Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Raynauds disease (RAY-noz) merupakan suatu keadaan yang
menyerang pembuluh darah pada ektremitas yang terdiri dari tangan,
kaki, hidung dan telinga ketika terdapat dingin dan stress. Ini
dinamakan oleh Maurice Raynaud (1834 - 1881), seorang terapis dari
Perancis yang menyatakan pertama kali pada tahun 1862. Raynauds
Disease merupakan salah satu penyakit yang menyerang pembuluh
darah arteri, dimana penyebabnya merupakan non-aterosklerotik. Non-
aterosklerotik merupakan salah satu penyebab penyakit arteri dimana
penyakit hanya menyerang susunan pembuluh darah arteria pada
lapisan media arteria dan arteri perifer. Ada beberapa macam penyakit
arterial yang disebabkan oleh Non-sterosklerotik tersebut antara lain
salah satunya adalah gangguan vasospastik pada pembuluh darah arteri
dimana keluhan tersebut dinamakan Raynauds Disease. Raynauds
disease tersebut banyak terjadi pada kalangan wanita muda yang hidup
diiklim yang dingin. Raynauds Disease terbagi menjadi dua antara lain
Primary dan Secondary Raynauds. Raynauds Disease banyak
menyerang pada wanita muda dan wanita dewasa diiklim dingin. Factor
penyebab dari Raynauds Disease ini idiopathic atau belum diketahui,
tapi penyakit ini terjadi saat terdapat factor pencetus antara lain suhu
dingin dan stress.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Definisi Raynaud ?
2. Bagaimana Patofisiologi Raynaud ?
3. Bagaimana Etiologi Raynaud ?
4. Bagaimana Manifestasi Klinis Raynaud ?
5. Bagaimana Penatalaksanaan Raynaud ?
6. Bagaimana Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Raynaud ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi Raynaud
2. Mengetahui Patofisiologi Raynaud
3. Mengetahui etiologi Raynaud
4. Mengetahui Manifestasi Klinis Raynaud
5. Mengetahui Penatalaksanaan Raynaud
6. Mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Raynaud adalah adalah suatu keadaan dimana arteri-arteri kecil
(arteriola), biasanya di jari tangan dan jari kaki, mengalami kejang,
menyebabkan kulit menjadi pucat atau timbul bercak berwarna merah
sampai biru. Istilah penyakit Raynaud digunakan jika tidak ditemukan
penyebab yang pasti dan istilah fenomena Raynaud digunakan jika
penyebabnya diketahui. Kadang pada mulanya penyebabnya tidak
dapat didiagnosis, tetapi kemudian diketahui setalah sekitar 2 tahun.
Sekitar 60-90% penyakit Raynaud terjadi pada wanita muda.
Penyakit raynaud (ray-NOHZ) adalah kondisi yang menyebabkan
beberapa area di tubuh Anda - seperti jari tangan, jari kaki, ujung
hidung dan telinga - untuk merasa mati rasa dan dingin sebagai respons
terhadap suhu atau tekanan dingin. Dalam penyakit Raynaud, arteri
yang lebih kecil yang memasok darah ke kulit Anda sempit, sehingga
membatasi sirkulasi darah ke daerah yang terkena.
Raynauds Disease merupakan salah satu penyakit yang
menyerang pembuluh darah arteri, dimana penyebabnya merupakan
non-aterosklerotik. Non-aterosklerotik merupakan salah satu penyebab
penyakit arteri dimana penyakit hanya menyerang susunan pembuluh
darah arteria pada lapisan media arteria dan arteri perifer.

