Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIPERTIROID

DOSEN PEMBIMBING : DEWI RETNO P, S.KEP.,NS.,M.Tr.Kep

DISUSUN OLEH :

AJENG PUJI NINGTYAS (20.12.1.001.1)

ANGZILNA HASLINDA S.A. (20.12.1.003.1)

DEVIS ERLINDA SOFA (20.12.1.006.1)

SITI NUR ASIYAH (20.12.1.025.1)

ZUMA BAIKUM SYAIBA (20.12.1.027.1)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES GANESHA HUSADA KEDIRI

2021 – 2022

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayat-Nya penulisan dan penyusunan Makalah Asuhan Keperwatan Pasien dengan
hipertiroid dapat terselesaikan.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar perkuliahan bidang mata ajar

Sistem Endokrin di STIKes Ganesha Husada.

Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:

1. Dewi Retno P, S.KEP.,NS.,M.Tr.Kep yang telah memberikan bimbingian kepada penulis


sehingga dapet menyelesaikan makalah ini

2.. Teman-teman yang sudah bersedia membantu dan semua pihak-pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dalam pembuatan asuhan
keperawatan ini.

Dengan penulisan asuhan keperawatan ini penulis berharap dapat memberikan informasi
yang berguna bagi para pembacanya. Penulis menyadari dalam pembuatan asuhan
keperawatan ini masih banyak. kekurangan di banyak bagian, untuk itu penulis sangat
berterimakasih bila ada pihak-pihak yang mengkoreksi dan memberikan kritik dan saran
supaya penulis dapat memperbaikinya.

Kediri, 25 Maret 2022

DAFTAR ISI

ii
JUDUL........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii

BAB I TINJAUAN TEORI.........................................................................................................

1.1 Laporan Pendahuluan

1.1.1 Pengertian...................................................................................................................

1.1.2 Etiologi.......................................................................................................................

1.1.3 Anatomi......................................................................................................................

1.1.4. Fisiologi.....................................................................................................................

1.1.5 Patofisiologi...............................................................................................................

1.1.6 Pathway......................................................................................................................

1.1.7 Klasifikasi..................................................................................................................

1.1.8 Manifestasi Klinis......................................................................................................

1.1.9 Pemeriksaan Penunjang.............................................................................................

1.1.10 Penatalaksanaan.......................................................................................................

BAB II Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................................................

2.1. Pengkajian....................................................................................................................

2.1.1 Anamnesa............................................................................................................

2.1.2 Pemeriksaan Fisik.............................................................................................

2.1.3 Pemeriksaan Laboratorium...............................................................................

2.1.4 Analisa Data......................................................................................................

2..2 Diagnosa ....................................................................................................................

2.3 Intervensi.....................................................................................................................

iii
2.4 Implementasi...............................................................................................................

2.5 Evaluasi.......................................................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................

1 Pengkajian......................................................................................................................

2 Analisa Data...................................................................................................................

3 Diagnosa Keperawatan...................................................................................................

4 Rencana Asuhan Keperawatan.......................................................................................

5 Implementasi..................................................................................................................

6 Evaluasi..........................................................................................................................

KESIMPULAN.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon
tiroid secara berlebihan. biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini
menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang,
yang disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah, 2009). Hipertiroid adalah gangguan
yang terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid lebih dari yang
dibutuhkan tubuh. Hal ini kadang-kadang disebut tirotoksikosis, istilah untuk
hormon tiroid terlalu banyak dalam darah. Sekitar 1 persen dari penduduk AS
memiliki hyperthyroidisme. Perempuan lebih mungkin mengembangkan
hipertiroidisme daripada pria.

Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari hipertiroid.
Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan
penyakit Graves ditemukan menjadi 0.5 kasus per 1000 orang selama periode 20-
tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok
multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi
yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan
kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan
defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus
tirotoksikosis (Lec, et.al., 2011).

Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang 10


per 100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang
berusia di atas 60 tahun. Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada
6

wanita sebesar (1,9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan bahwa prevalensi
hipertiroid adalah berkisar (1-2%). Di negara Inggris kasus hipertiroid terdapat
pada 0.8 per 1000 wanita pertahun (Guyton, 1991).

1.2 TUJUAN

1. Tujuan umum

Adalah untuk mengetahui penyakit Hipertiroid dan asuhan keperawatan pada


klien dengan Hipertiroid.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui penyakit Hipertiroid

b. Mengetahui penyebab Hipertiroid

c. Mengetahui patofisiologi pada Hipertiroid

d. Mengetahui pathway Hipertiroid

e. Mengetahui tanda dan gejala dari Hipertiroid f. Mengetahui pemeriksaan


penunjang/diagnostic pada Hipertiroid

g. Mengetahui penatalaksanaan medis pada Hipertiroid h. Mengetahui komplikasi


dan Hipertiroid

i. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien Hipertiroid

1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Hipertiroid?

2. Apa penyebab Hipertiroid?

3. Bagaimana patofisiologi dari Hipertiroid?

4. Bagaimana pathway dari hipertiroid?

6
7

5. Apa saja tanda dan gejala dari Hipertiroid?

6. Apa saja pemeriksaan penunjang/diagnostic dari Hipertiroid?

7. Apa saja penatalaksanaan medis dari Hipertiroid?

8. Apa saja komplikasi dari Hipertiroid?

9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Hipertiroid?

1.4 MANFAAT

1.4.1 Bagi penulis

Studi kasus ini dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan


ilmu pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Hipertiroid.

1.4.2 Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan


wawasan bagi profesi keperawatan khususnya dalam penerapan asuhan
keperawatan pasien dengan Hipertiroid.

7
8

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian

Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan sekresi


hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah keadaan dimana
terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikrosis
merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang terjadi ketika jaring tubuh
distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid (Tarwoto,dkk.2012). Angka kejadian pada
hipertiroid lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40
tahun (Black, 2009). Hipertiroidisme adalah Suatu sindrom yang disebabkan oleh peninggian
produsi hormon tiroid yang disebabkan antara lain karena autoimun pada penyakit graves,
hiperplasia, genetik, neoplastik atau karena penyakit sistemik akut Faktor penectusnya adalah
keadaan yang menegangkan seperti operasi, infeksi. trauma, penyakit akut kardiovaskuler
(P.K Sint Carolus:1995),

B. Etiologi

Menurut Tarwoto.dkk (2012) penyebab hipertiroid diantaranya adenoma hipofisis, penyakit


graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan pengobatan hipotiroid.

1. Adenoma hipofisis Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang
terjadi.

2. Penyakit graves Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang
disebabkan karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibody yang disebut thyroid
stimulatin immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid. TSI merinu tindakan

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid 3

TSH dan merangsang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak. Penyakit ini
dicirikan adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid atau (goiter) dan eksoftalmus
(mata yang melotot).

3. Tiroditis

Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti
streptococcus pyogenes, staphycoccus aureus dan pnemucoccus pneumonia. Reaksi
peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel dan peningkatan
jumlah hormon tiroid..

Tiroditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis posetpartum, dan tiroiditis


tersembunyi. Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya hilang
dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Tiroiditis pesetpartum terjadi sekitar 8% wanita
setelah beberapa bulan melahirkan. Penyebabnya diyakini karena autoimun. Seperti halnya
dengan tiroiditis subakut. tiroiditis wanita dengan posetpartum sering mengalami
hipotiroidisme sebelum kelenjar tiroid benar-benar sembuh. Tiroiditis tersembunyi juga

8
9

disebabkan juga kama autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga terjadi
pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi juga dapat mengakibatkan tiroiditis permanen.

4. Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan sistesis. hormon


tiroid.

5. Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi homon
tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah hormon tiroid.

C. Patofisiologi

Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang lebih banyak,
pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui mekanisme normal.
Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatnya
aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabnya peningkatan produksi
panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap
panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik,
sehingga berat badan pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang
tersedia. Keadaan ini
menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein
otot juga berkurang.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu dengan
menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut nadi lebih cepat,
peningkatan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta respon adenergik
lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi dan metabolisme
hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad, sehingga pada individu yang belum
pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual, sedangkan pada usia dewasa
mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi tidak teratur. (Tarwoto.dkk.2012).

9
10

E. Pathway

Difisensisiiodium
hipotiroidisme

TSH Terapi penggantian Laju BMR lambat Gangguan matabolisme


H.tiroid lemak
merangsang Penurunan
kel.Tiroid pro.panas Achiorhydria
GANGGUAN
Kel.tiroid NUTRISI Penurunan Penurunan
peningkatan
membesar suhu tubuh motilitas
kolesterol&
hipertermi usus trigliserida
Menekan leher
dan dada Kekurangan Penurunan Oklusi
vit.B12&as.folat Fungsi pembuluh
KURANG
Disfagia, Pembentukan ginjal darah
PENGETA-
gangguan eritrosit tidak
HUAN
respirasi optimal KONSTIPASI Sup.darah
kel.otak
depresi Anemia menurun
ventilasi
penggantian Kelemahan Hipoksia

Intoleransi Perubahan
POLA
aktivitas pola
NAFAS
kognitif
TIDAK
EFEKTIF
A

E. Gejala-Gejala Klinis

Menurut Tarwoto.dkk (2012) gejala-gejala klinis hipertiroid berikut ini:

1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatkan heart rate, stroke volume, kardiak oputput, peningkatan kebutuhan oksigen
otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan darah systole dan diastole
meningkat 10-15mmhg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal jantung, edema.

2. Sistem pernafasan
Pernafasan cepat, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.

10
11

3. Sistem perkemihan
Retensi cairan, menurunnya otot urine.

4. Sistem gastrointestinal

Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan.Diare,


peningkatan penggunaan cadangan adifose dan protein, penurunan scrumlipid, peningkatan
sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah, dan keram abdomen.

5. Sistem muskuloskeletal Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan,

6. Sistem integumen

Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak toleransi panas,
kedaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.

7, Sistem endokrin
Sistem endokrin biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.

8. Sistem saraf gugup, gelisah, emosi tidak stabil: seperti kecemasan, curiga, tegang dan
emosional.

9. Sistem reproduksi
Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido, impoten.

10. Eksoftalmus Eksoftalmus yaitu keadaan dimana bolamata menonjol kedepan seperti mau
keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang menahan
air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata kedepan sehingga bola mata
nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam
menutup mata secara sempurna sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.

F. Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Serum T3,terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1.2-3,4 SI unit)
b) Serum T4.tehrjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit) c) In deks T4 bebas
meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit)
d) T3RU meningkat (N 24-34%)
e) TRH stimulation test.menurun atau tidak ada respon TSH 1) Tiroid antibodi antiglobulin
antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada penyakit graves

Test penunjang lainnya


a) CT Scan tiroid
Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI) diberikan secara
oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid.normalnya tiroid akan

11
12

mengambil iodine 5-35% dari dosis yang diberikan setelah 24 jam.pada pasien Hipertiroid
akan meningkat.

b) USG untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa atau
nodule.

e) ECG untuk menilai kerja jantung.mengetahui adanya takhikardia,atrial fibrilasi

dan perubahan gelombang P dan T

(Tarwoto,dkk.2012)

G. Penatalaksanaan

Menurut Tarwoto.dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk membawa tingkat hormon
tiroid keadaan normal sehingga mencegah komplikasi jangka panjang dan mengurangi gejala
tidak nyaman.tidak bekerja pengobatan tunggal untuk semua orang. Tiga pilihan pemberian
obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan

1. Obat-obatan antitiroid

a) Propylthiouracil (PTL) merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi mempunyai efek


samping agranulocitosis sehingga sebelum di berikan harus dicek sel darah putihnya. PTU
tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg.

b) Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormon tiroid dalam
tubuh.obat ini mempunyai efek samping agranulositosis.nyeri kepala,mual
muntah,diare.jaundisce,ultikaria.obat ini tersedia dalam bentuk tablet 3 dan 20 mg.

c) Adrenargik bloker.seperti propanolol dapat diberikan untuk mengkontrol aktifitas saraf


simpatetik d) Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi PTU

300-600mg/hari atau methimazole 40-45mg/hari.

2. Radiojod Terapi

Radio aktif iodin-131. iodium radio aktif secara bertahap akan melakukansel-sel yang
membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan produksi hormon tiroid.

3. Bedah Tiroid.

12
13

Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomy). Operasi efektif dilakukan
pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang mungkin terjadi pada pembedahan
adalah gangguan suara dan kelumpuhan saraf kelenjar tiroid.

4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalon dan tinggi protein. 3000 4000 kalori.

H. Komplikasi

Menurut Tarwoto,dkk (2012) 1. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol
benjol keluar, hal ini disebabkan karena penumpukkan cairan pada rongga orbita bagian
belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.

2. Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung.

3. Stromatiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien mengalami demam tinggi.


takikardia berat, derilium, dehidrasi, dan iritabilitas ekstrim. Keadaan ini merupakan keadaan
emergency sehingga penganganan lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan dengan
tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi,
ablasitiroid, pembedahan, trauma.miokardiak infark, overdosis obat.

Penanganan pasien dengan stromatiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid,
menghambat konfersi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh.
Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium
ioded intravena, glococorticoid, dexamethasone, dan propylthiouracil oral. Beta-blockers
diberikan untuk menurunkan efek stimulasi saraf simpatik dan takikardia

13
14

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan merupakan asuhan yang diberikan oleh seorang perawat kepada
seorang klien menggunakan proses keperawatan. Menurut Hidayat (2004), proses
keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam

menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menetukan


diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta
mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.
2.1 Pengkajian
Menurut Hidayat (2004), pengkajian merupakan langkah pertama dari proses
keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada. Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan
data, validasi data dan identifikasi masalah.
2.1.1. Anamnesa
o Identitas pasien
Nama,umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan , nama orang tua, pendidikan
orang tua, dan pekerjaan orang tua.
o Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien hiperteroid untuk datang
kerumah sakit yakni badan terasa lemas ,demam, sering gemeteran , kerigat
berlebihan dan jantung berdetak lebih cepat .
o Riwayat Penyakit Sekarang
Keadaan yang didapatkan pada pengkajian misalnya badan terasa lemas ,
demam,sering gemeteran , kerigat berlebihan dan jantung berdetak lebih
cepat.
o Riwayat Penyakit masalalu
Penyakit apa saja yang pernah diderita , sebelumnya klien tidak merasakan
penyakit yang dirasakan sekarang .
o Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit ini bukan termasuk penyakit keturunan , dan pihak keluarga tidak
pernah sakit yang diderita klien sekarang.
o Riwayat Gizi

14
15

Status gizi pasien hiperteroid. adanya nafsu makan meningkat , makannya


sering , kehausan, mual , muntah , dan kehilangan berat badan meningkat.
o Eliminasi
Adanya diare dan urin dalam jumlah banyak
o Aktifitas
Adanya kelehan berat , otot lemah , gangguan koordinasi
o Pola tidur
Adanya insomnia
o Neuro sensori
Laporan pasien dan keluarga mengenaii peningkatan reaksi emosional pasin,
mudah tesinggung / irrritabel , interaksi pasien dan keluarga , sahabat dan
teman sekitarnya , bicaranya cepat dan parau , gangguan status mental dan
perilaku seperti bingung, disorientasi , gelisah , peka rangsang , delirium,
psikosis, stupor , dan koma
2.1.2 pemeriksaan fisik
o Penglihatan : perubahan penglihatan dan penampakkan mata
o Seksualitas : adanya penurunan libido , hipomenore , amenerea , dan impoten
.
o Pernafasan : adanya frekuensi pernafasan yang meningkat , takipnea ,
dyspnea
o Jantung : adanya palpitasi , peningkatan tekanan darah

2.2 Daftar Diagnosis Keperawatan


Menurut Carpenito dan Moyet (2007) diagnosa keperawatan adalah suatu
pernyataan klinik yang menjelaskan tentang respons individu, keluarga, atau
masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan baik aktual atau
potensial.
Diagnosis keperawatan merupakan dasar pemilihan intervensi dalam mencapai
tujuan
yang telah ditetapkan oleh perawat yang bertanggung jawab.
Beringkut adalah uraian dari diagnosa yang timbul bagi pasien hiperteroid ,
menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ( SDKI DPP PPNI 2017 ).
a. Hipertermia ( D.0130 )
Definisi :
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.
Penyebab :

- Dehidrasi
- Terpapar lingkungan panas
- Proses penyakit ( infeksi , kanker )
- Ketidak sesuian pakian dengan suhu lingkungan

15
16

- Peningkatan laju metabolisme


- Respon trauma
- Aktivitas berlebihan
- Penggunaan inkubator

Kondisi klinis terkait

- Proses infeksi
- Hiperteroid
- Stroke
- Dehidrasi
- Trauma
- Prepaturitas

b. Intoleransi Aktivitas ( D. 0056 )


Definisi :
Ketidak cukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Penyebab :

- Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen


- Tirah baring
- Kelemahan
- Imobilitas
- Gaya hidup menoton

Kondisi Klinis Terkait

- Anemia
- Gagal jantung kongestif
- Penyakit jantung koroner
- Penyakit katup jantung
- Aritmia
- Penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK )
- Gangguan metabolik
- Gangguan musculoskeletal

c. Gangguan Pola Tidur ( D. 0055 )


definisi :
gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal

16
17

Penyebab :

- Hambatan lingkungan ( mis. Kelembapan lingkungan sekitar , suhu


lingkungan , pencahayaan , kebisingan , bau tidak sedap , jadwal pemantuan /
pemeriksaan / tindakan .
- Kurang kontrol tidur
- Kurang privasi
- Restraint fisik
- Ketiadaan teman tidur
- Tidak familiar dengan peralatan tidur

Kondisi klinis terkait

- Nyeri atau kolik


- Hipertiroidisme
- Kecemasan
- Penyakit paru obstruktif kronis
- Kehamilan
- Periode pasca partum
- Kondisi passca operasi

2.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran ( outcome )
yang
diharapkan ( SIKI DPP PPNI 2018 ) ( SLKI DPP PPNI 2019 ) .
Penyusunan perecanaan keperawatan diawali dengan melakukkan pembuatan tujuan dari
asuhan keperawatan . tujuan yang dibuat dari jangka panjang dan jangka pendek . perencaaan
juga memuat kriteria hasil . pedoman dalam penulisan tujuan kriteria hasil keperawatan
berdasarkan SMART yaitu :
S : Spesific ( tidak menimbulkan arti ganda )
M : Measurable ( dapat diukur , dilihat , didengar , diraba , dirasakan , ataupun di dibau )
A : Achievable ( dapat tercapai )
R : Reasonable ( dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah )
T : Time ( punya batasan waktu yang jelas )
a. Hipertermia ( D.0130 )
Kriteria hasil :

- Suhu tubuh cukup menurun


- Pucat cukup menurun

17
18

- Takikardi cukup menurun


- Kulit merah cukup menurun

Intervensi
 Manajemen hipertermia

Observasi

- Indentifikasi penyebab hipertermia ( mis. Dehidrasi , terpapar lingkungan


panas , penggunaan inkubator
- Monitor suhu tubuh
- Monitor suhu elektrolit
- Monitor haluaran urine
- Monitor komplikasi akibat hipertermia

Terapeutik

- Sediakan lingkungan yang dingin


- Longgarkan atau lepas pakain
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperherdrosis
( keringat berlebihan
- Lakukkan pendinginan eketernal ( mis. Kompres dingin pada dahi , leher ,
dada , abdomen , aksila )
- Hindari pemberian anti piretik atau aspirin
- Berikan oksigen , jika perlu

Edukasi

- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena , jika perlu

b. Intoleransi Aktivitas ( D. 0056 )


kriteria hasil :

- Keluhan lelah cukup menurun


- Perasaan lemah cukup menurun
- Aritmia sebelum dan sesudah aktivitas cukup menurun

, Intervensi :

18
19

 Manejemen energi

Observasi :

- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan lelahan


- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

Terapeutik :

- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus ( mis. Cahaya, suara ,


kunjungan)
- Lakukkan latihan gerak pasif / aktiff
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur , jika tidak dapat berpindah dan berjalan.

Edukasi :

- Anjurkan tirah baring


- Anjurkan melakukkan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelehan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelehan

Kolaborasi :

- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

c. Gangguan Pola Tidur ( D. 0055 )


kriteria hasil :

- Keluhan sulit tidur cukup menurun


- Keluhan sering terjaga cukup menurun
- Keluhan pola tidur cukup menurun

Intervensi :
 Dukungan Tidur

Obsevasi :

- Identifikasi pola aktivitas dan tidur


- Identifikasi faktor pengganggu tidur ( fisik / psikologis )

19
20

- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur ( mis. Kopi , teh ,
alcohol, makanan yang mendekati waktu tidur , minum banyak sebelum
tidur )
- Identifikasi obat tidur yang dikomsumsi

Terapeutik

- Modifikasi lingkungan ( mis. Pencahayaan, kebisingan , suhu , matras dan


tempat tidur )
- Batasi waktu tidur siang , jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukkan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan ( mis. Pijat, peraturan
posisi, terapi akupresur )
- Sesuaikan jadwal pemberian obat / tindakan untuk menunjang siklus tidur
terjaga.

Edukasi

- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit


- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan / minuman yang mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
- Anjarkan faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur ( mis.
Psikologis , gaya hidup , sering berubah shiff kerja )
- Ajarkan relaksasi otot genetik / cara nonformakologi lainnya

2.4. Implementasi Keperawatan


Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan yang
telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk
mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan
oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali 2016).

2.5. Evaluasi keperawapatan

Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi merupakan tahap akhir yang

20
21

bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau
tidak untuk mengatasi suatu masalah.
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada SOAP, yaitu:

S: Data subjektif, yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya terhadap data tersebut.

O: Data objektif, yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-tanda
klinik dan fakta yang berhubungan dengan penyakit pasien (meliputi data fisiologis, dan
informasi dan pemeriksaan tenaga kesehatan).

A: Analisis, yaitu analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data objektif.

P: Perencanaan, yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk mencapai
status kesehatan klien yang optimal. (Hutahaen, 2010).

Adapun ukuran pencapaian tujuan tahap evaluasi dalam keperawatan meliputi:

- Masalah teratasi, jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan.
- Masalah teratasi sebagian, jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari kriteria
hasil yang telah ditetapkan.
- Masalah tidak teratasi, jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan dan atau
bahkan timbul masalah/diagnosa keperawatan baru.

21
22

BAB III
Asuhan Keperawatan

Gambaran Kasus

Pasien Ny. K berusia 47 tahun datang ke IGD RS Melati pada tanggal 24 Maret 2022 dengan
dada berdebar-debar sejak 3 bulan lalu dan bertambah berat 2 minggu terakhir dan badan
terasa panas dan demam yang dirasakan sejak 2 minggu terakhir, demam yang di alami
sedikit tinggi, pasien mengeluh bebrapa minggu terakhir muncul ruam merah di kulit
sehingga terasa gatal, pasien juga mengatakan bahwa dirinya sulit tidur dan pasien jarang
bersosialisasi karena badan terasa lemas, dan kondisi tubuh pasien lemah sperti tidak bisa
melakukan aktivitas apapun. Di dapat kan tekanan darah pasien meningkat td: 160/80 mmHg
N: 120 x/mnt RR:18x/mnt Suhu: 38,5 ℃ ,dan pasien merasa berat badannya turun

1. PENGKAJIAN

Identitas

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. K

Umur : 47 tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

22
23

Status Marital : Sudah Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Asuransi : BPJS Kesehatan

Suku Bangsa : Indonesia

Alamat : Ds.Pojok

Tanggal Masuk : 24 Maret 2022

Tanggal Pengkajian : 24 Maret 2022

No.Register :-

Diagnosa Medis : Hipertyroid

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama Penanggung : Tn. A

Hubungan dengan pasien : Suami

Alamat : Ds. Pojok

Nomor Kartu Identitas : 3605267822220001

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Swasta

 Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan badannya panas

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Sebelum pasien masuk RS: dada berdebar-debar sejak 3 bulan lalu dan bertambah
berat 2 minggu terakhir dan badan terasa panas dan demam yang dirasakan sejak 2
minggu terakhir, demam yang di alami sedikit tinggi, pasien mengeluh beberapa
minggu terakhir muncul ruam merah di kulit sehingga terasa gatal, pasien juga
mengatakan bahwa dirinya sulit tidur dan terasa lemas, dan kondisi tubuh pasien
lemah sperti tidak bisa melakukan aktivitas apapun

23
24

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengidap hipertyroid.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan bahwa penyakit hipertyroid yang dideritanya merupakan penyakit
genetik yaitu dari ibunya.

5. Genogram :

Keterangan:

Laki-laki tidak hipertyroid

Perempuan tidak hipertyroid

Perempuan Hipertyroid

Klien

6. Riwayat Sosiokultural
Klien mengatakan jarang bersosialisasi karena merasa lemas.

7. Review Pola Sehat – Sakit

24
25

Klien mengatakan sehat adalah kondisi tubuh yang bisa melakukan apapun.
Sedangkan sakit adalah kondisi tubuh yang lemah seperti tidak bisa melakukan
aktivitasnya secara optimal seperti dalam kondisi sehat.

No. Pola Fungsi Kesehatan Sebelum sakit Selama sakit


Gordon

1. Pola Persepsi dan Pasien mengatakan sehat Sedangkan sakit adalah


Manajemen Kesehatan adalah kondisi tubuh yang bisa kondisi tubuh yang lemah
melakukan apapun. seperti tidak bisa melakukan
aktivitasnya secara optimal
seperti dalam kondisi sehat.

2. Pola Nutrisi – Metabolik Makan: 3x1 hari dangan lauk Makan : 1 kali sehari dan
pauk (nasi putih, ikan, sayuran) menghabiskan 5 sendok dari
porsi makanan.
Minum : 6-8 kali perhari
Minum : 2-3 kali perhari

3. Pola Eliminasi BAK lancar tidak ada rasa sakit BAK 2-3 kali perhari
5 kali perhari, BAB 1 kali
BAB tidak keluar saat
perhari.
dirumah sakit
Warna : jernih terkadang
kuning keemasan

4. Pola Aktivitas dan Latihan Pasien mengatakan beraktifitas Pasien dibantu oleh
mandiri dan mandi 2 kali keluarga dan juga perawat
perhari

5. Pola Kognitif dan Persepsi  penglihatan : Baik  penglihatan :


 Pendengaran : tidak gelap
menggu akan alat  Pendengaran :
bantu dengar tidak menggu
 Penciuman : Baik, akan alat bantu
mampu mencium dengar
aroma  Penciuman :

25
26

 Pengecap : Baik Baik, mampu


 Perabaan : mencium aroma
Mengenali  Pengecap : Baik
rangsang (benda  Perabaan :
tajam, halus, Mengenali
tumpul) rangsang (benda
tajam, halus,
tumpul)

6. Pola Persepsi Konsep  Harga diri : pasien  Harga diri :


tidak malu dengan pasien tidak malu
penyakit yang dengan penyakit
dideritanya yang dideritanya
 Ideal diri : pasien  Ideal diri :
ingin cepat sembuh pasien ingin cepat
agar dapat melakukan sembuh agar dapat
aktivitasnya seperti melakukan
biasa aktivitasnya seperti
 Identitas diri : pasien biasa
mengakui sebagai  Identitas diri :
perempuan pasien mengakui
 Peran diri : Pasien sebagai perempuan
sebagai istri sekaligus  Peran diri :
ibu dikeluarga. Pasien sebagai istri
 Gambaran diri: Pasien sekaligus ibu
menyukai seluruh dikeluarga.
anggota tubuhnya.  Gambaran diri:
Pasien menyukai
seluruh anggota
tubuhnya.

7. Pola Tidur dan Istirahat Sebelum sakit pasien Pasien mengatakan ia hanya

26
27

mengatakan bahwa cukup tidur tidur beberapa jam selama


yaitu selama 8 jam sehari sakit.

8. Pola Peran – Hubungan Sebelum sakit setiap harinya Saat di rumah sakit pasien
pasien berhubungan dengan hanya dapat berbaring
keluarga dan juga tetangga ditempat tidur.
harmonis.

9. Pola Seksual – Reproduksi Tidak terkaji Tidak terkaji

10. Pola Toleransi Stress – Pasien mengatakan koping Pasien mengatakan koping
Koping yang dilakukan pada saat yang dilakukan pada saat
menghadapi tekanan adalah menghadapi tekanan adalah
menghabiskan waktu dengan menghabiskan waktu
keluarga dan anaknya. dengan keluarga dan
anaknya.

11. Pola Nilai – Kepercayaan Pasien mengatakan dirinya Saat masuk rumah sakit
beragama islam dan melakukan pasien hanya bisa berdoa.
ibadah sholat.

2.1.1 Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum : pasien tampak lemah, lesu dan sadar (composmentis)
2. Tanda Vital
 Suhu: 38,5 ℃
 Nadi: 120x/menit
 RR : 18x/menit
 Tekanan Darah : 160/80 mmHg
 Berat badan : 50, saat sakit berat badan : 45
3. Kepala
 Simetris, merambut bersih, muka tampak pucat,

27
28

4. Mata
 Mata eksoftalmus (Penonjolan abnormal dimata)
5. Hidung
 Lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikular
6. Telinga
 Pendengaran masih normal, tidak ada keluar cairan
7. Mulut
 Tidak ada stomatitis, tidak ada sariawan, mukosa bibir kering, tidak ada gusi
berdarah.
8. Leher
 ada pembesaran kelenjar tiroid
9. Dada dan Punggung
 Simetris,tidak ada tarikan intercostae vocal veminus dada kanan dan kiri sama,
terdengar suara sonot pada semua lapanag paru, suara jantung pekak, suara
nafas fesikular.
10. Abdomen
 Simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar suara tympani, tidak ada
nyeri tekan.
11. Ekstremitas
 Tidak ada odema, masih dapat gerak aktif
12. Genetalia
 Tidak terkaji
13. Anus
 Tidak terkaji

2.1.2 Data Penunjang ( Pemeriksaan Diagnostik )


 Labolatorium:
kadar kolestrol 208 mg/dl
Hb 11.8 g/dl
Leukosit 5200 set/mm3
Eritrosit 4,1 juta/mm3

28
29

2.1.3 Data Tambahan ( Penatalaksanaan )


 Menghindari asupan makanan tinggi garam

2. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah Keperawatan

01 DS : Pasien merngatakan Proses penyakit Hipertermia


badannya terasa panas

DO : Peningkatan suhu
tubuh, dan ruam kulit merah

Kurang kontrol tidur Gangguan pola tidur


02 DS : Pasien mengatakan
sulit tidur (insomnia)

DO : Pasien terlihat lemas,


pucat, matanya dibawah
kelopak agak gelap.

29
30

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Tanggal / jam Diagnosa Keperawatan / Masalah Tanggal / Jam
ditemukan Kobaloratif Teratasi

01 24 Maret 2022 Hipertermia b.d Proses penyakit 24 Maret 2022

Gangguan pola tidur b.d Kurang kontrol


02 24 Maret 2022 24 Maret 2022
tidur

4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ( NCP / NURSING CARE PLANS )

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Rasional


Keperawatan Hasil Keperawatan
/Masalah
kolaboratif

01 Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Manajemen


intervensi 2x24 jam Peningkatan Peningkatan
maka didapatkan Tekanan Tekanan
kriteria hasil : Intrakranial Intrakranial

1. Suhu tubuh 1.Monitor suhu tubuh 1. Monitor suhu


cukup menurun tubuh:Meyakinkan
terlihat dari perbandingan data
hasil yang akurat
pengecekan
suhu tubuh yaitu
36, 5 ℃

2. Pucat cukup 2. Monitor kadar


2. Monitor kadar
menurun, elektrolit
elektrolit: untuk
terlihat dari
minum sebanyak
30
31

pasien wajahnya mungkin air jika tidak


lebih segar dikontraindikasikan

Pemantauan
02. Gangguan Pola Setelah dilakukan
Tekanan
Tidur intervensi 2x24 jam Pemantauan
Intrakranial
diharapkan Tekanan
mendapatkan kriteria Intrakranial
hasil :

1.Keluhan sulit tidur 1. 1.Identifikasi pola


1.Identifikasi pola
cukup menurun, terlihat aktivitas dan
aktivitas dan tidur
dari kelopak mata tidur:Tenangkan

bawah agak pulih pikiran dan mental

kembali

2.Keluhan sering 2.Identifikasi obat 2. Identifikasi obat


terjaga cukup menurun, tidur yang dikonsumsi tidur yang
terlihat dari pasien yang dikonsumsi: diberikan
jarang begadang obat sesuai indikasi.

3.Keluhan pola tidur 3.Tetapkan jadwal


3.Tetapkan jadwal
berubah cukup tidur rutin: terapkan
tidur rutin
menurun, terlihat dari waktu tidur yang
pasien yang diberi teratur.
waktu istirahat/tidur
yaitu 7-8 jam sehari

31
32

32
33

5. IMPLEMENTASI

Tanggal, Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi

Kamis, 24 Maret Hipertermia 1. Memonitor suhu tubuh


2022
Hasil : Suhu pasien dari 38,5oC mengalami
penurunan menjadi 36,5oC

2.Memonitor kadar elektrolit

Hasil: Setelah pasien minum 8 gelas/hari wajah


pasien terlihat lebih segar dan tidak pucat.

Kamis, 24 Maret 1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur .


2022 Gangguan Pola Tidur
Hasil : Setelah pasien menenangkan pikiran dan
mentalnya keluhan sulit tidur cukup menurun
terlihat dari kelopak mata bawah agak putih.
2.Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Hasil:Setelah pasien diberikan obat sesuai
indikasi keluhan terjaga cukup menurun terlihat
dari pasien yang tidur dengan nyenyak
3.Tetapkan jadwal tidur rutin
Hasil :Keluhan pola tidur berubah cukup
menurun, terlihat dari pasien yang
mematuhi jadwal tidurnya yaitu waktu
istirahat/tidur yaitu 7-8 jam sehari

33
34

6. EVALUASI
Tanggal, jam Diagnosa keperawatan Evaluasi

26 Maret 2022 Hipertermia S : klien mengatakan badan


terasa panas

O : Kulit teraba hangat


menurun kulit merah menurun,
nadi 80x/menit, RR 18x/menit,
suhu 36,5 ℃

A : Masalah belum teratasi


sebagian.

P : lanjutkan intervensi

26 Maret 2022 Gangguan Pola Tidur S : Pasien mengatakan sulit tidur


(insomnia)

34
35

O : Keluhan sulit tidur cukup


menurun, Keluhan sering
terjaga cukup menurun

A : Masalah gangguan pola


tidur teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara
berlebihan, biasanya kelenjar terlalu aktif.kondisi ini menyebabkan beberapa perubahan baik
secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah, 2009).
Pada pasien yang menderita Hipertiroidi tanda-tanda dan gejala yang umum adalah pasien
merasa letih, tidak tahan dengan panas atau suhu ruangan normal, mudah berkeringat dan
keringat berlebih, berat badan menurun, dan apatis. Gejala klinis yang dialami klien yang
sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang
kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. terkadang
penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal.
4.2 Saran
Mahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab, anatomi dan fisiologi
pada penyakit Hipertiroidi, penatalaksanaan penyakit Hipertiroid, tanda dan gejala,
pemeriksaan diagnostik agar dalam menjalankan proses keperawatan dapat membuat
intervensi dan menjalankan implementasi dengan tepat sehingga mencapai evaluasi dan
tingkat kesembuhan yang maksimal pada klien atau pasien dengan penyakit Hipertiroid.

35
36

Mahasiswa juga dapat memperbanyak ilmu dengan mengunjungi seminar dan membaca dari
berbagai sumber.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academi.edu/10177541/ASKEP_HIPERTIROID_SGD_
https://id.scribd.com/document/470173399/ASKEP-Hipertiroid
https://123dok.com/document/zp1ww6vz-askep-hipertiroid.html
https://adoc.pub/askep-hipertiroidisme.html

36

Anda mungkin juga menyukai