Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
HIPOTIROID

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

KELOMPOK 2
Anggota :

MAULIDIA
MERY RAWANG SARI
HETY RAHAYU
INDRIANTI AGUSTIA

Akademi keperawatan Aisyiyah


Palembang
Tahun Akademik 2011-2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan
Hipotiroid dengan baik. Adapun penulisan asuhan keperawatan ini dalam rangka memenuhi
tugas dalam mata pelajaran KMB II Akper Aisyiyah Angkatam XVIII Palembang.
Asuhan keperawatan ini dibuat untuk melatih mahasiswa dalam mengembangkan ilmu
pengetahuannya, dan didalam pembuatan asuhan keperawatan ini kami dapat mempelajari dan
mengetahui bagaimana cara atau menyikapi tentang masalah-masalah kesehatan pada kehidupan
kita yang biasa saja timbul berbagai macam tanda-tanda atau gejala-gjala penyakit pada
umumnya.
Atas tersusunnya asuhan keperawatan ini, kami

berterima kasih kepada Bapak Chandra

Oksyariandi Skep Ners selaku dosen KMB II serta semua pihak yang telah membantu dan
membimbing kami dalam penulisan asuhan keperawatan ini sampai selesai.
kami menyadari bahwa asuhan keperawatan yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, guna
kesempurnaan dalam penulisan asuhan keperawatan ini.
Demikian sebuah pengantar dari kami, dan kami sangat berharap nantinya asuhan
keperawatan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Palembang, April 2012

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.Latar belakang.....................................................................................................................

2. Tujuan Penulisan................................................................................................................

3. Rumusan Masala................................................................................................................
4. Manfaat..............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS
KONSEP DASAR PENYAKIT
1.Definisi................................................................................................................................
2.Anatomi...............................................................................................................................
3. Epidemilogi........................................................................................................................
4. Etiologi...............................................................................................................................
5. Patoflow.............................................................................................................................
6. Patofisiologi Perjalanan Penyakit......................................................................................
7. Manifestasi Klinik..............................................................................................................
8.Klasifikasi...........................................................................................................................
9. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang...................................................................................
10. Diagnosis/Kriteria Diagnosis...........................................................................................
11. Penatalaksanaan...............................................................................................................
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1.Pengkajia.............................................................................................................................
2. Diagnosa............................................................................................................................
3. Tujuan, Intervensi dan Rasional.........................................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat metabolisme di
berbagai jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang
konsumsi oksigen padasebagian besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme lemak dan
karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan
perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin,
serta pada anakanak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang
berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan
pembentukan panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior. Sebaliknya ,
sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormontiroid
yang tinggi padahipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara
ini, perubahanperubahan pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui
hipotalamus. Dengan cara ini, perubahanperubahan.
Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-hal yang
terkait dengan hipotirod misalnya saja dalam memberikan asuhan keperawatan harus tepat dan
cermat agar dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi akibat hipotiroid.

2.

Tujuan

1.

Tujuan Umum
Menjelaskan tentang konsep penyakit hipotiroid serta pendekatan asuhan
keperawatannya.

1. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi definisi dari hipotiroid.
2. Mengidentifikasi etilogi hipotiroid.
3. Mengidentifikasi manifestasi klinis hipotiroid.
4. Menguraikan patofisiologi hipotiroid.
5. Mengidentifikasi penatalaksaan serta pencegahan pada hipotiroid.
6. Mengidentifikasi pengkajian pada klien dengan hipotiroid.
7. Mengidentifikasi diagnosa pada klien dengan hipotiroid.
8. Mengidentifikasi intervensi pada klien dengan hipotiroid.
3.

Rumusan Masalah
1.Apakah definisi dari hipotiroid?
2. Bagaimana etilogi dari hipotiroid?
3. Apakah manifestasi klinis darihipotiroid?
4. Bagaimana patofisiologi padahipotiroid?
5. Bagaimana penatalaksaan pada hipotiroid?
6. Bagaimana pengkajian pada klien dengan hipotiroid?

7. Bagaimana diagnosa pada klien dengan hipotiroid?


8. Bagaimana intervensi pada klien dengan hipotiroid?
4.

Manfaat
Mahasiswa mampu memahami tentang penyakit hipotiroid serta mampu menerapkan
asuhan keperawatan pada klien dengan hipotiroid.