2.2 Patofisiologi
Raynaud’s Disease sering terjadi pada kebanyakan wanita muda
yang hidup diiklim yang dingin. Raynaud’s disease juga ditandai oleh
perubahan fisik dari warna kulit yang dicetuskan oleh rangsangan
dingin atau emosi.
Ketika tangan atau kaki terangsang dingin atau emosi maka mula-
mula akan terjadi Fase Pucat yang disebabkan vasokonstriksi.
Vasokonstriksi ini terjadi karena spasme pada pembuluh darah. Akibat
dari spasme pembuluh darah maka kaki atau tangan tidak dapat
menerima aliran darah yang cukup dan bahkan tidak cukup untuk
menjaga nutrisi yang cukup.
Pada kasus yang parah, maka pembuluh darah itu terus menerus
menyempit selama bertahun-tahun, sehingga nutrisi sangat tidak
tercukupi atau berkurang yang kemungkinan besar akan menyebabkan
iskemik pada jaringan dan jari-jari tangan atau kaki dapat

2
menyebabkan ganggren. Tapi pada kasus yang lebih jinak, hanya terjadi
sumbatan sementara pada pembuluh darah pada sebagian jaringan.
Pembuluh-pembuluh darah juga tidak dapat mengalir mengalir ke
tangan atau kaki begitupun nutrisinya juga sangat tidak mencukupi.
Disini juga akan terjadi iskemik pada jaringan, tetapi iskmik
tersebut hanya berlangsung beberapa menit dan akan terjadi
Hyperemia Re-aktif. Setelah Hyperemia Re- aktif akan terjadi Fase
Sianotik. Dimana fase ini terjadi mobilitas bahan-bahan metabolic
abnormal yang mampu memperberat atau menambah rasa sakit,
dimana rasa sakit tadi semakin lama akan terus bertambah sakit.
Setelah Fase Sianotik terjadi Fase Rubor. Fase ini terjadi akibat dilatasi
pembuluh darah pada tangan atau kaki dan mungkin juga diakibatkan
Hyperemia Re-aktif yang mampu menimbulkan warna merah yang
sangat pada tangan atau kaki.

2.3 Etiologi
Etiologi Raynaud’s Disease tidak ada penyebab yang dikenal atau
idiopatik (tidak jelas). Baik untuk Primary Raynaud’s maupun Secondary
Raynaud’s. Raynaud’s disease ini merupakan respon berlebihan dari
vasomotor sentral dan local normal terhadap dingin atau emosi.
Kemungkinan yang menjadi penyebabnya adalah:
1. Skleroderma
Penyakit autoimun kronis yang bercirikan fibrosis
(pengerasan), perubahan vascular dan auto antibody. Scleroderma
ini berjalan dalam keluarga, tapi gen tidak diidentifikasi. Pengerasan
atau penebalan kulit, yang mungkin ditemukan dari beberapa
penyakit yang berbeda, dapat terjadi dalam bentuk terlokalisasi atau
umum. (Dorland, 1998).
2. Artritis rematoid
Penyakit autoimun sistemik yang menyebabkan peradangan
pada sendi. Timbul akibat dari beberapa faktor mulai dari genetic
sampai pada gaya hidup (merokok), selain itu akibat dari sel darah
putih yang berpindah dari aliran darah yang berada di sekitar sendi.
3. Aterosklerosis
Mengapuran dinding darah pembuluh arteri. Hal tersebut
disebabkan karena adanya peradangan, seingga terjadi proses
pembekuan darah berlebihan pada dinding pembuluh darah maupun
penumpukan plak di dinding pembuluh darah akibat kadar
kolesterol dan gula tinggi dalam darah.

3
Beberapa penderita juga memiliki sakit kepala migren, angina
varian dan tekanan darah tinggi dalam paru-parunya (hipertensi
pulmoner).
Adanya hubungan dengan penyakit-penyakti tersebut memberi
kesan bahwa penyebab kejangnya arteri kemungkinan adalah hal
yang sama yang menyebabkan terjadinyapenyakittersebut. Apapun
yang merangsang sistem saraf simpatis (misalnya emosi atau cuaca
dingin), bisa menyebabkan kejang arteri.

2.4 Manifestasi Klinis


Gambaran klinis penyakit Raynaud yaitu sebagai berikut :
a. Pucat yang timbul akibat vasokonstriksi mendadak.
b. Kulit kemudian menjadi kebiruan (sianosis) akibat darah yang
memasuki kapiler sangat sedikit.
c. Kemudian terjadi vasodilatasi yang menimbulkan warna merah. Jadi
urutan khas perubahan warna fenomena Raynaud adalah putih, biru,
dan merah.
d. Rasa baal dan kesemutan serta nyeri seperti terbakar terjadi saat
terjadi perubahan warna. Biasanya melibatkan bagian tubuh secara
bilateral dan simetris.

