ENDOKRIN (HIPOTIROID)
Rohmah
Sulaiha
Susi Susianti
Nur Diana
2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN (HIPOTIROID) . Penyusunan makalah ini tidak dapat diselesaikan
tanpa arahan dan bimbingan dari dosen / fasilitator. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih atas
bimbingan dari dosen/fasilitator mata ajar Keperawatan Anak I yakni Ibu Mei
Lestari Ika Widiyati, S.Kep., Ns., M. Kes Penulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat
memperbaiki kekurangan selanjutnya.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
HIPOTIROIDISME
MK:
- Perubahan pola seksual
2.7. Penatalaksanaan Hipotiroidisme (Kowalak, Welsh, & Mayer, 2011)
Penanganan meliputi:
1. Terapi sulih hormone tiroid secara bertahap dengan preparat sintetik T4
dan kadang-kadang dengan T3.
2. Pembedahan eksisi, kemoterapi, atau radiasi jika terdapat tumor
kelenjar tiroid.
A. Konsep Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama :
Umur : Paling sering terjadi pada usia di antara 30 hingga 60
tahun.
Jenis Kelamin : Frekuensi pada wanita 5 kali lebih sering dari pada
pria
Alamat :-
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Nomor Register : -
Suku/Bangsa :-
Tanggal MRS :-
Neurologi
1. Letargi
2. Bicar pelan, monoton, tidak terdengar
3. Gangguan memori
4. Kongnitif melambat
5. Perubahan kepribadian : puas dengan diri sendiri, tumpul, apatis
6. Nistagmus
7. Kebutaan malam
8. Kehilangan pendengaran preseptif
9. Parestesia
10. Tremor intensi
11. Refreks tendon dalam melambat
12. Ataksia
13. Somnolen
14. Sinkope
Muskuloskaletal
1. Mialgia
2. Artralgia
3. Keletihan
Kardovaskular
1. Intoleran pada dingin
2. Penurunan keringat
3. Tekanan darah menyempit
4. Binyi jantung menghilang
5. Nyeri prekordial
Pernafasan
1. Sakit tenggorokan
2. Sesak nafas dengan latihan ringan
Pencernaan/nutrisi
1. Peningkatan berat badan yang tidak jelas
2. Anoreksia
3. Konstipasi
4. Distensi abdomen
5. Asites
Seksual/reproduksi
1. Menuragi, metroragi, amenorea
2. Penurunan libido
3. Penurunan fertilitas : aborsi sepontan
4. Inpotensi
Integumen
1. Kulit : pucat, kering, kasar, keras
2. Edema nonpitting : lengan, kaki, periorbital
3. Kelopak mata atas turun
4. Pembesaran lidah dan bibir
5. Rambur kasar dan tipis
6. Kuku : rapuh, pertumbuhan lambat, tebal
Pemeriksaan diagnostik/Laboratorium
1. Elektrokardogram (EKG) : voltase rendah, perubahan segmen ST non
spesifik, perpanjangan interval PR, blok jantung, pedataran atau
inversi gelombang T
2. Penurunan T3 dan T4 bebas
3. Tes ambilan radioiodida menurun (RAIU)
4. Penurunan T3 dan T4 serum
5. Penurunan natrum serum
6. Kadar TSH bila digunakan : rendah bila hipotiroidisme sekunder;
menigkat bila hipotiroidisme primer
7. Peningkatan serum : kolesterol, trigliserida, CPK, alkalin fosfatase
8. Peningkatan protein dalam cairan serebrospinal (CSS)
9. Gas-gas darah arteri : hipoksia, peningkatan CO2
10. Anemia normostik, normokromik
pernapasan
- Observasi RR: >
20x/mnt
- Hasil rontgen thorax :
efusi pleura.
DS: px mengatakan
badannya tidak tahan dingin
DO: Perubahan suhu
3 Hipotiroidisme
tubuh
- KU: lemah , kesadaran
apatis,
- S: < 36,5oC
C. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d penurun kognitif
2. Pola nafas tidak efektif b.d depresi ventilasi
3. Perubahan suhu tubuh b.d hipotiroidisme
D. Pencernaan Keperawatan
N
Tujuan & KH Intervensi Rasional
o
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Hipertiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya
hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala
kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada di
bawah nilai optimal (Smeltzer, 2002). Ada beberapa pembagian dari
Hipertiroidisme, yaitu: Hipotiroidime primer (tiroidal), Hipotiroidime sentral
(hipotiroidime sekunder/pituitaria), Hipotiroidime tertier (hipotalamus),
Kretinisme, Miksedema.
Penyebab hepatitis itu sendiri juga bervariasi mulai dari karena infeksi
virus A, B, C, D, E, F dan G juga bisa karena virus lain seperti sitomegali,
epstain barr, dan rubella. Hepatitis juga bisa terjadi karena penyakit
autoimun, bisa disebabkan karena penggunaan obat-obatan metildopa,
isoniazid, notrofurotin dan oksitenisetin. Pada kelainan genetic juga bisa
terjadi hepatitis pada orang yang menderita penyakit Wilson, anti tripsin.
Pada stadium Pra Ikterus penyakit hepatitis ini berlangsung pada 1-2
minggu dan ditandai oleh: malaise umum, rasa lelah, gejala infeksi saluran
nafas atas, mialgia (nyeri otot), keengganan terhadap sebagian besar
makanan.
Pada penderita hepatitis banyak sekali masalah keperawatan yang
muncul diantaranya seperti; Hipertermi, Nyeri, Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, Keletihan, Gangguan integritas kulit, Perubahan
kenyamanan dll.
Untuk penatalaksanaan keperawatan pada pasien hepatitis bisa
dilakukan penatalaksanaan keperawatan dan juga pemberian terapi supportif
medikamentosa,
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat seharunya dapat memberikan asuhan
keperawatan secara intensif mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
dan intervensi pada paien dengan hipotiroidisme.
Daftar Pustaka