Anda di halaman 1dari 37

ASKEP KELENJAR TIROID

Presanted by :
Fajar Agung Nugroho, S.Kep., Ns., MNS
SPECIFY OUTCOME

Mahasiswa mampu menjelaskan :


1. Pengertian,

2. Tanda gejala

3. Etiologi

4. Patofisiologi

5. Komplikasi Goiter

6. Asuhan keperawatan pada pasien Goiter


Pendahuluan

 Tubuh kita terdiri dari sistem-sistem yang memiliki peran


penting bagi tubuh. Salah satunya sistem endokrin. Sistem ini
meliputi sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari
beberapa kelenjar penghasil hormon, disebut dengan system
atau kelenjar endokrin.
DEFINISI

 Kelenjar thyroid merupakan organ berbentuk kupu-kupu terletak


pada leher bagian bawah disebelah anterior trakea.
 Panjang ± 5 cm serta lebar 3 cm dan berat 30 gram
 Kelenjar tiroid merupakan pengendali utama metabolisme tubuh.
Kelenjar ini bertugas menghasilkan, menyimpan, dan melepaskan
hormone tiroid ke dalam peredaran darah.
 Menghasilkan 2 jenis hormon yang berbeda: tiroksin (T4), serta
Triodotironin (T3).
ANATOMY TYROID (GOITER)
 Hormon tiroid terdiri dari hormon tiroksin (T4) dan tri-iodotironin
(T3).
 Hormon-hormon inilah yang memproduksi energi dari zat gizi dan
oksigen sehingga mampu mempengaruhi fungsi seluruh sel,
jaringan, dan organ dalam tubuh.
 Agar jumlah hormon yang dihasilkan tidak berlebih atau kurang,
kelenjar tiroid bekerjasama dengan hipotalamus dan kelenjar
hipofise yang terletak di otak.
 Hipotalamus menghasilkan TSH Releasing Hormone (TRH) yang
memberikan sinyal kepada hipofisis agar menghasilkan hormon thyroid
stimulating hormone (TSH) yang fungsinya untuk memberitahu kelenjar
tiroid agar memproduksi hormon T3 dan T4 lebih banyak atau leih
sedikit sesuai kebutuhan tubuh.
 TSH ini yang dialirkan lewat peredaran darah menuju kelenjar tiroid dan
menstimulasinya untuk memproduksi dan melepaskan T3 dan T4.
ETIOLOGI

Jika ada gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid


merupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain :
 Defisiensi iodium

 Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah

yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium,


misalnya daerah pegunungan.
 Kelainan metabolik kongenital (kelainan bawaan) yang menghambat

sintesa hormon tyroid.


 Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam

kol, lobak, kacang kedelai).


 Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya:

thiocarbamide, sulfonylurea dan litium).


FISIOLOGI

 Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan


kecepatan metabolisme tubuh.
 Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2
cara :
1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein.
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
3. Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih
cepat. Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan
iodium yaitu elemen yang terdapat di dalam makanan dan air.
 Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid, hanya memiliki efek yang ringan terhadap
kecepatan metabolisme tubuh.
 Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam
bentuk aktif, yaitu triiodotironin (T3).
EFEK PRIMER HORMON TIROID
 Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh.
 Efek primer hormon tiroid adalah:
1. Merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan metabolisme protein,
lemak, dan karbohidrat.
2. Merangsang kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran.
3. Meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin sehingga
meningkatkan frekuensi jantung.
4. Meningkatkan responsivitas emosi.
5. Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan kecepatan
kontraksi otot rangka.
6. Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel tubuh
dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.

Kedua fungsi di atas bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi oleh sel,
peningkatan laju metabolisme dasar, pembakaran kalori, dan peningkatan produksi panas
oleh setiap sel.
GEJALA DAN DAMPAK DISFUNGSI TIROID

1. Gejala Hipotiroid :
 Mudah lelah
 Mengantuk
 Kedinginan
1. Berat badan cenderung bertambah walaupun pola makan
wajar dan olah raga teratur
2. Depresi
3. Konstipasi
4. Nyeri otot dan sendi
5. Kulit kering bersisik
6. Rambut dan kuku menipis dan rapuh
7. Penurunan libido
8. Gangguan menstruasi
penyebab hipotiroid…..
 Penyakit autoimun
Hipotiroid akibat autoimun ini dikenal dengan Tiroiditis
Hashimoto. Pada kondisi ini tubuh menyerang kelenjar tiroid
karena menganggapnya sebagai sel asing. Hal ini
menyebabkan sel-sel dalam kelenjar tiroid mati dan tidak
dapat menghasilkan hormone tiroid.
 Kehilangan jaringan tiroid
Biasa terjadi secara sekunder akibat penyinaran (radiasi) atau
operasi kelenjar tiroid yang dilakukan sebagai pengobatan
hipertiroid.
 Kelainan congenital
Kelenjar tiroid tidak berfungsi secara normal sejak lahir
 Konsumsi obat-obatan, seperti lithium yang sering digunakan
untuk terapi gangguan mood.
 Hipertiroid adalah kebalikan dari hipotiroid. Kelenjar tiroid
bekerja terlalu aktif sehingga menghasilkan hormone tiroid
secara berlebihan. Akibatnya, metabolisme tubuh menjadi
lebih cepat. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita.
2. Gejala Hipertiroid
 Denyut jantung sangat cepat (lebih dari 100 kali per menit)

 Keringat berlebih dari biasanya

 Tangan gemetar

 Peningkatan frekuensi buang air besar

 Pertumbuhan kuku yang sangat cepat

 Rambut rontok

 Kulit tipis dan halus

 Penurunan berat badan meskipun pola makan normal

 Cemas, mudah tersinggung

 Terjadi gangguan menstruasi


penyebab hipertiroid…..
 Penyakit Grave
Merupakan salah satu penyakit autoimun. Tubuh menyerang
sel-sel kelenjar tiroid tapi tidak mematikan sel, justru membuat
antibodi (thyrotropin receptor antibody) yang merangsang
kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid secara
berlebih.
Sehingga terjadi pembengkakan pada pada salah satu organ
tubuh. Salah satu ciri khasnya mata yang menonjol keluar dari
rongga mata da tatapan seperti ketakutan.
 Adenoma (tumor kelenjar) tiroid toksik
Sebagian kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid sendiri
tanpa distimulasi oleh TSH. Biasa dialami oleh penderita goiter
(pembesaran kelenjar tiroid) jangka panjang, terutama lanjut
usia.
 Tiroiditis
Peradangan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan produksi
hormone berlebihan. Sehingga dapat berakibat terjadinya
hipertiroidisme yang berlangsung selama berminggu-minggu
sampai beberapa bulan.
 Adenoma hipofise
Tumor pada kelenjar hipofise yang menyebabkan produksi TSH
berlebihan menyebabkan kelenjar tiroid memproduksi hormon
secara berlebihan..
PENATALAKSANAAN KLIEN DG HIPERTIROIDISME

A. PENGKAJIAN
 Pengumpulan biodata seperti umur, jenis kelamindan

tempat tinggal.
 Riwayat penyakit dalam keluarga.

 Kebiasaan hidup sehari-hari mencakup aktifitas dan

mobilitas, pola makan, penggunaan obat-obat tertentu,


istirahat dan tidur.
 Keluhan klien seperti berat badan turun meskipun napsu
makan meningkat, diare, tidak tahan terhadap panas,
berkeringat banyak
B. PEMERIKSAAN FISIK
Amati penampilan umum klien, amati wajah klien khususnya kelainan
pada mata seperti :
 Opthalmopati yang di tandai :

1. Eksoftalmus : bulbus okuli menonjol keluar


2. Tanda Stellwag’s : mata arang berkedip
3. Tanda Von Graefes : jika klien melihat kebawah maka palpebra
superior sukar atau sama sekali tidak dapat mengikuti bola mata
4. Tanda mobieve : sukar mengadakan atau menahan konvergensi
5. Tanda joffroy : tidak dapat mengerutkan dahi jika melihat ke atas
6. Tanda rosenbagh : tremor palpebra jika mata menutup
 Edema palpebra dikarenakan akumulasi cairan di periorbita dan
penumpukan lemak di retro orbita
 Juga akan di jumpai penurunan visus akibat penekanan saraf optikus dan
adanya tanda-tanda radang atau infeksi pada konjunktiva dan atau
kornea
 Fotopobia dan pengeluaran air mata yang berlebihan merupakan tanda
yang lazim
 Amati manifestasi klinis hipertiroidisme pada berbagai sistem tubuh
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
 Palpasi kelenjar tiroid, kaji adanya pembesaran, bagaimana
konsistensinya, apakah dapat digerakkan serta apakah nodul soliter atau
multipel
 Auskultasi adanya “bruit”
DIAGNOSA KEPERAWATAN HIPERTIROIDISME

