ENDOKRIN (HIPOTIROID)
PRODI S1 KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN (HIPOTIROID). Penyusunan makalah ini tidak dapat diselesaikan
tanpa arahan dan bimbingan dari dosen / fasilitator. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih atas
bimbingan dari dosen/fasilitator mata ajar Keperawatan Medikal Bedah II Yakni
Ibu Faridatul Istibsaroh, S. Kep., Ns., M. Tr. Kep.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Mengetahui dan mengerti tentang hipotiroidisme dan mengerti tentang cara
penanganan serta konsep asuhan keperawatan pada penyakit hipotiroidisme
ini.
BAB II
KONSEP TEORI
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di leher dan terdiri atas
sepasang lobus di sisi kiri dan kanan. Terletak di leher dihubungkan oleh ismus
yang menutupi cincin trakea 2 dan 3. Kelenjar ini tersusun dari zat hasil sekresi
bernama koloid yang tersimpan dalam folikel tertutup yang dibatasi oleh sel epitel
kuboid. Koloid ini tersusun atas tiroglobulin yang akan dipecah menjadi hormon
tiroid (T3 dan T4) oleh enzim endopeptidase. Kemudian hormon ini akan
disekresikan ke sirkulasi darah untuk kemudian dapat berefek pada organ target.
Kelenjar tiroid berperana mempertahankan derajat metabolisme dalam jaringan
pada titik optimal. Hormon tiroid merangsang penggunaan O2 pada kebanyakan
sel tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan hidrat arang, dan sangat
diperlukan untuk pertumbuhan serta maturasi normal. Apabila tidak terdapat
kelenjar tiroid, orang tidak akan tahan dingin, akan timbul kelambanan mental dan
fisik, dan pada anak-anak terjadi retardasi mental. Sebaliknya, sekresi tiroid yang
berlebihan meninbulkan penyusutan tubuh, gugup, takikardi, tremor, dan terjadi
produksi panas yang berlebihan.
OTAK↓ O2
SINKOP PROSES OKSIDASI DEPRESI VENTILASI SUHU TUBUH↓ LIBIDO↓
ANAEROB KONSTIPASI
DISPNEA JARANG IMPOTEN
ASAM LAKTAT↑
BERKERINGA
MYALGIA SESAK NAPAS
REAKSI AUTOIMUN
RETINITAS
PEMBISAN CAHAYA↓
RABUN SENJA
LAJU METABOLISME↓
MALFUNGSI HIPOTALAMUS
HORMON TIROID↓
FUNGSI ATP & FUNGSI ATP & FUNGSI ATP & SEKRESI ↓ FUNGSI SUPLAI DARAH KE
ADP↓ ADP↓ ADP↓ PENCERNAAN↓ ALAT REPRODUKSI↓
PRODUKSI
SUPLAI O2 KE OTOT KEKURANGAN FUNGSI KALOR↓ PERISLTALTIK KERJA ORGAN
OTAK↓ O2 PERNAPASAN↓ USUS↓ REPRODUKSI↓
DISPNEA JARANG
ASAM LAKTAT↑ IMPOTEN
BERKERINGA
MYALGIA SESAK NAPAS
REAKSI AUTOIMUN
RETINITAS
PEMBISAN CAHAYA↓
RABUN SENJA
2.7. Pathway Hipotiroidisme
Tiroiditis limfosis kronis Proses penuaan Terapi codium Tyroidektomi Obat - obat antitiroid
radioaktif
Antibodi autoimun beredar Penurunan fungsi Pengangkatan Menekan kerja
dalam sirkulasi darah fisiologis tubuh Ablasi kelenjar tiroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid
Antibodi menyerang
antigenya Atropi kelenjar tiroid Atropi kelenjar tyroid Produksi hormon
sendiri tyroid menurun
Jumlah sel kelenjar
T3 dan T4 tiroid menurun
dihancurkan
Produksi hormon
Destruksi kelenjar tiroid tiroid menurun
HIPOTIROIDISME
MK:
- Perubahan pola seksual
2.8. Penatalaksanaan Hipotiroidisme
Penanganan meliputi:
1. Terapi sulih hormone tiroid secara bertahap dengan preparat sintetik T4
dan kadang-kadang dengan T3.
2. Pembedahan eksisi, kemoterapi, atau radiasi jika terdapat tumor
kelenjar tiroid.
b. Data Objektif
1. Status Mental : Perhatian pendek, emosi labil, tremor,
hyperkinesia
2. Perubahan Kardiovaskular : Tekanan darah sistolik meningkat,
tekanan diastolik menurun, takikardi a walaupun waktu
istirahat, disritmia dan murmur
3. Perubahan pada Kulit : Hangat, kemerahan dan basah
4. Perubahan pada Rambut : Halus dan menipis
5. Perubahan pada Mata : Lidlag, glovelag, diplopia, dan
penglihatan kabur
6. Perubahan Nutrisi / Metabolik : Berat badan menurun, nafsu
makan dan asupan makan bertambah serta kolesterol
dantrigliserida serum menurun
7. Perubahan Muskuloskeletal : Otot lemah, tonus otot kurang
dan sulit berdiri dari posisi duduk
8. Hasil pemeriksaan diagnostik yang harus dikaji adalah
peningkatan T3 dan T4 serum dan penurunan TSH serum
Intervensi Rasional
1. Observasi frekuensi; 1. Mengidentifikasi hasil
kedalaman, pola pernapasan; pemeriksaan dasar untuk
oksimetri denyut nadi memantau perubahan selanjutnya
2. Pelihara saluran napas pasien dan mengevaluasi efektifitas
dengan melakukan pengisapan intervensi.
dan dukungan ventilasi jika 2. Penggunaan saluran napas
diperlukan artifisial dan dukungan ventilasi
3. Dorong dan ajarkan pasien mungkin diperlukan jika terjadi
untuk napas dalam dan batuk depresi pernapasan
4. Berikan obat (hipnotik dan 3. Mencegah aktifitas dan
sedatip) dengan hati-hati meningkatkan pernapasan yang
adekuat
4. Pasien hipotiroidisme sangat
rentan terhadap gangguan
pernapasan akibat gangguan obat
golongan hipnotik-sedatif.
2. Meminimalkan kehilangan
2. Berikan tambahan lapisan panas
pakaian atau tambahan selimut
3. Mengurangi risiko
3. Berikan klien pengetahuan apa vasodilatasi perifer dan kolaps
saja yang harus dihindari dan vaskuler
bagaimana cara pencegah
penggunaan sumber panas dari 4. Meningkatkan tingkat
luar (misalnya, bantal kenyamanan pasien dan
pemanas, selimut listrik atau menurunkan lebih lanjut
penghangat) kehilangan panas
Intervensi Rasional
1. Observasi vital sign tiap 8 jam. 1. mengetahui frekuensi
2. Observasi bising usus tiap pagi Suhu,Nadi dan Tekanan Darah
3. Timbang berat badan tiap pagi Klien
4. Anjurkan Klien untuk Diet 2. Mengetahui Frekuensi Bising
tinggi kalori, tinggi protein usus
5. Kolaborasi 3. Untuk mengetahui Berat badan
pemberian Suplemen vitamin B Klien
Compleks 4. Memenuhi kecukupan nutrisi
yang tidak terpenuhi
5. Meningkatkan nafsu makan
Klien
3.4 Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dalam tahap proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan
keperawatan)yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan
(Hidayat, 2004). Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal
seperti bahaya fisik dan perlindungan pada klien, tehnik komunikasi,
kemampuan dalam prosesdur tindakan, pemahaman tentang hak-hak pasien
serta memahami tingkat perkembangan pasien.
Pelaksanaan mencakup melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja
aktivitas sehari-hari. Setelah dilakukan, validasi, penguasaan keterampilan
interpersonal, intelektual dan tehnik intervensi harus dilakukan dengan cermat
dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi
dan dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Nursalam,
2008).
3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan
dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak. Evaluasi yang digunakan mencakup 2 bagian
yaitu evaluasi formatif yang disebut juga evaluasi proses dan evaluasi jangka
pendek adalah evaluasi yang dilaksanakan secara terus menerus terhadap
tindakan yang telah dilakukan. Sedangkan evaluasi sumatif yang disebut
juga evaluasi akhir adalah evaluasi tindakan secara keseluruhan untuk
menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan dan menggambarkan
perkembangan dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bentuk
evaluasi ini lazimnya menggunakan format “SOAP”. Tujuan evaluasi adalah
untuk mendapatkan kembali umpan balik rencana keperawatan, nilai serta
meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan
standar yang telah ditentukan sebelumnya.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Hipertiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya
hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala
kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada di
bawah nilai optimal.
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat seharunya dapat memberikan asuhan
keperawatan secara intensif mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
dan intervensi pada pasien dengan hipotiroidisme serta Dari penyakit ini
dapat dihindarkan dengan cara tidak stress tidak merokok, tidak
mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi
yodium secara berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada leher dan
organism-organisme dapat menyebabkan infeksi karena ada virus.
DAFTAR PUSTAKA
Erlina, L., & Waluya, N.A. 2021. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 9
Gangguan Sistem Endokrin. Singapore: Elsevier Singapore Pte.Ltd