Anda di halaman 1dari 48

ASKEP

"HIPOTIROIDISME
"
Nama Kelompok :
1. Fitri Nur Sholikah
2. Indah Yunita
3. Indhi Kusuma Wati
4. Kartini
5. Nabila Ayu Shintiya
6. Odius Mologatun
Apa itu Hipotiroid atau kelenjar tiroid yang kurang aktif, terjadi
apabila kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid
hipotiroid yang cukup. Artinya sel tubuh tidak mendapatkan
?? hormon tiroid yang cukup untuk bekerja dengan baik
dan metabolisme tubuh pun melambat. Hipotiroid bisa
disebabkan oleh banyak hal, diantaranya penyakit
autoimun, kerusakan kelenjar tiroid, yodium yang terlalu
banyak atau terlalu sedikit serta akibat pengobatan
dengan radiasi. Penyakit hipotirodisme adalah kelainan
akibat kekurangan hormon tiroid. Kelainan ini akan
membuat penderitanya mudah lelah dan sulit untuk
berkonsentrasi.

3
Gejala hipotiroid bervariasi, tergantung seberapa rendah
Tanda dan kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Gejala
Gejala tersebut meliputi
1. Mudah lelah dan pusing
Hipotiroid 2. Susah buang air besar
3. Otot terasa lemah, nyeri, dan kaku
4. Sensitif cuaca dingin
5. Kulit kering, kasar, keriput dan mengelupas
6. Berat badan naik tanpa sebab
7. Wajah bengkak suara parau
8. Rambut rontok dan tipis
9. Kuku rapuh
10.Mudah lupa dan sulit konsentrasi
11. Denyut jantung lambat

4
Etiologi hipotiroid terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu
Etiolo hipotiroid primer dan hipotiroid sentral yang terdiri dari
hipotiroid sekunder dan tersier.
gi A. Hipotiroid Primer
Hipotiroid primer terjadi karena kelainan pada kelenjar tiroid
yang menyebabkan berkurangnya produksi hormon tiroid.
Beberapa contoh hipotiroid primer adalah pada kasus
tiroiditis limfositik kronik.
B. Hipotiroid sekunder
Yaitu kondisi di mana masalah terjadi pada kelenjar pituitari
otak yang mengawasi kerja kelenjar tiroid. Hipotiroid juga
dihasilkan oleh masalah dari hipotalamus yang disebut
dengan hipotiroidisme tersier.

5
Anatomi
Hipotiroid
Kelenjar tiroid terletak di bagian
leher, posisinya sedikit di bawah
jakun atau bagian tulang rawan
yang menonjol. Bentuknya seperti
kupu-kupu berukuran dua inci,
yang sayapnya atau lobus
membungkus batang tenggorokan,
yang kadang-kadang menyatu di
tengah dengan sepotong jaringan
tiroid yang disebut isthmus.

6
Patofisiol Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau
gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon
ogi tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang
merangsang hipofisis anteanterior
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating
Hormone = TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan
Tetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme
jaringan.

Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau


hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka
kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan
TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis
anterior dan hipotalamus.

7
c

Pathway
Defisiensiisodium,disfungsihipofi
sis,disfungsi TRH hipotalamus

Penekanan prod hormone


tiroid(hipotirodisme)

Gaya kecemasan Kurang terpapar informasi


hidup tentang hipotermia

imobilitas Hambatan
upaya nafas Penurunan laju metabolisme

Kelemah Mal nutrisi


an Depresi pusat
pernafasan
Kekurangan lemak subkutan

MK : Intoleransi
MK : Pola Nafas Berat badan ekstrim
Aktivitas
Tidak Efektif
MK : Hipotermia

8
KlasifikasHipotiroid kongenital terdiri dari hipotiroid
kongenital primer, sekunder dan tersier.
i Untuk hipotiroid sekunder kerusakan
terjadi di hipofisis dan untuk hipotiroid
kongenital primer, kerusakan terjadi pada
bagian tiroid dan untuk hipotiroid
kongenital tersier kerusakan terjadi pada
pituitari.

9
gejala khas hipotiroid seringkali tidak tampak dalam
Manifestasi beberapa minggu pertama kehidupan. Hanya 10-
Klinis 15% bayi baru lahir hipotiroidisme yang datang
dengan manifestasi klinik mencurigakan. Salah satu
tanda yang khas dari hipotiroid kongenital pada bayi
baru lahir adalah fontanela posterior terbuka dengan
sutura cranial yang terbuka lebar akibat
keterlambatan maturasi skeletal prenatal. Apabila
keadaan hipotiroid ini tidak ditangani selama masa
neonatus bayi, maka akan dapat menyebabkan
kelainan yang lebih berat berupa :

10
1. Keterlambatan Pertumbuhan
Tiroksin tampaknya tidak begitu diperlukan untuk pertembuhan
sebelum kelahiran, namun sangat esensial untuk pertumbuhan normal
setelah kelahiran. Jika seorang bayi memilki defisiensi tiroid yang tidak
ditangani, ia akan memiliki postur yang kecil pada masa bayi maupun
kanak-kanak dan berujung pada postur yang sangat pendek.
2. Keterlambatan Perkembangan Mental
Retardasi intelektual dapat terjadi pada kondisi kekurangan tiroksin.
Derajat retardasi bergantung pada keparahan defisiensi hormon tiroid.
3. Jaundice Persisten
Secara normal, kondisi jaundice adalah kondisi yang fisiologis yang
dapat terjadi pada neonatus yang berlangsung selama 1-2 minggu.
Namun pada kondisi hipotiroidisme yang tidak ditangani (untreated
hypothiroidism), jaundice dapat berlangsung lebih dari waktu yang
normal.

11
Pemeriksaa Untuk membantu mendiagnosa penyakit Auto Imun pada Auto Imun Tyroid Disease
(AITD) diperlukan serangkaian pemeriksaan laboratorium diantaranya adalah sebagai
n berikut :
1. T3 (Triiodothyronine)
T3 mempengaruhi semua organ tubuh, terutama kardiovaskuler, saraf, imun dan
Penunjang reproduksi. Membantu evaluasi fungsi kelenjar tiroid, mendiagnosis gangguan tiroid,
termasuk hipertiroidisme, serta menentukan penyebabnya,
2. T4 (Tiroksin)
Membantu evaluasi fungsi kelenjar tiroid, membantu diagnosis gangguan tiroid sebagai
uji saring hipotiroidisme pada bayi baru lahir.
3. TSH (Thyroid Stimulating Hormon)
Merupakan pengukur kadar Thyroid Stimulating Hormon (TSH) dalam darah, dan dapat
digunakan untuk menilai fungsi tiroid. TSH berfungsi untuk menstimulasi sekresi
hormon tiroid yang sangat penting bagi tubuh.
4. FT4 (Free T4)
Merupakan pemeriksaan sensitif untuk fungsi tiroid. Peningkatan konsentrasi FT4
terlihat pada kondisi hipertiroid, sedangkan penurunan konsentrasi terjadi pada kondisi
hipotiroid.
5. Anti-TPO (Antithyroid Peroxidase Antibody)
Penanda laboratorium untuk penyakit autoimun tiroiditis (radang tiroid)

12
6. Anti-thyroglobulin antibody (ATA) Pemeriksaan Thyroglobulin
Antibody, (Anti-Tiroglobulin)
Mendeteksi keberadaan autoantibodi tiroid dalam darah yang
menyerang protein tiroglobulin. Pemeriksaan ini dilakukan ketika
mengalami pembesaran tiroid (goiter)
7. Pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormon Receptor Antibodi
(TRAb)
Manfaat pemeriksaan ini membantu diagnosis dan memantau
penyakit tyroid autoimun, serta membedakan dari bentuk lai penyakit
tiroid, menentukan pengobatan penyakit tiroid autoimun.
8. Penunjang medis lain yaitu Ultrasonografi (USG) Tiroid
Berguna untuk menilai ukuran dan struktur kelen-jar tiroid, dan ada
tidaknya nodul.
9. Laboratorium
Penyakit hipotiroid kongenital dapat dideteksi dengan tes skrining,
yang dilakukan dengan pemeriksaan darah pada bayi baru lahir atau
berumur 3 hari atau minimal 36 jam atau 24 jam setelah kelahiran.
13
Penatalaksanaan hipotiroid bertujuan untuk
Penatalaksana mencapai kadar thyroid stimulating
an hormone (TSH) yang normal dan mencapai
resolusi gejala fisik maupun mental pada
pasien. Penatalaksanaan standar pasien
hipotiroid adalah terapi pengganti hormon
(thyroid hormone replacement) dengan
pemberian hormon tiroid eksogen untuk
mendukung atau menggantikan hormon
tiroidendogen.
14
CONTOH ASKEP
HIPOTIROID

15
Seorang wanita, usia 25 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm. Riwayat penyakit 3
tahun yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas
dengan keluhan ada benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga
merasa dada sering berdebar-debar dan badannya tetap kurus. Hasil
pemeriksaan fisik jantungnya membesar, nadi < 60 x/menit,RR
24X/menit,suhu 37 derajat, TD 125/90 mmHg, matanya exofthalmus,
berjolan di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboraturium TSH <
0,004uIU/ml. FT 20u g/dl. Kemudian oleh dokter disarankan untuk
melakukan pemeriksaan iodium radioaktif dan fineddleaspirationbiospy
(FNAB). Pemeriksaan penunjang pada umumnya pemeriksaan head to
toe. Pada pemeriksaan fisik kulit terasa kasar, kering, dan dingin. Suara
agak serak, lidah tebal, tekanan darah sedikit tinggi, kadang-kadang
terdengar ronchi. Reflek fisiologis, daya pikir dan bicara sedikit lambat.
Sering dijumpai rentensi cairan pada jaringan longgar
16
1. Pengkajian
Identitas
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S Nama Penanggung : Tn. S
Umur : 25 Hubungan dengan pasien :
Agama : Islam
Suami
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Marital : Sudah Menikah Alamat : ds. Wonsari, Kediri
Pendidikan : SMA Nomor Kartu Identitas :
Pekerjaan : Swasta 3605249822220001
Asuransi : BPJS KesehatanJenis Kelamin : Laki-
Suku Bangsa : Indonesia laki
Alamat : ds.Wonosari,Pekerjaan
Kediri :
Tanggal Masuk : 12 Desember 2021
Swasta
Tanggal Pengkajian : 12 Desember 2021
No.Register :-
Diagnosa Medis : Hipotiroidisme

17
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan ada benjolan di leher depan dan nyeri tekan, klien juga merasa dada sering berdebar-
debar dan badannya tetap kurus .
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan ada benjolan di leher depan dan nyeri tekan, klien juga merasa dada sering berdebar-
debar dan badannya tetap kurus . Lalu ia dibawa kerumah sakit oleh suaminya dan dilakukan
pemeriksaan, dan didapatkan hasil ttv yaitu TD 125/90 mmHg, RR 24x/ menit, ND 60x/menit, suhu 37℃.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan bahwa ia pernah mengidap penyakit yang sama 3 tahun yang lalu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang mengidap penyakit ini
5. Riwayat Sosiokultural
Klien mengatakan bahwa selama ia sakit ia jarang bersosialisasi dan lebih bayak menghabiskan
waktunya di rumah
6. Review Pola Sehat-Sakit
Klien mengatakan sehat adalah kondisi tubuh yang bisa melakukan apapun. Sedangkan sakit adalah
kondisi tubuh yang lemah seperti tidak bisa melakukan aktivitasnya secara optimal seperti dalam kondisi
sehat.

18
No Pola fungsi Sebelum sakit Selama sakit
kesehatan
gordon
1 Pola Persepsi dan Pasien mengatakan sehat Sedangkan sakit adalah
Manajemen Kesehatan adalah kondisi tubuh yang kondisi tubuh yang lemah
bisa melakukan apapun seperti tidak bisa
melakukan aktivitasnya
secara optimal seperti
dalam kondisi sehat.

2 Pola Nutrisi – Metabolik Makan: 3x1 hari dangan Makan : tidak teratur,
lauk pauk (nasi putih, makan ½ porsi biasanya,
ikan, sayuran) kadang tidak habis
Minum : air putih Minum : Air putih (lebih
sedikit dari biasanya)

3 Pola Eliminasi BAK + 1- 1,6 L, BAK + 0,7 L


Warna : jernih terkadang Warna : kuning keemasan
kuning keemasan terkadang kuning pekat
19
No Pola fungsi Sebelum sakit Selama sakit
kesehatan
gordon
4 Pola Aktivitas dan Latihan Sebelum sakit pasien Sesudah sakit pasien
dapat melakukan mandi, tetap dapat melakukan
makan , eliminasi, ganti mandi, makan , eliminasi,
pakaian, secara mandiri. ganti pakaian, secara
mandiri.

