Skenario
“BENJOLAN DI LEHER’’
Seorang perempuan berusia 31 tahun datang ke dokter karena mengeluh ada pembesaran
di leher yang teraba datar tidak berbenjol, tangan banyak berkeringat dan basah. Berat
badan turun nafsu makan meningkat, mudah gugup. Keluhan pada mata menonjol dan
kelopak mata lambat menutup. Pasien merasakan keluhan ini sekitar. Pada pemeriksaan
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut jantung 120 x/menit, irregular, laju
respirasi 20 x/menit. Teraba pembesaran kelenjar thyroid, tanpa nodul, tidak nyeri tekan,
pada auskultasi tidak didapatkan bising, dilakukan analisis skor index wayne didapat total
26, kemudian pasien dirujuk ke bagian penyakit dalam.
STEP 6
1. Mengapa pasien mngeluh pembesaran dileher yang teraba datar tidak berbenjol, tangan
banyak berkeringat dan basah?
EFEK METABOLIK HORMON TIROID
SUMBER : Buku ilmu penyakit dalam ;
https://calgaryguide.ucalgary.ca/hyperthyroidism/;Osmosis:
https://www.youtube.com/watch?v=FvLb4dGxYrs
2. Mengapa pasien mengeluhkan Berat badan turun nafsu makan meningkat?
Pathway
pada jaringan akan diproses oleh enzim deiodinase melepas 1 iodine (jadi dari T4 diubah ke T3)
T3 akan meningkatkan ekspresi protein, meningkatkan metabolisme meningkatkan Na, K pump
ATP banyak digunakan untuk proses Na K pump tubuh perlu banyak ATP proses yang dilakukan
adalah :
a. GLYCOGENOLYSIS
b. GLYCOLYSIS
c. LIPOLYSIS
Ketiga proses diatas akan menyebabkan metabolic rate naik hasil output metabolisme : CO2, H2O,
PANAS tubuh akan meningkatkan temperature
EFEK :
De Leo, S., Lee, S. Y., & Braverman, L. E. (2016). Hyperthyroidism. Lancet (London, England),
388(10047), 906–918. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)00278-6
Amin, A., Dhito, W., & Murphy, K. (2011). The Central Effects of Thyroid Hormones on Appetite. SAGE-
Hindawi Access to Research, Journal of Thyroid Research Volume 2011, Article ID 306510.
doi:10.4061/2011/306510
3. Mengapa pasien mengeluhkan mata menonjol dan kelopak mata lambat menutup?
GRAVES disease
TSH-R antibodies akan mengaktifkan T CELL yang paling banyak diproduksi di RETROORBITAL
SPACE setelah terstimulasi akan meningkatkan IFN gamma dan TNF alpha stimulasi
fibroblast pada Retro Orbital Space peningkatan glukosaminoglikan bertahan pada air
kandungan air pada jaringan lemak dan otot pada belakang mata EDEMA / SWELLING pada
belakang mata EXOPHTALMUS
Sumber : (1) https://calgaryguide.ucalgary.ca/hyperthyroidism/ (2) Osmosis :
https://www.youtube.com/watch?v=FvLb4dGxYrs
4. Apa etiologi dan factor risiko dari kasus diatas?
a. Faktor Risiko Penyakit Gangguan Tiroid Secara Umum :
1) Umur :
Usia diatas 60 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami
terjadinya hipotiroid atau hipertiroid
2) Jenis Kelamin :
Perempuan lebih berisiko terjadi gangguan tiroid daripada laki-laki
3) Genetik :
Diantara banyak faktor penyebab autoimunitas terhadap kelenjar tiroid,
genetic dianggap merupakan faktor pencetus utama
4) Merokok :
Merokok dapat menyebabkan kekurangan oksigen di otak dan nikotin dalam
rokok dapat memacu peningkatan reaksi inflamasi
5) Stress :
Stress juga dapat berkorelasi dengan antibody terhadap antibody TSH-
Reseptor
6) Riwayat Penyakit Keluarga yang Berhubungan Dengan Autoimun :
Riwayat penyakit keluarga yang ada hubungan dengan kelainan autoimun
merupakan faktor risiko hipotiroidisme tiroiditis autoimun
7) Zat Kontras yang Mengandung Iodium :
Hipertiroidisme terjadi setelah mengalami pencitraan menggunakan zat
kontras yang mengandung iodium
8) Obat-Obatan :
Amiodaron, Lithium karbonat, Aminoglutethimide, Interferon alfa,
Thalidomide, Betaroxine, Stavudine
9) Lingkungan :
Kadar iodium dalam air yang berkurang
b. Etiologi Hipertiroidisme :
Pada penyakit Graves antibodi terhadap reseptor hormon perangsang thyroid
(thyroid stimulating hormone) merangsang epitel tiroid untuk mensekresi hormon
tiroid dan menyebabkan hipertiroid
Sumber : (1) InfoDatin. Bebaskan Dirimu Dari Gangguan Tiroid. Situasi dan Analisis Penyakit Tiroid.
