OLEH
Indriany A. Labungasa
711490121019
Ners A Lanjutan
Kepada
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
HIPOTIROIDISME
MK:
- Perubahan pola seksual
2.7. Penatalaksanaan Hipotiroidisme (Kowalak, Welsh, & Mayer, 2011)
Penanganan meliputi:
1. Terapi sulih hormone tiroid secara bertahap dengan preparat sintetik T4
dan kadang-kadang dengan T3.
2. Pembedahan eksisi, kemoterapi, atau radiasi jika terdapat tumor
kelenjar tiroid.
2.8. Penatalaksanaan Keperawatan Hipotiroidisme (Smeltzer, 2002)
1. Modifikasi Aktivitas
Penderita hipotiroidisme akan mengalami pengurangan tenaga dan
letargi sedang hingga berat. Sebagai akibatnya, risiko komplikasi akibat
imobilitas akan meningkat. Kemampuan pasien untuk melakukan
latihan dan berperan dalam berbagai aktivitas menjadi terbatas akibat
perubahan pada status kardiovaskuler dan pulmoner yang terjadi akibat
hipotiroidisme.
2. Pemantauan yang berkelanjutan
Pemantauan TTV dan tingkat kognitif pasien dilakukan dengan
ketat selama penegakan diagnosis dan awal terapi untuk mendeteksi:
kemunduran status fisik serta mental, tanda-tanda serta gejala yang
menunjukan peningkatan laju metabilik akibat terapi yang melampaui
kemapuan reaksi sistem kardiovaskuler dan pernafasan, dan
ketarbatasan atau komplikasi miksedema yang berkelanjutan.
3. Pengaturan suhu
Pasien sering mengalami gejala menggigil dan menderita intoeransi
yang ekstrim terhadap hawa dingin meskipun dia berada dalam ruangan
nersuhu nyaman atau panas. Ekstra pakaian dan selimut dapat
diberikan, dan pasien harus dilindungi terhadap hembusan angin. Jika
pasien ingin menggunakan bantal pemanas atau selimut listrik untuk
mengurangi gangguan rasa nyaman dan gejala menggigil tersebut,
perawat harus menjelaskan bahwa penggunaan alat ini harus dihindari
karena beresiko menyebabkan vasodilatasi perifer, kehilangan panas
tubuh yang lebih lanjut dan kolabs vaskuler.
4. Dukungan emosional
Setelah kondisi hopotiroidisme berhasil diobati dan semua
gejalanya sudah berkurang, pasien dapat mengalami depresi dan rasa
bersalah sebagai akibat dari progresifitas serta intensitas gejala yang
timbul. Pasien dan keluarganya harus diberitahu bahwa semua gejala
tersebut serta ketidakmampuan untuk mengenalinya sering terjadi dan
merupakan bagian dari kelainan itu sendiri. Pasien dan keluarganya
mungkin memerlukan bantuan dan konseling untuk mengatasi masalah
dan reaksi emosional yang muncul.
5. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah
Pasien diberitahu untuk terus minum obat seperti yang diresepkan
dokter meskipun gejala sudah membaik. Intruksi tentang diet diberikan
untuk menigkatkan penurunan berat badan begitu pengobatan dimulai,
untuk menpercepat pemulihan pola defekasi normal. Akibat pelambatan
proses mental pada hipotiroidisme, maka anggota keluarga harus
diberitahu dan dijelasakan tentang tujuan terapi, progra pengobatan
serta efek samping yang harus dilaporkan kepada dokter. Selain itu,
semua instruksi dan pedonan ini harus disamapaikan pula secar tetulis
kepada pasien, keluarga, dan perawat kunjungan rumah.
2.9. Komplikasi Hipotiroidisme (Corwin, 2009)
1. Koma miksedema adalah situasi yang mengancam jiwa yang ditandai
dengan eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme, termasuk
hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan
penurunan kesadaran yang menyebabkan koma.
2. Kematian dapat terjadi tanpa penggatian TH dan stabilisasi gejala.
3. Ada juga resiko yang berkaitan dengan terapi defisiensi tiroid. Resiko
ini mencakup penggantian hormone yang berlebihan, ansietas, atrofi
otot, osreoporosis, dan fibrilasi atrium.
BAB III
A. Konsep Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama :-
Umur : Paling sering terjadi pada usia di antara 30 hingga 60
tahun.
Jenis Kelamin : Frekuensi pada wanita 5 kali lebih sering dari pada
pria
Alamat :-
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Nomor Register : -
Suku/Bangsa :-
Tanggal MRS :-
2. Riwayat Kesehatan (Welsby, 2010)
a. Keluhan Utama:
Klien biasanya mengeluh merasa lelah, tidak tahan dingin, haid yang
deras, keringat berkurang, kulit terasa kering dan dingin, suara parau,
edema pada kelopak mata bawah.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Tanyakan kepada klien apakah mengalami haid yang deras dan lama
serta merasa lemah, keringat berkurang, tidak tahan dingin, odema
kelopak mata bawah. Tanyakan apakah tambah berat pada waktu
pagi dan cuaca dingin serta setelah aktivitas sedang dan berat.
Tanyakan pada klien usaha yang telah dilakukan dalam menangani
keluhan nyeri, serta mengkonsumsi obat-obat hipotiroidisme dan
bagaimana pengontrolannya.
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Defisiensi iodium, oprasi tiroid sebelumnya, atau pengobatan
hipertiroid sebelumnya yang berlebihan.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Dalam keluarga klien, kaji kelain kongenital waktu kecil, riwayat
persalinan, riwayat penyakit DM, kardiovaskuler, dan infeksi.
3. Pemeriksaan Fisik (Tucker, 1998)
a. Keadaan Umum: somnolen
b. TTV
TD : < 80/120 mmHg (menurun)
RR : < 20 kali/menit
N : < 80 kali/menit
T : < 36,5 oC
Neurologi
1. Letargi
2. Bicar pelan, monoton, tidak terdengar
3. Gangguan memori
4. Kongnitif melambat
5. Perubahan kepribadian : puas dengan diri sendiri, tumpul, apatis
6. Nistagmus
7. Kebutaan malam
8. Kehilangan pendengaran preseptif
9. Parestesia
10. Tremor intensi
11. Refreks tendon dalam melambat
12. Ataksia
13. Somnolen
14. Sinkope
Muskuloskaletal
1. Mialgia
2. Artralgia
3. Keletihan
Kardovaskular
1. Intoleran pada dingin
2. Penurunan keringat
3. Tekanan darah menyempit
4. Binyi jantung menghilang
5. Nyeri prekordial
Pernafasan
1. Sakit tenggorokan
2. Sesak nafas dengan latihan ringan
Pencernaan/nutrisi
1. Peningkatan berat badan yang tidak jelas
2. Anoreksia
3. Konstipasi
4. Distensi abdomen
5. Asites
Seksual/reproduksi
1. Menuragi, metroragi, amenorea
2. Penurunan libido
3. Penurunan fertilitas : aborsi sepontan
4. Inpotensi
Integumen
1. Kulit : pucat, kering, kasar, keras
2. Edema nonpitting : lengan, kaki, periorbital
3. Kelopak mata atas turun
4. Pembesaran lidah dan bibir
5. Rambur kasar dan tipis
6. Kuku : rapuh, pertumbuhan lambat, tebal
Pemeriksaan diagnostik/Laboratorium
1. Elektrokardogram (EKG) : voltase rendah, perubahan segmen ST non
spesifik, perpanjangan interval PR, blok jantung, pedataran atau
inversi gelombang T
2. Penurunan T3 dan T4 bebas
3. Tes ambilan radioiodida menurun (RAIU)
4. Penurunan T3 dan T4 serum
5. Penurunan natrum serum
6. Kadar TSH bila digunakan : rendah bila hipotiroidisme sekunder;
menigkat bila hipotiroidisme primer
7. Peningkatan serum : kolesterol, trigliserida, CPK, alkalin fosfatase
8. Peningkatan protein dalam cairan serebrospinal (CSS)
9. Gas-gas darah arteri : hipoksia, peningkatan CO2
10. Anemia normostik, normokromik
B. Analisa Data
DS:
- Klien mengeluh suka
sesak
- Klien mengeluh suara
parau
DO:
- Pasien terlihat Pola Napas Tidak
Depresi ventilasi
menggunakan otot bantu Efektif
2 pernapasan
- Observasi RR: >
20x/mnt
- Hasil rontgen thorax :
efusi pleura.
DS: Klien mengatakan
badannya tidak tahan dingin
DO: Perubahan suhu
3 Hipotiroidisme
tubuh
- KU: lemah , kesadaran
apatis,
- S: < 36,5oC
C. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d penurun kognitif
2. Pola nafas tidak efektif b.d depresi ventilasi
3. Perubahan suhu tubuh b.d hipotiroidisme
D. Pencernaan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/16152886/Hipotiroidisme