RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa Tn Y mengeluh berat badan menurun?
2. Mengapa benjolan semakin membesar?
3. Apakah ada hubungan keluhan dengan pembesaran atau benjolan pada
leher?
4. Apakah ada hubungan berkeringat dan berdebar dengan benjolan?
5. Apakah hubungan usia dengan penyakit Tn Y?
6. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan terhadap Tn Y?
7. Apa diagnosis sementara dan diagnosis banding Tn Y?
HIPOTESIS
1. Ketika hormon tiroid naik, lalu kerja jantung meningkat dan metabolisme
menjadi cepat. peningkatan metabolisme yang terjadi karena banyaknya
hormon tiroid membuat tbuh menggunakan senyawa-senyawa glukagonik
yang ada di dalam otot untuk membentuk glukosa melalui proses
glukoneogenesis. Karena diambil dari otot, maka pemakaian senyawa
glukogenik secara terus-menerus dapat mengurangi massa otot sehingga
berat badan pun bisa mengalami penurunan.
2. Kelenjar tiroid yang membesar akan menyebabkan terjadinya
pembengkakan pada leher
3. Mungkin terjadi infeksi atau adanya tumor benigna atau maligna
4. Hubungannya karena adanya peningkatan metabolisme basal dan
menyebabkan berkeringat.
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
Hipertiroid, Hipotiroid, Tumor Tiroid
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Diagnosis
Penatalaksanaan
Komplikasi
Prognosis
HIPERTIROID
A. Definisi
Menurut American Thyroid Association dan American Association of Clinical
Endocrinologists,
hipertiroidisme
didefinisikan
sebagai
kondisi
berupa
peningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh kelenjar
tiroid
melebihi
normal.
Hipertiroidisme
merupakan
salah
satu
bentuk
B. Epidemiologi
C. Etiologi
Penyebab Hipertiroidisme adalah adanya Imuoglobulin perangsang tiroid
(Penyakit Grave), sekunder akibat kelebihan sekresi hipotalamus atau hipofisis
anterior, hipersekresi tumor tiroid. Penyebab tersering hipertiroidisme adalah
penyakit Grave, suatu penyakit autoimun, yakni tubuh secara serampangan
membentuk thyroid-stymulating immunoglobulin (TSI), suatu antibodi yang
sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid (Sherwood, 2002).
1.
Tiroid :
a.
b.
Adenoma toksik
c.
d.
McCune-Albrigth
e.
f.
2.
Hipofisis :
a.
Adenoma hipofisis
b.
3.
Lain :
a.
Eksogen
b.
c.
hCG
D. Patofisiologi
Patogenesis
Proses pengeluaran hormone tiroid yang normal adalah sebagai berikut:
Hipotalamus
Hipofisis
Tiroid
(menerima
TRH/TIH)
Kurang Lebih
Pengeluaran TIH
ReseptorTSH/TIH
(tiroid inhibiting
hormon)
Kadar
hormon
tiroid di tubuh
Sekresi
hormone
Pengeluaran Pengeluaran
tiroid ke pembuluh
hormon
hormon
tiroid
tiroid
dihentikan
(T3& T4)
Keterangan:
Panah hitam : umpan balik positif
Panah merah : umpan balik negative
Dari bagan tersebut dapat diketahui bahwa apabila terjadi suatu peningkatan kadar
hormone tiroid didalam tubuh maka akan terjadi feedback negative menuju
hipotalamus. Ketika feedback negative diterima oleh hipotalamus, maka akan
terjadi pengeluaran hormone inhibiting yang akan menurunkan sekresi/pembuatan
hormone tiroid. Proses ini terjadi ketika tiroid tidak mengalami suatu kelainan,
apabila terjadi suatu kelainan pada tiroid maka proses yang akan terjadi adalah
sebagai berikut .
Hipotalamus
Hipofisis
Tiroid
(menerima
TRH/TIH)
Lebih
Pengeluaran
Reseptor
TIH
ditutupi
oleh
(Tiroid
(Tiroid
Stimulating
Inhibiting
TSH/TIH
TSI
Imunoglobulin)
Hormone)
Kadar
hormon
tiroid di tubuh
Sekresi
hormone
Pengeluaran
Pengeluaran
tiroid ke pembuluh
hormon
hormon
tiroid tidak
tiroid
makin meningkat
dihentikan
(T3& T4)
Dari bagan d
Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan hormone tiroid. Hal
ini disebabkan oleh penutupan reseptor TSH dan TIH oleh Tiroid Stimulating
Patofisiologi
Hipertiroidisme disebabkan oleh antibody reseptor TSH yang
merangsang aktifitas tiroid, sehingga produksi tiroksin (T4) meningkat.
Akibat peningkatan ini ditandai dengan adanya tremor, ketidakstabilan
emosi, palpitasi, meningkatnya nafsu makan, kehilangan berat badan.
Kulit lebih hangat dan berkeringat, rambut halus, detak jantung cepat,
tekanan nadi yang kecil, pembesaran hati, kadang kadang terjadi gagal
jantung. Peningkatan cardiac output dan kerja jantung selama
ketidakstabilan atrial menyebabkan ketidakteraturan irama jantung,
terutama pada pasien dengan penyakit jantung.Ancaman bagi kehidupan
di kombinasi dengan delirium atau koma, temperatur tubuh naik sampai
41o C, detak jantung meningkat, hipotensi, muntah dan diare.
Penyakit Graves memiliki gejala-gejala patognomonik sebagai ciri
khas atau tanda khusus. Beberapa gejala patognomonik yang menyertai
penyakit Graves, yaitu:
a. Eksoftalmus
dan
peningkatan
jaringan
ikat
retrobulbar
bisa
menggunakan
alat
terjadinya
yang
dibentuk
medulla
suprarenal,
yaitu
tirotoksik pada mata , dan takikardia ringan umumnya terjadi pada umumnya
terjadi. Kelemahan otot dan berkurangnya masa otot dapat sangat berat sehingga
pasien tidak dapat berdiri dari kursi tanpa bantuan. Pada anak-anak terdapat
pertumbuhan cepat dengan pematangan tulang yang lebih cepat. Pada pasienpasien di atas 60 tahun, manifestasi kardiovaskuler dan miopati sering lebih
menonjol; keluhan yang paling menonjol adalah palpitasi, dispnea pada latihan,
tremor, nervous, dan penurunan berat badan.
F. Diagnosis
Anamnesis
Pada hipertiroid dapat ditemukan dua kelompok gambaran utama, yaitu
tiroidal dan ekstratiroidal yang keduanya dapat juga tidak tampak.
Tiroidal dapat berupa goiter karena hiperplasia kelenjar tiroid dan
hipertiroidisme akhibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Gejala
hipertiroidisme dapat berupa hipermetabolisme dan aktivitas simpatis
yang meningkat seperti pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan
panas, keringat berlebih, berat badan menurun sementara nafsu makan.
meningkat, palpitasi, takikardi, diare, dan kelemahan atau atrofi otot.
Manifestasi ekstratiroidal dapat ditemukan seperti oftalmopati dan
infiltrasi kulit lokal yang terbatas pada tungkai bawah biasanya.
Pada anamnesis riwayat keluarga dan penyakit turunan, pada hipertiroid
perlu juga mengonfirmasi apakah ada riwayat keluarga yang memiliki
penyakit yang sama atau memiliki penyakit yang berhubungan dengan
autoimun
Pemeriksaan Fisik
PemeriksaanPenunjang
Gold standard yang digunakan dalam klinis adalah serum TSH dan FT4.
G. Penatalaksanaan
Farmakologis
Hipertiroid dapat diberikan obat antitiroid golongan tionamid. Terdapat 2
kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil yang dipasarkan dengan
nama propiltiourasil (PTU) dan imidazol yang dipasarkan dengan nama
metimazol dan karbimazol. Mekanisme kerja obat antitiroid bekerja
dengan dua efek, yaitu efek intra dan ekstratiroid. Berikut merupakan
mekanisme masing-masing efek.
a. Mekanisme aksi intratiroid adalah menghambat oksidasi dan
organifikasi iodium, menghambat coupling iodotirosis, mengubah
struktur molekul tiroglobulin dan menghambat sintesis tiroglobulin
sehingga mencegah atau mengurangi biosintesis hormon tiroid T3 dan
T4.
b. Mekanisme aksi ekstratiroid adalah menghambat konversi T4 menjadi
T3 di jaringan perifer. Obat yang bekerja dengan mekanisme aksi
ekstratiroid adalah propiltiourasil (PTU).
Dosis PTU dimulai degan 3x100-200 mg/hari dan metimazol/tiamazol
20-40 mg/hari dengan dosis terbagi untuk 3-6 minggu pertama. Setelah
itu dosis dapat diturunkan atau dinaikkan sesuai respon klinis dan
biokimia. Jika ditemukan dosis awal belum memberikan perbaikan klinis,
dosis dapat dinaikan bertahap hingga dosis maksimal, sementara jika
dosis awal sudah memberi perbaikan klinis maupun biokimia, dosis
diturunkan hingga dosis terkecil PTU 50 mg/hari dan metimazol/
tiamazol 5-10 mg/hari yang masih dapat mempertahankan keadaan
eutiroid dan kadar T4 bebas dalam batas normal. Pemilihan PTU dan
Disgenesis Tiroid
Defek perkembangan (disgenesis tiroid) merupakan 90% dari bayi yang terdeteksi
hipotiroidisme. Pada sekitar sepertiga bayi tidak ditemukan adanya sisa jaringan
tiroid (aplasia), sedangkan duapertiga lainnya jaringan tiroid yang tidak sempurna
ditemukan pada lokasi ektopik, dari dasar lidah (tiroid lidah) sampai posisi
normalnya di leher.
Kebanyakan bayi dengan hipotiroidisme kongenital pada saat lahir tidak bergejala
walaupun ada agenesis total kelenjar tiroid. Situasi ini dianggap berasal dari
perpindahan transplasenta sejumlah sedang tiroksin ibu (T 4) yang memberikan
kadar janin 25-50% normal pada saat lahir. Kadar T4 serum yang rendah ini dan
secara bersamaan kadar TSH meningkat memungkinkan pendeteksian neonatus
dengan hipotiroid.
Jaringan tiroid ektopik (lidah, bawah lidah, subhioid)dapat memberikan jumlah
hormon tiroid yang cukup selama bertahun-tahun atau dapat gagal pada masa
anak-anak. Anak yang terkena biasanya datang karena tumbuh massa pada dasar
lidah atau pada linea mediana leher, biasanya setinggi hioid. Kadang-kadang
disertai dengan kista duktus tiroglossus. Pengambilan secara bedah jaringan tiroid
ektopik dari individu eutiroid dapat mengakibatkan hipotiroidisme karena tidak
memiliki jaringan tiroid yang lain.
Berbagai
defek
pada
biosintesis
hormon
tiroid
dapat
mengakibatkan
Radioyodium
Defisiensi Tirotropin
Defisiensi TSH dan hipotiroidisme dapat terjadi pada keadaan apapun yang terkait
dengan defek perkembangan kelenjar pituitaria atau hipotalamus. Lebih sering
pada keadaan ini, defisiensi TSH akibat defisiensi hormon pelepas tiroropin
(TRH). Mayoritas bayi yang terkena memiliki defisiensi kelenjar pituitaria
multipel dan datang dengan hipoglikemi, ikterus persisten, dan mikropenis
bersama dengan displasia septo-optik, celah bibir linea mediana, hipoplasia wajah
tengah, dan anomali wajah linea mediana yang lain.
