Pasien dengan hipotiroid subklinis ringan (TSH
antara 4-10 mU/L) dan dengan gejala minimal atau asimptomatik dapat ditawarkan
terapi pengganti hormon atau ditawarkan observasi rutin setiap tahun tanpa intervensi.
Progresivitas penyakit biasanya terjadi pada pasien dengan antibodi antitiroid
peroksidase (anti-TPO) yang positif. Pemberian levotiroksin merupakan tatalaksana
standar pada pasien dengan hipotiroid.
4. Buat Asuhan keperawatan pasien Hiper dan hipotiroid secara singkat (Pengkajian,
Diagnosa Keperawatan, Intervensi)
HIPERTIROID
Diagnose keperawatan :
Deficit nutrisi b.d gangguan metabolisme
pengkajian Intervensi
Mayor Mandiri :
Subjectif :
- 1. Hindari makanan yang dapat
Objektif : meningkatkan peristaltic usus
1. Berat badan menurun Kolaborasi :
minimal 10 % di bawah
rentang ideal 1. Konsultasi dengan ahli gizi
untuk memberikan diet kalori
Subjektif : tinggi
1. Cepat kenyang setelah Observasi :
makan
2. Kram/nyeri abdomen 1. Pantau masukan makanan
3. Nafsu makan menurun setiap hari dan timbang berat
Objektif : badan setiap hari
1. Bising usus hiperaktif 2. Auskultasi bising usus
2. Otot pengunyah lemah
3. Otot menelan lemah Edukasi :
4. Membrane mukosa pucat
5. Sariawan 1. Dorong klien makan dan
6. Serum albumin turun meningkatkan jumlah makan
7. Rambut rontok berlebih
8. Diare
HIPOTIROID
Konstipasi b.d penurunan gastrointestinal
Pengkajian Intervensi
Mayor 1. Dorong peningkatan cairan
Subjektif : 2. Berikan makanan yang kaya
1. Defekasi kurang dari 2 kali akan serat
seminggu 3. Ajarkan kepada pasien
2. Pengeluaran feses lama dan tentang makanan yang
sulit mengandung banyak air
Objektif : 4. Pantau funsgi usus
1. Feses keras 5. Dorong pasien untuk
2. Peristaltic usus menurun meningkatkan mobilisasi
dalam batas batas toleransi
Minor Latihan
Subjektif : 6. Kolaborasi untuk pemberian
1. Mengejan saat defekasi obat pencahar dan enema bila
Objektif : di perlukan.
1. Distensi abdomen
2. Kelemahan umum
3. Teraba pada masa rektal