Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HORDEOLUM

Oleh :
WILDAN SENJA R
NIM : C.14201.13.0

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TASIKMALAYA
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Hordelum


Penyaji : Wildan Senja R
Hari dan tanggal Pelaksanaan : Rabu, 20 – Mei - 2015
Waktu : 15 menit
Tempat : Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
Sasaran : Mahasiswa kelas II A S1 Keperawatan
Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian Hordelum
b. Etiologi Hordelum
c. Klasifikasi Hordeolum
d. Faktor Resiko Hordelum
e. Manifestasi Klinis Hordeolum
f. Komplikasi Hordeolum
g. Penatalaksanaan Keperawatan Hordelum

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit,
mahasiswa/audience dapat memahami tentang Hordelum.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x15 menit
mahasiswa/audience dapat :
1. Menjelaskan tentang pengertian hordelum dengan baik dan benar.
2. Menjelaskan tentang etiologi Hordelum dengan baik dan benar.
3. Menyebutkan 2 dari 2 klasifikasi Hordeolum dengan baik dan benar.
4. Menyebutkan 4 dari 8 faktor resiko Hordelum dengan baik dan benar.
5. Menyebutkan 3 dari 3 komplikasi Hordeolum dengan baik dan benar.
a. Selulitis preseptal
b. Konjungtivitis adenovirus
c. Granuloma pyogenic
6. Menjelaskan tentang penatalaksanaan keperawatan Hordelum dengan baik
dan benar.!
a. Kompres hangat 3 kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah keluar.
b. Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit, tanda gejala
penyakit, pengobatan dan penatalaksanaannya pada pasien.

D. SASARAN DAN TARGET


a. Sasaran ditujukan pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Tasikmalaya.
b. Target ditujukan pada mahasiswa Tingkat II A, Prodi Sarjana Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.

E. STRATEGI PELAKSANAAN
a. Hari dan anggal Pelaksanaan : Rabu, 20 – Mei - 2015
b. Waktu : 15 menit
c. Tempat : kelas II A S1 Keperawatan

F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


No Tahap Waktu Kegiatan Media
1 Pembukaan 2 menit  Salam perkenalan
 Menjelaskan kontrak
dan tujuan pertemuan
2 Pelaksanaan 10 menit Menjelaskan tentang : Leaflet
 Pengertian Hordelum
 Etiologi Hordelum
 Klasifikasi Hordeolum
 Faktor Resiko Hordelum
 Manifestasi Klinis
Hordeolum
 Komplikasi Hordeolum
 Penatalaksanaan
Keperawatan Hordelum
3. Penutup 3 menit  mengajukan pertanyaan
pada audience.
 memberikan reiforcemen
positif atas jawaban yang
diberikan
 menutup pembelajaran
dengan salam

G. METODA
Metoda yang digunakan adalah :
1. ceramah
2. diskusi / tanya jawab

H. SEETING TEMPAT
: audience
: Penguji

: penyuluh

I. MEDIA
Media yang digunakan adalah
1. Leaflet
2. LCD

J. MATERI
Terlampir

K. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Kesepakatan dengan audience (waktu dan tempat)
b) Kesiapan materi penyaji
c) Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a) Audience/Mahasiswa bersedia berada ditempat sesuai dengan kontrak
waktu yang ditentukan.
b) Audience/mahasiswa antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang
tidak diketahuinya.
c) Audience/mahasiswa menjawab semua pertanyaan yang telah
diberikan.
3. Mahasiswa/Penyaji
a) Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b) Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b) Adanya kesepakatan antara penyaji dengan audience dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.

L. DAFTAR PERTANYAAN
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi diharapkan
keluarga mampu menjawab pertanyaan:
1. Jelaskan kembali tentang pengertian hordelum dengan baik dan benar.!
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.
Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra yang berisi material
purulen yang menyebabkan nyeri tajam yang tumpul. Hordeolum adalah
infeksi kelenjar di palpebral.

2. Jelaskan tentang etiologi Hordelum dengan baik dan benar.!


Infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan
oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokkus ).
Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit. Hordeolum kadang timbul
besamaan dengan atau sesudah blefaritis, hordeolum bisa timbul secara
berulang.

3. Sebutkan 2 dari 2 klasifikasi Hordeolum dengan baik dan benar.!


a. Hordelum Eksternum
b. Hordelum internum
4. Sebutkan 4 dari 8 faktor resiko Hordelum dengan baik dan benar.!
Penyakit kronik.
a. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.
b. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.
c. Diabetes
d. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.
e. Riwayat hordeolum sebelumnya
f. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih
g. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.

5. Sebutkan 4 dari 5 manifestasi klinis Hordeolum dengan baik dan benar.!


a. Kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan
nyeri bila ditekan.
b. Adanya pseudoptosis atau ptosis yang mengakibatkan kelopak sukar
diangkat.
c. Terjadi pembesaran pada kelenjar preaurikel.
d. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.
e. Adanya abses yang dapat pecah dengan sendirinya.

