Anda di halaman 1dari 11

HORMON TIROID

I. PENDAHULUAN
Kelenjar tiroid mensekresikan 2 macam hormon yaitu : (1) asam
amino yang mengandung yodium didalam struktur molekulnya (tiroksin
atau T4 dan Triiodotironin atau T3) dan (2) suatu peptida ( kalsitonin).
Tipe pertama mempunyai efek yang sangat umum pada
pertumbuhan, perkembangan jaringan syaraf, rangka dan sistem reproduktif,
dan mengontrol metabolisme lemak, karbohidrat, protein dan vitamin.
Kalsitonin penting pada metabolisme kalsium .

II. FISIOLOGI
Mekanisme kerja tiroksin yang tepat belum jelas diketahui.
Mengenai efeknya dalam badan secara singkat dapat disimpulkan sebagai
berikut: Tiroksin berperan penting dalam pembuatan kalori, pada
metabolisme karbohidrat, protein dan kolesterol dan pada proses
pertumbuhan badan.
Penggunaan O2 oleh sel-sel dan pembakaran bahan-bahan makanan
dipercepat, pertumbuhan jaringan dipercepat, kerja jantung bertambah.
Tiroksin juga menghambat hormon tirotropik. Absorbsinya baik sekali per-
oral dan diekskresi melalui urin dan tinja.

III. GANGGUAN FUNGSI TIROID


Umumnya gejala klinik yang timbul karena hipofungsi maupun
hiperfungsi tiroid dapat diduga bila fungsi hormon tiroid diketahui.

A. HIPOTIROIDISME
Terdapat 3 jenis hipotiroid, yaitu:
1. Kretinisme (hipotiroid bawaan). Terdapat 2 jenis kretinisme,
yaitu: Atiroid (sporadik) dan Struma endemik.
2. Miksedema pada anak (miksedema juvenile)
3. Miksedema pada orang dewasa (penyakit gull), terdapat 2 jenis,
yaitu: Hipotiroid Primer (kelainannya terdapat pada tiroid ,
dimana ada 2 jenis, yaitu spontan dan bukan spontan), dan
Hipotiroid Sekunder ( Kelainan hipofise)
B. HIPERTIROID
Terdapat 2 jenis hipertiroid, yaitu :
1. Penyakit Grave (Basedow), tiroid membesar secara difus dan
sering disertai gejala pada mata.
2. Penyakit Plummer gejala pada mata tidak ada dan biasanya
disebabkan oleh hipersekresi hormon tiroid oleh satu nodulus
tiroid saja.

IV. PENGATURAN FUNGSI TIROID


Beberapa jenis hormon berpengaruh pada sekresi hormone tiroid
antara lain epinefrin, Vasopresin dan TSH.
Epinefrin dan Vasopresin adalah hormone yang sangat
mempengaruhi vaskularisasi suatu organ dalam tubuh. Hormon – hormon
ini menyebabkan berkurangnya sekresi hormon tiroid karena terjadi
vasokontriksi pembuluh darah tiroid.
TSH adalah hormon yang terpenting dalam pengaturan fungsi tiroid.
Hormon ini diekskresikan oleh hipofise pars anterior. TSH meninggi bila :
1. Kadar tiroksin bebas dalam darah menurun
2. Kedinginan
3. Perangsang dari hipotalamus (perangsangan psikis dari
Thyrotropin Releasing Factor/TRF)
Sekresi TSH menurun bila :
1. Kadar tiroksin bebas dalam darah meninggi
2. Kepanasan
3. Stress
Dalam keadaan stress, sekresi epinefrin dan glukokortikoid meninggi
dan epinefrin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah tiroid, sehingga
kedua-duanya mengakibatkan berkurangnya produksi dan sekresi hormon
tiroid.TSH dihancurkan sebagian besar dalam ginjal dan sebagian kecil
dalam hepar.

