Anda di halaman 1dari 38

HIPOTIROID

OLEH : ASEP KUSWANDI, M.Kep.Sp.KMB


Tujuan Pembelajaran :
A. Pengertian Hipotiroid
B. Penyebab Hipotiroid
C. Manifestasi Klinik Hipotiroid
D. Penanganan Medis
E. Proses Keperawatan
A. Pengertian Hipotiroid
Hipotiroid terjadi akibat kurang optimalnya hormon tiroid.
Defisiensi tiroid berpengaruh pd semua fungsi tubuh dg rentang
ringan, subklinis hingga mixudema.
Umumnya penyebab hipotiroid pd dewasa adalah tiroiditis
autoimune (Hashimoto’s disease), dimana sist imune
menyerang kelenjar tiroid.
Simptom hipertiroidism bisa diikuti dg hipotiroid dan mixudema.
Hipotiroid umumnya terjadi pd pasien yg sebelumnya mengalami
hipertiroid yg diatasi dg radioiodine dan obat anti-hipertiroid a/
tiroidektomi.
Paling sering terjadi pd perempuan lebih tua.
Pd pria insiden terjadi kanker tiroid meningkat dan diberikan
terapi radiasi pd kanker kepala dan leher.
Shg test fungsi tiroid dianjurkan u semua pasien yg menerima
terapi tsb.
95% pasien dg hipotiroid mengalami hipotiroidism
primer a/ hipotiroidism tiroidal, yg mengarah pd
disfungsi kel tiroid itu sendiri.
Bila penyebab disfungsi tiroid krn kegagalan kel
pituitary, hipotalamus a/ keduanya, hipotiroid dikenal
sbg hipotiroidism sentral.
Bila penyebab hanya gangg pituitary, mengarah pd
hipotiroidism pituitary a/ sekunder.
Bila penyebab gangg hipothalamus akibat tdk
adekuatnya seskresi TSH hingga menurunkan
stimulasi o/ TRH, mengarah pd hipotiroidism
hipitalamik a/ tertier.
Bila defisiensi tiroid sejak lahir, hipotiroidism dikenal
sbg kretinisme.
Biasanya kretinisme ini terjadi pd ibu yg mengalami
defisiensi tiroid.
Istilah mixudema mengarah pd akumulasi
mukopolisakarida di jaringan subkutan dan
interstitial.
Meskipun mixudema terjadi sepanjang
hipotiroidism, istilah ini digunakan hanya u
menggambarkan simptom ekstrim
hipotiroidism berat.
B. Penyebab Hipotiroid
1. Penyakit autoimune (tiroiditis Hashimoto, penyakit
post-Grave)
2. Atrofi kelenjar tiroid sejalan proses menua.
3. Terapi pada hipertiroid : (radioactive iodine = 131 I),
tiroidektomi.
4. Obat-obatan : litium, bahan iodine, obat antitiroid.
5. Radiasi pd kepala dan leher u mengatasi kanker
leher dan kepala, limfoma.
6. Penyakit inflitrasi pd tiroid (amyloidosis,
skleroderma, limfoma).
7. Defisiensi iodine dan kelebihan iodine.
Tiroiditis hashomoto
C. Manifestasi Klinik
Hipotiroid
Simptom awal hipotiroidism adalah non spesifik,
tapi kelelahan yg ekstrim menyebabkan sso sulit
u menyelesaikan pekerjaannya sehari2 a/
kesulitan partisipasi seperti biasanya.
Melaporkan rambut rontok, kuku rapuh, kulit kering
dan kematian rasa, geli pd jari.
Suara menjadi parau dan mengeluh serak.
Gangg menstruasi spt menorargi a/ amenorhea,
libido menurun.
Hipotiroid mempengaruhi kaum perempuan 5 x
lebih sering terjadi drpd laki2 dan sering terjadi
pd usia antara 30 – 60 tahun.
Hipotiroid berat menyebabkan sub normal
suhu dan denyut nadi.
Pasien mengalami peningkaan BB tanpa
penambahan intake, meskipun ia
kaheksia.
Kulit menjadi tebal krn akumulasi
mukopolisakarida pd jar subkutan
(miksudema).