Kemenkes RI. 2015. ISSN 2442-7659 (2) Buku Ajar Patologi Dasar, Robbins kumar, edisi ke 10, Elsevier,
2019 (3) https://www.youtube.com/watch?v=FvLb4dGxYrs
•badai tiroid (thyroid storm) istilah ini digunakan untuk merujuk pada hipertiroidisme
berat yang timbul mendadak. Keadaan ini paling sering terjadi pada pasien dengan latar
belakang penyakit Graves, mungkin disebabkan oleh peningkatan mendadak kadar
katekolamin, seperti yang dapat dijumpai sewaktu stres. Badai tiroid merupakan suatu
kegawatdaruratan medis. Banyak pasien yang tidak diterapi meninggal karena aritmia
jantung.
• Hipertiroidisme apatis berhubungan dengan tirotoksikosis yang terjadi pada pasien
lanjut usia, dengan gambaran khas hormon tiroid yang berlebihan seperti yang biasanya
terlihat pada pasien dengan usia lebih muda, tidak terlihat nyata. Pada pasien ini,
diagnosis sering ditegakkan saat pemeriksaan laboratorium pada penurunan berat badan
tanpa sebab yang jelas atau penyakit kardiovaskular yang memburuk.
b. Diagnosis Banding :
1) Toxic Nodular Goiter (TNG) :
Merupakan keadaan dimana kelenjar tiroid terjadi pembesaran dengan
bentuk nodul tiroid
Gejalanya adalah :
o Intoleransi panas
o Lemas
o Tremor
o Penurunan berat badan
o Nafsu makan bertambah
o Gondok
o Takikardia
2) Goiter Diffuse Toxic :
Keadaan dimana kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid yang
berlebihan
Gejalanya dapat muncul dalam minggu, bulan, bahkan tahunan
Gejalanya :
o Hipermetabolisme penurunan berat badan dengan nafsu makan
yang baik, intoleransi panas, berkeringat, lemas, osteoporosis
o Hyperadrenergic palpitasi, tremor, insomnia
o Ginekomastia, sedikit menstruasi, penurunan konsentrasi, fatigue
3) Thyroid Papillary Carcinoma :
Bentuk ganas dari kelenjar tiroid dan sangat jarang terjadi
Apabila terjadi dapat menyebabkan hiperfungsi hormone tiroid sehingga
sekresinya berlebihan di dalam darah dan menyebabkan tirotoksikosis dan
hipertrioid
Sumber : (1) Setiati Siti, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th rev. Jakarta : Internal Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015. h. 2014 -1134 (2) InfoDatin. Bebaskan Dirimu Dari
Gangguan Tiroid. Situasi dan Analisis Penyakit Tiroid. Kemenkes RI. 2015. ISSN 2442-7659
10. Bagaimana tatalaksana farmakologis dan non farmakologis pada kasus diatas?
Prinsip pengobatan tergantung dari etiologi tirotoksikosis, usia psaien, riwayat alamiah penyakit,
tersedianya modalitas pengobatan, situasi pasien,risiko pengobatan dsb. Pengobatannya bisa
konservatif dan surgical. Konservatif bisa berupa pemberian obat anti tiroid dan beta adrenergic
reseptor antagonist. Untuk surgical bisa radioaktif iodine dan tiroidektomi.
a. Tirostatika (OAT – obat anti tiroid)
b. Prognosis :
Pada hipertiroid akibat Grave’s Disease remisi dapat mencapai 30-60% dalam
12-18 bulan setelah pengobatan
Risiko relaps tinggi pada pasien usia muda, laki-laki, perokok, hipertiroidisme
berat, dan memiliki struma yang besar
Tingkat remisi terapi radioiodine sekitar 60-70%
Pasien dengan tiroidektomi total tidak memiliki risiko relaps
Sumber : Setiati Siti, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th rev. Jakarta :
Internal Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015. h. 2014 -1134
12. Bagaimana pencegahan dan edukasi pada pasien tersebut?
EDUKASI
Dapatkan olahraga teratur. Olahraga secara umum akan membantu Anda
merasa lebih baik dan meningkatkan tonus otot dan sistem
kardiovaskular. Latihan menahan beban penting bagi penderita penyakit
Graves karena membantu menjaga kepadatan tulang. Olahraga juga dapat
membantu mengurangi nafsu makan dan meningkatkan tingkat energi
Anda.