6. Sebutkan 3 dari 3 komplikasi Hordeolum dengan baik dan benar.!


a. Selulitis preseptal
b. Konjungtivitis adenovirus
c. Granuloma pyogenic

7. Jelaskan tentang penatalaksanaan keperawatan Hordelum dengan baik dan


benar.!
a. Kompres hangat 3 kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah keluar.
b. Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit, tanda gejala
penyakit, pengobatan dan penatalaksanaannya pada pasien.
M. REFERENSI
a. NANDA Internasional. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
2009. Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
b. Suddart.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisis:8, vol.3.
Jakarta: EGC
HORDEOLUM

1. PENGERTIAN
Hordeolum yakni benjolan dikelopak mata yang disebabkan oleh
peradangan di folikel atau kantong kelenjar yang sempit dan kecil yang
terdapat di akar bulu mata. Bila terjadi di daerah ini, penyebab utamanya
adalah infeksi akibat bakteri. Hordeolum adalah infeksi supuratif akut
kelenjar kelopak mata yang biasanya disebabkan oleh stafilokokkus.
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.
Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra yang berisi material
purulen yang menyebabkan nyeri tajam yang tumpul. Hordeolum adalah
infeksi kelenjar di palpebra.
2. ETIOLOGI
Infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang
disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri
stafilokokkus ). Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit. Hordeolum
kadang timbul besamaan dengan atau sesudah blefaritis, hordeolum bisa
timbul secara berulang.
3. KLASIFIKASI HORDEOLUM
Macam-macam hordeolum antara lain:
a. Hordeolum eksternum
Merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll, tempat
keluarnya bulu mata ( pada batas palpebra dan bulu mata. Area infeksi
berbatas tegas, merah, bengkak dan nyeri tekan pada permukaan kulit
daerah batas. Ukuran lebih kecil dan lebih superficial daripada
hordeolum internum. Lesi ikut bergerak saat kulit bergerak. Jika
mengalami supurasi dapat pecah sendiri kearah kulit.
b. Hordeolum internum
Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom sebasea yang terletak
didalam tarsus. Area kecil seperti manic dan edematous terdapat pada
konjugtiva palpebra pada perbatasan palpebra dan bulu mata. Lesi
tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit. Dapat pecah kearah kulit
atau permukaan konjungtiva. Namun, karena letaknya dalam tarsus,
jarang mengalami pecah sendiri.
4. FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan hordeolum antara lain:
a. Penyakit kronik.
b. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.
c. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.
d. Diabetes
e. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.
f. Riwayat hordeolum sebelumnya
g. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih
h. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.
5. MANIFESTASI KLINIS HORDEOLUM
Tanda dan gejala hordeolum antara lain :
a. Kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan
nyeri bila ditekan.
b. Adanya pseudoptosis atau ptosis yang mengakibatkan kelopak sukar
diangkat.
c. Terjadi pembesaran pada kelenjar preaurikel.
d. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.
e. Adanya abses yang dapat pecah dengan sendirinya.
6. KOMPLIKASI HORDEOLUM
Komplikasi dari hordeolum antara lain:
a. Selulitis preseptal
b. Konjungtivitis adenovirus
c. Granuloma pyogenic
7. PENATALAKSANAAN
A. Medis
a. Diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg dikloksasilin 4 kali
sehari, dapat juga diberi tetrasiklin. Bila terdapat infeksi
stafilokokus dibagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga
bersama-sama.
b. Pengangkatan bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase
nanah.
c. Pemberian salep antibiotic pada saccus conjunctivalis setiap 3 jam.
Antibiotic sistemik diindikasikan jika terjadi selulitis.
d. Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin,
Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic
acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan selama 7-10 hari, sesuai
anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
e. Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin,
Eritromisin, Doxycyclin. Antibiotik oral digunakan jika hordeolum
tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. Obat ini
diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis
antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil
pemeriksaan.
f. Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat
badan sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat
ringannya hordeolum.
g. Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan
untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen, asam
mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
h. Dilakukan insisi hordeolum untuk mengeluarkan nanah pada
daerah abses dengan fluktuasi terbesar, jika keadan tidak membaik
selama 48 jam. Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan
anesthesia topical dengan patokain tetes mata. Dilakukan
anesthesia filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah
hordeolum dan dilakukan insisi bila:
a) Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus,
tegak lurus pada margo palpebral.
b) Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo
palpebra.
Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase
seluruh isi jaringan meradang didalam kantongnya dan kemudian
diberi salep antibiotic.
B. Keperawatan
c. Kompres hangat 3 kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah
keluar.
d. Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit, tanda gejala
penyakit, pengobatan dan penatalaksanaannya pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai