Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Haji merupakan rukun Islam yang kelima, yang mana di wajibkan bagi semua orang muslim
yang kuasa untuk melaksanakannya. Kewajiban haji ini di kukuhkan al-qur’an, sunnah dan
ijma’. Dari al-qur’an allah swt berfirman: (QS. Ali ‘imron : 97)
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim. barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya
(Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Ayat di atas memuat keterangan diwajibkannya haji dan ancaman yang keras bagi orang
yang meninggalkannya.Sedangkan dari ijma’ umat sepakat mengenai kewajiban haji bagi
orang yang mampu sekali dalam seumur hidup.
Ibadah haji itu wajib segera dikerjakan. Artinya, apabila orang tersebut telah memenuhi
syarat-syaratnya, tetapi masih dilalaikannya juga (tidak dikerjakannya pada tahun itu), maka
ia berdosa karena telah lalai. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui segala hal yang
berkaitan dengan ibadah haji ini secara terperinci dan jelas sebagaimana yang di paparkan
dalam makalah ini.
2. TUJUAN
a. Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Al-Islam Dan
Kemuhammadiyan.
b. Memberikan sedikit ilmu kepada
3. RUMUSAN
a. Apa saja yang termasuk dalam rukun haji?
b. Apa saja yang termasuk dalam wajib haji?
c. Apa saja sunnah-sunnah haji?
d. Apa saja larangan ketika melaksanakan ihram?
e. Bagaimana hajinya orang yang meninggalkan rukun haji?
f. Seperti apakah tanah haram dan isinya?
4. SISTEMATIKA PENULISAN
a. KATA PENGANTAR.
b. DAFTAR ISI
c. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
2. Tujuan
3. Rumusan
4. Sistematika Penulisan
d. BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi Haji.
2. Sarat Haji.
3. Wajib Haji.

1
4. Sunnah-Sunnah Haji.
5. Larangan Ketika Melaksanakan Ihram.
6. Hukum Hajinya Orang Yang Meninggalkan Rukun Haji.
7. Tanah Haram Dan Isinya.
8. Keutamaan Haji Dan Umroh.
9. Kewajiban Haji Dan Umrah Hanya Sekali Seumur Hidup.
10.
e. BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
f. DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II
PENJELASAN

1. DEFINISI
Haji secara etimologi adalah berkunjung. Adapun secara terminologi adalah mengunjungi
Baitul Haram dengan amalan tertentu, pada waktu tertentu seperti yang telah nabi ajarkan.
Ibadah haji adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat islam yang mampu atau kuasa
untuk melaksanakannya baik secara ekonomi, fisik, psikologis, keamanan, perizinan dan lain-
lain sebagainya. Pergi haji adalah ibadah yang masuk dalam rukun islam yakni rukun islam ke
lima yang dilakukan minimal sekali seumur hidup.
2. SYARAT-SYARAT KEWAJIBAN HAJI DAN UMRAH
A. Haji diwajibkan kepada :
a. Seorang muslim, maka tidak diwajibkan kepada orang kafir, karena haji merupakan
bentuk ibadah, sedang ibadah tidak boleh dilakukan oleh orang kafir, karena tidak
sah niatnya.
b. Aqil (berakal).
c. Baligh, haji tidak diwajibkan kepada orang gila dan orang yang kurang waras
pikirannya, begitu juga tidak diwajibkan kepada anak kecil, sebagaimana hadist Ali
bin Abi Thalib bahwa Nabi saw bersabda :
“Pena itu diangkat dari tiga golongan: orang tidur hingga terbangun, anak kecil
hingga ia baligh, dan orang gila (kurang sehat akalnya) hingga ia berakal” (HR.
Ahmad, Abu Daud dan Nasai).
d. Merdeka, haji tidak diwajibkan kepada hamba sahaya sebagai kemudahan baginya,
karena dia sibuk melayani tuannya, dan karena haji membutuhkan harta sedangkan
hamba sahaya tidak mempunyai harta.
e. Mampu, haji tidak wajib bagi orang yang tidak mampu, Allah swt berfirman :
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban
haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam." (QS. Ali Imran : 97).
Jika anak kecil melaksanakan ibadah haji, maka hajinya sah, dia dan walinya akan
mendapatkan pahala, sebagaimana di dalam hadist :
"Dari Kuraib bahwasanya; Ada seorang wanita yang sedang menggendong anaknya dan
berkata, "Apakah bagi anak ini juga memiliki keharusan haji?" beliau menjawab: "Ya, dan
kamu juga menjadapkan ganjaran pahala." (HR. Muslim).
Adapun caranya adalah wali dari anak kecil tersebut berniat haji untuknya. Ini dilakukan
ketika membayar ongkos haji. Maksud seorang wali mewakili niat haji untuknya adalah wali
tersebut ketika membayar ongkos haji diniatkan untuk ibadah haji anak kecil tersebut.
Kecuali kalau anak kecil itu sudah mumayiz, maka dia boleh berniat sendiri untuk melakukan
ihram dengan izin walinya. Walaupun begitu, kewajiban ibadah haji tidak gugur darinya,
maka ketika dia sudah dewasa, dia wajib melaksanakan ibadah haji lagi.
3. RUKUN HAJI

3
Rukun haji adalah suatu pekerjaan yang wajib dikerjakan dalam melaksanakan ibadah haji.
Apabila meninggalkan satu rukun saja, maka ibadah hajinya menjadi tidak sah. Dan rukun
haji ini tidak bisa diganti dengan dam. Rukun haji ada 6 yaitu: ihram, wukuf, thawaf, sa’i,
tahallul, dan tertib.[1] Berikut ini penjelasannya :
A. Ihram, yaitu berniat mengerjakan haji atau umrah seraya memakai pakaian ihram pada
miqat yang telah ditentukan. Miqat ada dua macam, yaitu: a) miqat makani: yaitu
tempat para jama’ah haji mengenakan pakaian ihram dan berniat melaksanakan haji
atau umrah. b) miqat zamani, yaitu waktu-waktu yang tidak sah ibadah haji kecuali jika
dilaksanakan didalamnya.
B. Wukuf di arafah, yaitu hadir di padang arafah pada waktu yang telah di tentukan, yaitu
mulai dari tergelincir matahari tanggal 9 bulan haji sampai terbit fajar tanggal 10 bulan
haji.
C. Thawaf, yaitu mengitari ka’bah sebanyak 7 kali. Syarat-syarat thawaf:
a. Menutup aurat.
b. Suci dari hadats dan najis.
c. Ka’bah hendaklah berada di sebelah kiri orang yang thawaf.
d. Permulaan Thawaf itu hendaklah dari hajar aswad.
e. Thawaf dilakukan sebanyak 7 kali putaran.
f. Thawaf dilakukan di dalam masjid, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah
SAW.
Niat Thawaf
Thawaf yang terkandung dalam ibadah haji tidak wajib niat karena niatnya sudah
terkandung dalam niat ihram haji. Tetapi kalau thawaf itu sendiri, seperti thawaf
wada’(thawaf karena akan meninggalkan makkah) maka wajib berniat. Niat thawaf
disini menjadi syarat sahnya thawaf itu. Macam-macam thawaf:
a. Thawaf qudum (Thawaf ketika baru sampai) sebagai shalat tahiyyatul masjid.
b. Thawaf ifadah (thawaf rukun haji).
c. Thawaf wada’ (thawaf katika akn meninggalkan makkah).
d. Thawaf tahallul (penghalalan barang yang haram karena ihram).
e. Thawaf nadzar ( thawaf yang di nadzarkan)
f. Thawaf sunnah.

D. Sa’i, yaitu berlari-lari kecil diantara bukit shafa dan marwah. Syarat-ayarat Sa’i :
a. Dimulai dari bukit shafa dan di akhiri di bukit marwah.
b. Sa’i dilakukan sebanyak 7 kali sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
c. Waktu melaksanakan sa’i dalah sesudah thawaf, baik thawaf rukun ataupun thawaf
qudum.
d. Tahallul, yaitu mencukur atau mengggunting rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
Bagi pria sunnah dicukur sampai habis sedangkan bagi wanita menggunting ujung
rambut hanya sepanjang jari.
e. Tertib, yaitu menertibkan rukun-rukun itu sebagaimana urutannya.
4. MENINGGALKAN RUKUN HAJI
Dalam istilah fiqih (Kasysyaf al-Qina, 2/523), tidak mendapatkan haji, yaitu sampai di arafah
setelah terbit fajar Hari Penyembelihan, disebut al-fawat (ketinggalan). Jabir bin Abdullah ra.

4
Berkata,: orang tidak ketinggalan haji sampai terbitnya fajar pada malam genap. Dia merujuk
kepada sabda nabi SAW,:“Haji adalah Arofah. Orang yang datang pada malam genap
sebelum terbitnya fajar, berarti dia telah mendapatkan haji.”(HR. Tirmidzi, 3/237, no. 889).
Barang siapa ketinggalan hadir di padang arafah pada waktu yang di tentukan, maka ia wajib
membayar fidyah dan mengqadha pada tahun yang berikutnya. Sabda Rasulullah SAW :
Artinya: “Barang siapa ketinggalan hadir di padang arafah pada malam (tanggal 10 bulan
haji), maka sesungguhnya telah tertinggallah hajinya. Maka hendaklah mengerjakan umrah.”
(HR. Daruqutni)

Orang yang meninggalkan salah satu rukun dari rukun-rukun haji selain hadir di padang
Arafah, maka tidak halal ihramnya hingga dikerjakan rukun yang ketinggalan itu. Sedangkan
barang siapa meninggalkan salah satu dari wajib haji atau umrah, ia wajib membayar denda
atau dam.

5. WAJIB HAJI ADA 5, YAITU:


a. Ihram dari miqat, mengerjakan ihram dari miqatnya (batas ketentuan saat mulai niat
ibadah), yang berada tepat diwaktu dan tempatnya. Miqat zamani pada konteks yang
berkaitan untuk memulai niat ibadah haji adalah bulan syawal, dzulqa’dah, dan 10
malam dari bulan dzulhijjah (hingga sampai malam hari raya qurban). Adapun miqat
makani tergantung darimana ia berasal.
b. Melempar tiga jumrah, yaitu jumrah ula, wustha, aqabah. Waktu melempar adalah pada
tanggal 11,12,13 bulan haji dan dilaksanakan sesudah tergelincir matahari pada tiap-tiap
harinya. Syarat-ayarat melempar jumrah:
A. Melempar dengan 7 batu, dilemparkan satu persatu.
B. Menertibkan tiga jumrah, dimulai dari jumrah yang pertama (dekat masjid khifa),
kemudian yang tengah, kemudian yang terakhir.
C. Alat untuk melontar adalah batu (batu kerikil). Tidak sah melontar dengan selain
batu.
c. Mabit di Muzdalifah sesudah tengah malam, dimalam hari raya sesudah hadir di padang
arafah. Maka apabila ia berjalan dari muzdalifah tengah malam, ia wajib membayar
denda.
d. Mabit di Mina, bagi jama’ah yang pada tanggal 12 dzulhijjah sampai matahari terbenam
masih di Mina, maka ia wajib tetap bermalam di Mina untuk pada tanggal 13 dzulhijjah
melempar jumrah.
e. Thawaf wada’ adalah thawaf perpisahan. Thawaf ini wajib dilakukan oleh setiap orang
yang hendak meninggalkan kota Makkah untuk kembali ke tanah airnya. Cara
melaksanakannya sama dengan thawaf qudum dan ifadah.
6. SUNNAH HAJI
1. IFRAD.
Cara mengerjakan haji dan umrah ada tiga cara, yaitu:
a. Ifrad, yaitu mendahulukan haji daripada umrah.
b. Tamattu’, yaitumendahulukan umrah daripada haji.
c. Qiran, yaitu melaksanakan haji dan umrah secara bersama-sama.

5
Dari ketiga cara diatas, ifrad merupakan cara yang paling baik dari dua cara yang lain dan
merupakan cara yang di sunnahkan dalam haji.
2. Membaca talbiyyah dengan suara yamg keras bagi laki-laki. Bagi perempuan hendaklah
diucapkan sekedar terdengar oleh telinganya sendiri. Adapun lafadz talbiyyah adalah
Artinya: “Ya Allah, saya tetap tunduk mengikukti perintah-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.
Sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu, dan Engkaulah yang menguasai segala
sesuatu, tidak ada yang menyekutui kekuasaan-Mu.” (HR. Bukhari-Muslim)
3. Berdo’a sesudah membaca talbiyyah.
4. Membaca dzikir sewaktu thawaf.
5. Shalat dua rokaat sesudah thawaf.
6. Masuk ke ka’bah.
7. LARANGAN KETIKA IHRAM
Adapun larangan-larangan ketika melakukan ihram adalah:
a. Mengenakan pakaian yang berjahit, seperti baju kurung, baju qaba’, (baju yang bagian
depannya bisa di buka), muzzah dan juga pakaian yang di anyam seperti baju besi, atau
yang di ikat seperti pakaian anyam-anyaman.
b. Mengenakan tutup kepala, atau sebagian kepala (yang biasa dipakai) laki-laki, denngan,
menggunakan apasaja yang bisa di anggap sebagai tutup, seperti sorban.
c. Mengenakan tutup wajah atau sebagian wajah (yang biasa di pakai perempuan), dengan
menggunakan apasaja yang bisa dianggap sebagai tutup.
d. Menyisir rambut, terdapat ikhtilaf dalam hal ini. Sebagian berpendapat haram
dilaksanakan ketika berihram, sebagian lagi mengatakan bahwa hukumnya makruh
sebagaimana makruhnya menggaruk rambut dengan menngunakan kuku.
e. Mencukur atau mencabuti rambut, meskipun dalam keadaan lupa hal ini tetap di
haramkan.
f. Memotong kuku, kecuali ketika sebagian kuku orang yang ihram itu retak dan ia merasa
sakit lantaran hal tersebut. Maka, bagi orang btersebut diperbolehkan menghilangkan
kuku yang retak saja.
g. Memakai wangi-wangian, maksudnya memakai wangi-wangian secara sadar dengan
tujuan memanfaatkan bau harumnya.
h. Membunuh binatang buruan.
i. Melaksanakan akad nikah.
j. Melakukan hubungan suami istri.
k. Bersentuhan langsung antar kulit dengan disertai syahwat.[6]

8. MENINGGALKAN RUKUN HAJI


Dalam istilah fiqih (Kasysyaf al-Qina, 2/523), tidak mendapatkan haji, yaitu sampai di arafah
setelah terbit fajar Hari Penyembelihan, disebut al-fawat (ketinggalan). Jabir bin Abdullah ra.
Berkata,: orang tidak ketinggalan haji sampai terbitnya fajar pada malam genap. Dia merujuk
kepada sabda nabi SAW,:“Haji adalah Arofah. Orang yang datang pada malam genap
sebelum terbitnya fajar, berarti dia telah mendapatkan haji.”(HR. Tirmidzi, 3/237, no. 889).
Barang siapa ketinggalan hadir di padang arafah pada waktu yang di tentukan, maka ia wajib
membayar fidyah dan mengqadha pada tahun yang berikutnya. Sabda Rasulullah SAW :

6
Artinya: “Barang siapa ketinggalan hadir di padang arafah pada malam (tanggal 10 bulan
haji), maka sesungguhnya telah tertinggallah hajinya. Maka hendaklah mengerjakan umrah.”
(HR. Daruqutni).
Orang yang meninggalkan salah satu rukun dari rukun-rukun haji selain hadir di padang
Arafah, maka tidak halal ihramnya hingga dikerjakan rukun yang ketinggalan itu. Sedangkan
barang siapa meninggalkan salah satu dari wajib haji atau umrah, ia wajib membayar denda
atau dam.
9. TANAH HARAM DAN ISINYA
Tanah haram adalah tanah sekeliling masjidil haram yang telah diberi tanda (batas) pada
beberapa penjuru. Dilarang (haram) memburu binatang tanah haram, begitu juga
memotong dan mencabuut pohon-pohon dan rumput-rumputnya baik bagi orang yamng
sedang dalam ihram ataupun tidak. Sebagaiman sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “Sesungguhnya negeri ini (Makkah) negeri terpelihara, oleh penjagaan Allah, sampai
hari kiamat, pohon-pohonnya tidak boleh dipotong, binatangnya tidak boleh diburu, dan
tidak boleh di pungut barang yang di didapat padanya kecuali orang yang bermaksud
mengumumkannya, juga tidak boleh di cabut rumputnya. Mendengar sabda beliau tersebut
ibnu Abbas berkata, “Ya Rasulallah, kecuali Izkhir. Sesungguhnya izkhir berguna bagi tukang
besi dan untuk rumah-rumah mereka. Jawab beliau, “Ya, kecuali izkhir” (HR. Bukhari-
Muslim)
Pohon-pohon dan rumput-rumput yang terlarang dipotong dan dicabut ialah apabila ia
masih hidup dan tidak menyakiti. Tetapi kalau runput-rumput atau pohon-[pohon yang
sudah kering atau menyakiti, misalnya yang berduri maka boleh di cabut atau di potong.
Boleh pula mengambil pohon dan rumput tersebut untuk dijadikan obat. Juga tidak dilarang
membunuh binatang yang berbahaya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Artinya : Dari Aisyah “Rasulullah SAW telah menyuruh membunuh lima macam binatang
yang jahat, baik di tanah halal maupun di tanah haram, yaitu: 1) gagak, 2) burung elang, 3)
kalajengking, 4) tikus, 5) anjing yang suka menggigit (anjing gila).” (HR. Bikhari-Muslim).
10. KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAH
Haji merupakan syiar yang agung dan ibadah yang mulia, dengannya seorang hamba akan
mendapatkan rahmat dan berkah yang menjadikan setiap orang muslim sangat rindu untuk
segera melaksanakannya.
Sesungguhnya haji merupakan jalan menuju syurga dan membebaskan diri dari api neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
“ Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali syurga. “ (HR. Bukhari dan Muslim)
Haji dapat melebur dosa dan menghilangkan dampak maksiat dan perbutan jelek,
sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam :
“Barang siapa yang hendak berhaji, dan tidak melakukan senggama (diwaktu terlarang) dan
tidak berbuat fasiq (maksiat), maka ia akan kembali dari dosa-dosanya seperti saat ia
dilahirkan oleh ibunya”. (HR Bukhari dan Muslim ).
Ibadah haji sebagaimana bisa membawa kepada kejayaan di akhirat, begitu juga bisa
menyelamatkan dari kefakiran, sebagaimana hadist Ibnu Mas’ud bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

7
“Laksanakanlah haji dan umrah, karena keduanya menghapus kefakiran dan dosa
sebagaimana api menghilangkan karat dari besi.” (HR. Tirmidzi )
Seorang muslim jika melaksanakan ibadah haji, maka dia telah masuk dalam katagori jihad.
Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Aisyah ra bahwa beliau
bertanya Nabi saw :
“Apakah wanita itu wajib berjihad ? Maka beliau bersabda : “ Kalian wajib berjihad yang
tidak pakai perang, yaitu haji.”
Oleh karena itu, saya ucapkan selamat bagi yang sangat rindu hatinya untuk mengerjakan
ibadah haji dengan membawa bekal, meninggalkan keluarga dan negaranya, menjadi tamu
Allah Yang Maha Pengasih, seraya memakai ihram, mengucapkan talbiyah, berdiri, berdo’a,
berdzikir dan beribadah.
11. KEWAJIBAN HAJI DAN UMRAH HANYA SEKALI SEUMUR HIDUP
Haji merupakan salah satu dari ibadah-ibadah faridhah yang agung dan salah satu rukunnya
yang lima. Hal itu berdasarkan sabda Nabi saw :
“Islam dibangun di atas lima perkara yaitu syahadat laa ilaaha illallah dan Muhammad
Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji” ( HR Bukhari
dan Muslim ).
Seorang muslim wajib melaksanakan ibadah haji dan umrah sekali seumur hidup
sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dari hadist Abu Hurairah berkata :
“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan kami, beliau berkata: “Wahai
sekalian manusia, sungguh Allah telah mewajibkan bagi kalian haji maka berhajilah kalian!”
Seseorang berkata: “Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?” Beliau terdiam sehingga orang
tersebut mengulangi ucapannya tiga kali. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: “Kalau aku katakan ya, niscaya akan wajib bagi kalian dan kalian tidak akan
sanggup.” Kemudian beliau berkata: “Biarkanlah apa yang aku tinggalkan kepada kalian.
Sesungguhnya orang sebelum kalian telah binasa karena mereka banyak bertanya yang tidak
diperlukan dan menyelisihi nabi-nabi mereka. Jika aku memerintahkan sesuatu kepada
kalian maka lakukanlah sesuai dengan kesanggupan kalian. Dan bila aku melarang kalian dari
s esuatu maka tinggalkanlah.”
Begitu juga seorang muslim wajib melaksanakan ibadah umrah sekali dalam hidupnya, Allah
swt berfirman :
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah” (QS. Al Baqarah : 196)
Ibnu Abbas Berkata : Sesungguhnya umrah disebutkan bersama haji di dalam kitab Allah,
oleh karena itu, sebagaimana haji hukumnya wajib, maka umrahpun hukumnya wajib.

8
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Haji adalah rukun islam yang ke-5. Secara etiologi haji artinya mengunjugi. Adapun secara
terminologi adalah mengunjungi Baitul Haram dengan amalan tertentu, pada waktu
tertentu seperti yang telah nabi ajarkan.
1. Seorang muslim
2. Aqil (berakal).
3. Baligh
4. Merdeka
5. Mampu.
SUNAT HAJI
1. IFRAD. Cara mengerjakan haji dan umrah ada tiga cara, yaitu:
A. Ifrad, yaitu mendahulukan haji daripada umrah.
B. Tamattu’, yaitumendahulukan umrah daripada haji.
C. Qiran, yaitu melaksanakan haji dan umrah secara bersama-sama.
Dari ketiga cara diatas, ifrad merupakan cara yang paling baik dari dua cara yang
lain dan merupakan cara yang di sunnahkan dalam haji.
2. Membaca talbiyyah dengan suara yamg keras bagi laki-laki. Bagi perempuan
hendaklah diucapkan sekedar terdengar oleh telinganya sendiri. Adapun lafadz
talbiyyah adalah
Artinya: “Ya Allah, saya tetap tunduk mengikukti perintah-Mu, tidak ada sekutu bagi-
Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu, dan Engkaulah yang menguasai
segala sesuatu, tidak ada yang menyekutui kekuasaan-Mu.” (HR. Bukhari-Muslim)
3. Berdo’a sesudah membaca talbiyyah.
4. Membaca dzikir sewaktu thawaf.
5. Shalat dua rokaat sesudah thawaf.
6. Masuk ke ka’bah.
2. Saran
Kesadaran penyusun atas kekurangan dalam makalah ini, sehingga penyusun sangat
mengharapkan kritikan dari semua pihak yang membaca makalah ini. Supaya terciptanya
makalah yang jauh lebih baik untuk makalah yang akan datang, dan semoga makalah ini
banyak manfaatnya. Bagi yang menyusunnya pada khususnya. Pada yang membacanya pada
umumnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Baihaqi, A.K. Fiqih ibadah. (Bandung: M2S Bandung, 1996).


2. H. Sulaiman Rasjid. Fiqih Islam. (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2008).
3. http://organisasi.org/pengertian-haji-syarat-sah-haji-wajib-dan-rukun-ibadah-haji.
4. http://farhansyaddad.files.wordpress.com/2009/05/7-bab-vi1.pdf.
5. http://saibah.co.id/pengertian-hukum-dan-ibadah-haji/.

10

Anda mungkin juga menyukai