1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan waktu


pengisian diastolik sebagai akibat peningkatan frekwensi jantung
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan efek hiperkatabolisme
3. Perubahan persepsi sensoris (penglihatan) yang berhubungan dengan
ganggua perpindahan impuls sensoris akibat ofthalmopati
Diagnosa keperawatan tambahan antara lain :
1. Diare yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas metabolik
2. Koping individu tak efektif yang berhubungan dengan emosi yang labil
3. Intoleransi terhadap aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan
akibat metabolisme yang meningkat
4. Gangguan pola tidur sehubungan dengan suhu tubuh yang meningkat
akibat peningkatan metablisme
5. Gangguan proses berpikir yang berhubungan dengan emosi yang labil
dan perhatian yang menyempit
INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan menurunnya waktu


pengisian diastolik sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung
Tujuan: Fungsi kardiovaskular kembali normal Intervensi Keperawatan :
➢ Observasi setiap 4 jam nadi apikal, tekanan darah dan suhu tubuh
➢ Anjurkan kepada klien agar segera melaporkan pada perawat bila
mengalami nyeri dada, palpitasi, dispnea dan vertigo.
➢ Upayakan agar klien dapat istirahat
➢ Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari sesuai kebutuhan
➢ Batasi aktivitas yang melelahkan klien
➢ Kolaborasi pemberian obat-obat antitiroid.
➢ Kolaborasi tindakan pembedahan bila dengan tindakan konservatif
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan efek hiperkatabolisme
Tujuan : Setelah perawatan di rumah sakit, klien akan mempertahankan
status nutrisi yang optimal Intervensi Keperawatan :
➢ Berikan makanan tinggi kalori tinggi protein
➢ Beri makanan tambahan diantara waktu makan
➢ Timbang berat badan secara teratur setiap 2 hari sekali
➢ Bila perlu, konsultasikan klien dengan ahli gizi
3. Gangguan persepsi sensoris (penglihatan) yang berhubungan dengan
gangguan transmisi impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati
Tujuan : Klien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan
tidak terjadi trauma / cidera pada mata Intervensi Keperawatan Berikan
makanan tinggi kalori tinggi protein
➢ Anjurkan pada klien bila tidur dengan posisi elevasi kepala

➢ Basahi mata dengan borwater sterill

➢ Jika ada photopobia, anjurkan klien menggunakan kacamata rayben

➢ Jika klien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan

plester non alergi


➢ Berikan obat-obat steroid sesuai program
PENATALAKSANAAN KLIEN DG HIPOTIROIDISME

A. PENGKAJIAN
 Pengumpulan biodata seperti umur, jenis kelamindan

tempat tinggal.
 Riwayat penyakit dalam keluarga.

 Kebiasaan hidup sehari-hari mencakup aktifitas dan

mobilitas, pola makan, penggunaan obat-obat tertentu,


istirahat dan tidur.
 Keluhan klien seperti berat badan turun meskipun napsu
makan meningkat, diare, tidak tahan terhadap panas,
berkeringat banyak
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kaji penurunan produksi asam lambung (aclorhidia)
2. Penurunan motilitas usus
3. Penurunan detak jantung
4. Gangguan fungsi neurologik
5. Penurunan produksi panas
6. Sistem integument seperti kulit dingin, pucat, kering, bersisik
7. Sistem pulmonari seperti hipoventilasi, pleural efusi, dispnea
8. Sistem kardiovaskular seperti brakikardi¸disritmia,pembesaran jantung.
9. Metabolik seperti penurunan meabolisme basal, penurunan suhu
tubuh.
10. Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot
yang melambat.
11. Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara
lambat dan terbata-bata.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai