Anda di halaman 1dari 46

HIPO DAN HIPERTIROID

Kelenjar Tiroid
Anatomi
• Kelenjar tiroid Thyroidea (Yunani thyreos, pelindung)
merupakan kelenjar yang terletak di leher dan terdiri atas
sepasang lobus di sisi kiri dan kanan.
• Terletak di leher dihubungkan oleh ismus yang menutupi cincin
trakea 2 dan 3.
• Kelenjar ini tersusun dari zat hasil sekresi bernama koloid yang
tersimpan dalam folikel tertutup yang dibatasi oleh sel epitel
kuboid. Koloid ini tersusun atas tiroglobulin yang akan dipecah
menjadi hormon tiroid (T3 dan T4) oleh enzim endopeptidase.
• Kemudian hormon ini akan disekresikan ke sirkulasi darah
untuk kemudian dapat berefek pada organ target.
• Mekanisme sekresi hormon tiroid sendiri diatur oleh
suatu axis hipothalamushipofisis-tiroid.
• Hipotalamus akan mensekresikan Thyroid
Releasing Hormon (TRH) yang akan merangsang
hipofisis untuk mengeluarkan Thyroid Stimulating
Hormon (TSH).
• Kemudian TSH merangsang kelenjar tiroid untuk
memproduksi hormon tiroid.
• Hormon tiroid terutama dalam bentuk T3 dan T4.
Fisiologi
• Kelenjar tiroid berperan mempertahankan derajat metabolisme
dalam jaringan pada titik optimal.
• Hormon tiroid merangsang penggunaan O2 pada kebanyakan sel
tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan hidrat arang,
dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan serta maturasi normal.
• Apabila tidak terdapat kelenjar tiroid, orang tidak akan tahan
dingin, akan timbul kelambanan mental dan fisik, dan pada anak-
anak terjadi retardasi mental dan dwarfisme (kondisi yang ditandai
dengan perawakan tubuh yang terlampau pendek (tinggi saat
dewasa di bawah 147 cm).
• Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menimbulkan
penyusutan tubuh, gugup, takikardi, tremor, dan terjadi produksi
panas yang berlebihan
• Hormon stimulator tiroid (thyroid stimulating hormone,
TSH) memegang peranan terpenting untuk mengatur
sekresi dari kelenjar tiroid.
• TSH dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis.
• Proses yang dikenal sebagai negative feedback sangat
penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke
sirkulasi.
• Pengukuran TSH menjadi hasil test yang jelas dari
fungsi tiroid pada banyak keadaan
• Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu
tiroksin (T4) yang kemudian berubah menjadi bentuk
aktifnya yaitu triyodotironin (T3)
• Iodium nonorganik yang diserap dari saluran cerna
merupakan bahan baku hormon tiroid.
• Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga
mempunyai afinitas yang sangat tinggi di dalam jaringan
tiroid.
• T3 dan T4 yang dihasilkan ini kemudian akan disimpan
dalam bentuk koloid di dalam tiroid
Umpan Balik Tiroid
HIPOTIROID
DEFINISI
• Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat penurunan
fungsi hormon tiroid yang diikuti tanda dan gejala
yang mempengaruhi sistem metabolisme tubuh
• Hipotiroidisme adalah suatu sindroma klinis akibat
dari defisiensi hormon tiroid, yang kemudian
mengakibatkan perlambatan proses metabolik.
KLASIFIKASI
Hipotiroid dapat diklasifikasikan berdasar :
• waktu kejadian (kongenital atau akuisital),
• disfungsi organ yang terjadi (primer atau sekunder/
sentral),
• jangka waktu (transien atau permanen) atau
• gejala yang terjadi (bergejala/ klinis atau tanpa
gejala/ sub klinis).
• Pada anak-anak ini hipotiroid kongenital disebabkan oleh
agenesis atau disgenesis kelenjar tiroid atau gangguan
sintesis hormon tiroid.
