a. Riwayat :
trauma kepala, pembedahan kepala,
pemakaian obat phenotoin, lithium
karbamat, infeksi kranial, tumor paru,
mamae Riwayat keluarga menderita
kerusakan tubulus ginjal atau penyakit yang
sama.
b. Pemeriksaan fisik
Gastro intestinal : polidipsi, BB turun
Kardiovaskular : tanda dehidrasi( nadi cepat,
TD turun, dll)
Respirasi : tanda dehidrasi ( napas cepat, pucat )
Renal : poliuria 5-30 lt/hari, sering berkemih,
nocturia
Integumen: membran mukosa dan kulit kering,
turgor tidak elastis
c. Pemeriksaan penunjang:
Hiperosmolar serum Hipoosmolar urine BJ
urine kurang dari 1.005
Gangguan elektrolit
G. Diagnosa dan Intervensi
Keperawatan
1. Kurangnya volume cairan bd ketidakmampuan
tubulus ginjal mengkonsen-trasikan urine
sekunder tidak adanya ADH
Kriteria Hasil :
Intake output seimbang Intake kurang dari
2500 ml/hari
Output urine lebih atau sama 100 ml/jam
BJ urine dbn
BB dbn T
anda vital dbn
Intervensi :
1. Berikan intake cairan peroral
2. Berkan terapi cairan sesuai program
3. Monitor intake output tiap 2 jam
4. Ukur BB tiap hari
5. Cek/analisis BJ urine
6. Kaji tanda hipovolume: tachicardi, turgor
kulittak elestis, denut nadi lemah, TD turun,
kulit dingin, mukosa kering,suhu tubuh naik,
perubahan status mental
7. Berikan ADH terapi sesuai program
8. Observasi efek ADH: hipertensi, nyeri dada,
cram uterus, peristaltik naik, overhidrasi, sakit
kepala.
2. Kurangnya pengetahuan bd tidak adanya
informasi tentang proses penyakit, tindakan dan
perawatan diri.
Kriteria Hasil : Klien mengatakan mengetahui tentang :
penyakit pengobatan gejala-gejala yg dilaporkan perlunya
memakai tanda pengenal cara mengukur intake output dan BJ
urine
Intervensi :
1. Jelaskan konsep penyakit
2. Berikan penkes tentang nama obat, dosis, waktu dan cara
pemakian, efek samping, cara mengukur BJ urine dan intake
output
3. Anjurkan memperhatikan intake output.
4. Berikan penjelasan supaya tidak minum kopi, alkohol dan teh.
5. Anjurkan kontrol secara teratur.
6. Jelaskan perlunya memakai tanda pengenal