Rambut tipis dan rontok, muka kurang
ekspressi dan seperti bertopeng.
Pasien sering mengeluh kedinginan di
lingkungan yang hangat.
Awalnya pasien irritable dan mengeluh
lemah, tapi kondisi dan emosi makin
lemah.
Proses mental datar, dan pasien apatis.
Bicara lambat, lidah membesar, ukuran
tangan dan kaki bertambah.
Pasien sering mengeluh konstipasi.
Sering mengeluh tuli.
Semaki lama, hipotiroid menyebabkan perubahan
kepribadian dan kepribadian dg karakteristik
dementia.
Ventilasi tdk adekuat dan sleep apnea terjadi pd
kasus yang lebih berat.
Effusi flera, efusi perikardial dan kelemahan otot
pernafasan bisa terjadi.
Hipotiroid berat jg berhub dg peningkatan kdr
kolesterol serum, atherosklerosis, penyakit arteri
koroner dan fungsi ventrikel kiri menurun.
Pasien mengalami hipotermi dan sensitif yg
abnormal thd sedatif, opioid dan obat anestesi.
Oleh sebab itu, obat-obatan diberikan dengan
sangat hati-hati.
Pasien dg hipotiroid yg tdk diketahui, yg
mengalami pembedahan, risiko tinggi
hipotensi intraoperasi, gagal jantung post
operasi, dan perubahan status mental.
Koma miksudema menggambarkan hipotiroid yg ekstrim,
fase berat., yg mana pasien mengalami hipotermi dan
tidak sadar.
Kelelahan makin menjadi hingga stupor dan koma.
Koma miksudema berkembang dg hipotiroid yg tdk
terdiagnosa dan dicetuskan o/ infeksi a/ penyakit
sistemik lainnya, a/ menggunakan sedatif/ obat analgetik
opioid.
Kendali pernapasan pasien tertekan, akibatnya pd alveol
terjadi hipoventilasi, berkembang retensi karbondioksida,
narkosis, dan koma.
Simptom ini disertai kolpas kardiovsakuler dan shok, perlu
terapi agresif dan intensif bila pasien bertahan.
Bgm pun, terapi dini sekuat tenaga, mortalitas tetap tinggi.
Waspadai !
Semua pasien dg hipotiroid, maka efek obat
analgetik, sedatif, dan anestesi menjadi
lama; perhatian utama sangat penting dlm
pemberian obat2 tsb pd pasien tua krn
terjadi penurunan fungsi hati dan ginjal.
Waspadai !
Pwt hrs memonitor iskemia atau infark
myokard, yg dpt terjadi dlm responnya thd
terapi pd paisen dg hipotiroid berat lama a/
koma miksudema.
Pwt hrs menyadari tanda2 angina t.u selama
fae dini penanganan; bila terdeteksi, hrs
melaporkannya dan diatasi saat itu u
menghindari infark myokad yg fatal.
D. Penanganan Medis
Tujuan utama penanganan hipotiroid adalah
mengembalikan keadaan metabolik yg
normal dg mengganti hormone yg hilang.
 Terapi Farmakologi
 Terapi Supporatif
1. Terapi Farmakologi
Levotiroxin sintetis (synthroid a/ Levothroid) mrp
preparat yg sering dipakai u mengatsi hipotiroid
dan menekan goiter nontoxic.
Dosis hormon pengganti ini berdasarkan
konsentrasi TSH serum pasien.
Pengawetan tiroid jarang saat ini, krn sering
menyebabkan konsentrasi serumn T3 naik, dg
simptom hipotiroidism.
Bila terapi pengganti adekuat, simptom mixudema
tdk muncul dan aktivitas metabolik normal.
Pencegahan disfungsi kardiak
Bbrp pasien yg mengalami hipotiroid jangka lama sering
mengalami peninggian kolesterol, aterisklerosis, dan peny
arteri koroner.
Selama metabolisme dibawah normal, maka jaringan
myokardium, perlu sedikit oksigen, menurunkan suplai darah
yg ditoleransi dg tanpa simptom yg berlebihan pd peny arteri
koroner.