BAB II
TINJAUAN TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN HIPOTIROIDISME

KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi / pengertian
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan
terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
abnormal rendahnya. Ada banyak kekacauan kekacauan yang berakibat pada hipotiroid.
Kekacauan-kakacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid.
Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan banyak proses-proses sel,
hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk
tubuh.
2. Anatomi

3. Epidemiologi
Sebelum Perang Dunia II banyak penyelidik di Indonesia menemukan kretin. Abu Hanifah
menemukan di daerah Kuantan 0,15% kretin di antara 50.000 penduduk. Pfister (1928)
menemukan pada suku Alas 17 kretin, 57 kretinoid dan 11 kasus yang meragukan dari 12.000
penduduk; jumlah semuanya meliputi 0,73%. Eerland (1932) menemukan 126 kretin di Kediri
dan banyak kretinoid, sedangkan Noosten (1935) menemukan juga kretin di Bali.
4. Etiologi
Penyebab

yang

paling

sering

ditemukan

adalah

Tiroiditis

Hashimoto.

Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi
beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjaryang masih berfungsi.
Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif
maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Kekurangan yodium jangka
panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif
(hipotiroidisme goitrosa).

Hipotiroidisme

Peningkatan cairan interstisiil

Gangguan autoimunitas

Defisiensi hormone tiroid


Merusak kelenjar tiroid

Terikat dgn protein kemudian membentuk jel

Meningkat asam karbonat dan kondroitin sulfat


Merusak sintesis hormone tiroid

tiroiditis

5.Patoflow

Disfungsi optimal tiroid

Menimbulkan fibrosis

Menghambat reseptor TSH

miksedema

Sekresi hormone tiroid menurun


Detak jantung lambat
Kurang yodium,kelainan biosintesis herediter,terhambatnya antibody lewat plasenta
lemah
Gangguan mekanisme penjeratan iodida
Gangguan penurunan curah jantung
Intoleransi aktivitas

Defisiensi iodin

Gangguan kretinisme

Mencegah hormone t3dan t4malu

Cacat mental
Intoleransi aktivitas

Menghambat produksi TSH


Gangguan konsep diri (citra diri)
Peningkatam sekresi trigobulin kedalam folikel

Gangguan tumbuh kembang

goiter
sakit

Suara serak

Gangguan rasa nyaman (nyeri)

bergerak

Gangguan komunikasi verbal

Intoleransi aktivitas

6.Patofisiologi terjadinya penyakit

Untuk memproduksi dan mensekresi hormon tiroid memerlukan iodine.

Produksi hormon tyroid tergantung sekresi TSH dan ingesti iodine yang adekuat.

Hipotalamus mengatur sekresi TSH melalui sistem negatif feedback.

Bila kekurangan iodine atau produksi hormon tyroid terhambat dapat mengakibatkan
pembesaran kelenjar tyroid sebagai dampak dari sekresi TSH yang berlebihan
sebagai kompensasi untuk meningkatkan sekresi hormon tyroid.

Penurunan hormon tyroid dapat menyebabkan :

Basal metabolisme rate menurun, motilitas saluran cerna menurun, Bradikardia, produksi
panas menurun, fungsi neurologi menurun. Metabolisme lemak menurun serum
kolesterol & trigliserid meningkat aterosklerosis dan penyakit jantung koroner
Penurunan sel darah merah
7. Manifestasi Klinik
Hipotiroidisme ditandai dengan gejala-gejala:
1. Nafsu makan berkurang
2.Sembelit
3.Pertumbuhan tulang dan gigi yang lambat

4.Suara serak
5.Berbicara lambat
6.Kelopak mata turun
7.Wajah bengkak
8.Rambut tipis, kering, dan kasar
9.Kulit kering, kasar, bersisik, dan menebal
10.Denyut nadi lambat
11.Gerakan tubuh lamban
12.Lemah
13.Pusing
14.Capek
15.Pucat
16.Sakit pada sendi atau otot
17.Tidak tahan terhadap dingin
18.Depresi
19.Penurunan fungsi indera pengecapan dan penciuman
20.Alis mata rontok
21.Keringat berkurang

8. Klasifikasi
Secara klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu :
1. Hipotiroidisme sentral, karena kerusakan hipofisis atau hipothalamus
2. Hipotiroidisme primer apabila yang rusak kelenjar tiroid
3. Karena sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium, dan
resistensi perifer.
Yang paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu, umumnya
diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat dan fT4 turun. Manifestasi klinis
hipotiroidisme tidak tergantung pada sebabnya.

Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Gangguan komunikasi verbal

Intoleransi aktivitas

Hipotiroidisme terbagi atas 2 berdasarkan penyebabnya, yaitu :


1. Bawaan (kretinisme)
a. Agenesis atau disgenesis kelenjar tiroidea.
b. Kelainan hormogonesis
~ Kelainan bawaan enzim (inborn error)
~ Defisiensi yodium (kretinisme endemik)
~ Pemakaian obat-obat anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)
2. Didapat
Biasanya disebut hipotiroidisme juvenilis. Pada keadaan ini terjadi atrofi kelenjar yang
sebelumnya normal. Panyebabnya adalah
a. Idiopatik (autoimunisasi)
b. Tiroidektomi
c. Tiroiditis (Hashimoto, dan lain-lain)
d. Pemakaian obat anti-tiroid
e. Kelainan hipofisis.
f. Defisiensi spesifik TSH
Berdasarkan usia awitan Hipotiroidisme dapat diklasifikasikan menjadi :

Hipotiroidisme Dewasa (Miksedema)

Hipotiroidisme Juvenilis
Timbul sesudah usia 1-2 tahun.

Hipotiroidisme Kongenital (Kretinisme)


Terjadi sebelum/segera sesudah lahir.

9. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
pemeriksaan laboratorium
1) Tes kadar TRH dilakukan untuk
mengetahui kadar TSH

2) Tes kadar T3 dan T4 dilakukan


untuk mengetahui kadar T3 dan
T4
3) Tes gula darah dilakukan karena
sehubungan dengan kerusakan
adrenal
4) Titoid

Autoantibodi

untuk

mengetahui antibodi tiroglobulin


dan antibody mikrosomal
10. Diagnosis/Kriteria diagnosis
-

Goitter

Miksidema

Degradasi mental

Kritinisme

Autoimunitas

Hipotensi

Hipotonik

11. Theraphy/ tindakan penanggulangan


Pada pengobatan hipotiroidisme yang perlu diperhatikan adalah dosis awal dan cara
menaikkan dosis tiroksin. Tujuan pengobatan hipotiroidisme adalah :
a. Meringankan keluhan dan gejala
b. Menormalkan metabolisme
c. Menormalkan TSH (bukan mensupresi)
d. Membuat T3 (dan T4) normal
e. Menghindarkan komplikasi dan resiko

Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksanakan substitusi, yaitu makin berat
hipotiroidisme makin rendah dosis awal dan makin landai peningkatan dosis, dan
geriatri dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati.

Prinsip substitusi adalah mengganti kekurangan produksi hormon tiroid endogen


pasien. Indikator kecukupan optimal sel ialah kadar TSH normal. Dosis supresi tidak
dianjurkan, sebab ada risiko gangguan jantung dan densitas mineral. Tersedia Ltiroksin (T4), L-triodotironin (T3) maupun pulvus tiroid. Pulvus tidak digunakan lagi
karena efeknya sulit diramalkan. T3 tidak digunakan sebagai substitusi karena waktu
paruhnya pendek hingga perlu diberikan beberapa kali sehari. Obat oral terbaik
adalah T4

Tiroksin dianjurkan diminum pagi hari dalam keadaan perut kosong dan tidak
bersama bahan lain yang mengganggu serapan dari usus. Contohnya pada penyakit
sindrom malabsorbsi, short bowel syndrome, sirosis, obat (sukralfat, aluminium
hidroksida, kolestiramin, sulfas ferosus, kalsium karbonat).

Dosis rata-rata dari penggantian T4 pada orang-orang dewasa adalah kira-kira 1.6
mikrogram per kilogram per hari. Ini diterjemahkan kedalam kira-kira 100 sampai
150 mickograms per hari.

Anak-anak memerlukan dosis-dosis yang lebih besar.

Pada pasien-pasien yang muda dan sehat, jumlah yang penuh dari hormon pengganti
T4 mungkin dimulai pada awalnya.

Pada pasien-pasien dengan penyakit jantung yang telah ada sebelumnya, metode dari
pengganti hormon ini mungkin memperburuk kondisi jantung yang mendasarinya
pada kira-kira 20% dari kasus-kasus.

Pada pasien-pasien yang lebih tua tanpa penyakit jantung yang diketahuinya,
memulai dengan suatu dosis penuh dari pengganti tiroid mungkin berakibat pada
penemuan/pembongkaran penyakit jantung, berakibat pada sakit/nyeri dada atau
suatu serangan jantung. Untuk sebab ini, pasien-pasien dengan suatu sejarah
penyakit jantung atau mereka yang dicurigai berada pada risiko yang tinggi dimulai
dengan 25 mikrogram atau kurang hormon pengganti, dengan suatu kenaikkan dosis
yang berangsur-angsur pada interva-interval 6 minggu.

Idealnya, pengganti T4 sintetik harus dikonsumsi pada pagi hari, 30 menit sebelum
makan. Obat-obat lain yang mengandung zat besi atau antasid-antasid harus
dihindari, karena mereka mengganggu penyerapan.

Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka
dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
1). Identitas klien
Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa / ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat.
2). Keluhan utama
Keluhan utama yaitu kurang energi, manifestasinya sebagai lesu, lamban bicara, mudah
lupa, obstipasi. Metabolisme rendah menyebabkan bradikardia, tidak tahan dingin, berat

badan naik dan anoreksia. Kelainan psikologis meliputi depresi, meskipun nervositas
dan agitasi dapat terjadi. Kelainan reproduksi yaitu oligomenorea, infertil, aterosklerosis
meningkat.
3). Riwayat penyakit sekarang
Pada orang dewasa, paling sering mengenai wanita dan ditandai oleh peningkatan laju
metabolik basal, kelelahan dan letargi, kepekaan terhadap dingin, dan gangguan
menstruasi. Bila tidak diobati, akan berkembang menjadi miksedema nyata.
Pada bayi, hipotiroidisme hebat menimbulkan kretinisme.
Pada remaja hingga dewasa, manifestasinya merupakan peralihan dengan retardasi
perkembangan dan mental yang relatif kurang hebat serta miksedema disebut demikian
karena adanya edematus, penebalan merata dari kulit yang timbul akibat penimbunan
mukopolisakarida hidrofilik pada jaringan ikat di seluruh tubuh.
4). Riwayat penyakit dahulu
Hipotiroidisme tidak terjadi dalam semalam, tetapi perlahan selama berbulan-bulan, sehingga
pada awalnya pasien atau keluarganya tidak menyadari, bahkan menganggapnya sebagai efek
penuaan. Pasien mungkin kedokter ketika mengalami keluhan yang tidak khas seperti lelah
dan penambahan berat badan. Dokter akan meminta pemeriksaan laboratorium yang tepat,
yaitu kadar T4 rendah dan TSH yang tinggi, sehingga diagnosis hipotirodisme dapat
diketahui pada tahap awal ketika gejalanya masih ringan.
5). Pemeriksaan fisik
Inspeksi
-

Ekspresi wajah tumpul

Capek

Mengantuk

Berat badan meningkat

Kelambanan mental

Kurangnya pertumbuhan rambut

Suara parau (seperti katak)

Kulit bersisik

Oedema seluruh tubuh

Sakit kepala

Mual

Anoreksia

Palpasi
-

Denyut nadi melemah

Konstipasi

Aukskultasi
-

Detak jantung lambat

Tekanan darah menurun

Perkusi
-

Suara perut dullness

6). Pemeriksaan Per Sistem


Integumen
a)

Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal

b)

Pembengkakan, tangan, mata dan wajah

c)

Tidak tahan dingin

d)

Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal

Muskuloskeletal
a) Volume otot bertambah, glossomegali
b) Kejang otot, kaku, paramitoni
c) Artralgia dan efusi sinovial
d) Osteoporosis
e) Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda
f) Umur tulang tertinggal disbanding usia kronologis
g) Kadar fosfatase alkali menurun
Neurologik
a)

Letargi dan mental menjadi lambat

b)

Aliran darah otak menurun

c)

Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian


kurang, penurunan reflek tendon)

d)

Ataksia (serebelum terkena)

e)

Gangguan saraf ( carfal tunnel)

f)

Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu

Kardiorespiratorik
a)

Bradikardi, disritmia, hipotensi

b)

Curah jantung menurun, gagal jantung

c)

Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)

d)

Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukkan gelombang T


mendatar/inverse

e)

Penyakit jantung iskemic

f)

Hipotensilasi

g)

Efusi pleural

Gastrointestinal
a)

Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen

b)

Obstruksi usus oleh efusi peritoneal

c)

Aklorhidria, antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa

Renalis
a)

Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun

b)

Retensi air (volume plasma berkurang)

c)

Hipokalsemia

Hematologi
a)

Anemia normokrom normositik

b)

Anemia mikrositik/makrositik

c)

Gangguan koagulasi ringan

Sistem endokrin
a)

Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore /


masa

menstruasi

yang

memanjang,

hiperprolaktemi
b)

Gangguan fertilitas

menoragi

dan

galaktore

dengan

c)

Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis


terhadap insulin akibat hipoglikemi

d)

Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun

e)

Insufisiensi kelenjar adrenal autoimun

f)

Psikologis / emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri,


perilaku maniak

g)

Manifestasi klinis lain berupa : edema periorbita, wajah seperti


bula (moon face), wajah kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal,
sensitifitas terhadap opioid, haluaran urin menurun, lemah, ekspresi wajah kosong
dan lemah.

2.

Diagnosa
Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan detak jantung
lambat yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak,dan denyut nadi
lambat
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan goiter yang yang ditandai
dengan pasien meringis kesakitan pasien tampak menyeringai

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan endokrin yang


ditandai dengan lemah, susah bergerak dan oedema, pasien mengeluh
lelah,pasien tampak susah bergerak nadi cepat dan lemah

Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan goiter ditandai dengan


suara pasien serak, pasien jarang bicara pasien tampak berkomunikasi
dengan bahasa non verbal
Gangguan citra diri berhubungan dengan kretinisme yang ditandai
dengan pasien menarik diri dari pergaulan, pasien tampak malu.
Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kretinisme yang
ditandai dengan kecacatan mental
3. Tujuan,Intervensi dan Rasional
No
1

Diagnosa
- Gangguan
penurunan curah

Tujuan
- mempertahankan
curah jantung yang

Intervensi
- mandiri :

Rasional
- mandiri :

1. observasi

1.mengetahui

jantung

adekuat sesuai

denyut jantung

perubahan denyut

berhubungan

dengan kebutuhan

- kolaborasi :

jantung guna

dengan detak

tubuh yang ditandai

1. memberikan

mendapatkan hasil

jantung lambat

dengan tanda vital

suplemen

pengkajian yang

yang ditandai

stabil, denyut nadi

dengan pasien

perifer normal,

- kolaborasi :

mengeluh

pengisian kapiler

1.menjaga stamina

sesak,dan denyut

normal, status

pasien

nadi lambat

mental baik tidak

lebih akurat

ada disrititmia.
Dengan kriteria
evaluasi :
1. pasien tidak sesak
2. nadi kembali
normal
2

- Gangguan rasa

- terhindar dari rasa

- mandiri :

- mandiri :

1. pantau respon

1.untuk mengetahui

nyaman

nyeri sehingga

berhubungan

mendapatkan

fisik (observasi

intensitas nyeri

dengan goiter

kenyamanan dengan

tingkah laku)

yang dialami pasien

yang yang

kriteria evaluasi :

ditandai dengan
pasien meringis
kesakitan pasien

1. pasien tidak
meringis kesakitan
2. pasien tidak

tampak

tampak

menyeringai

menyeringai

2. lingkungan

2. dapat menambah

yang nyaman

rasa nyaman pasien

3.

3. agar klien tidak

mempertahankan

merasa tertekan.

sikap rasional

- Intoleransi

- dapat beraktifitas

- mandiri :

- mandiri :
1.untuk mengetahui

aktivitas

secara normal

1. pantau tanda

berhubungan

dengan kriteria

vital dan catat

hadperkembangan

dengan gangguan

evaluasi :

nadi

kesehatan klien.

endokrin yang
ditandai dengan

1. pasien tidak
mengeluh lelah

lemah, susah

2. nadi dalam batas

bergerak dan

normal

2. berikan

2.dapat

lingkungan

menghilangkan

yang nyaman

ketidaknyamanan

3. memberikan

dan memperbesar

oedema, pasien

aktivitas yang

mengeluh

ringan dan

lelah,pasien

menyenangkan

keadaan relaksasi

tampak susah

contoh: nonton

terhadap klien

bergerak nadi

TV, baca buku,

- kolaborasi :

cepat dan lemah

dll

1. menjaga kondisi

- kolaborasi :

terapi analgesic
3.untuk menambah

pasien.