Hipotiroidisme kongenital ringan telah dideteksi pada bayi baru lahir yang
selanjutnya terbukti menderita pseudohipoparatiroidisme tipe Ia. Penyebab
molekular resistensi terhadap TSH pada penderita ini adalah gangguan
menyeluruh aktivasi cAMP yang disebabkan oleh defisiensi genetik subunit
guanin nukleotid pengatur protein. Keadaan ketidaktanggapan TSH murni yang
telah dideteksi, yaitu kadar T4 serum rendah, kadar TSH serum dengan
radioimmunoassay dan bioassay meningkat, dan tidak ada respon terhadap
pemberian TSH eksogen.
D. Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau
gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
E. Manifestasi Klinis
Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
-
Banyak keringat
Rambut rontok
F. Diagnosis
Anamnesis :
o
Struma pada ibu. Apakah ibu diberi KI, PTU waktu hamil?
Perkembangan anak.
Gejala klinis :
Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar hipotiroid kongenital > 5;
tetapi tidak adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan
kemungkinan hipotiroid kongenital.
Tabel : Skor Apgar pada hipotiroid kongenital
Gejala klinis
Skore
Hernia umbilicalis
Makroglosi
Hipotoni
Konstipasi
Total
15
Laboratorium :
o
dapat ditegakkan.
Pemeriksaan darah perifer lengkap, air kemih, tinja,
kolesterol serum (biasanya meningkat pada anak > 2
tahun).
Apabila ibu dicurigai menderita hipotiroid maka bayi
perlu diperiksa antibodi antitiroid. Kadar TBG
diperiksa bila ada dugaan defisiensi TBG yaitu bila
dengan pengobatan hormon tiroid tidak ada respon.
Name
Normal Value
Thyroid Stimulating
Hormone (TSH)
Total
Results
5 11g/dL or
64 142 nmol/L
Free T4 Index
6.5 12.5
T3
95 190 ng/dL or
Immunoassay
Free T3 Index
20 63
Radiologis :
USG atau CT scan tiroid.
in
Hypothyroidism
Hyperthyroidism
High
Low
Low
High
Low
High
Normal or Low
High
Normal or Low
High
0.3 5.0U/mL or
Immunoassay
in
Total
Results
mendasari
bayi
dengan
hipotiroidisme
Umur
tulang
(bone
age),
adanya
retardasi
0-3 bulan
10-15
3-6 bulan
8-10
6-12 bulan
6-8
1-5 tahun
5-6
2-12 tahun
4-5
> 12 tahun
2-3
survival lebih dari 90%. Limfoma tiroid dan keganasan-keganasan non epitelial
lain jarang ditemukan.
C. Etiologi
Etiologi yang pasti dari karsinoma ini belum diketahui. Dari beberapa
penelitian, dijumpai beberapa faktor yang berperan dalam patogenesis karsinoma
tiroid yaitu genetik dan lingkungan. Karsinoma papiler dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (iodine), genetik dan hormonal serta interaksi diantara ketiga faktor
tersebut. Sedangkan pada karsinoma folikular radiasi merupakan faktor penyebab
terjadinya karsinoma ini. Faktor yang berperan pada karsinoma meduler adalah
genetik dan sampai saat ini belum diketahui karsinogen yang menjadi penyebab
berkembangnya karsinoma meduler dan anaplastik. Diperkirakan karsinoma
anaplastik tiroid berasal dari perubahan karsinoma tiroid berdiferensiasi baik
(papiler dan folikular) dengan kemungkinan jenis folikular dua kali lebih besar.