Ketika hormon tiroid diberikan, kebutuhan oksigen meningkat,
tapi oksigen yg didapat tdk meningkat  aterosklerosis.
Hal ini terjadi scr lambat.
Angina mrp tanda bhw kebutuhan oksigen meningkat pd
myokardium.
Angina a/ disritmia dpt terjadi ketika penggantian hormon
dilakukan krn hormon tiroid meningkatakn efek kardiovaskuler
pd katekolamin.
Bila angina a/ disritmia terjadi, pemberian
hormon tiroid hrs dihentikan segera.
Jadi hormon tiroid diberikan scr hati2 dan
diberikan dg dosis rendah, selalu dalam
pengawasa tim kesehatan.
Pencegahan interaksi obat
Perhatian hrs diberikan selama perjalanan terapi krn
interkasi hormon tiroid dg obat2 lain bisa terjadi.
Hormon tiroid dpt meningkatkan kadar gula darah, shg
hrs diatur dlm pemberian insulin a/ obant antidiabetik
oral (OHO) pd pasien DM.
Efek hormon tiroid akan meningkat dg pemberian
penitoin (Dilantin) dan obat antidepressan.
Hormon tiroid jg dpt meningkatkan efek farmakologi
digitalis glikosida, obat antikoagulan, dan
indometasin, shg pwt hrs mengkaji dan
mengobservasi efek samping ini.
Penurunan tulang dan osteoporosis dpt terjadi dg
terapi tiroid.
Dosis kecil hipnotik dan sedatif dpt
mengiduksi somnolen lebih lama dr yg
diantisipasi.
Lambat laun menjadi spt depressi
pernafasan, keadaan menjadi fatal krn
penurunan hipoventilasi pernafasan dan
alveolar.
Pemberian obat2 tsb harus hati2, biasanya
hanya diberikan ½ atau 1/3 dosis
biasanya.
Pasien hrs dimonitor scr ketat tanda2
narkosis (kondisi spt stupor) a/ gagal
nafas.
2. Terapi Supporatif
Hipotiroid berat dan koma mixudema,
penanganannya meliputi pemeliharaan fungsi
vital.
AGD diukur u menentukan retensi CO2, dan sbg
pedoman penggunaan bantuan ventilasi u
mengatasi hipoventilasi.
Oksimetri membantu dlm memonitor saturasi
oksigen.
Cairan diberikan hati2 krn bhy keracunan air.
Pemberian panas eksternal (bantal panas)
dihindari krndpt meningkatkan kebutuhan
oksigen dan mengarah ke kolaps vaskuler.
Bila terjadi mixudema, glukosa konsentrat
diberikan u memberikan glukosa tanpa
mencetuskan overload cairan.
Bila mixudema berkembang ke koma,
hormon tiroid (biasanya Levotiroxin)
diberikan iv hingga kesadarannya pulih.
Penanganan selanjutnya diberikan scr oral.
Krn berhub dg insufisiensi adrenokortikal,
terapi kortikosteroid sangat penting.
E. Proses Keperawatan
1. Masalah Keperawatan
2. Penanganan Keperawatan
1. Masalah Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas berhub dg kelemahan dan
proses depressi kognitif
b. Risiko gangguan keseimbangan suhu tubuh.
c. Konstipasi bd depressi fungsi GI
d. Defisit knowledge tg terapi pengganti selama
daur kehidupannya.
e. Tidak efektifnya pola nafas bd depressi
ventilasi
f. Gangguan proses berfikir bd depressi
metabolik.
g. Mixudema dan koma kixudema (masalah
kolaborasi)
2. Penanganan Keperawatan
a. Memodifikasi aktivitas
b. Monitoring status fisik
c. Meningkatkan kenyamanan
d. Meningkatkan koping
e. Meningkatkan home-care dan asuhan
berbasis komunitas
a. Memodifikasi aktivitas
Pasien mengalami penurunan energi dan
kelelahan yg berat.
Akibatnya, risko komplikasi dari immobilitas
meningkat.
Kemampuan pasien u latihan dan partisipasi dlm
aktivitas terbatas dg perubahn status
kardiovaskuler dan pulmonal yg terjadi sekunder
thd hipotiroidism.