V. INDIKASI KLINIS
Indikasi yang utama pemakaian preparat tiroid ialah pada :
1. Miksedema dan struma
Miksedema dalah penyakit kekurangan tiroksin pada tubuh orang
dewasa. Struma adalah suatu pembesaran kelenjar tiroid tanpa
gejala-gejala hipertiroid dimana keadaan ini biasanya disebabkan
oleh kurangnya produksi hormon tiroid sehingga menyebabkan
peninggian sekresi TSH.
2. Kretinisme
Kretinisme adalah suatu bentuk gangguan hormonal yang
umumnya terjadi pada anak-anak karena kekurangan hormon
tiroid. Kondisi seperti ini dialami ketika masih dalam kandungan
maupun ketika masih anak-anak.
VI. EFEK TERHADAP PEMBENTUKAN KALORI
Tiroksin meninggikan konsumsi oksigen hampir pada semua jaringan
kecuali jaringan otak, hipofise anterior, lien dan kelenjar limfe. Dengan
bertambahnya laju metabolik oleh tiroksin maka kebutuhan badan akan
semua zat-zat makanan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral)
juga bertambah. Apabila kebutuhan ini tidak dicukupi maka protein dan
lemak endogen serta persediaan zat-zat makanan yang lain dalam badan
akan dimobilisir.
Proses katabolisme yang berlebihan tersebut antara lain terjadi pada
otot dan tulang. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya kelemahan otot
dan keratin urea (tirotoksik miopati).
Ekskresi kalium, kalsium dan asam urat dalam urin bertambah.
Kadang-kadang proses tersebut begitu hebat sehingga timbul gejala- gejala
defisiensi vitamin dan osteoporosis.
Tiroksin memegang peranan penting dalam tireogenesis (pengaturan
suhu badan). Pada waktu kedinginan sekresi tiroksin bertambah,
pembentukan kalori bertambah, terjadi vasodilatasi perifer dan cardiac
output bertambah. Karena tiroksin penting untuk perubahan karoten menjadi
vitamin A didalam hepar, maka pada keadaan hipotiroid sering didapati
karotenemia, sehingga kulit penderita itu tampak kekuning-kuningan.
Selain dari itu pada penderita tersebut juga sering terdapat anemia , hal
ini disebabkan karena metabolism sumsum tulang berkurang dan gangguan
absorbsi beberapa jenis vitamin dalam usus, antara lain vitamin B12.

VII. EFEK TERHADAP METABOLISME KARBOHIDRAT


Tiroksin mempercepat absorbs karbohidrat oleh usus. Pada keadaan
hipertiroid, glikogen dalam hepar kurang sekali. Hal ini disebabkan oleh
proses katabolisme yang tinggi antara lain karena sekresi epinefrin
bertambah. Pada penderita hipertiroid sering dijumpai peninggian gula
darah puasa melebihi nilai normal dan pada hipotiroid nilai ini kurang dari
normal.
Kecepatan metabolisme atau pemakaian glukosa pada penderita
hipertiroid umumnya masih dalam batas-batas normal sedangkan pada
hipotiroid menunjukkan berkurangnya toleransi terhadap glukosa ( sel-sel
kurang mampu memakai glukosa). Selain itu juga pada hipotiroid
sensitivitas terhadap insulin berkurang.

VIII. EFEK TERHADAP METABOLISME LEMAK DAN KOLESTEROL


Tiroksin merangsang proses lipolisis dan pelepasan asam-asam lemak
bebas dari jaringan lemak. Pengaruhnya terhadap metabolisme kolesterol
adalah sebagai berikut : Tiroksin merangsang sintesa kolesterol tetapi
tiroksin juga merangsang hepar dalam metabolisme kolesterol tersebut.
Penurunan kadar kolesterol yang terjadi setelah pemberian tiroksin
disebabkan karena proses penghancuran melebihi proses sintesanya.

IX. EFEK TERHADAP PERTUMBUHAN


Tiroksin penting sekali untuk proses pertumbuhan yang normal.
Hal ini ternyata pada penderita hipotiroid, terutama yang terjadi sejak
penderita belom dewasa (kretinisme/infantile miksedema). Pada penderita
tersebut nyata sekali adanya gangguan fisik dan mental, kulit dan rambutnya
kering dan kasar.
Bila terjadi sebelum akil balig disebut miksedema juvenile dan bila
telah dewasa disebut adult miksedema ( Gull’s disease).
Gejala dan tanda-tanda fisiologi pada defisiensi tiroid tergantung
dari beratnya defisiensi tersebut. Bila tak seberapa berat tidak ditemukan
miksedema. Hanya ditemukan metabolisme yang merendah saja, permukaan
kulit dingin, kuning dan pucat.Pada keadaan berat terdapat tanda- tanda
miksedema dan gejala-gejala yang pathognomonis yaitu muka tampak
bingung seperti orang bodoh, kulit kering, dingin dan pucat, kulit kepala
bersisik, rambut kasar dan rapuh, pertumbuhan lambat, kuku tebal dan
rapuh, jaringan subkutan tebal pada kasus yang berat sekali akan terjadi
edema.