Istilah Fenomena Raynaud digunakan untuk episode


interminten vasokonstriksi arteri kecil kaki dan tangan setempat,
yang mengakibatkan perubahan warna dan suhu. Biasanya unilateral
dan hanya mengenai satu atau dua jari. Selalu berhubungan dengan
penyakit sistemik yang mendasarinya. Dapat terjadi pada
sklerodema, lupus eritematosus sistemik, artitis rheumatoid,
penyakit arteri abtruksi, atau trauma.

2.5 Penatalaksanaan
Tujuan Dalam Mengontrol Penyakit Raynaud adalah menghindari
ransangan tertentu yang mengakibatkan vasokonstriksi.
Tindakan dilakukan untuk menghindari situasi yang tidak
nyaman. Kecemasan mengenai komplikasi berat seperti gangrene dan
amputasi sering terjadi dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Pasien
harus diyakinkan bahwa gejala serius seperti itu tidak bias terjadi pada
penyakit raynaud. Rokok harus di hindari.

4
Pajangan dingin harus diminimalkan. Didaerah yang musim gugur
dan musim saljunya sangat dingin, pasien harus tinggal dalam rumah
sebanyak mungkin dan mengenakan pakaian hangat apabila keluar.
Sebaiknya menggunakan bahan yang memang dibuat khusus untuk
iklim dingin (mis., Tinsulate). Benda tajam harus digunakan dengan
hati-hati agar tidak menciderai diri. Dokter dapat meresapkan
vasodilator, penyekat kanal kalsium dan bahan simpatolitik, seperti
neokardin, nifedipine, atau turunan rauwolfia yang lainnnya, meskipun
efektifitasnya tidak selalu sama. Pasien harus diingatkan mengenai
kemungkinan terjadi hipotensi postural yang dapat terjadi akibat obat-
obatan ini dan dapat dipengaruhi oleh alcohol, latihan dan udara panas.
Memotong saraf simpatis dengan mengangkat ganglion atau
memotong cabang-cabangnya (simpatektomi) dapat memberikan
perbaikan pada pasien dengan penyakit raynaud.

5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Kasus
Di Kecamatan Tamansari terdapat pengrajin memahat patung dari
batu kali. Para pekerja sering bekerja menggunakan alat yang cara
mengoprasikannya dengan alat getar atau mesin getar untuk
menghancurkan batu. Pekerja sering mengeluh tangan nya sering kebas
saat memahat kerajinan. Pekerja mengalami Hand Arm Vibration
Syndrom (HAVS). Bahkan ada pengrajin memahat patung yang sudah
terdiagnosa Raynaud sebanyak 5 orang . Dengan jumlah pekerja
sebanyak 50 orang berdasarkan data dari perusahaan pengrajin patung
ini di dapatkan data sebagai berikut :

3.2 Pengkajian
1. Biologi
No Karakteristik Frekuensi / Jumlah
1 Jenis Kelamin :
a. Laki-laki 20 orang
b. Perempuan 30 orang

2 Jenis pekerjaan :
a. Pemahatan 20 orang
b. Pengepakan 25 orang
c. Pengawasan 5 orang
3 Usia :
a. 25 – 35 tahun 15 Orang
b. 36 – 45 tahun 25 Orang
c. 47 – 57 tahun 10 Orang
4 Tingkat Pendidikan :
a. Tamatan SD 15 Orang
b. Tamatan SMP 25 Orang
c. Tamatan SMA 10 0rang
5 Lama Bekerja :
a. 5 – 10 Tahun 15 Orang
b. 11 – 15 Tahun 15 Orang
c. 16 – 20 Tahun 5 Orang
d. 21 – 25 Tahun 8 Orang

6
e. > 25 Tahun 7 Orang

6 a. Yang tidak terkena Raynaud 45 Orang


b. Yang terkena Raynaud 5 Orang
Dari data di sebuah pengrajin patung dengan rata-rata usia
tertua pengrajin berkisar usia 57 tahun dan termuda berusia sekitar
25 tahun. Dan kebanyakan pengrajin patung di desa tamansari
nyaitu perempuan sekitar 30 orang.

2. Lingkungan
Luas bangunan perusahaan pengrajin di taman sari nyaitu
seluas 100 x 50 meter dengan di dalamnya berupa ruangan
memahat , pengecekan ,pengepakan dan terdapat 2 kamar mandi
didalamnya. Jenis bangunannya permanen atap bangunan berupa
genting sintesis dengan dingding terbuat dari tembok dengan lantai
dri semen , ventilasi diruangan ini berasal dari jendela-jendela kecil
di atas tembok yang berjumlah masing masing 10 buah di kiri dan
kanan sisi bangunan total 20 buah, penerangan ruangan berasal dari
pintu ruangan besar yang dibuka saat jam kerja bila menjelang sore
terdapat lampu neon yang memberikan pencahayaan diruangan ini.
Kebersihan didalam ruangan cukup bersih dan rapih.Kondisi kamar
mandi bersih tetapi jumlahnya sangat terbatas dan jaraknya jauh
dari tempat pengolahan. Pembuangan limbah perusahaan ini
biasanya dikumpulkan dan biasa dijual kembali ke kontruksi
bangunan.

3. Gaya Hidup
Dalam perusahaan ini pegawai diberikan makan sebanyak 2x
sehari dengan menu nasi dan lauk pauknya, untuk aktvitasnya
pegawai bekerja masing-masing sesuai dengan tugasnya dari mulai
jam 10 pagi sampai jam 8 malam dengan masing-masing pegawai
memakai APD (Alat Pelindung Diri) berupa masker, sarung tangan,
kacamata. Tetapi dari sebagian besar pegawai pemahat patung
masih ada yang tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara
lengkap dengan alasan tidak nyaman saat melakukan pekerjaan dan
kurangnya pengetahuan pegawai pemahat patung akan pentingnya
penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) pada saat bekerja.

4. Sistem Kesehatan

7
Di pengrajin pemahat patung ini tidak terdapat sebuah klinik
kesehatan yang disediakan untuk seluruh pekerja, hanya terdapat
kotak P3K yang kurang lengkap. Diperusahaan ini juga tidak pernah
diadakannya promosi kesehatan tentang pentingnya keselamatan
kerja sehingga pekerja tidak diberi asuransi keselamatan pada saat
terjadi kecelakaan kerja.

5. Ekonomi
Rata-rata penghasilan pekerja di pengrajin pemahat patung
untuk bagian pemahat dan pengepak sekitar Rp. 1.000.000 – Rp.
1.500.000 sedangkan untuk bagian pengawasan yaitu sekitar Rp.
1.500.000 – 2.000.000.

6. Keamanan dan Transportasi


Sistem keamanan perusahaan cukup baik dengan adanya
satpam dan juga adanya cctv di tiap ruangan. Untuk penanggulangan
kebakaran terdapat alat kebakaran manual disetiap ruangan.
Penanggulangan polusi hanya terdapat ventilasi dari jendela
seadanya. Untuk transportasi terdapat satu unit mobil pickup untuk
mengantar pesanan dan satu unit mobil truk kecil untuk mengambil
bahan baku.

7. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi didalam perusahaan ini menggunakan
telepon disetiap ruangan, apabila ada informasi atau pengumuman
dari perusahaan akan disiarkan melalui pengeras suara yang ada
disetiap ruangan. Dalam melakukan pemasaran dan pemesanan bisa
melalui telepon ataupun media social. Bahasa yang digunakan untuk
komunikasi antar pekerja sehari-hari yaitu bahasa sunda.

8. Pendidikan
Data yang didapatkan di desa tamansari pekerja pemahat patung
yaitu sebagai berikut:
Tingkat Pendidikan :
a. Tamatan SD 15 Orang
b. Tamatan SMP 25 Orang
c. Tamatan SMA 10 0rang

8
Saat dilakukan pengkajian dengan kuesioner tentang pengetahuan
pekerja terhadap penggunaan APD untuk keselamatan kerja di Desa
Tamansari pada pengrajin pemahat patung didapatkan data :
a. 15 orang (30%) dari pekerja mengetahui
b. 35 orang (70%) dari pekerja tidak mengetahui

9. Rekreasi
Berdasarkan data yang didapatkan dari perusahaan pengrajin
pemahat patung, hari libur untuk pegawai yaitu setiap hari sabtu dan
minggu. Di akhir tahun biasanya perusahaan mengadakan rekreasi
tahunan untuk para pegawai.

3.3 Diagnosa Keperawatan menurut NANDA NIC-NOC


1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada pekerja pemahat patung ditandai
dengan kebas pada bagian tangan
Definisi :
Merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospritual, lingkungan dan social.

Batasan Karakteristik :
- Ansietas
- Menangis
- Gangguan pola tidur
- Takut
- Ketidakmampuan untuk rileks
- Iritabilitas
- Merintih
- Melaporkan merasa dingin
- Melaporkan merasa panas
- Melaporkan perasaan tidak nyaman
- Melaporkan gejala distress
- Melpaorkan rasa lapar
- Melaporkan rasa gatal
- Melaporkan kurang puas dengan keadaan
- Melaporkan kurang senang dengan situasi tersebut
- Gelisah
- Berkeluh kesah

9
Faktor yang berhubungan :
- Gejala terkait penyakit
- Sumber yang tidak adekuat
- Kurang pengendalian lingkungan
- Kurang privasi
- Kurang kontrol situsional
- Stimulasi lingkungan yang mengganggu
- Efek samping terkait terapi (mis ; medikasi, radiasi)

2. Kurangnya pengetahuan pekerja pemahat patung di Kecamatan


Tamansari ditandai dengan 70 % pekerja pemahat patung kurang
mengetahui terhadap penggunaan APD untuk keselamatan kerja
Definisi :
Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan
topic tertentu.

Batasan karakteristik :
- Perilaku hiperbola
- Ketidakakuratan mengikuti perintah
- Ketidakakuratan mengiuti tes
- Perilaku tidak tepat (mis : hysteria, bermusuhan, agitasi, apatis)
- Pengungkapan masalah

Factor yang berhbungan :


- Keterbatasan koginitif
- Salah interpretasi informasi
- Kurang pajanan
- Kurang minat dalam belajar
- Kurang dapat mengingat
- Tidak familier dengan smber informasi

3.4 Analisa Data

Data subjektif Data objektif Masalah


1. Pekerja mengatakan 1. 5 Pekerja terdiagnosa Rasa nyaman Nyeri
tangannya sering raynaud di pengrajin
kebas pada saat pemahat patung di
bekerja di pengrajin kecamatan
pemahat patung di Tamansari
kecamatan 2. Pekerja pengrajin

10
Tamansari pemahat patung di
kecamatan
Tamansari terlihat
gemetaran di daerah
tangan

1. 70 % Pekerja 1. Banyak pekerja tidak Defisit pengetahuan


mengatakan belum menggunakan APD
mengetahui tentang dalam melakukan
kepentingan pekerjaan
menggunakan APD ( 2. Kurangnya
Alat Pelindung Diri) perlengkapan APD
dalam keselamatan yang tersedia di
kerja pengrajin pemahat
2. Pekerja menganggap patung di kecamatan
penggunaan APD Tamansari
membuat tidak 3. Kebanyakan pekerja
nyaman dalam rata rata lulusan SD
bekerja

3.5 Skoring Masalah

Masal Kesad Motiv Kema Keters Konse Percep J P


ah aran asi mpuan ediaan kuensi atan u R
keseh masya masya perawa keahlia jika penyel m I
atan rakat rakat t untuk n yang masala esaian l O
akan dalam mempe relevan h tidak masala a R
adany menye ngar tersele h yang h I
a lesai uhi saika dapat T
masal kan dalam dicapai n A
ah masal penyel i S
a esaian l
masala a
h i

11
Kriteri Kriteri Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria
a : a : : Tinggi : Tinggi : Tinggi : Tinggi
Tinggi Tinggi (3) (3) (3) (3)
(3) (3) Sedang Sedang Sedang Sedang
Sedang Sedang (2) (2) (2) (2)
(2) (2) Rendah Rendah Rendah Rendah
Renda Renda (1) (1) (1) (1)
h (1) h (1)
Bobot Bobot Bobot 5 Bobot 7 Bobot 8 Bobot 8
5 10
1 3/3 x 3/3 x
2/3 x 1/3 x 7 3/3 x 8 2/3 x 8 3 
5=5 10 =
5=3 = 2 1/3 =8 = 5 1/3 3
10 2
/
3
2 2/3 x 2/3 x 2/3 x 1/3 x7 2/3 x 8 3/3 x 8 2
5 = 3 10 = 7 5 = 3 = 2 1/3 = 5 1/3 = 8 7
1/3 3
/
3

3.6 Intervensi

No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi


Hasil

12
1 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan
nyeri pada pekerja keperawatan selama 30 yang menenangkan
pemahat patung di menit dalam 2 kali 2. Nyatakan dengan
kecamatan Tamansari pertemuan, pekerja jelas harapan
ditandai dengan kebas mampu mengontrol rasa terhadap pelaku
pada bagian tangan kebas dengan kriteria hasil pasien
: 3. Jelaskan semua
1. Mampu mengontrol prosedur dan apa
nyeri yang dirasakan yang dirasakan
pekerja selama prosedur
2. Pekerja mampu 4. Pahami persfektif
mengungkapkan nyeri pasien terhadap
berkurang dengan situasi stres
manajemen nyeri 5. Temani pekerja untuk
3. Mampu mengenali nyeri memberikan
(skala, intensitas, keamanan dan
frekuensi dan tanda mengurangi takut
nyeri) 6. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensip kepada
pekerja
7. Observasi reaksi
ketidaknyamanan
pekerja
8. Kurangi faktor
presipitasi nyeri pada
para pekerja
2 Kurangnya pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan penilaian
pekerja pemahat patung keperawatan selama 30 tentang tingkat
di Kecamatan menit dalam 1 kali pengetahuan pekerja
Tamansari ditandai pertemuan, pekerja terhadap APD
dengan 70 % pekerja mengetahui manfaat APD 2. Sediakan informasi
pemahat patung kurang pada keselamatan kerja pada pekerja tentang
mengetahui terhadap dengan kriteria hasil : manfaat dari
penggunaan APD untuk 1. Pekerja mampu penggunaan APD
keselamatan kerja mengetahui tentang 3. Berikan informasi
manfaat dan kerugian pada pekerja tentang
dari penggunaan APD kerugian dari
penggunaan APD

13
4. Berikan penyuluhan
tentang keselamatan
kerja

3.7 Analisa Jurnal

Judul :

1. Paparan Getaran Mesin Gerinda dan Keluhan Subjektif (Hand Arm


Vibration Syndrome) Pada Tenaga Kerja di Abadi Dental
Laboratorium Gigi Surabaya
2. Analisi Getaran Berulang (Repetitive) dan Getaran Lengan Tangan
(Hand Arm Vibration) Terhadap Kejadian Epicondylitis Meldial
(Golfer Elbow) Pada Pekerja Meubel Pembuat Springbed Bigland
PT. Dayak Lestari Ekaniaga
PENGARAN TUJUAN METODE HASIL DISKUSI
G, TAHUN PENELITIAN PENELITIA
N
Muhammad Penelitian Metode Berdasarka Berdasarkan
Saiful ini penelitian n data hasil diskusi
Hidayat dilakukan yang akan primer 13 untuk
untuk digunakan orang mengurangi
mengetahui adalah (72,2%) efek Hand
Pada bulan hubungan penelitian dengan Arm
Desember paparan deskriptif. intensitas Syndrome
2011 - April getaran Jika paparan pada tenaga
2012 mesin ditinjau getaran 0,3 kerja di
gerinda dari m/detik² – Abadi
terhadap waktunya, 1,2 Dental
keluhan termasuk m/detik² Laboratoriu
subyektif penelitian mengalami m Gigi
hand arm cross keluhan Surabaya

