Anda di halaman 1dari 18

ASKEP HIPERTYROID

TUGAS KMB III


ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPERTYROID

DISUSUN OLEH

Bulan Rahmatika
13111787

Dosen pembimbing:

Ns.Nova Fridalni S.kep,. M.Biomed

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG


TAHUN AJARAN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Hipertiroid adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh produksi yang berlebihan dari
hoermon tiroid teriodinasi. Jumlah pendrita penyakit ini terus meningkat. Hipertiroid merupakan
penyakit hormon yang meempati ututan kedua terbesar di indonesia setelah diabetes. Posisi ini
serupa dengan kasus dunia.
Mengingat bahwa apa yang ada tejadi didalam tubuh kita merupakan hubungan timbal balik
antara organ maupun sistem kerja organ, maka faktor yang memungki kanterjadi kelebihan
homontiroid tidak hanya terdi satu macam saja( hipertiroid bisa terjadi karena infeksi ataupun
tumor, dan bisa terjadi karna lainnya) (Cleco Rendi,M)
hipertiroid atau tirolsikosis, merupakan suatu ketidakseimbangan metabolisme yang yang
terkjadi karena produksi hormon tiroid berlebihan. Bentuk yang paling umum adalah penyakit
Graves, yang meningkatkan produksi hormon toksin (T4), membentuk kelenjer tiroid membesar
(goiter gondok) dan menyebabkan perubahan sistem yang multipel ( Kowalak, Jenifer p)

B. rumusan masalah

1. apa yang dimaksud hirtiroid?


2. apa faktor penyebab hipertiroid?
3. bagaimana manifestasi klins hipertiroid?
4. Bagaimana anatomi dari kelenjer tiroid?
5. bagaimana klafikasinya?
6. Bagaimana patofisiologi hipertiroid?
7. Patway hipertiroid?
8. Bagaimana penatalaksanaan hipertiroid
9. komplikasi pada hipertiroid?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada hipertiroid?

C. Tujuan

untuk mengetahui konsep dasar hipertiroid dan asuhan keperawatannya


BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFENISI

Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi
hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjer tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi
hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk
mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya) (NIC-NOC,NANDA)
Hipertiroid adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh produksi yang berlebihan dari
hoermon tiroid teriodinasi. Jumlah pendrita penyakit ini terus meningkat. Hipertiroid merupakan
penyakit hormon yang meempati ututan kedua terbesar di indonesia setelah diabetes. Posisi ini
serupa dengan kasus dunia. (Cleco Rendi,M)
hipertiroid atau tirolsikosis, merupakan suatu ketidakseimbangan metabolisme yang yang
terkjadi karena produksi hormon tiroid berlebihan. Bentuk yang paling umum adalah penyakit
Graves, yang meningkatkan produksi hormon toksin (T4), membentuk kelenjer tiroid membesar
(goiter gondok) dan menyebabkan perubahan sistem yang multipel ( Kowalak, Jenifer p)

2. Etiologi

Tiroksikosis dapat terjadi karena faktor genetik dan imunologi, yang meliputi :

1. Peningkatan insidensi kehamilan kembar monozigot, yang menunjukan adanya faktor


herediter, kemungkinan gen autosom resesif
2. Koeksistensi yang terjadi kadang-kadang bersama kelainan endokrin lain, seperti diabetes
melitus tipe1, tiroiditis dan hiperparatiroidisme
3. Efek dari limfosit-T supresor, yang memungkinkan produksi autoantibodi (imunoglobin
yang stimulasi tiroid dan imunoglobin yang menhabat peninkatan Thyroid stimulating
hormone TSH)
4. Tiroksikosis klinis yang dipicu oleh asupan yodium yang berlebihan dari makanan atau
mungkin pila sters
5. Obat-obatan, seperti litium dan amiodoron dan meminum obat tiroid berlebihan
6. Tumor atau nodul yang toksis
7. Tiroiditis
3. Manifestasi klinis

1. Peningkatan frekuensi denyut jantung


2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleransi
terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok ( biasanya ), yaitu peningkatan ukuran kelenjer tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Pembesaran kelenjer tiroid
11. Mata melotot ( exoptalmus ) hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan zat di dalam
orbit mata.

(NIC-NOC,NANDA)

4. Anatomi fisiologi

Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus.
Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan
panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat
folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-
hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri
tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan
arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.
Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan
lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia
servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon T3
dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler.
Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan
dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk
secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut
pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian
mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya
terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3
dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan
ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil
kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein
binding Iodine).

Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:

1. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan


metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini
pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis
2. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan
cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat
dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi
T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
3. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan
tulang
4. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
5. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot
dan menambah irama jantung.
6. Merangsang pembentukan sel darah merah
7. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap
kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
8. Bereaksi sebagai antagonis insulin. Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran
tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat
reabsorpsi kalsium di tulang.

Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek primer
hormon tiroid adalah:

1. Merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan metabolisme protein,


lemak, dan karbohidrat.
2. Merangsang kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran.Kedua fungsi bertujuan
untuk meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadi peningkatan laju metabolisme
basal, pembakaran kalori, dan peningkatan produksi panas oleh setiap sel.
3. Meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin sehingga meningkatkan
frekuensi jantung.
4. meningkatkan responsivitas emosi.
5. Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan kecepatan
kontraksi otot rangka.
6. Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel tubuh
dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.
3. Klasifikasi

Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) dibagi dala, kategori :

1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme


2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme

Klafikasi lain :

1. Goiter Toksis difusa, kondisi ini di sebabkan, oleh adanya gangguan pda system
kekebalan tubuh dimana dan antibody menyerang kelenjer tiroid, sehingga menstimulasi
kelenjer tiroid untuk memproduksi hormone tiroid terus menerus.
2. Nodular Thyroid Disease

Pada kondi ini biasanya ditandai dngen kelenjer tiroid membesar dan tidak disertai dengan rasa
nyeri penyebab pastinya belum diketahui. Tetapi umumnya timbul seiring dengan bertambahnya
usia

3. Subaute Thyroiditis

Dintandai dengn rasa nyeri, pembesaran kelenjer tiroid dan inflamasi, dan mengakibatkan
produksi hormone tiroid dalam jumlah besar kedalam darah. Umumnya gejala menghilangkan
setelah beberapa bulan, tetapi bisa tibul lagi pada beberapa orang

4. Postpartum Thyroiditis

Tibul pada 5-10% wanita pada 3-6 bulan pertama setelah melahirkan dan terjadi selama 1-2
bulan. Umumnya kelenjer akan kembali normal secara perlahan-lahan

3. Patofisiologi

Kelenjer titoid mengkresi prekursor hormon tiroid T4 hormon tiroid atau triiodotironin (T3)
dan kalsitonin hormon T3 dan T4 menstimulasi metabolisme protein, lipid, dan karboin hidrat,
terutama malalui lintasan katabolik. Kalsitoni mengeluarkan kalsium dari dalam darah dan
memasukannya ke dalam tulang.
Biosisntesi, penyimpanan dan pelepasan, dan pelepasan hormon tiroid dikendalikan oleh
proses hipotalamus-hipofisis memalalui lingkaran umpan balik negatif TRH dari hipotalamus
menstimulasi pelepasan TSH oleh kelenjer Hipofisis kadar T, yang beredar dalam darah
mengembalikan umpan balik melalui hipotalamus untuk menurunkan kadar TRH dan melalui
hipofisi untuk menurunkan kadar TSH. Meskipun mekanisme yang pasti masih belum dipahami,
namun hipertiroid memiliki komponen heriditer dan biasanya penyakit ini disertai endekrinopati
autoimun.
Penyakit grafes merupakan ganguan autoimun yang ditandai oleh produksi autoantibodi
yang akan menempel pada reseptor TSH dalam kelenjer tiroid dan kemudian menstimulasi
reseptor tersebut. Goiter atau gondok merupan pembesaran tiroid yang bisa terjadi karena
peningkatan stimulasi atau sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan metabolik. Keadaan
yang terakhir terjadi di kawasan dunia yang menderita defesiensi yodium (masa ketika terjadi
peningkatan kebutuhan metabolik) Goiter aendemik serta sporadik bersifat non toksik dan bisa
difus atau noduler. Goiter toksik dapat uninoduler atau multinoduler dan bisa meekresikan
hoermon tiroid secara berlebihan.
Tumur pitiutari dengan sel yang bersifat memproduksi TSH jarang terjadi karena openyakit
hipotalamus dapat menyebabkan kelebihan TRH.
3. WOC

Hipotalumus

Hipofisis anterior
Tiroksin imonuglobulin
Harmone pelepas (tirotropin)

Harmone peransang
Tiroid (TSH)
Tiroid hipertrofi (peningkatan sekresi yodium)

hipertiroid

Peningkatan frekuaensi dan kontraksi jantung

Metabolism meningkat

Peningkatan kosumsi O2
Sytem kardiovaskuler

Pemakaian glukosa sel


Takikardi &aritmia, TD, nadi, angina, gagal jantung
Sytem saraf

Nerfus kelelahan mudah teransang


Pemecahan lemak dan protein

Penurunan curah jantung

Otot dan tulang


kulit
Peningkatan kebutuhan kolon

Kelelahan otot
Peningkatan suhu tubuh

Ketidak efektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Resiko kerusakan integritas jaringan

Hipertermi

6. Pemeriksaan Diagnostik

pemeriksaan yang dilakukan adalah :

1. TSH serum (biasanya menurun)


2. T3,T4 (biasanya meningkat)
3. test darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)

(NIC-NOC,NANDA)

7. Komplikasi

koplikasi yang mungkin terjadi meliputi :

1. Muscle wasting (pelisutan otot)


2. Kehilangan penglihatan atau diplopia
3. Gagal jantung, aritimia
4. Hipoparatiodisme sesudah operasi pengangkatan tiroid
5. Hipoteriodisme sesudah terapi radioiodin

( Kowalak, Jenifer p)
8. Pentalaksanaan Medis

Terapi umum

1. obat anti tiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24bulan. Contohnya obat : propil tio urasil
(PTU), karbimazol
2. pemberian yodium radioaktif, biasaya untuk pasien berumur 35tahun/lebih atau pasien
yang Hipertiroid nya kambuh setelah operasi
3. Operasi tiroidektomi sutotal

cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjer tiroidnya tidak b isa disembuhkan hanya
dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua) dan untuk pasien yang elergi
terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan
dalam waktu setahun.

Terapi obat anti hipertiroid


obat-obat antitiroid selain yang disembuhkan di atas adalah:

1. Cabimazole (karbimasol) bekasiat mengurangi roduksi hormon tiroid


2. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason,umumnya dipakai sebagai obat anti
eradangan
3. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil) untuk mengurang kaku pada tubuh dan tangan
yang gemetar.

Terapi lain
adapun obat alternatif untuk hipertiroid adalah mengkosumsi bekaul. Para ahli menemukan baha
dalam bekatul terdapat kandungan vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobati kencing
manis (DM) tekanan darah tinggi (hipertensi) bengek (asma) kolesterol dan gangguan aliran
pembuluh darah jantung (coronair insufficiency) serta penyakit hati.
Selai itu Vitamin B15 uga dapat meningkatkan pengambilan oksigen didalam otak, menambah
sirkulasi darah prifer dan oksigenisasi jaringan otot jantung
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. PENGKAJIAN
1. Identitas klien

Berisikan nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, tanggal masuk, no. MR,
diagnosa medic dll.

2. TTV

Nadi : biasanya tachikardi


Suhu : biasanya peningkatan suhu tubuh
TD : biasanya tekanan darah meningkat
Pernafasan : biasanya terjadi peningkatan pernafasan(saat beraktifitas)

3. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan dahulu:

Biasanya klien pernah mengalami insidensi kehamilan kembar monozigot, terjadi kadang-kadang
bersama kelainan endokrin lain, seperti diabetes melitus tipe1, tiroiditis dan
hiperparatiroidisme,dan biasanya mengkonsumsi asupan yodium yang berlebihan.

2. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien mengalami peningkatan frekuensi denyut jantung, peningkatan tonus otot,
tremor, peningkatan laju metabolism seperti: intoleransi terhadap panas, keringat
berlebihan,penurunan berat badan, sering BAB, biasanya peningkatan ukuran atau pembesaran
kelenjer tiroid, cepat letih, mata melotot.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya pada hipertiroid menunjukan adanya faktor herediter.


4. Riwayat psikososial

Biasanya terdapat perubahan kondisi psikologis (respon emosi) terjadinya kecemasan, dan
biasanya klien cendrung menarik diri dari lingkungannya.

5. Pola kebiasaan sehari hari

1. Aktifitas / istirahat

Adanya keterbatasan aktifitas karena keletihan,tremor,peningkatan tonus otot

2. Makanan dan cairan

Sehat : 3-4/hari porsi makan di habiskan dan 2 liter/hari


Sakit :3-4/hari porsi ½ porsi dihabiskan dan 1 liter/hari

3. Istirahat dan tidur

Sehat : 6-8 jam/hari


Sakit : 5-6 jam/hari sering terbangun saat malam hari

6. Pemeriksaan fisik

1. Rambut kepala : biasanya kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan rambut rontok
2. Mata : biasanya terdapat udem daerah mata,mata menonjol ke depan, konjungtiva
anemis, skelera tidak ikterik.
3. Hidung : biasanya simetris kiri dan kanan, tidak ada polip
4. Telingga : biasanya simetri kiri dan kanan dan fungsi pendengaran baik
5. Leher : biasanya terjadi pembengkakan pada daerah leher dan pembesaran pada kelenjer
tiroid,gangguan fungsi menelan.
6. Dada/thoraks

I : biasanya bentuk dada simetris kiri dan kanan


P : biasanya vocal premitus teraba
P : biasanya terdapat bunyi sonor
A : biasanya vesikuler

7. Jantung

I : biasanya ictus cordis terlihat


P : biasanya ictus tidak teraba
P : biasanya terdapat bunyi tidak normal
A : biasanya bj 1 bj 2 tidak teratur
8. Abdomen

I : biasanya simetris kiri dan kanan , tidak terdapat bendungan pembuluh darah vena.
A : biasanya peningkatan bising usus
P : biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas
P : biasanya tympani

9. Ekstremitas

Biasanya terjadi kelemahan, keletihan saat beraktifitas, tremor dan peningkatan tonus otot.

II. DIAGNOSA

1. Penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak


terkontrol,hipermetabolisme,peningkatan beban kerja jantung.
2. Keletihan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
3. Ketidakseimbagan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan
metabolisme
4. Ansietas b/d factor fisiologis,status hipermetabolik
5. Kerusakan integritas jaringan
6. Hipertermi

III. INTERVENSI

No Diagnose NOC NIC

1. 1. penurunan curah jantung Kritria hasil 1. kardicare


Batasan karakteristik: 1. tanda vital dalam rentng a. evaluasi adanya nyeri
normal dada
1. Perubahan frekuensi 2. dapat mentolerasi aktifitas, b. catat adanya disritmia
atau irama jantung tidak ada kelelahan jantung
3. tidak ada odema paru, c. atat adanya tanda dan
-aritmia perifer, tidak ada asites gejala penuruan kardiak
-bradikardi,takikardi 4. tidakm ada penurunan autput
b. perubahan preloat kesadaran d. monitor status kardio
- penurunan vena dan status kardiovaskuler
penurunan tekanan arteri 2. vitalsigen monitoring
a. monitor tekanan darah,
-odema, keletihan nadi, suhu, RR
-peningkatan CVP b. catat adnya fluktuasi
c. peruhan afterload tekanan darah
-kulit lebam c. monitor VS aat pasien
-penurunan nadi perifer berbaring duduk dan berdiri
d. peningkatan PVR dan d. auskultasi tekanan darah
SVR pada kedua lengan dan
-oliguria bandingkan
-fariasi pembacaan tekanan
darh

Factor yang berhubungan


-perubahan afrerload
-peruban kontraktilitas
-perubahn frekuensi jantung
-perubahan preload
-peruban irama
-perubahan irama sekucup

2 Keletihan 1. endurance 1. energy manajemen


Batasan karakteristik : 2. concetrasion a. observasi adanya
3. enrgi conservasion pembtasan klien dalam
1. Gangguan knsentarsi 4.nutrisional status : energy melakukan aktifitas
2. Gangguan libido b. dorang anak untuk
3. Penurunan performa Kriteria hasil mengungkapkan perasaan
4. Kurang mint terhadat keterbatasan
terhadap sekitar 1. Memferbalisasikan c.kaji adanya factor yang
5. Mengantuk peningkatan energy menyebabkan kelelahan
6. Peningkatan keluhan dan merasa lebih baik d. monitor nutrisi dan
fisik 2. Menjelaskan sumber energy yang
7. Introspeksi penggunaan energy adekuat
8. Peningkatan untuk mengatasi e. monitor pasien akan
kebutuhan istirahat kelelahan adanya kelelahan fisik dan
9. Kurang energy 3. Kecemasan menurun emosi secara berlebihan
10. Persepsi 4. Mukosa arah adekuat f. monitor respon
mumbtuhkan energy 5. Kualitas hidup kardiovaskuler, terhadap
tambahan meningkat aktifitas
11. Mengatan kurang 6. Istirahat cukup g. monitor pola tidur
energy yang 7. Mempertahankan h. dukung pasien dan
luarbiasa kemampuan untuk keluarga untuk
kosentrasi mengungkapkan perasaan
yang menyebabkan
keletihan
i. bantu aktifitas sehari-hari
sesuai dengan kebutuhan
3 Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan tubuh Kriteria hasil : Nutrition management
Batasan karakteristik : 1. adanya peningkatan BB 1. kaji adanya alergi
a. kram dan nyeri abdomen 2. BB ideal makanan
b. menghindari makanan 3. mengidentifikassi 2. kolaaborai dengan ahli
c. berat badan 20% / lebih kebutuhan nutrisi gizi
dibawah berat badan ideal 4. tidak ada tanda – tanda 3. anjurkan meningkatkan
d. diare malnutrisi intake FE., protein dan vit
e.kehilangan rambut 5. menunjukkan peningkatan C
berlebihan fungsi pengecapan dari 4. berikan subtansi gula
f. bisisng usus hiperaktif menelan 5. diet mengandung tinggi
g. kurangnya makanan serat mencegah konstipasi
h. kurang minat pada 6. ajarkan pasien membuat
makanan catatan harian
i. membrane mjkosa pucat 7. monitor jumlah nutrisi
j. tonus otot menurun dan kandungan kalori
k. cepat kenyang setelah 8. berikan informasi
makan tentang kebutuhan nutrisi
l. kelemehan otot Nutrition monitoring
mengunyah 1. BB dalam batas yang
m. kelemahan otot untuk nrmal
menelan 2. monitor adanya
faktor2 yang berhubungan : penurunan BB
3. monitor tipe dan jumlah
1. Factor biologis aktifitas yang bisa
2. Faktor ekonomi dilakukan
3. Ketidakmampuan 4. monitor lingkungan
menelan makanan 5. monitor kulit kering
4. Ketidakmampuan 6. monitor kulit kering
mengabsorbsi nutrisi 7. monitor turgr kulit
8. monitor mual muntah
9. monitor kadar albumin ,
total protein, hb, dan kadar
ht
10. monitor pucat,
kemerhan pada jaringan
konjungtifiti
DAFTAR PUSTAKA

Jenifer P Kowalak.2011. Buku aja patofisiologi. Jakarta : EGC

Mutaqin, Arif.2008. Auha keperawatan

M clevo,rendi. 2012. asuhan keperawatan medikal bedah penyakit dalam. Yogyakarta :KDT

NANDA, NIC-NOC. 2013. Panduan penyusunan asuhan keperawatan profesional


BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjer tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya) (NIC-NOC,NANDA)
Tiroksikosis dapat terjadi karena faktor genetik dan imunologi, yang meliputi :
1. Peningkatan insidensi kehamilan kembar monozigot, yang menunjukan adanya
faktor herediter, kemungkinan gen autosom resesif
2. Koeksistensi yang terjadi kadang-kadang bersama kelainan endokrin lain, seperti
diabetes melitus tipe1, tiroiditis dan hiperparatiroidisme
3. Efek dari limfosit-T supresor, yang memungkinkan produksi autoantibodi
(imunoglobin yang stimulasi tiroid dan imunoglobin yang menhabat peninkatan
Thyroid stimulating hormone TSH)
4. Tiroksikosis klinis yang dipicu oleh asupan yodium yang berlebihan dari makanan
atau mungkin pila sters
5. Obat-obatan, seperti litium dan amiodoron dan meminum obat tiroid berlebihan
6. Tumor atau nodul yang toksis
7. Tiroiditis

Anda mungkin juga menyukai