X. EFEK TERHADAP SISTEM SARAF


Penderita dewasa dengan hipotiroid kecepatan berfikirnya lambat
sekali dan dalam cairan serebrospinalis didapati kadar protein yang
meninggi. Pada penderita hipertiroid justru terjadi keadaan sebaliknya,
penderita selalu gelisah, mudah terangsang dan proses berfikirnya cepat
sekali. Hal ini sebenarnya sukar dimengerti karena pada umumnya aliran
darah serebral dan glukosa serta konsumsi oksigen jaringan pada keadaan
hipo dan hipertiroid sama saja yaitu menunjukkan nilai yang normal.
Efek tiroksin terhadap SSP tersebut sebagian mungkin disebabkan
karena sekresi katekolamin yang meninggi, sehingga beberapa pusat dalam
formasio retikularis jadi lebih aktif. Pada bayi yang lahir dengan hipotiroid
(miksedema infantil) didapati gangguan myenilisasi saraf dan
keterlambatan perkembangan mental, disamping gangguan pertumbuhan
fisik. Keadaan tersebut hanya bisa diperbaiki bila preparat hormon tiroid
segera diberikan dalam tahun-tahun pertama hidupnya si anak. Pengobatan
sebaiknya dimulai pada umur kurang dari 1 tahun, sebab makin tua umur
anak tersebut makin kurang gejala-gejala normal dapat kembali.
Tetapi gejala-gejala hipotiroid sering diketahui setelah anak
berumur 2-3 tahun, sedangkan terapi harus dimulai segera sesudah lahir,
karena itulah gejala gangguan mental tidak bisa dihilangkan pada penderita
tersebut.