Peran utama pwt adalah membantu aktivitanya
sambil menganjurkan pasien berpatisipasi dlm
aktivitas sesuai batas toleransi u mencegah
komplikasi dari immobilisasi.
b. Monitoring status fisik
Pwt hrs memonitor scr ketat tanda2 vital
pasien dan tk kesadarannya u mendeteksi
:
1. Kemunduran status mental dan fisik.
2. Tanda dan simptom yg mendindikasikan
bhw penanganan dpt meningkatkan angka
metabolisme, berespon thd sistem
kardiovaskuler dan pulmonal.
3. Komplikasi a/ keterbatasan berkelanjutan
dari mixudema.
c. Meningkatkan kenyamanan
Pasien menggigil dan intoleransi thd dingin,
padahal menurut yang lainnya ruang itu
nyaman dan hangat.
Ekstra kain dan selimut diberikan dan psien
terlindung dari udara yg mengalir.
Penggunaan bantal a/ selimut penghangat
elektrik dihindari krn risiko vasodilatasi
perifer, dpt menghilangkan panas tubuh,
dan kolaps vaskuler.
Selain itu pasien bisa luka bakar bila tdk
diwaspadai krn respon dan status mental
yg terlambat.
Hipotiroid teratasi dg sukses, dan simptom
berkurang, paisen mengalmi depressi dan
merasa bersalah atas simptom yg berat.
Pwt menginformasikan pd pasien dan
klgnya bhw simptom dan
ketidakmampuannya umum dan mrp
bagian dari gangguan itu sendiri.
Pasien dan klg perlu bantuan dan konseling
untuk mengatasi emosi dan reaksinya.
d. Meningkatkan koping
1) Mengajarkan self care
2) Perawatan berkelanjutan
1) Mengajarkan self care
Krn penanganan hipotiroid hingga ke rumah, paien dan
klg perlu informasi dan instruksi yg
memungkinkannya memonitor kondisi pasien dan
responnya thd terapi.
Pwt memberi tahu efek yg diinginkan dan efek
samping dari pengobatan dan bgm serta kapan
minum obat.
Selain itu pwt jg menekankan pentingnya terus
menerus minum obat sesuai anjuran.
Krn kelambatan proses mental pd hipotiroidism,
penting u mengajarkan kpd angg klg tujuan
penanganan, jadwal pengobatan, dan efek samping
u dilaporkan ke dr.
Pwt memberikan instruksi tertulis dan memberikan
pedoman u pasien dan klgnya.
Anjuran diet diberikan u
meningkatkan kehilangan BB ketika
ibat diberikan pertam kali dan u
meningkatka pola BAB yg normal.
Pasien dan klg sering sangat
perhatian atas perubhan akibat
hipotiroid.
Pasien dan klg hrs diberi tahu
simptom yg akan muncul ketika
penanganan efektif.
2) Perawatan berkelanjutan
Pasien dg hipotiroid dan koma mikxudema peru
mempertimbangkan follow-up dan pelayanan
kesehatan.
Sebelum pulang, pasien hrs yakin akan mematuhi
penanganan yg telah direncanakan.
Pwt menekankan pentingnya hormon pengganti
sepanjang hidupnya dan waktu kontrol kadar
tiroid.
Pwt jg memberikan penjelasan ttg tanda2 dan
simptom jika obat berlebihan atau kekurangan.
Pwt home care mengkaji perkembangan
pasien dan kemampuan dlm mengatasi
perubahan, kondisi fisik dan kognitifnya,
dan pemahaman pasien/ klg ttg
pentingnya terapi medikasi yg lama serta
kepatuhannya dg jadwal pengobatan dan
dianjurkan follow-up .
Pwt mendokumentasikan dan melaporkan
ke petugas kesehatan primer pasien,
tanda2 dan simptom yg mengindikasikan
tdk adekuatnya a/ kelebihan hormon tiroid.
Sumber :
Brunner and Suddarth’s. 2008. Text-book of
Medical Surgical Nursing. 11th Edition:
Volume 2. Philadelphia: Lippincott.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai