DISUSUN OLEH :
2021 – 2022
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayat-Nya penulisan dan penyusunan Makalah Asuhan Keperwatan Pasien dengan
hipertiroid dapat terselesaikan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar perkuliahan bidang mata ajar
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
2.. Teman-teman yang sudah bersedia membantu dan semua pihak-pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dalam pembuatan asuhan
keperawatan ini.
Dengan penulisan asuhan keperawatan ini penulis berharap dapat memberikan informasi
yang berguna bagi para pembacanya. Penulis menyadari dalam pembuatan asuhan
keperawatan ini masih banyak. kekurangan di banyak bagian, untuk itu penulis sangat
berterimakasih bila ada pihak-pihak yang mengkoreksi dan memberikan kritik dan saran
supaya penulis dapat memperbaikinya.
DAFTAR ISI
ii
JUDUL........................................................................................................................................i
1.1.1 Pengertian...................................................................................................................
1.1.2 Etiologi.......................................................................................................................
1.1.3 Anatomi......................................................................................................................
1.1.4. Fisiologi.....................................................................................................................
1.1.5 Patofisiologi...............................................................................................................
1.1.6 Pathway......................................................................................................................
1.1.7 Klasifikasi..................................................................................................................
1.1.10 Penatalaksanaan.......................................................................................................
2.1. Pengkajian....................................................................................................................
2.1.1 Anamnesa............................................................................................................
2.3 Intervensi.....................................................................................................................
iii
2.4 Implementasi...............................................................................................................
2.5 Evaluasi.......................................................................................................................
1 Pengkajian......................................................................................................................
2 Analisa Data...................................................................................................................
3 Diagnosa Keperawatan...................................................................................................
5 Implementasi..................................................................................................................
6 Evaluasi..........................................................................................................................
KESIMPULAN.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari hipertiroid.
Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan
penyakit Graves ditemukan menjadi 0.5 kasus per 1000 orang selama periode 20-
tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok
multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi
yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan
kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan
defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus
tirotoksikosis (Lec, et.al., 2011).
wanita sebesar (1,9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan bahwa prevalensi
hipertiroid adalah berkisar (1-2%). Di negara Inggris kasus hipertiroid terdapat
pada 0.8 per 1000 wanita pertahun (Guyton, 1991).
1.2 TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
6
7
1.4 MANFAAT
7
8
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
1. Adenoma hipofisis Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang
terjadi.
2. Penyakit graves Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang
disebabkan karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibody yang disebut thyroid
stimulatin immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid. TSI merinu tindakan
TSH dan merangsang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak. Penyakit ini
dicirikan adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid atau (goiter) dan eksoftalmus
(mata yang melotot).
3. Tiroditis
Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti
streptococcus pyogenes, staphycoccus aureus dan pnemucoccus pneumonia. Reaksi
peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel dan peningkatan
jumlah hormon tiroid..
8
9
disebabkan juga kama autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga terjadi
pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi juga dapat mengakibatkan tiroiditis permanen.
5. Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi homon
tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah hormon tiroid.
C. Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang lebih banyak,
pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui mekanisme normal.
Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatnya
aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabnya peningkatan produksi
panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap
panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik,
sehingga berat badan pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang
tersedia. Keadaan ini
menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein
otot juga berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu dengan
menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut nadi lebih cepat,
peningkatan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta respon adenergik
lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi dan metabolisme
hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad, sehingga pada individu yang belum
pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual, sedangkan pada usia dewasa
mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi tidak teratur. (Tarwoto.dkk.2012).
9
10
E. Pathway
Difisensisiiodium
hipotiroidisme
Intoleransi Perubahan
POLA
aktivitas pola
NAFAS
kognitif
TIDAK
EFEKTIF
A
E. Gejala-Gejala Klinis
1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatkan heart rate, stroke volume, kardiak oputput, peningkatan kebutuhan oksigen
otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan darah systole dan diastole
meningkat 10-15mmhg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal jantung, edema.
2. Sistem pernafasan
Pernafasan cepat, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.
10
11
3. Sistem perkemihan
Retensi cairan, menurunnya otot urine.
4. Sistem gastrointestinal
6. Sistem integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak toleransi panas,
kedaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.
7, Sistem endokrin
Sistem endokrin biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
8. Sistem saraf gugup, gelisah, emosi tidak stabil: seperti kecemasan, curiga, tegang dan
emosional.
9. Sistem reproduksi
Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido, impoten.
10. Eksoftalmus Eksoftalmus yaitu keadaan dimana bolamata menonjol kedepan seperti mau
keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang menahan
air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata kedepan sehingga bola mata
nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam
menutup mata secara sempurna sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.
F. Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Serum T3,terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1.2-3,4 SI unit)
b) Serum T4.tehrjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit) c) In deks T4 bebas
meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit)
d) T3RU meningkat (N 24-34%)
e) TRH stimulation test.menurun atau tidak ada respon TSH 1) Tiroid antibodi antiglobulin
antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada penyakit graves
11
12
mengambil iodine 5-35% dari dosis yang diberikan setelah 24 jam.pada pasien Hipertiroid
akan meningkat.
b) USG untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa atau
nodule.
(Tarwoto,dkk.2012)
G. Penatalaksanaan
Menurut Tarwoto.dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk membawa tingkat hormon
tiroid keadaan normal sehingga mencegah komplikasi jangka panjang dan mengurangi gejala
tidak nyaman.tidak bekerja pengobatan tunggal untuk semua orang. Tiga pilihan pemberian
obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan
1. Obat-obatan antitiroid
b) Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormon tiroid dalam
tubuh.obat ini mempunyai efek samping agranulositosis.nyeri kepala,mual
muntah,diare.jaundisce,ultikaria.obat ini tersedia dalam bentuk tablet 3 dan 20 mg.
2. Radiojod Terapi
Radio aktif iodin-131. iodium radio aktif secara bertahap akan melakukansel-sel yang
membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan produksi hormon tiroid.
3. Bedah Tiroid.
12
13
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomy). Operasi efektif dilakukan
pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang mungkin terjadi pada pembedahan
adalah gangguan suara dan kelumpuhan saraf kelenjar tiroid.
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalon dan tinggi protein. 3000 4000 kalori.
H. Komplikasi
Menurut Tarwoto,dkk (2012) 1. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol
benjol keluar, hal ini disebabkan karena penumpukkan cairan pada rongga orbita bagian
belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
Penanganan pasien dengan stromatiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid,
menghambat konfersi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh.
Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium
ioded intravena, glococorticoid, dexamethasone, dan propylthiouracil oral. Beta-blockers
diberikan untuk menurunkan efek stimulasi saraf simpatik dan takikardia
13
14
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan merupakan asuhan yang diberikan oleh seorang perawat kepada
seorang klien menggunakan proses keperawatan. Menurut Hidayat (2004), proses
keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam
14
15
- Dehidrasi
- Terpapar lingkungan panas
- Proses penyakit ( infeksi , kanker )
- Ketidak sesuian pakian dengan suhu lingkungan
15
16
- Proses infeksi
- Hiperteroid
- Stroke
- Dehidrasi
- Trauma
- Prepaturitas
- Anemia
- Gagal jantung kongestif
- Penyakit jantung koroner
- Penyakit katup jantung
- Aritmia
- Penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK )
- Gangguan metabolik
- Gangguan musculoskeletal
16
17
Penyebab :
17
18
Intervensi
Manajemen hipertermia
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
, Intervensi :
18
19
Manejemen energi
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Intervensi :
Dukungan Tidur
Obsevasi :
19
20
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur ( mis. Kopi , teh ,
alcohol, makanan yang mendekati waktu tidur , minum banyak sebelum
tidur )
- Identifikasi obat tidur yang dikomsumsi
Terapeutik
Edukasi
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi merupakan tahap akhir yang
20
21
bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau
tidak untuk mengatasi suatu masalah.
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada SOAP, yaitu:
S: Data subjektif, yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya terhadap data tersebut.
O: Data objektif, yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-tanda
klinik dan fakta yang berhubungan dengan penyakit pasien (meliputi data fisiologis, dan
informasi dan pemeriksaan tenaga kesehatan).
A: Analisis, yaitu analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data objektif.
P: Perencanaan, yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk mencapai
status kesehatan klien yang optimal. (Hutahaen, 2010).
- Masalah teratasi, jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan.
- Masalah teratasi sebagian, jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari kriteria
hasil yang telah ditetapkan.
- Masalah tidak teratasi, jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan dan atau
bahkan timbul masalah/diagnosa keperawatan baru.
21
22
BAB III
Asuhan Keperawatan
Gambaran Kasus
Pasien Ny. K berusia 47 tahun datang ke IGD RS Melati pada tanggal 24 Maret 2022 dengan
dada berdebar-debar sejak 3 bulan lalu dan bertambah berat 2 minggu terakhir dan badan
terasa panas dan demam yang dirasakan sejak 2 minggu terakhir, demam yang di alami
sedikit tinggi, pasien mengeluh bebrapa minggu terakhir muncul ruam merah di kulit
sehingga terasa gatal, pasien juga mengatakan bahwa dirinya sulit tidur dan pasien jarang
bersosialisasi karena badan terasa lemas, dan kondisi tubuh pasien lemah sperti tidak bisa
melakukan aktivitas apapun. Di dapat kan tekanan darah pasien meningkat td: 160/80 mmHg
N: 120 x/mnt RR:18x/mnt Suhu: 38,5 ℃ ,dan pasien merasa berat badannya turun
1. PENGKAJIAN
Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
22
23
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds.Pojok
No.Register :-
Pekerjaan : Swasta
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan badannya panas
23
24
5. Genogram :
Keterangan:
Perempuan Hipertyroid
Klien
6. Riwayat Sosiokultural
Klien mengatakan jarang bersosialisasi karena merasa lemas.
24
25
Klien mengatakan sehat adalah kondisi tubuh yang bisa melakukan apapun.
Sedangkan sakit adalah kondisi tubuh yang lemah seperti tidak bisa melakukan
aktivitasnya secara optimal seperti dalam kondisi sehat.
2. Pola Nutrisi – Metabolik Makan: 3x1 hari dangan lauk Makan : 1 kali sehari dan
pauk (nasi putih, ikan, sayuran) menghabiskan 5 sendok dari
porsi makanan.
Minum : 6-8 kali perhari
Minum : 2-3 kali perhari
3. Pola Eliminasi BAK lancar tidak ada rasa sakit BAK 2-3 kali perhari
5 kali perhari, BAB 1 kali
BAB tidak keluar saat
perhari.
dirumah sakit
Warna : jernih terkadang
kuning keemasan
4. Pola Aktivitas dan Latihan Pasien mengatakan beraktifitas Pasien dibantu oleh
mandiri dan mandi 2 kali keluarga dan juga perawat
perhari
25
26
7. Pola Tidur dan Istirahat Sebelum sakit pasien Pasien mengatakan ia hanya
26
27
8. Pola Peran – Hubungan Sebelum sakit setiap harinya Saat di rumah sakit pasien
pasien berhubungan dengan hanya dapat berbaring
keluarga dan juga tetangga ditempat tidur.
harmonis.
10. Pola Toleransi Stress – Pasien mengatakan koping Pasien mengatakan koping
Koping yang dilakukan pada saat yang dilakukan pada saat
menghadapi tekanan adalah menghadapi tekanan adalah
menghabiskan waktu dengan menghabiskan waktu
keluarga dan anaknya. dengan keluarga dan
anaknya.
11. Pola Nilai – Kepercayaan Pasien mengatakan dirinya Saat masuk rumah sakit
beragama islam dan melakukan pasien hanya bisa berdoa.
ibadah sholat.
27
28
4. Mata
Mata eksoftalmus (Penonjolan abnormal dimata)
5. Hidung
Lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikular
6. Telinga
Pendengaran masih normal, tidak ada keluar cairan
7. Mulut
Tidak ada stomatitis, tidak ada sariawan, mukosa bibir kering, tidak ada gusi
berdarah.
8. Leher
ada pembesaran kelenjar tiroid
9. Dada dan Punggung
Simetris,tidak ada tarikan intercostae vocal veminus dada kanan dan kiri sama,
terdengar suara sonot pada semua lapanag paru, suara jantung pekak, suara
nafas fesikular.
10. Abdomen
Simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar suara tympani, tidak ada
nyeri tekan.
11. Ekstremitas
Tidak ada odema, masih dapat gerak aktif
12. Genetalia
Tidak terkaji
13. Anus
Tidak terkaji
28
29
2. ANALISA DATA
DO : Peningkatan suhu
tubuh, dan ruam kulit merah
29
30
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Tanggal / jam Diagnosa Keperawatan / Masalah Tanggal / Jam
ditemukan Kobaloratif Teratasi
Pemantauan
02. Gangguan Pola Setelah dilakukan
Tekanan
Tidur intervensi 2x24 jam Pemantauan
Intrakranial
diharapkan Tekanan
mendapatkan kriteria Intrakranial
hasil :
kembali
31
32
32
33
5. IMPLEMENTASI
33
34
6. EVALUASI
Tanggal, jam Diagnosa keperawatan Evaluasi
P : lanjutkan intervensi
34
35
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara
berlebihan, biasanya kelenjar terlalu aktif.kondisi ini menyebabkan beberapa perubahan baik
secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah, 2009).
Pada pasien yang menderita Hipertiroidi tanda-tanda dan gejala yang umum adalah pasien
merasa letih, tidak tahan dengan panas atau suhu ruangan normal, mudah berkeringat dan
keringat berlebih, berat badan menurun, dan apatis. Gejala klinis yang dialami klien yang
sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang
kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. terkadang
penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal.
4.2 Saran
Mahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab, anatomi dan fisiologi
pada penyakit Hipertiroidi, penatalaksanaan penyakit Hipertiroid, tanda dan gejala,
pemeriksaan diagnostik agar dalam menjalankan proses keperawatan dapat membuat
intervensi dan menjalankan implementasi dengan tepat sehingga mencapai evaluasi dan
tingkat kesembuhan yang maksimal pada klien atau pasien dengan penyakit Hipertiroid.
35
36
Mahasiswa juga dapat memperbanyak ilmu dengan mengunjungi seminar dan membaca dari
berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academi.edu/10177541/ASKEP_HIPERTIROID_SGD_
https://id.scribd.com/document/470173399/ASKEP-Hipertiroid
https://123dok.com/document/zp1ww6vz-askep-hipertiroid.html
https://adoc.pub/askep-hipertiroidisme.html
36