XI. OBAT-OBAT ANTITIROID DAN PENGHAMBAT TIROID


Termasuk dalam golongan ini adalah :
A. Obat Antitiroid yang menghambat biosintesa hormon
tiroid
1. Obat Antitiroid
Berkurangnya produksi hormon tiroid akan merangsang
hipofise anterior mensekresi TSH akibatnya terjadi hiperplasia
dan peningkatan vaskularisasi kelenjar tiroid yang disebut
goiter.
Obat- obat antitiroid dapat dibagi atas 4 golongan, yaitu:
1) Derivat Tiourilen
Tiourea, metimazol, tiourasil, karbimazol, tiobarbital dan
propiltiourasil
2) Derivat Anilin (aminobenzen)
Sulfonamid dan derivatnya, asam para-aminosalisilat (PAS)
dan asam para-aminobenzoat (PABA)
3) Fenol Polihidrik
Resorsinol, asam 2,4-dehidroksibenzoat florogusinol, m-
aminofenol dan heksil-resorsinol
4) Preparat lain
Goitrin, kalsium sianamid, aminotriazol, ion kobal,
merkaptoimidazol, karbutamid, aminotiazol, amfenon B,
dimerkaprol, aminoglutetimid, dan garam litium.
Terapi antitiroid yang digunakan dalam klinik hanyalah
golongan tiourilen dengan propiltiourasil sebagai prototipnya.
2. Mekanisme Kerja
1) Antitiroid menghambat sintesa hormon tiroid dengan
jalan menghambat proses pengikatan/ inkorporasi
yodium pada residu tirosil dari tiroglobulin.
2) Menghambat proses penggabungan dari gugus
iodotirosil untuk membentuk iodotironin. Cara kerjanya
yaitu menghambat enzim peroksidase sehingga oksidasi
ion iodide dan gugus iodotirosil terganggu.
3) Menghambat deiodinasi tiroksin menjadi triiodotironin
dijaringan perifer (propiltiourasil), sedangkan
metimazol tidak memiliki efek ini.
Pada umumnya obat antitiroid yang dipakai
dalam klinik mempunyai masa kerja yang pendek.
Propiltiourasil mempunyai masa kerja 2-8 jam,
sedangkan metimazol dengan dosis 10-25 mg dapat
bekerja selama kira-kira 24 jam.
Tiourasil dan tiourea didistribusikan ke seluruh
jaringan badan dan diekskresikan melalui urin dan air
susu ibu, tetapi tidak melalui feses.
3. Efek Samping
Efek samping yang paling sering timbul adalah demam
obat, yang paling berbahaya adalah agranulositosis,
terutama terjadi dalam minggu kedua pengobatan.
1) Tiobarbital adalah sediaan yang paling sering
menimbulkan demam, agranulositosis, dan ikterus
2) Tiourasil merupakan antitiroid yang paling banyak
diselidiki. Kira-kira 13% penderita yang mendapat obat
ini menderita efek samping 1% diantaranya mendapat
agranulositosis. Efek samping lain berupa gejala
demam, artralgia, mialgia, gejala saluran cerna,
limfadenopati dan ikterus.
3) Efek samping tiourea sama dengan tiourasil, dengan
tambahan bau napas penderita yang spesifik sekali.
4) Propiltiourasil dan metimazol, jarang sekali
menimbulkan efek samping. Bila timbul biasanya
mempuntai gambaran yang sama. Frekuensinya kira-
kira 3% untuk propiltiourasil dan 7% untuk metimazol.
Kira-kira 0,5 – 0,12 % menimbulkan agranulositosis.
Yang paling sering timbul adalah purpurik, popular rush
(dapat hilang sendiri) dan demam jarang terjadi, juga
nyeri dan kaku sendi.
Terjadinya berbagai efek samping diatas
tergantung dari dosis obat yang diberikan, degradasi obat
dalam badan dan ekskresinya.
Bila efek terapi telah tercapai, dosis harus
dikurangi ( pada pemakaian tiourea, tiobarbital dan
merkaptoimidazol). Bila tidak dikurangi akan terjadi
hipotoroid dan timbul gejala efek samping makin besar.
4. Indikasi
Obat antitiroid digunakan untuk pengobatan hipertiroid
baik untuk mengatasi gejala klinik maupun persiapan
operasi.
B. Penghambat transport ion yodida
Yang dimaksud penghambat transport ion yodida
adalah obat yang dapat menghambat transport aktif ion yodida
ke dalam kelenjar tiroid. Pada umumnya obat tersebut berupa
anion monovalen yang bentuk hidratnya mempunyai ukuran
sebesar hidrat ion yodida. Contoh obat golongan ini adalah :
Tiosianat (SCN), Perkloat (ClO4-), Nitrat (NO3-), Fluoro-borat
(BF4-), Fluorosulfonat (SO3F-), Difluofosfat(PO2F2-).
Obat golongan ini dapat menghambat fungsi tiroid dan
menimbulkan Goiter.
Mekanisme kerja mungkin berdasarkan atas
penghambatan kompetitif terhadap mekanisme tiroid dalam
memekatkan ion yodium.
C. Yodida
Yodida merupakan obat tertua yang digunakan untuk
pengobatan hipertiroid sebelum ditemukan berbagai macam
antitiroid.
Pemberian yodida pada penderita hipertiroid menghasilkan
efek terapi yang nyata, jadi dalam hal ini yodida menekan
fungsi tiroid. Goiter yang terjadi karena pemberian antitiroid,
dapat diperbaiki dengan pemberian sediaan tiroid dan yodida,
jadi dalam hal ini yodida justru memperbaiki fungsi tiroid.
Mekanisme kerja atau peran yang tepat dari yodida masih
belum jelas. Peran unsur yodida dalam tiroid:
1) Yodium diperlukan untuk biosintesa hormone tiroid
2) Yodida menghambat proses transport aktifnya sendiri
kedalam tiroid
3) Bila yodium didalam tiroid terdapat dalam jumlah cukup
banyak terjadi hambatan sintesa iodotironin dan iodotirosin.