• Hipotiroid akuisital disebabkan oleh berbagai faktor.
Penyebab yang paling sering dijumpai adalah tiroiditis
autoimun yang sering disebut tiroiditas Hashimoto. Operasi
atau radiasi (mis: radioterapi eksternal pada penderita head
and neck cancer, terapi yodium radioaktif pada tirotoksikosis,
paparan yodium radioaktif yang tidak disengaja, infiltrasi besi
di kelanjar tiroid pada hemokromatosis. Beberapa bahan
kimia maupun obat (misal: amiodarone, lithium, interferon)
juga dapat menyebabkan hipotiroid dengan cara
mempengaruhi produksi hormon tiroid atau mempengaruhi
autoimunitas kelenjar tiroid (Roberts & Ladenson, 2004).
• Apabila bergantung pada usia awitan
hipotiropidismenya, penyakit ini dapat
diklasifikasikan sebagai hipotiroidisme dewasa atau
biasa disebut miksedema, hipotiroidisme juvenilis
yaitu ketika timbulnya sesudah usia 1 sampai 2
tahun, dan hipotiroidisme kongenital, atau keratin
disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid sebelum
atau sesudah lahir (Price et al., 2012).
• Berdasarkan disfungsi organ yang terkena, hipotiroid
dibagi dua yaitu hipotiroid primer dan hipotiroid sentral.
• Hipotiroid primer berhubungan dengan defek pada
kelenjar tiroid itu sendiri yang berakibat penurunan sintesis
dan sekresi hormon tiroid, sedangkan hipotiroid sentral
berhubungan dengan penyakit penyakit yang
mempengaruhi produksi hormon thyrotropin releasing
hormone (TRH) oleh hipothalamus atau produksi
tirotropin(TSH) oleh hipofisis (Roberts & Ladenson, 2004)
• Hipotiroid berdasarkan kadar TSH dibagi beberapa
kelompok yaitu:
• 1. TSH < 5,5 µIU/L ---- normal
• 2. 5,5 µIU/L ≤ TSH < 7 µIU/L ---- Hipotiroid ringan
• 3. 7 µIU/L ≤ TSH < 15 µIU/L ---- Hipotiroid sedang
• 4. TSH ≥ 15 µIU/L ----- Hipotiroid berat
• Selain itu pasien dinyakan hipotiroid klinis jika dijumpai
peninggian kadar TSH (TSH ≥ 5,5 µIU/L) disertai adanya
simptom seperti fatique,peningkatan BB, ggn.siklus
haid,konstipasi,intoleransi dingin,rambut dan kuku rapuh
(Wiseman, 2011).
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala secara umum yaitu : kelelahan dan
kelesuan, sering mengantuk, jadi pelupa, kesulitan
belajar, kulit kering dan gatal, rambut dan kuku
yang rapuh, wajah bengkak, konstipasi, nyeri otot,
penambahan berat badan, peningkatan sensitivitas
terhadap banyak pengobatan, menstruasi yang
banyak, peningkatan frekuensi keguguran pada
wanita yang hamil.
DIAGNOSA
• Pada tiroiditis Hashimoto, pemeriksaan goiter yang
terbentuk dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan
fisik, dan keadaan hipotiroid diketahui dengan
identifikasi gejala dan tanda fisik yang khas, serta
melalui hasil pemeriksaan laboratorium.
• Peningkatan antibodi antitiroid merupakan bukti
laboratorik paling spesifik pada tiroiditis Hashimoto,
namun tidak semuanya dijumpai pada kasus.
• Pemeriksaan hormon tiroid biasanya diperiksa
kadar TSH.
• Tes laboratotium yang digunakan untuk memastikan
hipotiroidisme antara lain kadar tiroksin dan
triyodotironin serum yang rendah, Basal Metabolic Rate
(BMR) yang rendah, dan peningkatan kolesterol serum.
• Kadar TSH serum mungkin tinggi mungkin pula rendah,
bergantung pada jenis hipotiroidisme.
• Pada hipotiroidisme primer, kadar TSH serum akan
tinggi krn sistem umpan balik negatif , sedangkan kadar
tiroksin rendah.
• Sebalikya, kedua pengukuran tersebut akan rendah
pada pasien dengan hipotiroidisme sekunder karena
hipofungsi hipofisis.
• Diagnosis pasti hanya dapat ditegakkan secara
histopatologis melalui biopsi.
• Beberapa pasien yang mengalami hipotiroidisme
mempunyai kelenjar tiroid yang mengalami atrofi
atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat
pembedahan atau ablasi radioisotope, atau akibat
destruksi oleh antibodi autoimun yang beredar
dalam sirkulasi.
KOMPLIKASI
• Pada hipotiroid kongenital timbul suatu kondisi yang
biasa disebut kretinisme.
• Karena kadar hormon tiroid yang mencukupi sangat
esensial atau penting untuk pertumbuhan normal dan
perkembangan SSP, oleh karena itu kretinisme ditandai
dengan tubuh cebol (dwarfism) dan retardasi mental
serta gejala gejala umum defisiensi tiroid.
• Retardasi mental dapat dicegah apabila terapi segera
diberikan, akan tetapi tidak dapat pulih kembali bila
telah terbentuk selama beberapa bulan setelah
seseorang lahir walaupun kemudian diberi hormon
tiroid (Sherwood, 2011)
• Hipotiroidisme kongenital atau kretinisme mungkin
sudah timbul sejak lahir, atau menjadi nyata dalam
beberapa bulan pertama kehidupan.
• Manifestasi dini kretinisme antara lain ikterus fisiologik
yang menetap, tangisan parau, konstipasi, somnolen,
dan kesulitan makan.
• Selanjutnya anak menunjukkan kesulitan untuk
mencapai perkembangan normal.
• Anak yang menderita hipotiroidisme kongenital
memperlihatkan tubuh yang pendek, profil kasar, lidah
menjulur keluar, hidung lebar dan rata, mata yang
jaraknya jauh, rambut jarang, kulit kering, perut
menonjol dan hernia umbilikalis
IODIUM
• Iodium termasuk kelompok gizi mineral yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu sekitar 10-20 mg per 70 kg
rata-rata berat badan manusia.
• Iodium merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh manusia dalam
proses pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan otak
manusia maupun hewan (Astawan, 2003).
• Apabila jumlah iodium yang tersedia tidak mencukupi, produksi
tiroksin dan triiodotironin menurun dan sekresi FT4 menurun.
• Akibatnya , sintesis tiroglobulin oleh sel tiroid meningkat
yang menyebabkan kelenjar membesar dan terjadi hiperplasia
yang disebut gondok.
• Selain itu, kekurangan iodium dapat juga mengakibatkan
kretinisme (kerdil), penurunan kecerdasan, dan untuk tingkat yang
lebih berat dapat mengakibatkan gangguan pada otak dan
pendengaran serta kematian pada bayi.
• Sehubungan dengan fungsi iodium dalam proses
pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan otak,
susunan saraf yang terdiri atas sel-sel neuron yang
mulai dibentuk pada fase embriologis sangat
bergantung pada kecukupan kandungan iodium.
• Jumlah sel neuron dalam otak umumnya mencapai
sekitar 10 milyar.
• Kekurangan iodium pada masa kehamilan dan awal
masa kehidupan anak dapat menurunkan jumlah sel
neuron yang ada di otak sehingga dapat menyebabkan
gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan otak
anak (IQ di bawah normal).
HIPERTIROID
DEFINISI
• Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana terjadi
peningkatan jumlah produksi jumlah hormon tiroid,
dinamakan dengan thyrotoksikosis,dimana berarti
terjadi peningkatan level hormon tiroid yang ekstrim
dalam darah.
• Hipertiroid adalah peningkatan kadar hormon tiroid
bebas secara berlebihan yang beredar dalam sirkulasi
peredaran darah tubuh akibat hiperaktivitas kelenjar
tiroid yang ditandai dengan peningkatan kadar free
Thyroxine fT4, Thyroxine (T4), free Triiodothyronine
(fT3) atau Triiodothyronine (T3) dan penurunan Thyroid
Stimulating Hormon (TSH).
• Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana ditandai
dengan adanya peningkatan kadar hormon tiroid
pada T3, T4 dan Penurunan kadar Tsh yang dapat
menyebabkan disfungsi kelenjar tiroid.
ETIOLOGI
• Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid,
hipofisis, atau hipotalamus.
• Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif
TH terhadap pelepasan keduanya.
• Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan
gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah
karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
• Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang
berlebihan.
• Hipertiroid paling banyak disebabkan oleh penyakit Graves
yang merangsang aktivitas berlebihan kelenjar tiroid melalui
reseptornya
PATOFISIOLOGI
• Hormon tiroid mempunyai banyak peran yang
signifikan di dalam proses di dalam tubuh, proses-
proses ini yang kita sebut metabolisme.
• Jika terdapat banyak hormon tiroid, setiap fungsi
dari tubuh akan diatur untuk bekerja lebih cepat.
• Karena selama hipertiroid terjadi peningkatan
metabolisme, maka setiap pasien akan mengalami
kehilangan banyak energi
• Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf
simpatis.
• Peningkatan metabolisme rate menyebabnya
peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien
mengeluarkan banyak keringat dan penurunan
toleransi terhadap panas.
• Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan
peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat
badan pasien akan berkurang karena membakar
cadangan energi yang tersedia.
• Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan
karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan
protein otot juga berkurang.
• Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada
sistem kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi
peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut
nadi lebih cepat, peningkatan kardiak output, stroke
volume, aliran darah perifer serta respon adenergik
lainnya.
• Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap
sekresi dan metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam
mensekresi hormon gonad, sehingga pada individu
yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan
dalam fungsi seksual, sedangkan pada usia dewasa
mengakibatkan penurunan libido, infertile dan
menstruasi tidak teratur
PENYEBAB
1. Penyakit Grave’s
• Hiperthiroid terjadi pada penyakit Grave’s, yang umumnya
yang ditandai biasanya mata akan kelihatan lebih besar
karena kelopak mata ataas akan membesar,kadang-kadang
satu atau dua mata akan tampak melotot.
• Beberapa pasien tampak terjadi pembesaran kelenjar thiroid
(goiter) pada leher.
• Penyebab umum yang paling banyak (>70%) adalah
produksi berlebihan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.kondisi
ini juga disebut penyakit Grave’s.
• Grave’s disebabkan oleh antibodi dalam darah yang ada
pada tiroid menyebabkan banyak sekresi hormon tiroid
,dipengaruhi oleh riwayat keluarga dan sering terjadi pada
wanita
Pada penyakit Graves, struma diikuti oleh adanya kelainan
pada mata (oftalmopati) dan kulit (dermopati). Ketiga hal
tersebut disebut dengan trias Graves
2. Tiroiditis
• Tiroiditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid.
• Penyebab lain dari hipertiroid adalah ditandai dengan
adanya satu atau lebih nodul atau benjolan pada tiroid
yang tumbuh dan membesar yang menggangu pasien.
• Sehingga total output hormon tiroid dalam darah
meningkat dibanding normal, kondisi ini di ketahui
sebagai toxic nodular atau multi nodular goiter juga
disebut sebagai tiroiditis, kondisi ini disebabkan oleh
masalah sistem hormon atau infeksi virus yang
menyababkan kelenjar menghasilkan hormon tiroid
3. Toxic Nodular Goiter
• Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang
berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak.
• Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule
atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga
memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
4. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
• Pasien yang terus minum obat tiroid, ada pula
orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
5. Produksi TSH yang Abnormal
• Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat
memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4
yang banyak.