14
vibration sectional. Hand Arm didapatkan
syndrome Sampel Vibration hasil bahwa
pada tenaga penelitian Syndrome dengan
kerja ini adalah dan merawat
Laboratoriu tenaga sebanyak 5 dan
m Gigi di kerja yang orang mengganti
Abadi diambil (27,8%) spare-part
Dental dari tidak dari mesin
Laboratoriu seluruh mengalami gerinda
m Gigi populasi keluhan, dapat
Surabaya. dengan walaupun mengurangi
jumlah 18 intensitas gejala Hand
orang paparan Arm
getaran Vibration
rendah Syndrome
namun
getaran
ikut
memberika
n dampak
pada
munculnya
keluhan
Hand Arm
Vibration
Syndrome

Deri, Tedy Tujuan Metode Hasil Berdasarkan


Dian penelitian penelitian perhitunga hasil diskusi
Pradana ini untuk yang n uji didapatkan
Dan Idjeriah mengetahui digunakan statistik Chi bahwa
Rossa “analisis adalah Square adanya
gerakan pendekatan diperoleh P hubungan
9 januari berulang kuantitatif value antara hand
tahun 2015 (repetitive) dengan 0,017, arm
dan getaran desain sehingga vibration
lengan cross Ho ditolak syndrome
tangan sectional, (Ha dengan

15
(hand arm Populasi diterima), terjadinya
vibration) dan sampel disimpulka Epicondylitis
terhadap dalam n bahwa pada
kejadian penelitian ada pekerja
epicondylitis ini adalah hubungan meubel
medial seluruh antara pembuat
(golfer pekerja getaran springbed
elbow) pada yang lengan bigland di
pekerja bekerja di tangan PT. Dayak
meubel pabrik (hand arm Lestari
pembuat pembuatan vibration) Ekaniaga
springbad springbad dengan
bigland PT. bigland PT. kejadian
Dayak Dayak epicondyliti
Lestari Lestari s medial
Ekaniaga. Ekaniaga (golfer
Desa Wajok elbow)
Hilir pada
Kecamatan pekerja
Siantan meubel
Kab. pembuat
Pontianak springbed
yang bigland di
berjumlah PT. Dayak
45 orang. Lestari
Ekaniaga,
dengan
PR=4,909
(CI 95%
1,263-
19,081).

16
BAB IV
PENTUP

4.1 Kesimpulan
Raynauds Disease merupakan salah satu penyakit yang
menyerang pembuluh darah arteri, dimana penyebabnya merupakan
non-aterosklerotik. Non-aterosklerotik merupakan salah satu
penyebab penyakit arteri dimana penyakit hanya menyerang susunan
pembuluh darah arteria pada lapisan media arteria dan arteri perifer.
Raynaud bisa disebabkan oleh penyakit autoimun, seperti
scleroderma, artritis rematoid dan aterosklerosis. Beberapa penderita
juga mengalami sakit kepala migren, angina varian dan tekanan darah
tinggi dalam paru-parunya (hipertensi pulmoner).Raynaud ditandai
dengan pucat yang timbul akibat vasokontriksi yang mendadak, kulit
menjadi kebiruan akibat darah yang memasuki kapiler sangat sedikit,
terjadi vasodilatasi, dan rasa baal dan kesemutan.

Penatalaksanaan Raynaud pertama-tama pakai baju hangat,


istiahat yang cukup di rumah, lalu konsultasikan pada dokter bila
gejala di atas tidak kunjung membaik dengan penatalkasanaan
sederhana berikut.

4.2 Saran
1. Setelah dilakukan promosi kesehatan diharapkan para pekerja
memahami akan pentingnya memakai APD saat bekerja.
2. Diharapkan perusahaan memerhatikan akan keselamatan
kesehatan para pekerja pemahat patung.

17

Anda mungkin juga menyukai