Makanan yang harus dihindari: Makan terlalu banyak makanan yang kaya
yodium atau yang diperkaya yodium dalam makanan Anda dapat menyebabkan
hipertiroidisme atau memperburuknya dalam beberapa kasus.
Jika penyedia atau ahli gizi Anda telah merekomendasikan diet rendah
yodium, cobalah untuk menghindari makanan laut dan aditif makanan laut
berikut:
Ikan.
Rumput laut.
Kepiting.
Lobster.
Sushi.
Udang.
Alga.
Alginat.
Nori.
Kelp.
Keju.
Kuning telur.
Garam beryodium.
SUMBER:https://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/hyperthyroidism/
diagnosis-treatment/drc-20373665 ;
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14129-hyperthyroidism
13. Klasifikasi tiroid berdasarkan fungsional dan anatomisnya !!
a. Fisiologis Kelenjar Tiroid :
Terdiri atas 2 lobus yaitu dextra dan sinistra yang dihubungkan oleh ismus
Dirangsang oleh hormone Tyroid Stimulating Hormon (TSH) yang dihasilan hipofisis
anterior
Berfungsi menghasilkan hormone tiroid (T3 dan T4) dan hormone calsitonin
Sel sekretorik utama tiroid adalah sel folikel yang akan membentuk bola-bola
berongga yang masing-masing membentuk satu unit fungsional yang disebut folikel
Folikel terlihat seperti cincin yang terdiri dari satu lapisan sel-sel folikel yang
mengelilingi suatu lumen yang terisi oleh koloid
Konstituen utama koloid adalah suatu glikoprotein yang disebut triglobulin (Tg)
Terdapat juga sel C yang berfungsi menghasilkan calsitonin
Proses pembentukan hormone tiroid :
1) Asam amino tirosin masuk kedalam molekul triglobulin ketika triglobulin diproduksi.
Setelah terbentuk triglobulin yang sudah mengandung tirosin kemudian di ekspor
kedalam vesikel dari sel folikel kedalam koloid melalui proses eksositosis
2) Kelenjar tiroid menangkap iodida dari darah dan memindahkannya ke sel folikuler
oleh pompa iodida. Pompa iodide merupakan suatu simporter oleh gradien
konsentrasi Na+ dan K+
3) Didalam sel folikuler, iodida akan dioksidasi menjadi iodida aktif oleh enzim
tiroperooksidase (TPO)
4) Iodida yang telah aktif akan keluar menuju koloid melewati saluran membrane
luminal
5) (A). didalam koloid, TPO tetap terikat dengan membrane dan akan melekatkan
iodida yang aktif dengan tirosin didalam mokeluk triglobulin yang akan
menghasilkan Monoiodotirosin (MIT)
(B). perlekatan dua iodida ke tirosin menghasilkan Di-iodotirosin (DIT)
6) (A). penggabungan satu MIT dan dua DIT akan menghasilkan Tri-iodotironin (T3)
(B). penggabungan dua DIT dengan dua DIT akan menghasilkan Tetraiodotironin
(T4 atau Tiroksin)
7) Pada proses sekresi setelah mendapat rangsangan yang sesuai, sel folikel akan
mengambil satu koloid dan menguraikan molekul triglobulin menjadi bagian-
bagiannya yaitu T3 dan T4, MIT, DIT.
8) Didalam sel, butir-butir koloid yang terbungkus membrane menyatu dengan lisosom
yang akan memisahkan antara T3 dan T4 serta MIT dan DIT yang belum aktif
9) (A). Hormone tiroid bersifat lipofilik sehingga mudah untuk menembus membrane
plasma sel dan masuk kedalam darah untuk menuju ke sel sasaran/organ sasaran
dengan diangkut oleh protein transporter yang disebut Tiroksin Binding Globulin
(B). MIT dan DIT akan dihilangkan iodida nya oleh enzim deiodinase dan iodida yang
telah bebas akan didaur ulang untuk membentuk T3 dan T4 kembali
Sumber : (1) Setiati Siti, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th rev. Jakarta : Internal Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015. h. 2014 -1134 (2) Buku Ajar Patologi Dasar, Robbins
kumar, edisi ke 10, Elsevier, 2019 (3) Lauralee Sherwood. 2016. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem.
9th edition. Jakarta : EGC (4) https://www.youtube.com/watch?v=FvLb4dGxYrs