5 Pola Kognitif dan • penglihatan : Baik • penglihatan :


Persepsi • Pendengaran : tidak kurang baik
menggunakan alat bantu • Pendengaran : tidak
dengar menggunakan alat bantu
• Penciuman : Baik, dengar
mampu mencium aroma • Penciuman : Baik,
• Pengecap : Baik mampu mencium aroma
• Perabaan : • Pengecap : Baik
Mengenali rangsang • Perabaan :
(benda tajam, halus, Mengenali rangsang
tumpul) (benda tajam, halus,
tumpul) 20
No Pola fungsi Sebelum sakit Selama sakit
kesehatan
gordon
6 Pola Persepsi Konsep • Harga diri : pasien • Harga diri : pasien
tidak malu dengan penyakit tidak malu dengan penyakit
yang dideritanya yang dideritanya
• Ideal diri : pasien • Ideal diri : pasien
ingin cepat sembuh agar ingin cepat sembuh agar
dapat melakukan aktivitasnya dapat melakukan aktivitasnya
seperti biasa seperti biasa
• Identitas diri : pasien • Identitas diri : pasien
mengakui sebagai perempuan mengakui sebagai perempuan
• Peran diri : ketika • Peran diri : ketika
bekerja pasien sebagai bekerja pasien sebagai
seorang karyawan swasta seorang karyawan swasta
sedangkan di rumah pasien sedangkan di rumah pasien
sebagai istri sekaligus ibu sebagai istri sekaligus ibu
dikeluarga. dikeluarga.
• Gambaran diri: pasien • Gambaran diri: pasien
ikhlas dengan penyakit ikhlas dengan penyakit
hipoteroidisme yang hipoteroidisme yang
dialaminya dialaminya

21
No Pola fungsi Sebelum sakit Selama sakit
kesehatan
gordon
7 Pola Tidur dan Istirahat Sebelum sakit klien Setelah sakit klien
mengatakan bahwa cukup mengatakan bahwa cukup
tidur yaitu selama 8 jam sehari tidur yaitu selama 8 jam sehari

8 Pola Peran – Hubungan Sebelum sakit setiap Saat di rumah sakit


harinya pasien bekerja pasien hanya dapat
menjadi karyawan berbaring ditempat tidur.
swasta.

9 Pola Seksual – Tidak terkaji Tidak terkaji


Reproduksi

22
No Pola fungsi Sebelum sakit Selama sakit
kesehatan
gordon
10 Pola Toleransi Stress – Pasien mengatakan koping Pasien mengatakan koping
Koping yang dilakukan pada saat yang dilakukan pada saat
menghadapi rasa nyeri ia menghadapi rasa nyeri ia
menghabiskan waktu dengan menghabiskan waktu dengan
keluarga dan anaknya. keluarga dan anaknya.

11 Pola Nilai – Kepercayaan Pasien mengatakan Saat masuk rumah sakit


sebelum masuk rumah pasien hanya bisa berdoa
sakit rajin sholat 5 waktu. dan terkadang hanya
melakukan sholat
beberapa waktu.

23
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : pasien belum terpasang infus, tidak terdapat
luka dan edema, tampak menahan nyeri dan sadar (composmentis)
2. Tanda Vital
• Suhu: 37℃
• Nadi: 60x/menit
• RR : 24x/menit
• Tekanan Darah : 125/90 mmHg
3. Kepala
• Simetris, berambut bersih, beruban, muka tampak pucat,
4. Mata
• Exofthalmus (melotot)
5. Hidung
• Lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikular 24
Pemeriksaan Fisik
6. Telinga
• Pendengaran masih normal, tidak ada keluar cairan
7. Mulut
• Lidah tebal, bibir kering, tidak ada gusi berdarah,
8. Leher
• Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sekitar tiroid, dan
nyeri tekan
9. Dada dan Punggung
• Simetris,tidak ada tarikan intercostae vocal veminus dada kanan
dan kiri sama, terdengar suara sonot pada semua lapanag paru, suara
jantung pekak, suara nafas fesikular.
10. Abdomen
• Simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar suara tympani, 25
Pemeriksaan Fisik

11. Ekstremitas
• Tidak ada odema, masih dapat gerak aktif
12. Genetalia
• Tidak terkaji
13. Anus
• Tidak terkaji
14. Kulit
• Kulit terasa kasar kering dan dingin

26
Data Penunjang (pemeriksaan diagnostik)

1. Jumlah nodul : soliter atau multiple,


2. Konsistensi : lumak, kistis, keras, sangat keras,
3. Nyeri pada penekanan : ada/tidak,
4. Pembesaran kelenjar getah bening disekitar
tiroid : ada/tidak. Diagnosa pasti didapatkan melalui
pemeriksaan laboraturium TSHs dan T4. Bila
memungkinkan dapat pula dengan T3. Didapatkan
reflek tendon yang menurun.
27
2. Analisis data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan

1 Ds: Klien mengatakan ada Nyeri Intoleransi aktivitas


benjolan di leher depan
dan nyeri tekan
DO: Didapati benjolan
pada leher bagian depan
dan klien tanpak menahan
nyeri

2 Ds: Klien mengatakan ia Dukungan emosional Pola nafas tidak efektig


merasa dada sering
berdebar- debar
DO: Didapati hasil
pemeriksaan RR
24x/menit, ND 60x/mrnit,
TD 125/90 mmHg, Suhu 28
2. Analisis data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan

3 DS: Klien mengatakan Berat badan tidak hipotermia


Badannya tetap kurus. bertambah maupun
Dan berat badan tidak berkurang
tertambah
DO : Didapati hasil
pemeriksaan BB 40 kg
dengan tinggi 160 cm

29
3. Diagnosa keperawatan

a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


nyeri
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan
dukungan emosional
c. Hipotermia berhubungan dengan penurunan
berat badan tetap

30
4. intervensi
No Diagnosa Tujuan dan intervensi Rasional
kriteria
hasil
1 Intoleransi Aktivitas Kontrol nyeri Manajement Nyeri Manajement Nyeri
Definisi: Definisi: Definisi: observasi
Ketidakcukupan Tindakan untuk Mengidentifikasi dan 1. Mengetahui
energi untuk meredakan mengelola lokasi
melakukan aktivitas pengalam sensorik pengalaman 2. Mengetahui
sehari-hari. atau emosional sensorik atau skala nyeri
Penyebab: yang tidak emosional yang 3. Mengetahui
• Kelemahan menyenangkan berkaitan dengan respon nyeri non
• Imobilitas akibat kerusakan kerusakan jaringan verbal
• Gaya hidup jaringan. atau fungsional 4. Mengetahui
monoton dengan onset pengaruh nyeri pada
Gejala tanda mayor: mendadak atau kualitas hidup
• Subjektif: lambat dan
- Mengeluh lelah berinsesitas ringan
hingga berat dan
konstan. 31
4. intervensi
No Diagnosa Tujuan dan intervensi Rasional
kriteria
hasil
• Objektif: Setelah dilakukan observasi Terapeutik
- frekuensi jantung tindakan 1. Identifikasi 1.
meningkat >20% keperawatan lokasi Mempertimbangkan
dari kondisi istirahat. diharapkan masalah 2. Identifikasi jenis dan sumber
Gejala tanda minor: pada Kontrol nyeri skala nyeri nyeri dalam
• Subjektif: dapat teratasi 3. Identifikasi pemilihan strategi
1. Dispnea saat/ dengan kriteria respon nyeri non meredakan nyeri.
setelah aktivitas hasil: verbal Edukasi
2. Merasa tidak 1. Melaporkan 4. Identifikasi 1. Menganjurkan
nyaman setelah nyeri kontrol pengaruh nyeri pada tehnik non
beraktivitas 2. Kemampuan kualitas hidup farmakologis uuntuk
3. Merasa lemah mengenali inset Terapeutik mengurangi rasa
nyeri 1. nyeri.
3. Kemampuan Pertimbangkan jenis
menggunakan dan sumber nyeri
teknik non dalam pemilihan 32
4. intervensi
No Diagnosa Tujuan dan intervensi Rasional
kriteria
hasil
• Objektif: 4. Dukungan Edukasi
1. Tekanan darah orang terdekat 1. Anjurkan
beru>20% dari 5. Keluhan nyeri tehnik non
kondisi istirahat 6. Penggunaan farmakologis uuntuk
2. Gambaran analgesik mengurangi rasa
EKG menunjukan nyeri.
aritmia saat/setelah
aktivitas
3. Gambaran
EKG menunjukan
iskemia
4. Sianosis

33
4. intervensi
No Diagnosa Tujuan dan intervensi Rasional
kriteria
hasil
2 Pola Nafas Tidak Perbaikan status Dukungan Dukungan
Efektif Emosional dan Emosional Emosional
Definisi: Inspirasi pemeliharaan pola Definisi: Observasi
dan atau ekspirasi napas yang normal Memfasilitasi 1. Mengeatahui
yang tidak Kriteria hasil: penerimaan kondisi hal yang telah
memberikan 1. emosional selama memicu emosi
ventilasi adekuat. Memperlihatkan masa stress Terapeutik
Penyebab: perbaikan status Observasi 1. Memfasilitasi
1. Depresi pusat pernapasan dan 1. Identifikasi hal pengungkapan
pernapasan pemeliharaan pola yang telah memicu perasaan cemas,
2. Hambatan pernapasan yang emosi marah, atau sedih
upaya nafas (mis. normal Terapeutik 2. Melakukan
Nyeri saat 1.Fasilitasi sentuhan untuk
bernafas,kelemahan mengungkapkan memberikan
otot pernapasan) perasaan cemas, dukungan
3. Kecemasan marah, atau sedih 34
4. intervensi
No Diagnosa Tujuan dan intervensi Rasional
kriteria
hasil
Gejala dan tanda 2. Tidak ada 2. Lakukan Edukasi
mayor: bunyi nafas sentuhan untuk 1. Menganjurkan
• Subjektif memberikan dukungan
abnormal, frekuensi, pengungkapan
1. Dispenea Edukasi
• Objektif irama dan 1. Anjurkan pengalaman
1. Pola nafas kedalaman mengungkapkan emosional
abnormal pernapasan dalam pengalaman emosional sebelumnya pada
Gejala dan tanda minor: batas normal sebelumnya pada pola pola respons yang
• Subjektif 3. Tanda-tanda respons yang biasa di biasa di gunakan
1. Ortopnea gunakan
• Objektif
vital dalam batas 2. Ajarkan
2. Mengajarkan
1. Pernafasan normal ( T= 36,5- penggunaan penggunaan
pursed-lip 37,2˚C; N= 60-100 mekanisme pertahanan mekanisme
2. Tekanan kali/menit; TD= 100- yang tepat pertahanan yang
ekspirasi menurun 140/ 80-90 mmhg; tepat
3. Tekanan inspirasi RR= 12-20 kali/
menurun
menit)
35
4. intervensi
No Diagnosa Tujuan dan intervensi Rasional
kriteria
hasil
3 Hipotermia Memeliharaan berat Manajenent Nutrisi Manajement
Definisi;suhu tubuh badanyang sesuai Definisi:Mengidentifikasi Nutrisi
berada di bawah dan mengelola asupan
Kriteria hasil : Observasi
rentang normal tubuh nutrisi yang seimbang.
Penyebab: 1. Melaporkan Observasi 1. Memantau
1. Berat badan berkurangnya 1. Monitor berat berat badan
ekstrim gangguan rasa badan Terapeutik
2. Kekurangan nyaman dan Terapeutik 2. Memberikan
lemak subkutan intoleransi terhadap 1. Berikan suplemen makanan
3. Malnutisi suplemen makanan
4. Penurunan laju
hawa dingin Kolaborasi
Kolaborasi
metabolisme 1, Kolaborasi dengan 1. Berkolaborasi
5. Kurang terpapar ahli gizi untuk dengan ahli gizi
informasi tentang menentukan jumlah untuk menentukan
pencegahan hipotermia kalori dan jenis nutrien jumlah kalori dan
yang dibutuhkan jenis nutrien yang
dibutuhkan
36
4. intervensi
No Diagnosa Tujuan dan intervensi Rasional
kriteria
hasil
Gejala dan tanda 2. Melaporkan
mayor: rasa hangat yang
• Subjektif : -
adekuat dan
• Objektif:
1. Kulit teraba berkurangnya gejala
dingin menggigil.
2. Menggigil 3. Berat badan
3. Suhu tubuh di dalam rentang ideal
bawah nilai normal (T= 160 cm, BB=50
Gejala dan tanda minor:
• Subjektif:-
kg)
• Objektif:
1. Konsumsi
oksigen meningkat
2. Ventilasi
menurun
3. Takikardi
37
5. implementasi
Tanggal, jam Diagnosa Keperawatan Implementasi

12 Desember 2021, jam 15.00 Intoleransi aktivitas Manajement Nyeri


1. Identifikasi lokasi
Hasil: karena terdapat benjolan
pada leher depan dan terdapat
nyeri tekan
2. Identifikasi skala nyeri
Hasil: Dibuktikan dengan nyeri
senilai 7 dengan skala nyeri (0-10)
3. Identifikasi respon nyeri non
verbal
Hasil ; Klien tampak menringis
menahan nyeri 38
5. implementasi
Tanggal, jam Diagnosa Keperawatan Implementasi

1. Identifikasi pengaruh nyeri pada


kualitas hidup
Hasil: jika nyeri tiba-tiba muncul maka
aktivitas klien terganggu
2. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Hasil: klien mengatakan jika ia merasa
nyeri klien hanya menahannya.
3. Anjurkan tehnik non farmakologis
uuntuk mengurangi rasa nyeri.
Hasil : jika klien merasaka nyeri maka
dianjurkan untuk tarik nafas panjang, agar
nyeri terasa berkurang. 39
5. implementasi
Tanggal, jam Diagnosa Keperawatan Implementasi

12 Desember 2021, jam 15.00 Pola Nafas Tidak Efektif Dukungan Emosional
1. Identifikasi hal yang telah memicu
emosi
Hasil : Klien selalu menanyakan tentang
kesembuhan dari penyakitnya.
2. Fasilitasi mengungkapkan
perasaan cemas, marah, atau sedih
Hasil : klien terlihat lebih terbuka tentang
perasaannya.
3. Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan
Hasil: jika klien merassa gelisah cukup
beri tepukan pada bahu unruk
menenangkannya 40
5. implementasi
Tanggal, jam Diagnosa Keperawatan Implementasi

1. Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional sebelumnya
pada pola respons yang biasa di
gunakan
Hasil: klien terlihat lebih terbuka
kepada keluarga dan orang terdekat
2. Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan yang tepat
Hasil: Klien lebih percaya diri bahwa
ia bisa sembuh

41
5. implementasi
Tanggal, jam Diagnosa Keperawatan Implementasi

12 Desember 2021, jam 15.00 Hipotermia Manajement Nutrisi


1. Monitor berat badan
Hasil : berat badan tetap
2. Berikan suplemen makanan
Hasil : terlihat klien lebih sering
makan
3, Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Hasil : terlihat berat badan klien
naik
42
6. evaluasi
Tanggal, jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi

12 Desember 2021, 15.00 Intoleransi Aktivitas Berhubungan S: Pasien mengatakan nyeri dan
Dengan Nyeri benjolan pada leher depan
berkurang
O : Klien tampak lebih nyaman
A: Masalah Intoleransi Aktivitas
Berhubungan Dengan Nyeri
sebagian teratasi
P: Intervensi di lanjutkan

43
6. evaluasi
Tanggal, jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1. Mengidentifikasi lokasi nyeri


2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi respon nyeri
non verbal
4. Mengidentifikasi kualitas nyeri
pada kualitas hidup
5. Mempertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri

44
6. evaluasi
Tanggal, jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi

12 Desember 2021, jam 15.00 Pola Nafas Tidak Efektif S : Klien mengatakan ia merasa
berhubungan Dukungan Emosional lebih tenang
O : Klien tampak tenang
A : Masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi,
pemantauan
1. Mengidentifikasi hal yang
telah memicu emosi
2. Memfasilitasi mengungkapkan
perasaan cemas, marah, atau sedih
3. Melakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan 45
6. evaluasi
Tanggal, jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi

4. Menganjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional sebelumnya
pada pola respons yang biasa di
gunakan

46
6. evaluasi
Tanggal, jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi

12 Desember 2021, jam 15.00 Hipoternia berhubungan dengan S : Klien mengatakan berat
berat badan tetap badan bertambah
O : Klien tampak lebih bugar
A : Masalah teratasi
P : Intervensi selesai

47
Thanks!

Any questions?

48

Anda mungkin juga menyukai