D. Patofisiologi
Penyebaran dan metastasis :
1. Penyebaran intraglandular tiroid : Kelenjar tiroid kaya akan jaringan
limfatik, tumor dapat menyebar di dalamnya
2. Penyebaran ekstraglandular tiroid : tumor dapat menembus kapsul tiroid,
menyerang jaringan sekitar tiroid ke medial posterior menginfeksi trakea.
3. Metastasis kelenjar limfe : Ca tiroid sering bermetastasis ke kelenjar limfe
anterior laring, pretrakea, paratrakea, kelompok kelenjar limfa, profunda
leher superior, medula inferior.
4. Metastasis jauh : Ca tiroid sering bermetastasis jauh, tersering ke paruparu lalu ke tulang.
E. Gambaran Klinis
Gambaran Klinis Kebanyakan penderita datang disebabkan oleh karena
pembesaran tiroid atau dijumpainya nodul atau beberapa nodul. Untuk alasan
yang tidak diketahui, kebanyakan penderita adalah perempuan. Usia tidaklah
begitu penting oleh karena lesi-lesi malignan dapat ditemukan pada usia yang
sangat muda hingga yang sangat tua. Meskipun demikian, hal yang penting
diketahui adalah telah berapa lama kelainan tersebut dijumpai dan apakah
pertumbuhannya lambat, cepat atau timbul secara tiba-tiba. Informasi ini
merupakan diagnostik yang signifikan karena nodul atau massa multipel yang
tumbuh perlahan sedikit sekali yang menjadi malignan dibandingkan dengan
pembesaran nodul soliter yang berkembang dengan cepat. Ukuran yang
bertambah dengan tiba-tiba dapat diduga sebagai hemorrhage.
Biasanya nodul tiroid tidak disertai rasa nyeri, apabila ditemukan nyeri
diagnosis banding yang harus dipertimbangkan adalah tiroiditis akut, kista dengan
acute hemorrhage, tiroiditis subakut atau De Quervain, infark tumor sel Hrtle
(jarang) dan tiroiditis Hashimoto. Sebagian besar keganasan pada tiroid tidak
memberikan gejala yang berat, kecuali jenis anaplastik yang sangat cepat
membesar bahkan dalam hitungan minggu. Pada pasien dengan nodul tiroid yang
besar, kadang disertai dengan adanya gejala penekanan pada oesofagus dan trakea.
F. Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Laboratorium
Metode Isotop scan (IS), ultrasonograhic (USG) dan sitologi saat ini digunakan
untuk mengevaluasi nodul-nodul pada tiroid. IS memiliki spesifisitas tinggi dalam
mendiagnosis neoplasma malignan apabila akumulasi ekstratiroid 99mTc
pertechnetate atau I 3IJ pada nodul metastasis servikal atau demarcated nodul
tiroid cold kabur dipertimbangkan positif. Karsinoma tiroid terlihat sebagai
nodul hipoechogenik pada pemeriksaan USG, meskipun demikian beberapa lesi
benign juga mirip dengan gambaran echographic seperti pada lesi malignan.
-
Biopsi aspirasi jarum halus tiroid telah berusia lebih dari 50 tahun dan merupakan
metode utama yang digunakan untuk diagnosis preoperatif pada anakanak dan
dewasa. Biopsi aspirasi jarum halus memegang peranan yang penting dalam
mendeteksi neoplasma tiroid dan membantu dalam penanganan reseksi
pembedahan selanjutnya serta mengidentifikasi lesi-lesi non neoplastik yang dapat
ditangani secara konservatif. Biopsi aspirasi jarum halus merupakan test yang
sensitif dan spesifik untuk diagnosis lesi tiroid dan telah banyak publikasi yang
mengkonfirmasi keunggulan dari biopsi aspirasi jarum halus ini. Akan tetapi,
walaupun merupakan test yang akurat dengan biaya yang murah dan sering tanpa
komplikasi, biopsi aspirasi jarum halus juga memiliki keterbatasan-keterbatasan
yaitu :
banding nodul pada hypercellular goitre dan neoplasma folikular benign dan
malignan. Keterbatasan ini menyebabkan ahli sitologi sering mendiagnosisnya
sebagai suspect (4-24%) dan mengharuskan penderita untuk melakukan
lobectomy untuk diagnosis yang lebih obyektif.
Keterbatasan yang berkaitan dengan jumlah negatif palsu (1,3-17%) yang
akhirnya akan menyebabkan kegagalan penanganan neoplasma malignan.
Sejumlah kasus dimana tidak mungkin merumuskan satu diagnosis disebabkan
karena material inadekuat (2-31%) sehingga menurunkan akurasi metode ini dan
jumlah penderita yang menjalani lobectomy meningkat untuk mendapatkan hasil
diagnosis yang lebih akurat. Sitologi biopsi jarum halus terutama diindikasikan
pada nodul tiroid soliter atau nodul dominan pada multinodul goiter. Empat
sampai tujuh persen orang dewasa memiliki nodul tiroid yang dapat diraba dan
angka ini meningkat dengan ultrasonografi atau pada pemeriksaan otopsi (>60%).
T0
T1
Tumor dengan ukuran 2cm atau kurang, masih terbatas pada tiroid
T2
Tumor dengan ukuran lebih dari 2cm namun tidak lebih dari 4cm, masih
terbatas pada tiroid
T3
Tumor dengan ukuran lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid, atau
tumor dengan ukuran berapa saja dengan perluasan ekstratiroid minimal
(misal perluasan ke sternohyoid muscle atau perithyroid soft tissue)
T4a
Tumor dengan ukuran berapa saja yang telah meluas keluar kapsul tiroid
hingga menginvasi subcutaneous soft tissue, larynx, trachea, esophagus,
atau recurrent laryngeal nerve
T4b
T4b
Nx
N0
N1
N1a
dan relaryngeal/Delphian)
N1b
mediastinum posterior
M
(Metastasis jauh)
Mx
M0
M1
Imunohistokimia
TGB dan TTF-1 tertampil pada lebih dari 95% differentiated thyroid carcinoma
Cytokeratin 19 biasanya terekspresi pada karsinoma papiler tetapi dapat juga
dijumpai pada keganasan tiroid lain
Vimentin terekspresi bersama dengan cytokeratin pada kebanyakan tumor tiroid
HBME-1 dan galectin 3 berguna meskipun bukan merupakan marker spesifik
untuk differentiated thyroid carcinoma
Undifferentiated (anaplastic) thyroid carcinoma secara tipikal negatif untuk TGB
dan TTF-1 tetapi selalu mengekspresikan cytokeratin
95% karsinoma medulari positif untuk calcitonin
CEA dijumpai pada kebanyakan karsinoma meduler, tidak dijumpai pada
karsinoma tiroid lain
Marker generic neuroendocrine positif pada karsinoma meduler termasuk NSE,
synaptophysin, chromogranin A dan B dan secretogranin II
Karsinoma meduler positif untuk TTF-1 tetapi negatif untuk TGB3
G. Penatalaksanaan
1. Pembedahan : Tiroidektomi total
2. Non-pembedahan : Radiasi interna
H. Komplikasi pada Tiroidektomi
1. Perdarahan
2. Cedera n.laringeus rekuren
3. Terangkatnya kelenjar paratiroid
I. Prognosis
Prognosis karsinoma papiler baik, 10-year survival lebih dari 90% dan
untuk pasien muda lebih dari 98%. Perbandingan relatif area-area papiler dan
folikular tidak berhubungan dengan prognosis, tetapi invasi vaskular dan nuklear
atypia mungkin merupakan tanda-tanda prognostik yang berlawanan. Sedangkan
pada tall-cell variant dan columnar cell variant prognostiknya sangat jelek oleh
karena memiliki behavior yang sangat agresif.
DAFTAR PUSTAKA