1. memberikan
4

- Gangguan

- pasien mampu

komunikasi

berkomunikasi

verbal

dengan lancar

suplemen/vitamin
- mandiri :

- mandiri :

1. pantau fungsi

1. untuk

bicara secara

mengantisipasi

periodik

terjadinya paralysis

berhubungan

- pasien mampu

goiter ditandai

menciptakan

dengan suara

metode komunikasi

bicara terus-

pasien serak,

yang dipahami

menerus

pasien jarang

dengan kriteria

bicara pasien

evaluasi :

tampak

1. pasien bisa bicara

2. anjurkan tidak

3. antisipasi

sakit tenggorokan

pasien.kunjungi

jaringan.

pasien secara

dengan bahasa

normal

teratur

verbal

2. untuk mengurangi
akibat edema

dengan suara
2. komunikasi dengan

penekanan trakea

kebutuhan

berkomunikasi
non verbal

pita suara atau

4. memberikan
metode

3. menurunkan
ansietas dan
kebutuhan untuk
berkomunikasi

komunikasi

4. memfasilitasi

alternative

ekspresi yang

contoh: papan

dibutuhkan.

tulis, kertas
5

- Gangguan citra

- pasien mampu

tulis
- mandiri :

- mandiri :

1 beri pasien

1. menambah rasa

diri berhubungan

meningkatkan rasa

dengan

percaya dirinya

kegiatan yang

percaya diri pasien

kretinisme yang

dengan kriteria

dapat

2. pasien dapat

ditandai dengan

evaluasi :

meningkatkan

beradaptasi dengan

percaya diri

keadaan

pasien menarik

1 pasien nampak

diri dari

semangat dalam

pergaulan, pasien

bergaul

tampak malu.

2.pasien mau bergaul


dengan orang lain

2. hadirkan pada

sebenarnya.

realita secara

3. pasien merasa

terus-menerus
3. anjurkan
keluarga dan

berguna bagi diri


sendiri dan orang
lain.

kerabat lainnya
untuk
memberikan
6

- Gangguan

- pasien dapat

dukungan.
- mandiri :

- mandiri :

1.berikan kegiatan

1. untuk

tumbuh kembang

menyesuaikan diri

berhubungan

dengan keadaan

yang dapat

meningkatkan

dengan

mental serta bentuk

dilakukannya.

kemampuan daya

kretinisme yang

tubuh yang

ditandai dengan

dimilikinya dengan

reward apabila

kecacatan mental

kriteria evaluasi :

berhasil

senang dan

melakukan

mempunyai

melakukan aktivitas

kegiatan yang

keinginan untuk

dan mampu

dilakukannya

melakukannya lagi.

1. pasien mampu

beradaptasi dengan
IQ yang dimiliki

2.memberikan

pikir pasien
2. pasien merasa

BAB III
PENUTUP

Hipotiroid adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
abnormal rendahnya.Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berkaitan
padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan
kelenjar tiroid.Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan.
Hormon-hormon tiroid di produsikan oleh kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid bertempat pada
bagian bawah leher,Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara(Trakea)dan mempunyai

suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang di bentuk oleh dua sayap dan di lekatkan
oleh suatu bagian tengah.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah ( yang kebanyakan datang dari makananmakanan seperti seafood,roti,dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormonhormon tiroid.Dua hormon yang paling penting adalah thyroxine(T4 ) dan
triiodothyronine(T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing gormon-hormon tiroid.

DAFTAR PUSTAKA
Bettendorf M. Thyroid disorders in children from birth to adolescence. Eur J Nucl Med.
2002;29:S439 - S46.
Ogilvy-Stuart AL. Neonatal thyroid disorders. Arch Dis Child Fetal Neonatal. 2008;87:F165 F71.
Digeorge, A. Hipotiroidisme. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol. 3. Jakarta : EGC.
2000; Hlm 1937-1944.
Susanto, R. Kelainan Tiroid masa Bayi. Thyroidology Update. Semarang : Bag. Ilmu Kesehatan
Anak RS dr. Kariadi. 2009.

Guyton, A., Hall, J. Hormon Metabolik Tiroid. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta :
EGC. 1997; Hlm 1189-1201.
Rose, S.R. Update Newborn Screening and Therapy for Congenital Hypothyroidism. Off. J of
AAP. Pediatrics. 2006; 117;2290-2303.
http://www.tanyadokteranda.com/penyakit/2010/08/kenali-apa-itu-phenylketonuria
http://varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/down-syndrom-pada-anak/
ocw.usu.ac.id/course/.../mk_end_slide_hiperplasia_adrenal_kongenital.pdf
http://www.scribd.com/doc/11634448/hipotiroid-kongenital
http://www.scribd.com/doc/40820101/hipotiroid-referat

Anda mungkin juga menyukai