INDIKASI
Untuk operasi tiroid dan hipertiroid biasanya tidak
diberikan sendiri-sendiri tetapi diberikan setelah gejala-gejala
hipertiroid diatasi dengan obat-obat antitiroid, yaitu selama 10
hari sebelum operasi dilakukan. Dengan cara demikian
diperoleh keadaan yang optimal untuk tindakan operasi. Selain
itu yodida juga digunakan untuk terapi pencegahan daerah
goiter endemik.
D. Iodium Radioaktif, yang dengan ionizing radioaktif
mengganggu keutuhan struktur dan fungsi kelenjar tiroid.
Dari beberapa macam yodium radioaktif misalnya J125,
J130 dan J131, yang dipakai untuk maksud biologis adalah J131.
Distribusi radio-isotop J didalam badan sama dengan
radioisotope J yang non-radioaktif. Jadi bila ditelan akan
terkonsentrasi di dalam jaringan tiroid.
J131 memancarkan sinar betta (90%), yang berpenetrasi
0,5-2 mm pada jaringan dan hal ini dapat menimbulkan efek
terapi pada tiroid tanpa merusak jaringan sekitarnya, terutama
kelenjar paratiroid. J131 juga memancarkan sinar gamma yang
hanya sedikit penetrasinya dan efek terapinya hanya sedikit.
Pemberian secara oral berupa larutan sodium J131, cepat di
absorbs dan terkonsentrasi didalam kelenjar tiroid. Waktu
paruh J131adalah 8 hari. Dalam waktu beberapa minggu setelah
pengobatan, terjadi penghancuran jaringan parenkim tiroid
yang dibuktikan dengan adanya pembengkakan epitel dan
nekrosis, merusak folikel, edema dan infiltrasi leukosit.
Pada hipertiroid jumlah radioisotope yang diserap oleh
tiroid sangat besar, sedangkan pada hipotiroid jumlah tersebut
berkurang. Jumlah radioisotope yang diserap oleh kelenjar
tiroid berbanding terbalik dengan jumlah radioisotope yang
diekskresikan melalui urine. Pada normotiroid jumlah yang
diekskresikan melalui urine kira2 65 % dari jumlah yang
diberikan dalam 24 jam, pada hipertiroid 5% dan pada
hipotiroid 85%-90%.
Keuntungan pemberian radioisotop ini berupa , pemberian
mudah, efektif, murah dan tidak sakit.
Keburukannya berupa adanya gangguan kerusakan genetik,
leukemia dan neoplasiaa, sehingga pada beberapa klinik
penggunaannya hanya dibatasi hanya pada orang dewasa .
Tetapi setelah kira-kira 30 tahun pengalaman klinik , ketakutan
ini tidak tampak.
Indikasi Klinik :
1) Pengobatan terpilih pada hipertiroid pada semua usia
2) Kombinasi dengan operasi tiroid pada beberapa kasus
karsinoma tiroid, terutama pada mereka yang telah
mengalami metastasis.

Kontra Indikasi :
1) Pada wanita hamil, karna obat ini dapat menembus
plasenta
2) Pada ibu yang menyusui, karena obat ini diekskresikan
juga melalui air susu ibu

XII. PEMILIHAN PENGOBATAN HIPERTIROID


Ada 3 kemungkinan dalam pengobatan, dengan keuntungan dan
kerugiannya, yaitu :
1. Obat- obat antitiroid
Obat-obat antitiroid pada mulanya disenangi pada goiter yang kecil
dan diffuse. Noduler goiter umumnya cukup besar untuk
menimbulkan keluhan, sering kambuh bila pengobatan dihentikan,
Obat antitiroid tidak mengurangi besar tiroid, malah memperbesar.
2. Jodium radioaktif
Jodium radioaktif sekarang biasanya digunakan untuk penderita
semua usia. Dapat mempengaruhi baik diffuse dan noduler goiter.
Goiter menjadi kecil ukurannya. Jodium radioaktif terutama
digunakan untuk hipertiroid yang disebabkan karena hiperfungsi
adenioma sebagian.
3. Operasi
Tindakan operasi di indikasikan pada keadaan dimana terjadi
obstruksi vena dileher atau trakea, atau adanya goiter noduler atau
adanya kecenderungan keganasan.

XIII. OBAT-OBAT YANG DAPAT MENIMBULKAN HIPOTIROID


Dalam penggunaan obat-obat antitiroid perlu diketahui beberapa obat
yang dapat menyebabkan hipotiroid , yaitu :
- PAS (untuk pengobatan tuberculosis)
- Fenilbutazon (anti rematik)
- Garam kobalt ( untuk pengobatan anemia)
- Sulfonilurea ( untuk diabetes mellitus)
- Resorsinol
- Litium ( untuk depresi)
- Amiodaron ( untuk anti disritmia)
Dimana efeknya reversible bila pengobatan dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Catatan kuliah farmakologi bagian III/ staf pengajar Laboratorium Farmakologi


Fakultas Kedokteran Sriwijaya; editor, Syamsuir Munaf St. Jakarta :
EGC, 1994
Gan S, Setiabudy R, Sjamsudin U, Bustami ZS: Farmakologi dan Terapi, edisi 3,
Bagian Farmakologi FK UI, Jakarta : 1987

Anda mungkin juga menyukai