6. Konsumsi Iodium Berlebihan
• Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan
hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul
apabila sebelumnya si pasien memang sudah
ada kelainan kelenjar tiroid.
KLASIFIKASI
Hipertiroid memiliki klasifikasi klinis dan subklinis.
• Hipertiroid klinis bila Kadar TSH < 0.3 mIU/L dan
disertai dengan beberapa manifestasi klinis.
• Hipertiroid subklinis bila kadar TSH < 0.1 mIU/L .
Eutiroid adalah keadaan normal dari kadar TSH
serum dengan nilai 0.3- 5.5 mIU/L
MANIFESTASI KLINIS
• 1. Sistem kardiovaskuler
• Meningkatnya frekuensi denyut jantung, kardiak
output, peningkatan kebutuhan oksigen otot
jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten,
tekanan darah sistole dan diastole meningkat 10 –
15 mmHg, palpitasi, distrimia, kemungkinan gagal
jantung, edema.
2. Sistem pernafasan
• Pernafasan cepat dan dalam, bernafas pendek,
penurunan kapasitas paru.
3. Sistem Perkemihan
• Retensi cairan, menurunnya output urine
4. Sistem gastrointestinal
• Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu
makan, penurunan berat badan, diare, peningkatan
penggunaan cadangan adipose dan protein, penurunan
serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal,
hipnatremia, muntah dan kram abdomen.
5. Sistem muskuloskeletal
• Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot,
kelelahan, tremor.
6. Sistem Integumen
• Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah,
hangat, tidak toleran panas, keadaan rambut lurus,
lembut, halus, dan mungkin terjadi kerontokan rambut.
7. Sistem Endokrin
• Biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
8. Sistem Saraf
• Meningkatnya reflek tendon dalam, tremor halus,
gugup, gelisah, emosi tidak stabil seperti kecemasan,
curiga, tegang, dan emosional.
PX LAB
• a. Serum T3,terjadi peningkatan (N:70-250 mg/dl atau 1,2-3,4
SI unit)
• b. Serum T4,tehrjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-
154 SI unit)
• c. Indeks T4 bebas,meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10- 31 SI
unit)
• d. T3RU meningkat (N:24-34%)
• e. TRH stimulation test,menurun atau tidak ada respon TSH
• f. Tiroid antibodi antiglobulin antibodi (TSH-Rab), terjadi
peningkatan pada penyakit graves
PENATALAKSANAAN
• Tujuan pengobatan adalah untuk membawa tingkat
hormon tiroid kembali pada keadaan
normal,sehingga mencegah komplikasi jangka
panjang,dan mengurangi gejala tidak nyaman.
• Tiga pilihan pemberian obat-obatan, terapi radioiod,
dan pembedahan
1. Obat-obatan antitiroid
• a. Propylthiouracil (PTU),merupakan obat antihipertiroid
pilihan, tetapi mempunyai efek samping agranulocitosis
sehingga sebelum di berikan harus dicek sel darah putihnya.
PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg.
• b. Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok
reaksi hormon tiroid dalam tubuh.obat ini mempunyai efek
samping agranulositosis, nyeri kepala,mual
muntah,diare,jaundisce, ultikaria.obat ini tersedia dalam
bentuk tablet 3 dan 20 mg.
• c. Adrenargik bloker,seperti propanolol dapat diberikan untuk
mengkontrol aktifitas saraf simpatetik.
• d. Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis
tinggi PTU 300-600mg/hari atau methimazole 40- 45mg/hari
2. Radioiod Terapi
• Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan
melakukan sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun
tidak akan menghentikan produksi hormon tiroid
3. Bedah Tiroid
• Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial
(tiroidektomy). Operasi efektif dilakukan pada pasien dengan
penyakit graves. Efek samping yang mungkin terjadi pada
pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan saraf
kelenjar tiroid.
4. Diet
• Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi
protein, 3000-4000 kalori.

Anda mungkin juga menyukai