PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Kerja kelenjar tiroid ini dipengaruhi oleh kecukupan asupan iodium. Defisiensi hormon tiroid
ini dapat menimbulkan gangguan tertentu yang spesifik. Cretinism, misalnya, yang ditandai
dengan gangguan pertumbuhan dibawah normal disertai dengan retardasi mental merupakan
akibat dari hormon tiroid yang inadekuat pada saat perkembangan janin. Kekurangan asupan
yodium yang biasanya terjadi pada daerah goiter (gondok) endemis banyak terjadi karena
defisiensi yodium menyebabkan hipotiroidisme sehingga mengakibatkan pembengkakan
kelenjar
BAB II
ISI
A. KELENJAR TIROID
PENGERTIAN
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat
dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya
menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila
membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah
atau di samping jakun.Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan
kecepatan metabolisme tubuh.
Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu
eleman yang terdapat di dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid menangkap yodium dan
mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa yodium di
dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan
hormon tiroid.
Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan thyrotropin-
releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating
hormone (TSH). Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk
menghasilkan hormon tiroid. Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu,
maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar
hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak
TSH. Hal ini disebut mekanisme umpan balik.
Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:
1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki
efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-
iodo-tironin (T3).
Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20% sisanya
dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.
Perubahan dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh berbagai
faktor, diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu.
Sebagian besar T4 dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya aktif
jika tidak terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah hormon
tiroid yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.
Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama
secara benar:
- hipotalamus
- kelenjar hipofisa
- hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di
dalam hati serta organ lainnya).
Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir bersama
darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa.
Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin, maka tubuh akan
merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya jika terlalu
banyak, tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam dan berat badan akan
berkurang.
GEJALA PENYAKIT TIROID
Hipertiroidisme Hipotiroidisme
Kebingungan Demensia
DIAGNOSA
Biasanya pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pengukuran kadar TSH dan kadar T4
yang bebas dalam darah.Tetapi bisa juga dilakukan pengukuran kadar protein globulin
pengikat tiroksin, karena kadar protein yang abnormal bisa menimbulkan kesalahpahaman
dalam menilai kadar hormon tiroid total.Penderita penyakit ginjal, beberapa penyakit
keturunan atau pemakaian steroid anabolik memiliki kadar globulin pengikat tiroksin yang
rendah. Sebaliknya, wanita hamil, pemakai pil KB atau estrogen lainnya, penderita hepatitis
stadium awal dan beberapa penyakit lainnya, memiliki kadar globulin pengikat tiroksin yang
tinggi.
Beberapa pemeriksaan bisa dilakukan pada kelenjar tiroid. Jika diduga terdapat
pertumbuhan di dalam kelenjar tiroid, dilakukan pemeriksaan USG, untuk menentukan
apakah pertumbuhan ini berupa cairan atau padat. Skening kelenjar tiroid dengan yodium
radioaktif atau teknetium, bisa menunjukkan kelainan fisik pada kelenjar tiroid. Skening
tiroid juga bisa membantu menentukan apakah fungsi dari suatu daerah tiroid bersifat normal,
terlalu aktif atau kurang aktif.
Jika masih belum yakin apakah kelainannya terletak pada kelenjar tiroid atau kelenjar
hipofisa, maka dilakukan pemeriksaan perangsangan fungsional. Pada salah satu dari
pemeriksaan ini dilakukan penyuntikan thyrotropin-releasing hormone intravena dan
pemeriksaan darah untuk mengukur respon dari kelenjar hipofisa.
B. KELENJAR PARATIROID
PENGERTIAN
Kelenjar ini terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat didalam leher. Kelenjar ini
berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan hormone paratiroksin. Masing-
masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormone yang
berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor didalam darah dan tulang.
1. hiperparatiroidisme primer
Berkurangnya kalsium pada tulang dan timbul fraktus spontan.
Kelainan traktus urinarius.
Manifestasi dari system saraf sentrak, misalnya depresi dan koma.
Kelemahan neuromuscular, tenaga obat berkurang keletihan otot.
Manifestasi gastrointestinal, kurang nafsu makan, mual, dan muntah
2. Hiperparatiroidisma
gagal ginjal krosnis.
glomerulo nefitis.
pielonefitis dan,
anomaly urogenitalis pada anak
Diatur dan diawasi oleh kelenjar hipofise hormone paratiroksin (HPT) gell
konsentrasi ion-ion kalsium yang terdapat dalam cairan extraseluler. Produksi HPT akan
meningkat apabila kadar kalsium pada plasma menurun dalam keadaan psikologis kadar
kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan homeostatic. Dalam batas yang sangat
sempit dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan pertukaran mineral antara tulang dan
darah.
Menurunkan kadar kalsium dengan menghambat reabsorsi tulang menekan aktivitas osteoblas
dan menghambat pertumbuhan tulang.
Menghambat pelepasan kalsium dari tulang, Vitamin D merupakan metabolisme, hormone
steroid menambah absorsi kalsium.
KESIMPULAN
1. Fungsi utama hormon tiroid adalah meningkatkan aktivitas metabolik seluler, sebagai
hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi mekanisme tubuh yang spesifik seperti
sistem kardiovaskuler dan regulasi hormon lain.
2. Diagnosis hipertiroidisme mengacu pada hasil pemeriksaan TSH, FT4, FT3, TSI, dan
indeks Wayne dan indeks New Castle berdasarkan gejala klinis yang timbul.
3. Penyebab terjadinya hipertiroidisme adalah TSI yang mengambil alih regulasi yang
seharusnya dilaksanakan oleh TSH.
4. Efek samping pembedahan yang mungkin timbul bisa saja terjadi akibat letak kedua
kelenjar yang berdekatan dan fungsinya yang antagonis.
5. Penatalaksanaan hipertiroidisme meliputi tindakan bedah dan pemberian bahan
penghambat sintesis tiroid, seperti antitiroid, penghambat ion iodida, yodium
konsentrasi tinggi, dan yodium radioaktif.
6. Hormon paratiroid (PTH) adalah suatu polipeptida linear dengan berat molekul 9500
yang mengandung 84 residu asam amino.
7. Efek hormon paratiroid yang menyebabkan terjadinya absorpsi kalsium dan fosfat
dari tulang dan efek yang cepat dari hormon paratiroid dalam mengurangi ekskresi
kalsium oleh ginjal.
8. Sekresi dari hormon paratiroid tergantung dari suatu negative feed-back mechanism
yang diatur oleh kadar ion kalsium dalam plasma.
9. Fungsi Hormon Paratiroid yaitu, mempertahankan fungsi kalsium pada cairan
ekstrasel, melalui pengaturan absorbsi kalsium di ginjal dan mobilisasi kalsium di
tulang.
10. Sekresi HormonParatiroid dipengaruhi kadar kalsium plasma.
Daftar pustaka
• Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC Penerbit Buku Kedokteran
(hal.1318-1321)
• Gan gunawan s.,dkk.2007.farmakologi dan terapi edisi 5 .jakarta:departemen farmakologi
dan terapeutik FKUI
http://yusnia-bio.blogspot.com/2009/04/kelenjar-paratiroid-kelenjar- anak.html