Anda di halaman 1dari 13

ASKEP DIABETES INSIPIDUS

Asep Kuswandi, M.Kep.Sp.KMB


A. Pengertian

Diabetes insipidus adalah gangguan


metabolisme air karena kekurangan Anti
Diuretik Hormon
Etiologi
1. Diabitus insipidus central atau neurogenik.
Kelainan hipotalumus dan kelenjar pituetary posterior
karena familial atau idiopatic. Disebut diabetes insipidus
primer.
Kerusakan kelenjar karena tumor pada area hipotalamus –
pituitary, trauama, proses infeksi, gangguan aliran aliran
darah, tumor metastase dari mamae atau paru di sebut
diabitus insipidus sekunder.
Pengaruh obat yang dapat mempengaruhi sintesis dan
sekresi ADH seperti phenitoin, alkohol, lithium carbonat.

2. Diabitus insipidus Nephrogenik


Suatu defec yang diturunkan.
Tubulus ginjal tidak berespon terhadap ADH
C. Patofisiologi
Fungsi utama ADH adalah meningkatkan reabsorbsi air di tubulus
ginjal dan mengontrol tekanan osmotik cairan extra selular.
Ketika produksi ADH menurun secara berlebihan, tubulus ginjal
tidak mereabsorbsi air, sehingga air banyak diekskresikan
menjadi urine, urinenya menjadi sangat encer dan banyak (
poliuria ) sehingga menyebabkan dehidrasi dan peningkatan
osmalaitas serum.
Peningkatan osmolalitas serum akan merangsang chemoreseptor
dan sensasi haus kortek cerebral meningkatkan intake cairan
peroral ( polidipsi ) mekanisme tidak adekwat atau tidak ada
dehidrasi berat.
Pada diabetes melitus, urine banyak mengandung glukosa
sedangkan pada diabitus insipidus urinenya sangat tidak
mengandung glukosa dan sangat encer.
D. Manifestasi klinik

Diabitus insipidus dapat terjadi secara perlahan


lahan atau secara cepat setelah trauma atau
proses infeksi.
Gejala utamanya adalah:
1. Poliuria sangat encer ( 4- 30 liter ) dengan
berat jenis 1.001-1.005
2. Polidipsi 5- 10 lt/hari
3. Gejala dehidrasi( turgor kulit jelek, bibir kering
dll)
4. Hiperosmolar serum
5. Hipoosmolar urine
E. Managemen medis

1. Terapi cairan parenteral


2. Jika hanya kekurangan ADH, dapat
diberikan obat Clorpropamide, clofibrate
untuk merangsang sintesis ADH di
hipotalamus.
3. Jika berat diberikan ADH melalui semprotan
hidung dan diberikan vasopresin( larutan
pteresine)
F. Pengkajian Keperawatan

a. Riwayat :
trauma kepala, pembedahan kepala,
pemakaian obat phenotoin, lithium
karbamat, infeksi kranial, tumor paru,
mamae Riwayat keluarga menderita
kerusakan tubulus ginjal atau penyakit yang
sama.
b. Pemeriksaan fisik
Gastro intestinal : polidipsi, BB turun
Kardiovaskular : tanda dehidrasi( nadi cepat,
TD turun, dll)
Respirasi : tanda dehidrasi ( napas cepat, pucat )
Renal : poliuria 5-30 lt/hari, sering berkemih,
nocturia
Integumen: membran mukosa dan kulit kering,
turgor tidak elastis
c. Pemeriksaan penunjang:
Hiperosmolar serum Hipoosmolar urine BJ
urine kurang dari 1.005
Gangguan elektrolit
G. Diagnosa dan Intervensi
Keperawatan
1. Kurangnya volume cairan bd ketidakmampuan
tubulus ginjal mengkonsen-trasikan urine
sekunder tidak adanya ADH
Kriteria Hasil :
Intake output seimbang Intake kurang dari
2500 ml/hari
Output urine lebih atau sama 100 ml/jam
BJ urine dbn
BB dbn T
anda vital dbn
Intervensi :
1. Berikan intake cairan peroral
2. Berkan terapi cairan sesuai program
3. Monitor intake output tiap 2 jam
4. Ukur BB tiap hari
5. Cek/analisis BJ urine
6. Kaji tanda hipovolume: tachicardi, turgor
kulittak elestis, denut nadi lemah, TD turun,
kulit dingin, mukosa kering,suhu tubuh naik,
perubahan status mental
7. Berikan ADH terapi sesuai program
8. Observasi efek ADH: hipertensi, nyeri dada,
cram uterus, peristaltik naik, overhidrasi, sakit
kepala.
2. Kurangnya pengetahuan bd tidak adanya
informasi tentang proses penyakit, tindakan dan
perawatan diri.
Kriteria Hasil : Klien mengatakan mengetahui tentang :
penyakit pengobatan gejala-gejala yg dilaporkan perlunya
memakai tanda pengenal cara mengukur intake output dan BJ
urine
Intervensi :
1. Jelaskan konsep penyakit
2. Berikan penkes tentang nama obat, dosis, waktu dan cara
pemakian, efek samping, cara mengukur BJ urine dan intake
output
3. Anjurkan memperhatikan intake output.
4. Berikan penjelasan supaya tidak minum kopi, alkohol dan teh.
5. Anjurkan kontrol secara teratur.
6. Jelaskan perlunya memakai tanda pengenal

Anda mungkin juga menyukai